Dua Mahasiswa FE Ikut Serta dalam ASEAN University Youth Summit 2015

may dan shinta

Tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Siti Maesyaroh (Manajemen 2011), Shinta Widyarini (Pendidikan Akuntansi 2011), dan Janu Muhammad (Pendidikan Geografi 2011) mengikuti acara ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2015 di Universiti Utara Malaysia. Acara yang mengusung tema “ASEAN Youth Network Through Volunteerism” berlangsung dari tanggal 26—29 Januari 2015 di Universitas Utara Malaysia. AUYS dihadiri oleh lebih dari 100 delegasi dari berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, Brunei Darusalam, Filipina, Kamboja, dan Malaysia sebagai tuan rumah. Para mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan ini bertukar pikiran, membangun relasi volunteerism di ASEAN, serta membuka networking untuk kolaborasi aksi nyata pengembangan masyarakat menuju Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari itu, dibuka dan diresmikan oleh menteri Besar, YAB Dato’ Seri Haji Mukhriz Tun Mahathir. Setelah acara pembukaan dan sambutan-sambutan dari pihak tuan rumah, dilanjutkan dengan acara Round Table Discussion 1 yang membahas tema utama yaitu The Role of Youth Volunteers as Agents of Change Towards ASEAN Community 2015. Dalam acara round table discussion 1 setiap masing masing delegasi kampus mengungkapkan pendapatnya dalam meja diskusi sesuai dengan poin-poin pertanyaaan yang dibacakan moderator.

Kegiatan berlangsung semakin menarik ketika masing-masing negara menceritakan mengenai kegiatan volunteerism di masing-masing wilayah. Termasuk delegasi Indonesia yang diwakili Janu Muhammad yang menceritakan mengenai perpustakaan Omah Baca Karung Goni dan Gerakan Mari Berbagi yang diikutinya hingga saat ini.  Acara round table discussion ditutup dengan resolution of round table discussion yang membahas tema Strengthening Youth Volunteering in ASEAN. Pada malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan sharing mengenai P2A (Passage to ASEAN) Members. Passage to ASEAN merupakan sebuah wadah bagi universitas-universitas yang tergabung dalam P2A untuk melakukan kegiatan sit-in atau pertukaran mahasiswa antar anggota P2A.

Sementara hari berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan volunteerism di sekolah dasar dan TK.  Para peserta membantu mengajar dan bermain serta membersihkan lingkungan sekolah bersama anak-anak yang ada di sekolah tersebut. Malam harinya dilanjutkan dengan acara closing ceremony and cultural performance dari masing-masing negara. Riuh tepuk tangan penonton begitu penampilan dari Indonesia yang tampil membanggakan membawakan tarian Betawi dan tarian Sumbawa untuk memperkenalkan beragam budaya yang dimiliki Indonesia. Setelah berakhirnya AUYS 2015 diharapkan terjalin kerja sama antar pemuda-pemudi di ASEAN khususnya untuk menyongsong salah satu pilar ASEAN–Socio Cultural. (may)

 

Mengenal Sosok Ketua BEM KM FE 2015

zaki

Sederhana, bijaksana, dan penuh pemikiran, itulah kesan yang didapatkan dari Zakiyudin, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Fakultas Ekonomi (FE) UNY 2015. Berpasangan dengan Almuarief, alumnus MAN Model Ciwaringin, Cirebon ini terpilih secara demokratis melalui Pemilihan Mahasiswa yang lalu. Seusai dilantik sebagai Ketua BEM KM FE UNY 2015, Zaki, demikian dia biasa disapa, memaparkan apa yang menjadi keinginannya selama menjabat satu tahun kepengurusan. “Di tahun ini, BEM KM FE UNY sudah memasuki forum BEM Fakultas Ekonomi nasional, jadi tinggal memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menyuarakan aspirasi,” ungkapnya.

