SDGS #4 PENDIDIKAN

Organisasi Kemahasiswaan Wadah Kembangkan Softskills

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melaksanakan acara pelantikan pengurus organisasi kemahasiswaan (ormawa). Acara tersebut juga menjadi saksi perpindahan kepemimpinan salah satunya di tingkat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UNY dari Farras Raihan, yang menjabat sebagai Ketua periode 2023, kepada Fajar Aji Ramdani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2021, yang akan menjabat sebagai Ketua periode 2024.

Dalam sambutannya, Dekan FEB UNY Prof. Dr. Siswanto, M.Pd. menyatakan bahwa pelantikan ini merupakan sebuah momentum penting untuk memantapkan diri dan menjadikan ormawa sebagai wadah pengembangan diri, baik dari segi hardskills maupun softskills. Siswanto menekankan pentingnya pengembangan softskills, yang seringkali tidak diperoleh di dalam kelas, tetapi justru melalui pengalaman aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

"Dunia kerja saat ini semakin menuntut adanya softskills yang tidak selalu diperoleh di bangku kuliah. Oleh karena itu, manfaatkanlah organisasi sebagai tempat untuk mengembangkan diri. Ketahuilah batasan-batasan dalam demokrasi, mari menjadi mitra dan bersinergi untuk mengembangkan fakultas atau universitas," ujar Dekan.

Siswanto juga menambahkan, "Apabila terdapat perbedaan pendapat terkait kebijakan, mari berkomunikasi melalui forum dialog yang santun dan menyenangkan. Anggaran untuk kegiatan organisasi tidak akan berkurang, dan program-program kerja akan diarahkan untuk pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas, terutama dalam pencapaian prestasi dan keterlibatan dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Setiap program kerja harus direncanakan secara matang sejak awal, bukan bersifat mendadak tanpa perencanaan."

Acara pelantikan ini dihadiri oleh para pengurus ormawa, mahasiswa, dan dosen pembimbing di FEB UNY yang turut memberikan dukungan dalam upaya pengembangan potensi mahasiswa di bidang akademik maupun non-akademik.

“Kami berharap dengan adanya pelantikan ini, para pengurus ormawa FEB UNY dapat menjalankan tugasnya dengan baik serta dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya dalam mengembangkan potensi diri dan berkontribusi dalam kemajuan fakultas dan universitas,” pesan Dekan. (fadhli)

IISMA Bantu Persiapkan Mahasiswa Bersaing Global

Divisi Unit Urusan Internasional dan Kemitraan (UUIK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) pada Kamis (18/01) menyelenggarakan Sosialisasi IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) 2024 melalui moda daring zoom meeting yang diikuti sebanyak 115 mahasiswa FEB UNY. Mahasiswa sangat antusias mengikuti acara sosialisasi yang menghadirkan narasumber Sekretaris Kantor Internasioanal UNY Prof. Anita Triastuti, M.A., Ph.D., Pradipta Aditya Putri mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Angkatan 2020 yang merupakan IISMA Awardee 2023 di KU Leuven Belgia serta Nuricha Fajariani mahasiswa Program Studi Manajemen Angkatan 2020 yang juga merupakan IISMA Awardee 2023 di Hanyang University Korea. Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Riset, Kerjasama, Sistem Informasi dan Usaha (RKSIU) FEB UNY Ani Widayati, M.Pd., Ed.D. dan dimoderatori oleh Kadiv UUIK FEB UNY Arum Darmawati, M.M.

Sosialisasi ini untuk bertujuan untuk menyampaikan apa itu IISMA dan bagaimana prosedur untuk mengikuti kegiatannya. "Harapan kami tidak sekedar pengalaman di luar negeri namun memiliki kapabilitas secara internasional, serta mampu mempersiapkan diri kita untuk memiliki kemampuan menjadi orang yang memiliki daya saing yang bisa diperhitungkan tidak hanya di kancah Asia Tenggara tapi mendunia," demikian disampaikan Ani Widayati saat memberikan sambutan pembukaan.

