Pentingnya Konsep Caring Economics Guna Ajarkan Kepedulian Beraktivitas Ekonomi

Mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas sudah diajarkan sejak lama. Para siswa secara umum sudah memahami berbagai materi ekonomi yang disampaikan guru dan hal ini berdampak pada perilaku ekonomi mereka yang sudah berkembang dengan baik. Namun perilaku ini masih cenderung terlalu rasional dan kurang memiliki sikap peduli dengan orang lain, lingkungan, atau bahkan diri sendiri. Hal ini bisa terjadi karena materi yang selama ini diajarkan lebih condong mengikuti paham neo-liberalisme sehingga melahirkan manusia ekonomi atau disebut homo economicus.

Untuk membantu mengarahkan agar para siswa lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan, pembelajaran ekonomi perlu diarahkan kepada caring economics. Dengan konsep ini, para siswa diajarkan tidak hanya pengetahuan, tetapi sikap dan perilaku peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan, terutama dalam aktivitas ekonominya.

Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Dr. Daru Wahyuni, M.Si. membawakan penelitian ini dalam disertasinya pada program Doktor Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Malang, Senin (27/9) lalu. Daru mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pembelajaran Caring Economics di Sekolah Menengah Atas" di bawah bimbingan Prof. Dr. Ery Tri Djatmika, M.A., M.Si., Prof. Dr. Sri Umi Mintarti Widjaja, M.P., Ak., dan Dr. Hari Wahyono. Ujian dihadiri ketiga pembimbing dan dosen penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Agus Suman, S.E, DEA; Dr. Cipto Wardoyo, M.Si., Ak., CA; Dr. Djoko Dwi Kusumojanto, M.Si, dan Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.

Daru mengembangkan pembelajaran caring economics ini menggunakan model design-based research (DBR) dan menghasilkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario pembelajaran, bahan ajar dan lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan instrumen penilaian hasil belajar berbentuk situational judgment tests (SJTs). Pembelajaran caring economics ini diharapkan mendapatkan kesempatan untuk didiseminasikan pada jenjang SMA di lingkup yang lebih luas.

Di samping itu, di masa mendatang pembelajaran caring economics ini juga bisa dikembangkan di ranah e-learning atau mobile learning berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pemangku kebijakan pendidikan merancang kurikulum mata pelajaran ekonomi di SMA yang berkonsep caring economics sehingga konsep ini dapat diimplementasikan secara luas melalui silabus dan kegiatan pembelajaran. (fadhli)

Kembangkan Bahan Ajar Ekonomi Kerakyatan, Kiromim Raih Doktor Pendidikan Ekonomi

Dosen Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kiromim Baroroh, berhasil meraih gelar doktor pada Program Doktor Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang setelah mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji yang diketuai Dr. Djoko Dwi Kusumajanto, M.Si., Kamis (9/9) lalu.

Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd. membawakan disertasinya yang berjudul "Pengembangan Pembelajaran Ekonomi Kerakyatan di Universitas" di bawah bimbingan Prof. Dr. Wahjoedi, M.Pd., M.E., Dr. Hari Wahyono, M.Pd., dan Dr. Sugeng Hadi Utomo, M.S.

Selain diketuai Djoko Dwi Kusumajanto, anggota dewan penguji terdiri dari: Dr. Cipto Wardoyo, S.E.,. M.Pd., M.Si., Ak., C.A.; Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.; Prof. Dr. Agus Suman, S.E., DEA, serta juga dianggotai ketiga dosen pembimbing.

Dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY ini mengembangkan bahan ajar ekonomi kerakyatan yang layak untuk program studi Pendidikan Ekonomi. Kiromim memakai model "Dick & Carey" sebagai metode pengembangan bahan pembelajaran.