Zaki menambahkan, BEM KM FE UNY sudah berkembang ke arah yang benar. “Kita sudah mengembangkan Standard of Procedure (SOP) dalam berkegiatan. Selain itu, kita juga membuat analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dan menjabarkan hak dan kewajiban pengurus,” jelasnya.

Pria kelahiran Cirebon, 10 September 1992 ini berharap komunikasi internal yang lebih baik dari pengurus sebelumnya. “Lebih baik saya memiliki pengurus yang berbeda pendapat untuk saling mengoreksi daripada militan tetapi hanya iya-iya saja terhadap apa yang saya katakan,” ucap Zaki yang pada tahun lalu menjadi Kepala Departemen Sosial dan Politik (Kadep Sospol) ini tegas.

Mengikuti ekskul Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) semasa SMA, menjadikan Zaki cukup kenyang pengalaman organisasi. Selain itu, dirinya juga acap diundang sebagai pembicara bidang sosial politik dalam beberapa acara yang diadakan oleh mahasiswa. “Setelah sebelumnya dirintis oleh Pipit Haryadi, Malinda Dwi Apriliane, Agus K. Purnomo, dan Arizqi Nurhamsyah, di tahun ketiga FE memasuki Forum BEM FE nasional ini, semoga rekan-rekan mahasiswa FE bisa lebih bersuara dan berkontribusi di dalamnya,” tutupnya. (fadhli)

Arin Baca Prasetya Alumni, Malinda Yudisium Kedua Kali

Menjadi mahasiswa tak lantas melupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Daripada hanya sekedar menjadi mahasiswa “kupu-kupu”, kuliah-pulang-kuliah-pulang, akan lebih bermanfaat kalau mahasiswa juga beraktivitas non akademis. Banyak hal yang bisa dikerjakan selepas kuliah, seperti aktif di organisasi atau belajar berwirausaha. Yang terpenting, tentu manajemen waktu. Jangan sampai kewajiban studi terganggu oleh aktivitas non akademis. Dengan manajemen waktu yang baik, prestasi bisa diraih, potensi diri bisa bertambah. Arin dan Malinda, dua peserta yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Januari 2015, adalah contoh aktual bagaimana prestasi akademis bisa berbanding lurus dengan berkembangkan softskill dalam diri mereka masing-masing.

Arin Pranesti adalah lulusan dalam Yudisium FE UNY Periode Januari 2015 dengan IPK tertinggi sebesar 3,81. Alumnus program studi (prodi) Pendidikan Akuntansi 2011 ini semasa menjadi mahasiswa aktif sebagai pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Komunitas Riset dan Penalaran (UKMF KRISTAL). Sempat menjadi Sekretaris di dua tahun pertama, Arin didaulat menjadi Ketua KRISTAL pada 2014 lalu. Anak sulung dari dua bersaudara pasangan Suharyanto dan Murtini ini pun tak canggung berkompetisi dalam berbagai lomba dan kompetisi. Selain juara kedua pada ajang Accounting Days 2013 dan peringkat kedua Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FE UNY 2014, Arin juga menjadi finalis di berbagai ajang tingkat nasional yang diadakan di berbagai perguruan tinggi.

Penerima Beasiswa Bidik Misi 2011 ini mengaku tak punya resep khusus untuk meraih prestasi akademis tersebut. “Saya hanya memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, ya pintar-pintar kita mengatur waktu,” terang lulusan SMK N 2 Purworejo ini. Arin menambahkan, kesempatan untuk kuliah ini adalah kesempatan yang sangat berharga. “Saya senang sekali bisa berkuliah di FE UNY. Bidik Misi sudah mewujudkan mimpi saya, dan inilah cara saya mewujudkan ungkapan rasa syukur itu,” terang gadis yang juga sempat bekerja di counter hp untuk menambah penghasilan selama kuliah ini.