Sedangkan Prof. Anita Triastuti menyampaikan bahwa IISMA adalah program beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendukung mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas satu semester di universitas-universitas terkemuka dan industri-industri terpercaya di luar negeri.

Lanjut Prof. Anita Triastuti, IISMA menawarkan dua skema untuk mahasiswa, yaitu Sarjana dan Vokasi, yang membuka wawasan mahasiswa Indonesia terhadap keragaman akademik dan budaya internasional. “Mahasiswa menjalani program satu semester (4-6 bulan) di universitas luar negeri untuk belajar, mengenai budaya asing, dan melakukan kegiatan praktik untuk mengasah keterampilan mereka,” terangnya.

Sementara Nuricha dan Pradipta menyampaikan mengenai pengalaman saat mengikuti proses seleksi IISMA, mengapa memilih Hanyang University serta KU Leuven, Belgium dan berbagai pengalaman saat mengikuti perkuliahan serta memberikan motivasi dan semangat kepada para mahasiswa. (Ist)

Pendampingan Administrasi Bisnis dan Creative Marketing pada KWT Dadi Makmur oleh Tim Dosen FEB UNY

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan mendorong pemberdayaan ekonomi di tingkat lokal beberapa waktu lalu. Tim dosen dari FEB UNY dan Fakultas Vokasi UNY terdiri dari Dr. Sutirman, S.Pd., M.Pd., Dr. Kiromim Baroroh, S.Pd., M.Pd., Dr. Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, SE., M.Si. dan Rr Chusnu Syarifa Diah Kusuma, S.A.B., M.Si yang merupakan pakar di bidang administrasi bisnis dan pemasaran kreatif. Kegiatan yang menyasar kelompok wanita tani (KWT) ini melibatkan tenaga kependidikan, yakni Dating Sudrajat, S.A.P. dan lima mahasiswa yakni Nesya Della Andriana, Putri Arum Dita Tahnia, Fitri Indah Yanti, Nida Aulia, dan Heni Setiyaningsih.

Proses pendampingan administrasi bisnis melibatkan pelatihan intensif mengenai pembukuan, penyusunan laporan keuangan, dan manajemen inventaris. Para anggota KWT belajar untuk mengoptimalkan proses administratif mereka sehingga dapat mengelola usaha dengan lebih efisien. Sementara itu, dalam pendampingan creative marketing, tim dosen FEB UNY membimbing KWT Dadi Makmur dalam merancang strategi pemasaran yang unik dan menarik. Penggunaan media sosial, pengembangan materi promosi yang kreatif, dan penerapan konsep pemasaran inovatif menjadi fokus utama dalam membangun citra positif bagi produk-produk lokal KWT.

Dr. Sutirman, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FEB UNY yang juga tim pelaksana PkM dalam sambutannya menegaskan, “Kegiatan pengabdian ini sebagai wujud komitmen universitas dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal. Program ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kapasitas dan potensi masyarakat desa.”

Senada dengan hal tersebut, Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd selaku Ketua Tim Dosen FEB UNY menyatakan, "Pendampingan ini bersifat stimulus agar kader atau pengurus KWT Dadi Makmur mempunyai kapasitas yang baik pada manajerial organisasi yang bersifat administratif, maupun teknis, sehingga potensi yang ada bisa berkembang dan produk yang dihasilkan bisa lebih optimal".

Anggota KWT Dadi Makmur juga menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada tim dosen FEB UNY atas bimbingan yang telah diberikan. Ibu Hj. Rumiyati, selaku Ketua KWT Dadi Makmur, mengungkapkan, "Pendampingan ini tidak hanya membantu kami dalam meningkatkan penjualan, tetapi juga memberi kami kepercayaan diri untuk terus berkembang."