Kiromim menyimpulkan, penerimaan lingkungan, support, dan prospek mata kuliah ekonomi kerakyatan di universitas ternyata baik dan bisa dikembangkan terutama di jurusan Pendidikan Ekonomi. Setelah melalui tahap pre tes dan pos tes, didapatkan adanya peningkatan pada hasil belajar kognitif mahasiswa. Bahan ajar yang dikembangkan ini juga dapat memunculkan karakter positif pada mahasiswa, di antaranya kedisiplinan, peduli, toleransi, dan cinta tanah air. Pembelajaran ekonomi kerakyatan dinilai layak diselenggarakan di jurusan pendidikan ekonomi baik universitas negeri maupun swasta karena mampu meningkatkan hasil belajar kognitif serta afektif.

Berdasarkan kesimpulan di atas, mata kuliah ini dipandang perlu dikembangkan secara serius dan bahkan menjadi mata kuliah skala nasional. Selain itu, mata kuliah ekonomi kerakyatan bisa menjadi sarana sosialisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ekonomi kerakyatan diajarkan pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Sign MoA with Faculty of Economics UM, Developing Economic Education

The Faculty of Economics, Yogyakarta State University, and the Faculty of Economics, State University of Malang agreed on a cooperation agreement by signing a Memorandum of Agreement (MoA). The signing was carried out by the Dean of the Faculty of Economics, UNY, Dr. Siswanto, M. Pd., and the Dean of the Faculty of Economics, UM, Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Sc., Ak., CA online on August 18, 2021.

In his initial remarks, the Dean of the UM Faculty of Economics, Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., C.A. said that in the current era, education is not only required to focus on theory but also must be able to follow the development of the industrial revolution.

“Currently, the world of education is not only required to focus on theory but also needs to follow the development of the industrial revolution in the world of work, of course," said Cipto when delivering his speech.

The Dean of the Faculty of Economics, UNY, Dr. Siswanto, M. Pd. expressed his gratitude and was very grateful for the inter-institutional cooperation. The hope of this collaboration is very noble, namely, in addition to strengthening the brotherhood that has been established, it will also improve performance between institutions.

“Thank you to the Economics Education Study Program of UNY and the Economics Education Study Program of UM who have strengthened the brotherhood that has been established. Alhamdullilah, it is hoped that the initiation of the study program can be used as a record of the performance that has been carried out between study programs," said Siswanto.

In addition, each head of study program also welcomed the signing of the MoA, hoping to expand the areas of cooperation that have not been stated in the signed MoU. (roestam)

Asesmen Lapangan D4 Akuntansi FE UNY Secara Virtual

Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali menerima kunjungan asesmen lapangan dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Program Studi (prodi) D4 Akuntansi yang meluluskan Sarjana Terapan di bidang Akuntansi, mendapat kunjungan secara virtual dari dua asesor utusan BAN-PT, yaitu Dr. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak. dari Universitas Negeri Malang dan Iyeh Supriatna, S.E., M.Si., Ak. dari Politeknik Negeri Bandung. Kunjungan ini dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis (28-29/6) lalu dan diterima oleh jajaran dekanat FE, koordinator dan subkoordinator, Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Ani Widayati, M.Pd., Ed.D., Koorprodi D4 Akuntansi Adeng Pustikaningsih, M.Si., serta tim pendukung dari Tim Taskforce dan Unit Penjaminan Mutu FE UNY.

Acara yang dibuka oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. ini juga dihadiri oleh perwakilan dosen, tendik, dan mahasiswa secara virtual.

Endang menyampaikan, prodi D4 ini memang masih baru, tapi sudah banyak hal positif yang ditemukan. "Ini adalah modal baik untuk secepatnya memacu prodi D4 Akuntansi menjadi prodi yang diperhitungkan. Kami melihat banyak kelebihan namun juga ada kekurangan," terangnya.

"Prodi bukan sebuah unit seperti fakultas. Fakultas punya sumber daya manusia, sarana prasarana. Oleh karena itu, pengembangan di prodi adalah tanggung jawab fakultas. Tugas prodi hanya di pendidikan," tambah Eny. 