Sementara bagi Malinda Dwi Apriliane, ini adalah yudisium keduanya. Kesempatan pertama dia dapatkan saat merampungkan studinya di tingkat Diploma. Melalui Program Kelanjutan Studi (PKS), Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM FE UNY 2013 ini akhirnya berhasil menjadi sarjana di program studi Akuntansi S1. Dengan bekal IPK sebesar 3,84, Malinda berharap untuk bisa melanjutkan studinya di tingkat S2. Gadis asli Banjarnegara ini pun memiliki tips serupa dengan Arin. “Mahasiswa harus bisa seimbang antara kuliah dan organisasi atau bekerja. Softskill tidak bisa berkembang hanya dengan mengikuti kuliah. IPK hanya bisa mengantarkan kita sampai bangku interviu. Selanjutnya, kepribadian yang berperan,” pesannya.

Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan I FE UNY Nurhadi, M.M., sebanyak 60 peserta dinyatakan lulus dalam Yudisium periode Januari 2015 di FE UNY. Dihadiri jajaran dekanat dan kajur kaprodi di lingkungan FE, upacara Yudisium berjalan penuh khidmat. Sebanyak 17 peserta meraih predikat Dengan Pujian, dan sebagai peraih IPK tertinggi dalam periode ini, Arin memimpin rekan-rekannya membacakan Prasetya Alumni. “Inilah klimaks perjuangan kalian selama kuliah. Tetapi, ini juga menjadi awal kalian dalam berjuang di tingkat selanjutnya. Dunia usaha menanti kalian. Bekali diri dengan kepribadian yang baik. Selamat, proviciat!” pesan Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya. (fadhli)

FE UNY Selaraskan Langkah Menutup Semester Gasal 2014/2015

Suasana

Dihadiri lebih dari 70 orang dosen dari Fakultas Ekonomi (FE) UNY dan beberapa fakultas di UNY, FE UNY mengadakan Lokakarya Evaluasi Pembelajaran dan Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal Tahun Akademik 2014/2015 di Auditorium FE UNY pada Rabu (28/01). Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si menyampaikan secara keseluruhan kegiatan pembelajaran di FE UNY berjalan dengan lancar. Kegiatan ini diadakan terutama agar para dosen memiliki persepsi dan pemahaman yang sama terhadap sistem penilaian pembelajaran yang telah disepakati. Selain itu, kesempatan ini juga digunakan untuk mempercepat proses penilaian hasil UAS Semester Gasal 2014/2015 yang belum tuntas.

Sementara itu Wakil Dekan I FE UNY yang dilantik bulan ini, Nurhadi, M.M. menyampaikan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan kepada mahasiswa diperoleh hasil antara lain: Ujian Akhir Semester Gasal Tahun Akademik 2014/2015 berjalan dengan lancar, baik dalam hal ruang ujian maupun pengawasan ujian. Meskipun masih ada pelanggaran aturan ujian oleh mahasiswa, hal tersebut tidak sampai mengganggu jalannya ujian akhir semester.

Memang ada beberapa hal dalam UAS Semester Gasal ini yang patut dijadikan bahan evaluasi bersama. Misalnya, sempat terjadi kekurangan soal ujian akibat adanya sekelompok mahasiswa yang ikut ujian di mata kuliah yang sebenarnya tidak diampu oleh dosen tersebut. Pada beberapa kesempatan, penyerahan soal sebelum ujian dari dosen pengampu juga masih mengalami keterlambatan. Di samping itu, perbedaan sistem pengerjaan ujian pada mata kuliah yang diampu juga menimbulkan masalah lain. Pada satu kelas dikerjakan secara open book, di kelas lain ternyata closed book, dan menimbulkan sedikit masalah pada kelas yang berisi campuran dari dua kelas tersebut.

Pada kesempatan tersebut juga disampaikan mengenai pentingnya Penjaminan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar. Adapun tujuan penjaminan mutu adalah untuk memenuhi/melampaui Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.