Dengan berhasilnya program ini, diharapkan pemberdayaan serupa dapat terus dilaksanakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. (lasmi)

BUMDes Bisa Picu Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan

Desa menjadi salah satu unit terkecil pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, peran desa dalam membantu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sangatlah besar. Melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), pemerintah desa dapat berperan meningkatkan kesejahteraan warganya. Dewasa ini Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah banyak terbentuk di penjuru daerah di Indonesia namun masih belum optimal. Demikian disampaikan Harlina Sulistyorini, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam kuliah praktisi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY, Rabu (1/11).

Mengawali acara, Dekan FEB Prof. Dr. Siswanto dalam sambutannya menuturkan bahwa FEB UNY memiliki fokus tersendiri pada pengembangan UKM (Usaha Kecil dan Menengah). “Core FEB UNY adalah pengembangan UMKM dan tentu sebagian besar ada di desa. Perusahaan nasional dan internasional jumlahnya tidak sebanyak UMKM. Topik pengembangan UKM juga menjadi salah satu fokus pada pertemuan AFEBI di FEB UNY tahun ini,” terangnya.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO. “UNY dan Kemendes seperti kakak-adik karena menterinya juga lulusan UNY. Banyak orang desa yang pergi ke kota, tetapi di kota sudah banyak orang hebat. Mengapa kita tidak membangun desa? UNY memiliki program “Kampus Emas” atau “UNY Bangun Desa” yang pada tahun ini ada di Seyegan. Kami membantu mengembangkan income generating desa,” urainya.

Harlina mengajak mahasiswa mengidentifikasi potensi-potensi di desanya yang bisa dikembangkan dan menjadi sumber kesejahteraan warganya. Dwi, salah satu mahasiswa yang berasal dari Wonogiri menyampaikan bahwa usaha di desanya yang sudah turun temurun adalah jamu tradisional, tetapi kini kejayaannya makin menghilang bahkan sebelum mereka lahir. Inovasi tentu diperlukan untuk menghidupkan dan membangun kembali reputasi jamu tradisional.Sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

“Harus ada pemberdayaan produk melalui BUMDes. Bahkan bila perlu, desa tidak hanya membuat BUMDes sendiri tetapi juga mendirikan BUMDes antar desa,” terang Harlina.

Harlina melanjutkan, ada berbagai jenis usaha yang bisa dikerjakan BUMDes. “Mulai dari pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan dan pelestarian budaya, pengolahan/peningkatan nilai tambah berbasis sumber daya lokal, layanan jasa keuangan mikro, pengelolaan internet, keperantaraan barang, jasa, dan keagenan, dan lainnya. Tapi BUMDes tidak boleh bersaing dengan usaha-usaha masyarakat, khususnya usaha skala individu dan rumah tangga sehingga bisa mematikan usaha masyarakat. Justru, BUMDes harus dapat memicu pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat,” lanjut Harlina. (fdhl)

Dr. Selva Bagikan Pengalamannya di FEB UNY

Pendidikan adalah untuk sepanjang hayat, ungkapan ini senantiasa relevan, dan inilah yang diyakini Dr Seloamoney Palaniandy, sosok pendidik asal Malaysia yang mengunjungi FEB UNY kesekian kalinya, beberapa waktu lalu. Pengajar yang kini aktif di Universitas Goroka, Papua Nugini ini, memberikan kuliah singkat kepada mahasiswa S1, S2, dan S3 di FEB UNY. Sebanyak lebih dari 300 mahasiswa menghadiri acara yang diselenggarakan di ruang Auditorium FEB UNY. Acara dimoderatori oleh dosen Nindya Nuriswati Laili, M.Sc. pada sesi dengan mahasiswa S1 dan oleh Arum Darmawati, M.M. pada sesi dengan mahasiswa S2 dan S3.

Dalam materinya, Selva mengajak mahasiswa S1 untuk mau berbenah diri. Tantangan sekarang adalah Artificial Intelligence (AI) yang mengancam sebagian profesi. “Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja RI, 673.485 orang dari 8,42 juta pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi. Isu yang kini muncul adalah ketidakmampuan lulusan untuk mendapatkan peluang yang cocok dengan bidang ilmu mereka,” urainya.