Dekan FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd. menyampaikan penghargaannya kepada asesor atas berbagai masukan dan koreksi. "Di tengah perkembangan prodi ini, tentu kami membutuhkan berbagai masukan. Asesmen Lapangan ini menjadi energi positif bagi para pengelola prodi D4 Akuntansi pada khususnya dan pimpinan fakultas pada umumnya untuk terus memperbaiki kualitas di setiap aspek penilaian," kesannya. (fadhli)

Asesor BAN-PT Kunjungi D4 Manajemen Pemasaran Secara Virtual

Pintu sukses (dalam suatu bisnis) itu salah satunya adalah dengan bagaimana kita memaksimalkan marketing/pemasaran; bagaimana kita mengoles, memasarkan kemampuan kita. Barang yang terlihat biasa, harus kita poles supaya value-nya bertambah sehingga khalayak luas bisa memanfaatkan. Demikian disampaikan Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto dalam sambutannya membuka acara Asesmen Lapangan Program Studi D4 Manajemen Pemasaran di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (28/6) lalu.

Dalam asesmen lapangan yang dilaksanakan secara virtual ini, Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengutus Prof. Dr. R. Andi Sularso, S.E., M.S.M. dari Universitas Jember dan Dr. Vera Pujani, S.E., M.M.Tech, dari Universitas Andalas sebagai asesor. Selama dua hari Senin dan Selasa (28-29/6) kedua asesor tersebut bertugas mendapatkan dan mengonfirmasi data dari prodi vokasi ini.

Sumaryanto melanjutkan, prodi D4 Manajemen Pemasaran sebagai bagian dari FE UNY diharapkan secara aktif-proaktif bisa meningkatkan eksistensinya. “Dengan masukan-masukan dari asesmen lapangan ini nantinya, semoga prodi ini bisa makin berkontribusi bagi negara dan masyarakat,” tambahnya.

Vera menyampaikan maksudnya sebagai asesor adalah sebagai perwakilan dari BAN-PT melakukan akreditasi sebuah program studi. “Kami mengklarifikasi, mengkonfirmasi berbagai data, capaian, dan pernyataan yang ada pada program studi secara khusus dan juga fakultas secara umum,” jelasnya.

“Kami juga adalah kolega Bapak-Ibu; sebagai dosen. Pada prinsipnya masalah yang Bapak-Ibu temui, bisa jadi kami temui juga di tempat kami. Jadi, bukan hal yang asing seandainya masih ada persoalan-persoalan yang kita dapatkan selama perjalanan program studi ini,” imbuhnya.

Sementara Andi menjelaskan bahwa sejak 2020 lalu BAN-PT mengubah kategori peringkat akreditasi. “Sesuai peraturan BAN-PT No.1 Tahun 2020 tentang Mekanisme Akreditasi untuk Akreditas BAN-PT, predikat akreditasi menjadi ‘Unggul’, ‘Baik Sekali’, dan ‘Baik’,” terangnya.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FE UNY Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. mengenalkan FE UNY sebagai fakultas yang masih berkembang. “Fakultas Ekonomi adalah fakultas termuda di UNY, tetapi sejauh ini sudah berusaha keras berlari untuk mengejar. Kami mencoba fokus pada indikator-indikator yang ada di berbagai perangkingan, termasuk di antaranya QS dan dari kementerian,” tegasnya.

Dekan Dr. Siswanto, M.Pd. mengucapkan apresiasi atas kunjungan asesmen lapangan ini meskipun secara virtual. “Terima kasih kami haturkan kepada kedua asesor. Hasil rekomendasi akan kami jadikan referensi dalam pengembangan program vokasi kami sehingga bisa menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat,” kesannya. Asesor berkesempatan mengunjungi secara virtual berbagai fasilitas di kampus FE UNY dan juga secara khusus pada prodi D4 Manajemen Pemasaran, serta berjumpa dengan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan di prodi secara virtual.