“Dosen harus secara jelas menyampaikan kepada mahasiswa perihal berbagai aspek seperti tujuan perkuliahan, media pembelajaran, sumber acuan yang dirujuk, hingga jenis dan metode penilaian kinerja mahasiswa. Para dosen harus siap jika suatu saat mahasiswa bertanya mengenai nilai yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan selama perkuliahan,” urainya.

“Saya harap, kualitas mahasiswa bisa terus ditingkatkan. Jika mereka mengawali kuliah tanpa mengetahui apa-apa, selesai perkuliahan ada banyak hal yang sudah mereka ketahui, dan evaluasi adalah sarana yang tepat untuk mengukur pengetahuan yang mereka dapatkan itu,” pesan Sugiharsono dalam arahannya. (fadhli)

Ormawa FE UNY Lanjutkan Tongkat Estafet Kepemimpinan

Suasana

Setiap akhir pasti akan memunculkan awal yang baru, begitu juga dengan estafet kepengurusan Organisasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (ORMAWA FE UNY). Setelah semua pengurus 2014 telah resmi demisioner melalui sidang umum akhir tahun masing-masing, kini tibalah saatnya pada kepengurusan 2015 yang akan melanjutkan amanah. Setelah melewati masa Pemilihan Umum Mahasiswa (PEMILUWA), akhirnya masing-masing pemimpin dari ORMAWA dilantik. Satu tahun kedepan merupakan waktu yang harus diisi dengan segala kreativitas dan karya yang membanggakan. Itulah tugas yang harus diemban oleh seluruh ketua ORMAWA beserta jajaran pengurusnya nanti. Sebanyak 10 ketua ORMAWA yang terdiri dari ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), enam Himpunan Mahasiswa (HIMA), dan dua Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas (UKMF) secara resmi dilantik pada Jumat (2/1) di Auditorium FE UNY.

Seperti pada tahun sebelumnya, agenda ini dihadiri oleh ketua ORMAWA terpilih beserta Pengurus Harian dan Pengurus Inti (PHPI), ketua ORMAWA 2014, pembimbing kemahasiswaan, dan jajaran Dekanat. Pada tahun ini, Zakiyudin (Mahasiswa Pendidikan Akuntansi) dan Almuarief (Manajemen) terpilih menjadi pemimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY 2015 yang akan mendampingi para ketua ORMAWA tingkat Fakultas lainnya di lingkungan FE. Ketua ORMAWA lain yang turut dilantik yaitu Abi Sofyan Risdiyantara (DPM), Reza Agung Prabowo (UKMF Al-Fatih), Titik Ulfatun (UKMF KRISTAL), Linda (HIMA ADP), Afrial Irfa’ (HIMA DIKSI), Ayodya (HIMA MANAJEMEN), Pandu (HIMA P. EKONOMI), Aditya Galan (HIMA AKUNTANSI), dan Rezza Winar Nugroho (HIMA D3 FE).

Agenda pelantikan pengurus ORMAWA FE UNY 2015 ini dimulai pukul 14.30 WIB. Acara pertama pembukaan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selanjutnya dibacakan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi tentang pelantikan pengurus ORMAWA 2015 oleh Bapak Siswanto, M.Pd selaku Wakil Dekan III FE UNY. Acara selanjutnya ialah serah terima jabatan dari ketua ORMAWA lama kepada ketua ORMAWA yang baru, dan terakhir penyampaian sambutan sekaligus arahan dari Bapak Sugiharsono, M.Si selaku Dekan FE UNY. Dalam arahannya, Sugiharsono menyampaikan, ”menjadi pengurus ORMAWA adalah salah satu jalan menuju kesuksesan, karena banyak hal yang bisa dipelajari dalam lingkungan ORMAWA.” Sugiharsono juga berpesan agar selama satu tahun kedepan agenda ORMAWA yang dilaksanakan dapat membawa nama baik FE UNY, baik bagi masyarakat kampus maupun luar kampus. Setelah selesai memberikan arahan, beliau juga memberikan pagam penghargaan kepada ketua ORMAWA lama atas pengabdiannya selama satu tahun. Agenda ditutup dengan foto bersama antara pihak Dekanat dengan seluruh pengurus ORMAWA yang baru dilantik. (arizqi)