Selva melemparkan istilah ‘Graduate Marketability’ yang ia sebut sebagai kompatibilitas untuk memasuki pasar kerja. “Bisa juga kita artikan cara kita untuk membuat keahlian kita lebih menarik di depan para perekrut. Sementara itu, ‘Graduate Employability’ adalah kemampuan dari lulusan untuk mendapatkan pekerjaan setelah diluluskan. Dengan kata lain, kemampuan para lulusan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan,” tambah Selva.

Sementara kepada mahasiswa S2 dan S3, Selva memancing mereka untuk lebih banyak menulis dan melahirkan penelitian yang bermutu. “Penelitian yang bagus atau ‘Good Research’ adalah standar yang diterima dan terikat atau terbangun di atas norma-norma kualitas yang diterima secara luas oleh para anggota komunitas akademisi,” terangnya.

Menurut Selva, ada beberapa hal yang membuat sebuah tesis atau disertasi menjadi cacat. “Di antaranya, ketidakjelasan arah/topik/tema, latar belakang masalah yang tidak kuat, literatur yang tidak relevan atau terlalu lama, metodologi dan alat pengukuran yang tidak cocok, pernyataan yang bias atau tercampur opini pribadi, mengutip jurnal atau penulis yang tidak diketahui, dan penataan bab yang tidak imbang/tertata/terjalin baik,” lanjutnya. (fdhl)

BSI Institute Jajaki Kemungkinan Kerja Sama Riset dengan FEB UNY

Sebagai salah satu bank plat merah, Bank Syariah Indonesia (BSI) terus berupaya bertumbuh dan berkembang, terutama dalam dunia perbankan syariah. Untuk itu, BSI memiliki satu lembaga tersendiri yang bernama 'BSI Institute' yang berfungsi sebagai think tank dan menangani berbagai riset, analisis, hingga pengembangan produk perbankan. BSI Institute secara rutin menerbitkan laporan triwulan hasil kajian internal yang diberi nama 'BSI Institute Quarterly'. Demikian dipaparkan Head of BSI Institute, Dr. Luqyan Tamanni saat mengunjungi FEB UNY bersama sejumlah perwakilan BSI Institute dan BSI Yogyakarta beberapa waktu lalu. Delegasi BSI diterima oleh tim perwakilan Unit Urusan Internasional dan Kemitraan (UUIK) FEB UNY yaitu Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. dan Eka Ary Wibawa, M.Pd.

Luqyan melanjutkan, BSI Institute tertarik untuk memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. “BSI Institute ingin turut berkontribusi dalam pengembangan literasi ekonomi syariah selain juga mengembangkan produk perbankan syariah sendiri. Hal ini dilakukan melalui sejumlah langkah, yaitu saling berbagi informasi/data, joint research, dan literacy agenda yang meliputi publikasi penelitian bersama ataupun penyelenggaraan seminar/konferensi bersama,” urai Luqyan.Luqyan Tamanni dan Mimin Nur Aisyah

Mimin mengungkapkan bahwa meskipun FEB UNY belum memiliki program studi ekonomi islam/syariah, FEB UNY telah memiliki laboratorium perbankan syariah bernama Islamic Mini Bank (IMB). “IMB sudah berdiri sejak 2014 dan dijalankan oleh mahasiswa dan sudah memiliki nasabah dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di UNY serta sudah memiliki sejumlah produk perbankan,” urainya.

