Lanjut Sugiharsono, dalam pertemuan kali ini diharapkan dapat menjalin silaturahmi antara jajaran pimpinan FE UNY dengan orangtua/wali mahasiswa baru sehingga tidak hanya semata-mata bertemu namun pertemuan juga harus punya makna. Tentunya kami juga mengharapkan bantuan kerjasama dari orangtua/wali dalam membimbing dan membina mahasiswa kita karena tidak gampang dalam pembentukan karakter tidak bisa hanya dibentuk di kampus saja namun di rumah juga sangat penting. Dengan begitu diharapkan visi pada tahun 2025 UNY menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan bisa terwujud.

Sementara itu Dr. Udik Budi Wibowo dari Pemalang yang merupakan perwakilan dari salah satu orangtua/wali mahasiswa baru FE UNY menyerahkan secara resmi anaknya untuk mengikuti pendidikan di FE UNY. Serta mohon bimbingannya bila ada sikap dan perilaku dari anak didik kita yang salah mohon untuk diluruskan. Perlu diketahui bahwa anak didik kami banyak juga yang tinggal di pondokan/kost sehingga kami tidak bisa mengawasi terus setiap harinya untuk itu kami mohon bisa diberi informasi tentang laporan perkembangan studi anak kami. Kami juga mengharapkan supaya komunikasi ini bisa berjalan antara kedua belah pihak. (Isti)

Sementara itu Miftakhul Hidayah Calon Wisudawan dari Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY sekaligus peraih Indeks Prestasi (IP) Tertinggi dengan IP 3,75 dalam sambutannya mewakili teman-temannya mengatakan, bahwa malam ini saya ingin mengekpresikan kebahagiaan, karena malam ini malam yang membanggakan. Perjuangan ke depan lebih sulit daripada perjuangan sebelumnya, karena kita dituntut sebagai pendidik yang bermoral, profesional, pertanggungjawaban ilmu yang kita dapat selama ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar FE UNY dan mohon doa restu semoga ke depan kita mendapatkan pekerjaan yang baik, dapat membawa nama baik dan mampu menjadi figur FE UNY yaitu dengan semboyannya FE BRIGHT dengan kepanjangan Bermoral Rasional Integritas Gigih Humanis dan Tagwa.

Sedangkan Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, M.Si. berpesan, “Alumni yang sudah sukses beritahu kami dan yang belum sukses juga beritahu kami. Sehingga nantinya kalau ada hambatan dalam mencari atau menciptakan pekerjaan kita bisa memberikan informasi dan solusinya. Sebaiknya jangan mengantungkan diri pada orang lain kalau pengen jadi orang kaya jadilah Wirausaha. IPK tertinggi dan IPK terendah tidak perlu khawatir orang yang beruntung akan mengalahkan orang yang pintar.” (Isti)

Program KKT adalah program yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan terjadinya mismatch atau guru mengajar tidak sesuai dengan bidang studi utamanya. Selain itu kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa distribusi guru di Indonesia tidak merata. Guru pada umumnya terkonsentrasi di darerah perkotaan yang memberi dampak terjadi kekurangan guru di daerah pedesaan. Akibatnya, pada daerah yang kekurangan guru, guru harus mengajarkan beberapa mata pelajaran dan harus mengajar lebih dari satu kelas. Sebaliknya, pada daerah yang kelebihan guru, pemberlakuan jumlah jam mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi guru bersertifikat pendidik tidak dapat terpenuhi.

Menurut Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, M.Si. dalam sambutannya berpesan pada peserta yudisium bahwa perjuangan tidak berhenti sampai disini. Masih jauh perjuangan kita untuk meraih kesuksesan baik itu dalam mencari pekerjaan ataupun menciptakan lapangan kerja. Kalau kita mampu dalam membuka lapangan kerja berarti kita juga telah membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Dengan begitu kita juga tidak mengantungkan diri pada orang lain.

Atim Nastiari, salah satu mahasiswa program KKT dari jurusan Pendidikan Ekonomi yang sebelumnya menempuh program S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi guru-guru. Selain dapat menambah basis pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu, ia juga mengungkapkan bahwa setelah mengikuti program ini menjadi semakin terpacu untuk memperdalam keilmuan. Sayang waktunya hanya berlangsung satu semester dan hanya menempuh 24 SKS sehingga saya kurang percaya diri bila diberi kesempatan untuk mempergunakan kewenangan tambahan yang telah saya peroleh ini.

Lain halnya dengan Siti Utami mahasiswa program KKT peraih IPK Tertinggi 3,65 dari Jurusan Pendidikan Akuntansi yang sebelumnya menempuh program S1 Pendidikan Ekonomi mengatakan bahwa dengan adanya program KKT ini sangat membantunya dalam memberikan materi pelajaran Ekonomi di Kejar Paket C yang diselenggarakan PKBM Sadewa Gunungkidul. Karena dalam pembelajaran Ekonomi tingkat SMA ini mencakup pula pelajaran Akuntansi.

Selain itu, Erma Elliana Hayati peraih IPK tertinggi pada periode yudisium kali ini mengatakan bahwa selama menempuh kuliah di FE UNY merasa puas dengan pelayanan yang diberikan serta berharap supaya FE UNY makin maju prestasinya dan pelayanan prima semakin ditingkatkan. Ia juga mengatakan bahwa untuk mencapai nilai IPK 3,65 tidak didapatkannya dengan mudah namun penuh dengan perjuangan dan belajar yang giat. Walau kuliah sambil bekerja namun belajarnya tidak pernah ditinggalkannya, demikian terang Erma yang juga bekerja sebagai Tentor di Bimbel SMART GAMA. (Isti)

Ketua panitia, Lina Nur Hidayati disela-sela acara mengungkapkan, pelatihan akan memberikan motivasi dan semangat serta bekal bagi para calon sarjana FE UNY. Hal itu dibutuhkan mengingat kerasnya dunia persaingan dalam mencari kerja. “Selain itu untuk memberikan nilai tambah kepada para sarjana UNY sehingga memiliki kemampuan lebih dalam persaingan global ini,” ujarnya. Kegiatan pelatihan ini merupakan program rutin pihak fakultas dalam usaha membekali para sarjananya. Untuk kali ini diikuti oleh 228 calon sarjana UNY dari fakultas Ekonomi.

Pihak fakultas memberikan program pelatihan dan motivasi dengan dua jalur besar yakni untuk dapat bersaing dalam lapangan pekerjaan,. Selain itu jalur untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Materi pelatihan diberikan oleh pakar motivasi dan pengembangan diri dari Magdalena Sukartono, salah seorag psikologi Senior yang berasal dari lembaga Abisatya Paramitha. Dia menyatakan, meningkatnya kompetensi dan kemampuan menjadi tuntutan mutlak, sehingga akan menjadi pribadi yang memikili nilai plus.“Hal inilah menjadi salah satu peluang dalam memenangkan persaingan di dunia yang mengglobal ini,” terang psikologi yang saat ini berusia 70 tahun.

Dijelaskan Magdalena, tuntutan dunia kerja dan industri, maupun yang lain ialah kemampuan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan serta sikap profesional yang tinggi. Sikap dan kemampuan tersebutdapat dilatih dan didapatkan dengan secara terus menerus belajar dan banyak hal. “Kemampuan tersebut tidak hanya di dapat di bangku kuliah tetapi dari berbagi aspek dan lingkungan yang ada, hanya saja diperlukan sikap dan tekad dari para sarjana itu sendiri untuk mau belajar dan meningkatkan kompetensi tersebut,” paparnya. (Dwi&Isti)