Nunung Manfaatkan Internet untuk Perdalam Pemahaman

Sebanyak 41 orang mahasiswa dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik dan administratif, sehingga berhak menyandang gelar akademik S1 atau D3 dalam upacara yudisium di Fakultas Ekonomi (FE) UNY Rabu (31/12) lalu. Dalam laporannya selaku Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd., menyampaikan, “Peserta yudisium bulan ini terdiri dari 27 orang S1 Kependidikan, 10 orang S1 Non Kependidikan, dan 4 orang Program D3. Sebanyak tujuh orang mendapat predikat “Dengan Pujian”, dan peraih IPK tertinggi pada periode ini adalah Nunung Khusnul Khotimah dengan IPK sebesar 3,78 dari Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran S1,” urainya. Selain para peserta yudisium, acara dihadiri kabag, kasubag, serta kajur kaprodi di lingkungan FE UNY.

Upacara Yudisium menandai pencapaian bersejarah bagi seorang mahasiswa. Dengan upacara yudisium, seorang lulusan S1 dan D3 sudah berhak menyandang gelar meskipun upacara wisuda belum dilaksanakan. “Oleh karena itu, setelah acara ini, silakan ke percetakan, lalu membuat kartu nama kalian yang sudah dibubuhi gelar masing-masing. Jangan cepat puas. Sebaliknya, justru ini menjadi awal perjuangan kalian,” ungkap Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya.

Nunung Khusnul Khotimah yang akrab dipanggil Nunung, menjadi peserta peraih IPK tertinggi pada yudisium periode ini. Anak sulung dari tiga bersaudara putra pasangan Bapak Yasin Widodo dan Ibu Siti Maemunah ini merasa sangat bersyukur bisa lulus dengan IPK yang baik. “Selain mencatat penjelasan dosen, saya selalu mencari tambahan materi perkuliahan melalui internet dan sumber lain untuk semakin memahami materi,” jawabnya ketika ditanya rahasianya meraih IPK sebesar 3,78.

Nunung yang memiliki keinginan segera bekerja seusai lulus ini memiliki tips bagi mereka yang sama-sama tinggal menghadapi skripsi. “Milikilah komitmen yang kuat untuk menyelesaikan skripsi. Jangan mudah menyerah, jangan galau, dan jangan mudah ngambek,” ujar alumni SMK N 1 Depok Sleman ini. (fadhli)

Mahasiswa FE Berpartisipasi dalam SEALS 2014

May

ASEAN Economic Community atau yang dikenal dengan AEC memang sudah di depan mata. Satu tahun lagi, tepatnya Desember 2015 akan mulai diberlakukan  perjanjian itu. Siap atau tidak siap, mau atau tidak mau, bangsa Indonesia pasti akan menghadapinya. Salah satu kegiatan yang memacu generasi muda untuk ikut berperan dalam kesiapan menghadapi AEC adalah SEALS (South East Asian Leaders Summit) 2014. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 18—21 Desember 2014 ini diikuti oleh beberapa delegasi terbaik yang diseleksi ketat dari Indonesia ataupun dari negara ASEAN seperti Singapura. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya terpilih juga 25 best delegates untuk mengikuti serangkaian SEALS yang diselenggarakan di Hotel Amaris, Surabaya. Salah satunya adalah Siti Maesyaroh, mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) UNY.

Selain dibekali dengan beberapa materi mengenai AEC, para delegasi terbaik juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan berdiskusi terbuka atau SGD (Small Group Discussion) mengenai kesiapan Indonesia menghadapi AEC dan peran generasi muda dalam menghadapi AEC.