Sementara itu, Eka menyambut baik kunjungan dari BSI Institute ini. “Ada beberapa dosen kami yang memiliki ketertarikan dan bidang ilmu dalam ekonomi islam, industri halal, dan lainnya. Kerja sama dengan Lembaga seperti BSI Institute tentu memberikan peluang baru dalam pengembangan penelitian dan literasi ekonomi syariah,” tuturnya. (fdhl)

SMA ABBS Surakarta Belajar Investasi di FEB UNY

Guna mengenalkan para siswa kepada dunia perkuliahan dan kampus-kampus terbaik di Indonesia, SMA ABBS (Al Abidin Bilingual Boarding School) Surakarta mengajak para siswanya berkunjung ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis beberapa waktu lalu. Demikian disampaikan perwakilan rombongan SMA ABBS Surakarta. Di FEB UNY, rombongan diberikan materi pelatihan saham yang disampaikan oleh kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia (KE BEI) Yogyakarta dan dari FAC Sekuritas Indonesia Yogyakarta bekerjasama dengan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB UNY.

Dalam paparannya, Arief Ryan Maulana yang menjadi Duta Pasar Modal KP BEI Yogyakarta mengajak para siswa untuk mengenal investasi lebih jauh lagi. “Tabungan tidak akan berubah nilainya bahkan bisa berkurang akibat inflasi. Sedangkan investasi bisa menjadi warisan masa depan, harga saham juga selalu terkendali dan terjangkau serta aman karena diawasi oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” urainya.Hery Gunawan Muhamad

Arief melanjutkan, untuk menjadi pemilik saham sebuah perusahaan tidak sulit. “Cukup membeli 1 lot atau 100 lembar saham kita sudah dianggap sebagai pemilik saham dan bisa mendapatkan dividen dari perusahaan,” tambahnya.

Branch manager FAC Sekuritas Indonesia Yogyakarta, Hery Gunawan Muhamad, mengajak para siswa untuk tak ragu memulai investasi saham sejak sekolah. “Menurut data di tahun 2020, populasi mayoritas adalah generasi Z sebesar 27,94%. Tidak perlu menunggu lulus sekolah untuk memulai belajar investasi. Tentu ada rasa bangga tersendiri, jika kita bisa menjadi pemilik saham perusahaan. Tidak hanya sekedar pegawai atau karyawan. Apalagi kalau ditanya oleh calon mertua,” kelakarnya. (fdhl)

Dibutuhkan Peran Dosen dan Alumni dalam Peningkatan Bidang Kemahasiswaan

Bidang Kemahasiswaan FEB UNY melakukan kunjungan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang beberapa waktu lalu. Rombongan dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FEB UNY Dr. Sutirman, M.Pd. dan diikuti oleh para dosen pembimbing kemahasiswaan dan juga Kepala Layanan Administrasi dan perwakilan staf administrasi FEB UNY. Rombongan diterima oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sumber Daya Prof. Dr. Amin Pujiati, M.Si., perwakilan pembimbing kemahasiswaan dan juga sebagian mahasiswa pengurus organisasi.

Dalam sambutannya, Agung Yulianto mengucapkan selamat datang kepada rombongan FEB UNY. “Kami berterima kasih kepada FEB UNY yang sudah memberikan kesempatan kepada kami beberapa waktu lalu untuk berkunjung. Setelah kunjungan itu kami terapkan rekomendasi yang kami dapatkan di sana. Di antaranya adalah apresiasi dan awarding kepada mahasiswa berprestasi,” urai Agung.

 Menanggapi Agung, Sutirman menyampaikan bahwa FEB UNY meyakini bidang kemahasiswaan FEB Unnes kini lebih maju. “Ini memang kunjungan balasan kami yang bertujuan untuk meningkatkan pembinaan prestasi mahasiswa di FEB UNY,” ujarnya.

Agung melanjutkan, FEB Unnes melalui bidang kemahasiswaan banyak menciptakan program-program untuk memajukan prestasi mahasiswa. “Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi ujung tombak pusat-pusat pengembangan prestasi. Kami juga menyusun buku panduan pengembangan softskill untuk membantu mahasiswa berkembang sesuai potensi mahasiswa,” lanjutnya.