Dalam kesempatan ini, hadir secara luring di Auditorium FE UNY jajaran dekanat, Ketua Jurusan Manajemen Agung Utama, M.Si., Koorprodi D4 Manajemen Pemasaran Wardana, M.Pd., serta segenap tim Taskforce yang diketuai Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D. Selain itu, turut hadir pula Sekretaris Pengelola UNY Kampus Wates Joko Kumoro, M.Si., dan Unit Penjaminan Mutu FE UNY yang diketuai Bambang Suprayitno, M.Sc. (fadhli)

Lulusan Terbaik FE UNY Periode Juni 2021, Kompak Sampai Lulus

Apa yang bisa terjadi kala dua orang yang bersahabat begitu kompak menjalani aktivitasnya? Ririn Susanti dan Nurul Rusmavita, dua wanita ini disatukan sejak semester pertama mereka berkuliah di FE UNY, tepatnya program studi Pend. Akuntansi S1, 2017 lalu. Jalinan persahabatan membawa mereka ke sederet tugas, rapat organisasi, hingga lomba-lomba di berbagai daerah.Nurul Rusmavita

Motivasi yang tinggi untuk berkuliah sudah mereka tunjukkan sejak sebelum menjadi mahasiswa. Nurul, lulusan SMK N 1 Depok, Sleman ini bahkan mendapatkan nilai 10 pada mata pelajaran Matematika di Ujian Nasional SMK. Sementara Ririn, meskipun sempat harus bekerja selama satu tahun selepas lulus SMK, tetapi pengalamannya saat ikut Lomba Cerdas Cermat Akuntansi (LCCA) serta pekerjaannya menjadi staf accounting membuat lulusan SMK N 1 Godean ini tetap termotivasi belajar mempersiapkan tes SBMPTN pada tahun berikutnya.

Keduanya memiliki tantangan yang sama kala ingin melanjutkan pendidikan, yaitu kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Ayah Ririn hanya seorang buruh tani, sedangkan ayah Nurul mencari nafkah sebagai seorang buruh bangunan. Kedua pasang orang tuanya sempat ragu anaknya bisa melanjutkan kuliah. Tapi berkat Bidikmisi, keduanya bisa diterima di Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNY.

Pertemuan Ririn dan Nurul di UNY sudah terjadi sebelum mereka menjadi mahasiswa di FE UNY. Kala masih duduk di bangku SMK, mereka beberapa kali dipertemukan dalam lomba bidang keahlian Akuntansi. Berada di satu kelas yang sama, keduanya kemudian menjalin persahabatan. Mereka sama-sama bergabung di kepengurusan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Diksi).

Ririn mengisahkan, saat mereka menjadi panitia lomba di FE UNY, mereka mendapat info adanya lomba di kampus lain. Mereka pun mengikuti lomba di kampus itu sebagai satu tim dengan tujuan mempromosikan lomba yang mereka adakan sendiri kepada peserta lainnya di kampus tersebut. Sejak saat itu, setidaknya lima prestasi di lomba bidang akuntansi tingkat nasional berhasil mereka raih dalam kurun waktu hampir 3 tahun bekerjasama sebagai tim.

Kejutan mencuat di akhir masa studi saat mereka wisuda secara bersamaan pada periode Juni 2021, dengan perolehan yang sama persis, yakni 3,93. Menanggapi hal ini, baik Nurul dan Ririn mengaku terkejut. Ririn meyakini, prestasi ini tentu sudah Kehendak Yang Maha Kuasa. “Jika kita menemukan orang yang tepat  untuk berkolaborasi pada waktu yang tepat maka bisa saja akan membawa pada hasil yang tepat pula,” ujarnya.

Selamat dan sukses!

Workshop IUP: Benefit dan Insentif Unsur Penting Keunggulan Kelas Internasional

Sesuai dengan Rencana Strategis UNY 2020-2025, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ingin mengembangkan diri menuju World Class University (WCU) 2025. Menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD) dengan beberapa pencapaian seperti peningkatan kolaborasi, daya saing kompetitif, serta daya saing komparatif yang mencakup tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional di bidang pendidikan, kebudayaan, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat dengan tetap berjati diri lokal dan nasional Indonesia adalah definisi World Class University yang ingin diwujudkan oleh UNY. Salah usaha dalam pencapaian WCU adalah dengan meningkatkan kerja sama atau kolaborasi tingkat internasional.