Gloria Marcella Morgan W., salah satu pemateri juga menyampaikan pentingnya generasi muda membantu mengatasi berbagai masalah seperti kemiskinan, pengangguran, dan wanita. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan social business untuk berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, pada hari terakhir acara, semua delegasi diajak untuk berkeliling mengunjungi situs Trowulan. Situs bersejarah ini merupakan peninggalan dari kerajaan Majapahit yang saat ini tengah dipertaruhkan keberlangsungannya karena di daerah tersebut sedang terjadi sengketa untuk didirikan kawasan industri baja. Sementara itu, masyarakat menolak keras karena di wilayah tersebut banyak terdapat peninggalan sejarah yang akan menjadi nilai budaya Indonesia di mata dunia. Bahkan, kelak wilayah tersebut mungkin akan menjadi wisata dunia yang mengagumkan.

Dengan begitu, serangkaian SEALS 2014 yang telah terselenggara ini diharapkan akan semakin menyiapkan para pemimpin muda ASEAN dalam menghadapi AEC 2015. Hal ini selaras dengan tema utama kegiatan ini, yakni Empowering Nusantara Young Leaders for Better South East Asia. (may)

Pengukuhan Guru Besar Ilmu Evaluasi Kerja SDM

“Kesuksesan seorang pemimpin ditentukan oleh sejauh mana ia berhasil melakukan perubahan dan membawa organisasi dan pengikutnya ke arah yang lebih baik. Dua tahun terakhir ini, bersamaan dengan munculnya para pemimpin sukses baik pada dunia bisnis maupun non-bisnis di tanah air, saya mencermati semakin populernya model kepemimpinan efektif bernama servant leadership atau kepemimpinan yang melayani. Ada kecenderungan yang sama, baik pemimpin di dunia bisnis maupun politik bahwa mereka sama-sama mempunyai visi untuk membawa organisasi dan pengikutnya menuju kondisi yang lebih baik ke depan dan memberikan pemberdayaan kepada para pengikutnya. Kepemimpinan yang melayani diakui banyak pihak sebagai model kepemimpinan efektif dan relatif cocok untuk kondisi masa depan.”

Demikian diungkapkan Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Evaluasi Kinerja SDM pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Servant Leadership, Model Kepemimpinan Alternatif di Dunia Bisnis untuk Indonesia yang Lebih Baik” itu dibacakan di hadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Rabu, 24 Desember 2014. Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd. merupakan guru besar UNY ke-128.

Wanita kelahiran Pekalongan, 8 Januari 1952 tersebut mengatakan bahwa kekuatan model servant leadership ini tergolong unik, berbeda dengan kepemimpinan transformasional meskipun sama-sama mempertimbangkan masalah etika. “Servant leadership menekankan sikap egois pemimpin. sekaligus menyatakan dengan tegas bahwa pemimpin harus mendahulukan, sharing kontrol, dan mendukung perkembangan pengikut” kata Prof. Nahiyah.

“Dengan demikian, model ini membatasi peran pemimpin, dan pemimpin bukan segalanya, karena prestasinya dilihat dari sejauh mana ia berhasil melayani dan menciptakan pengikutnya menjadi orang yang mandiri dan berpotensi untuk menjadi pemimpin juga.” Menurutnya, kekuatan lainnya dari servant leadership adalah berusaha untuk mempengaruhi pengikut tetapi tidak menggunakan pengertian “pengaruh” seperti dalam konsep kepemimpinan lainnya. Faktanya, bahwa hampir semua teori kepemimpinan memperlakukan “pengaruh” sebagai faktor positif dalam proses kepemimpinan, tetapi servant leadership justru sebaliknya.

Servant leadership tidak mendominasi, memerintah, dan mengontrol. Namun sebaliknya, berbagi kekuasaan dan pengaruh kepada pengikut. Warga Mancasan Lor, Condongcatur, Sleman  tersebut menjelaskan bahwa berbagai penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa servant leadership berpengaruh terhadap terciptanya Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada pengikutnya, diikuti dengan tingginya komitmen karyawan terhadap organisasi, dan akhirnya kepedulian pemimpin, pengikut serta organisasi terhadap lingkungan masyarakat.