“Ada beberapa pola pengembangan. Yang pertama yaitu softskill dan karir, meliputi kewirausahaan, public speaking, dan career coaching. Yang kedua, prestasi mahasiswa berupa pendampingan mapres, dan penganugerahan prestasi. Yang berikutnya karakter dan kepemimpinan, meliputi studium general, lokakarya, dll.,” urai Agung.

Usai kunjungan, tim FEB UNY melakukan workshop pembinaan bidang kemahasiswaan yang dipandu oleh Endra Murti Sagoro, M.Sc. dan Yolandaru Septiana, M.Pd. Endra yang kerap menjadi pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menyampaikan bahwa dosen berperan penting dalam peningkatan prestasi mahasiswa.

“Dosen semestinya bisa membantu mahasiswa untuk fokus berprestasi, memberikan motivasi dan inspirasi, memperkuat kompetensi mahasiswa, dan memberikan sumberdaya dan bimbingan,” terangnya.

Sementara Yolandaru membagikan sejumlah ide untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam berprestasi. “Agar prestasi mahasiswa optimal, tentu dibutuhkan peran dosen pembimbing, kebijakan kampus yang mendukung, dan adanya penghargaan bagi yang berprestasi. Mahasiswa juga bisa didorong untuk ikut lomba dengan beberapa cara, yaitu dengan inisiatif sendiri, atau ditunjuk oleh dosen, atau dilibatkan dalam penulisan artikel bersama dosen,” urai Yolandaru.

Selain itu, Yolandaru melanjutkan, peran alumni tak kalah pentingnya dalam membantu pembinaan kemahasiswaan. “Alumni adalah aset yang perlu diberdayakan, terutama yang semasa mahasiswa kerap berprestasi di berbagai lomba. Kampus tidak boleh putus komunikasi, terutama apabila dalam proses pendampingan atau bimbingan lomba. Mereka juga bisa dilibatkan dalam penulisan artikel bersama dosen, serta dihargai dengan honor atau fee yang sepantasnya,” ujar Yola. (fdhl)

PKKMB FEB UNY 2023: Compete as Global Citizen

New students from the Faculty of Economics and Business (FEB) UNY experienced an Introduction to Campus Life for New Students (PKKMB) at the faculty level, last Thursday (10/8). Located in Pancasila Park, more than 1000 new students received explanations from the deans and other speakers regarding university life. This event was attended by the entire student board as well as department leaders. This annual occasion is an opportunity for the freshmen to get to know the faculty more closely, including various regulations and policies directly from the official source.

PKKMB 2023 at FEB UNY is the first to be held offline since the COVID-19 pandemic was declared in Indonesia. Dean of FEB UNY Dr. Siswanto welcomed this year's PKKMB "Make sure you get comprehensive information regarding curriculum, academics, and student affairs. The committee has worked well and welcomed you with hospitality," he explained.

Para mahasiswa baru serius mendengarkan narasumberMeanwhile, Sutirman as Vice Dean for Academic, Student and Alumni Affairs said that the faculty provides full support for students to reach their potential. "The faculty provides financial assistance to students who wish to participate in a competition, covering expenses from registration to accommodation and transportation. In addition to earning credits, undergraduate students are now required to accumulate points for their extracurricular activities in order to graduate. These extracurricular achievements can be converted into credit scores," explained Sutirman.

The Vice Dean for Research, Cooperation, Information Systems, and Business (RKSIU) and the Vice Dean for Planning, Finance, General Affairs, and Resources (PKUSD) also encouraged new students. “The PTNBH era requires us to adapt. Facilities and lecture buildings are improved continuously to enhance the quality of education," said PKUSD Vice Dean Dr. Ali Muhson. “The undergraduate study programs at FEB UNY are not only nationally but also internationally accredited. Therefore, as global citizens, we must be prepared to compete with international graduates. FEB UNY has collaborated with many campuses that offer international programs, creating numerous opportunities for students to participate," explained RKSIU Deputy Dean Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. (fdhl)