Lebih lanjut, Doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNY tersebut mengemukakan bahwa tulisan tentang servant leadership di Indonesia masih sedikit, padahal banyak teoritisi dan praktisi dunia tentang kepemimpinan mengakui kehebatan model servant leadership sebagai sebuah alternatif untuk kesuksesan di dunia bisnis. Dari sisi budaya, servant leadership cocok dengan budaya Indonesia (Timur) yang tidak mementingkan diri sendiri (self-interest). Beberapa pemikir dan penulis produktif dunia tentang kepemimpinan juga telah lama meramalkan bahwa servant leadership merupakan paradigma kepemimpinan di abad 21. Sejumlah hasil penelitian juga telah menunjukan bahwa servant leadership dapat mewujudkan  kepemimpinan yang efektif.

Servant leadership sudah saatnya menjadi isu-isu penelitian dunia akademik Indonesia, khususnya bagi para peneliti masalah kepemimpinan. Dengan harapan bahwa model kepemimpinan yang melayani itu dapat lebih tersosialisasi dan diterapkan oleh para pejabat atau pemimpin di dunia bisnis maupun non-bisnis, agar Indonesia ke depan lebih baik lagi dari sekarang. (dedy)



 

FE UNY Berduka

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta berduka atas meninggalnya Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd, MM yang wafat pada Kamis, 11 Desember 2014, pukul 22.00 WIB. Almarhum adalah Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi UNY periode 2012-2015. Prof. Moerdiyanto dilahirkan di Kulonprogo, 7 Mei 1958 meninggalkan seorang istri, dua putra dan empat orang cucu. Almarhum dikenal sebagai sosok yang inspiratif dan penuh semangat. Berdedikasi tinggi, loyal dan selalu menginspirasi siapapun untuk selalu maju. Kesan baik melekat pada sosok Doktor lulusan Ilmu Manajemen yang pernah menjabat sebagai staf ahli Rektor ini.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta berduka atas meninggalnya Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd, MM yang wafat pada Kamis, 11 Desember 2014, pukul 22.00 WIB. Almarhum adalah Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi UNY periode 2012-2015. Prof. Moerdiyanto dilahirkan di Kulonprogo, 7 Mei 1958 meninggalkan seorang istri, dua putra dan empat orang cucu. Almarhum dikenal sebagai sosok yang inspiratif dan penuh semangat. Berdedikasi tinggi, loyal dan selalu menginspirasi siapapun untuk selalu maju. Kesan baik melekat pada sosok Doktor lulusan Ilmu Manajemen yang pernah menjabat sebagai staf ahli Rektor ini.
Dalam sambutannya Rektor UNY menyampaikan bahwa, “UNY kehilangan salah satu putra terbaik. Prof Moerdiyanto selalu memberikan yang terbaik untuk UNY. Termasuk andil almarhum dalam perkembangan FE UNY seperti sekarang. Mulai dari awal berdirinya FE UNY sampai FE dikenal tidak hanya di kancah nasional tetapi sampai dikenal di dunia Internasional”, papar Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA dalam sambutannya.
Almarhum tidak pernah mengeluh sakit bahkan ketika terbaring di rumah sakit selama kurang lebih sepuluh hari beliau justru mendoakan orang yang menjenguknya. Menurut keterangan dari keluarga, almarhum mengidap penyakit jantung dan diabetes. Hal tersebut yang menyebabkan kondisi almarhum turun drastis akhir-akhir ini.
Segenap civitas akademika UNY menyampaikan duka yang teramat dalam atas kepergian Prof. Moerdiyanto. Selamat jalan Pak Moer, semua cita-citamu akan kami lanjutkan. (lina)

Pages