ICEBESS & ACoMC 2023: Potensi dan Isu Etika di Balik Penggunaan AI

Sebanyak lebih dari 300 peserta menghadiri seminar internasional bertajuk International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2023 yang berbarengan dengan Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) 2023. Bertindak selaku pembicara yaitu dosen dari Departemen Pendidikan Akuntansi Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., CA, CFP., dosen dari Universiti Malaya Malaysia Prof. Dr. Noor Ismawati Binti Jaafar, dan dari Nagoya University, Jepang, Frendy, Ph.D. Seminar juga dihadiri dosen, mahasiswa, dan perwakilan pejabat di lingkungan UNY. Seminar tahunan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO yang hadir secara daring. Seminar ini terselenggara atas kerja sama dengan sejumlah co-host seperti

Dalam sambutannya membuka acara, Sumaryanto mengucapkan selamat datang kepada peserta seminar. “Kecerdasan Buatan (AI) memberikan kesempatan dan potensi untuk memperbaiki kualitas pendidikan, ekonomi, dan bisnis. Kita harus bisa berupaya untuk terus menyediakan solusi-solusi dengan keberadaan AI sehingga mempermudah kehidupan kita,” terangnya.

Sementara itu, Prof. Setyabudi Indartono yang memberikan sambutan mewakili Dekan FEB UNY menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk menyediakan kesempatan kepada para peneliti, profesional, praktisi, dan akademisi saling berbagi gagasan. “Dengan seminar ini diharapkan terbit berbagai artikel yang bisa memperkaya temuan empiris dan berkontribusi dalam peradaban dunia,” pesannya.

Diberikan kesempatan sebagai penyampai materi pertama, Noor Ismawati menyatakan bahwa AI mampu memberikan banyak kemudahan bagi para pelaku ekonomi dan industri. “Dengan kelebihannya, AI dapat membantu memberikan keputusan yang lebih cepat dengan menyediakan analisis data yang lebih cepat. AI dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan prediksi terhadap pemeliharaan industri, sehingga memotong biaya dan waktu. Selain itu, AI juga bisa membantu meningkatkan keamanan siber perusahaan secara lebih efektif dan efisien, serta membantu menemukan fraud dengan lebih cepat,” urainya.

Sementara Ratna Candra Sari mengungkapkan, AI dalam penggunaannya juga harus tetap menggunakan etika. Ratna menyampaikan beberapa isu, di antaranya, bagaimana AI berinteraksi secara etis dengan sesama AI, bagaimana AI berinteraksi dengan manusia, dan bagaimana AI berinteraksi dalam masyarakat. “AI bisa memantau semua data, termasuk juga memantau manusia di dalamnya. Selain itu, penggunaan AI juga berdampak pada emisi karbon yang ternyata lebih besar daripada manusia,” urainya.

Frendy selanjutnya menambahkan bahwa AI yang mampu berinteraksi secara langsung, menghasilkan gambar atau teks, dan menampilkan NLP (Natural Language Processing), adalah satu sub kelompok AI tersendiri yang disebut ‘AI Generative’. “AI Generative dilatih dengan menggunakan data yang besar, yang pada dasarnya adalah teks yang ditulis oleh berbagai orang. Berdasarkan data dari McKinsey Global Institute, AI berkontribusi setidaknya 2,6-8 triliun Dollar terhadap ekonomi global. Kelebihan AI begitu luar biasa, ChatGPT bahkan bisa lulus dari tes CPA. Blake Oliver seorang akuntan publik berpendapat, AI Generative dapat mendorong produktivitas yang selama ini kita inginkan, terutama dalam audit dan perpajakan,” urai Frendy.

Frendy melanjutkan, pada akhirnya, sebagaimana seorang anggota berpesan, tidak penting seberapa bagus AI, tetapi manusialah sebagai penggunanya yang harus berbuat, dan memutuskan untuk menerima, menolak, atau mengubah apa yang sudah diproses oleh AI. (fdhl)

Pages