Fakultas Ekonomi (FE) yang menjadi salah satu bagian dari UNY juga berusaha mewujudkan pencapaian WCU dengan peningkatan kerja sama internasional dan pengembangan International Undergraduate Program (IUP). Untuk itu, Unit Urusan Internasional dan Kerjasama (U2IK) FE mengadakan workshop yang bertajuk “Pengembangan International Undergraduate Program”.

Workshop Pengembangan International Undergraduate Program bertujuan untuk sharing knowledge tentang bagaimana persiapan dan langkah membangun IUP serta bagaimana menjadikan kelas internasional agar dapat menarik mahasiswa internasional untuk masuk dan menyiapkan mahasiswa FE untuk siap berkompetisi di tingkat global. Workshop ini diselenggarakan pada Kamis, 15 Juli 2021 pukul 08.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di YouTube FE (feunyofficial). Dosen-dosen dari FE UNY dan 12 LPTK yang telah bekerja sama dengan FE UNY hadir sebagai peserta pada workshop ini. Pembicara yang dihadirkan adalah orang-orang yang telah berpengalaman dalam bidang program internasional. Pembicara pertama adalah Tota Panggabean, Ph.D dari California State University Sacramento, Amerika Serikat. Materi yang disampaikan oleh Tota Panggabean, Ph.D bertajuk “How to Establish and Maintain International Program”.

Menurut Tota Panggabean, Ph.D, the best practice untuk membangun dan mempertahankan kelas internasional adalah benefit dan insentive, baik untuk mahasiswa dan pengajar. Benefit dan insentive yang dimaksud adalah seperti apakah yang akan didapat oleh mahasiswa jika mereka bergabung di kelas internasional, skill dan kompetensi apa yang ditawarkan oleh fakultas untuk mahasiswa, pengalaman belajar seperti apa yang akan didapat mahasiswa nantinya di kelas internasional, serta bagaimana sistem insentif yang akan didapat oleh pengajar jika mengajar di kelas internasional.

Ada tiga kontrol yang perlu dijaga oleh penyelenggara kelas internasional agar kelas internasional dapat bertahan dan tumbuh dengan baik, yaitu input control, throughput control, dan output control. Input control terdiri dari mahasiswa dan fakultas, yaitu tentang bagaimana cara memilih pengajar untuk kelas internasional, apa syarat minimum yang perlu dipenuhi oleh calon pengajar, dan bagaimana cara fakultas menwarkan program kelas internasional kepada mahasiswa. Throughput control adalah bagaiamana pelaksanaan kelas internasional yang dapat diuraikan dengan penjabaran mengenai berapa biaya untuk bergabung di kelas internasional, bagaimana metode pengajaran pada kelas internasional, dan program kolaborasi internasional seperti apa yang ada di kelas internasional. Sedangkan untuk output control, tahap ini lebih difokuskan kepada hasil atau outcome dari kelas internasional, seperti reputasi, penempatan kerja untuk para lulusan, peningkatan pendaftar, dan lain-lain.

Pembicara kedua adalah Drs. Agung Praptapa, MBA, Ak, yang merupakan Ketua Program Internasional Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Agung lebih banyak menyampaikan mengenai pengalaman dalam merintis dan mengembangkan program internasional yang ada di UNSOED. Agar kelas internasional dapat berkembang dengan baik, kualitas adalah menjadi fokus utama.

Kendala yang sering dialami dari pendirian kelas internasional adalah mencari pengajar yang kompeten. Untuk mengatasinya, beliau menjelaskan bahwa pemenuhan pengajar yang kompeten dapat dilakukan dengan pendatangan praktisi, seperti direktur-direktur dari BUMN, sebagai dosen di kelas internasional. Di samping itu, UNSOED juga menghadirkan pengajar-pengajar dari luar negeri yang dikemas dalam bentuk internship lecturer dan volunteer. Pengajar-pengajar tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan, seperti harus mempunyai gelar master untuk internship lecturer dan gelar bachelor untuk volunteer.

Selain itu, Agung juga menjelaskan bahwa penyelenggara juga perlu memperjelas apa yang membedakan kelas internasional dengan kelas reguler. Program-program seperti double degree, summer course, international internship, dan program internasional lainnya dijadikan benefit yang akan didapatkan mahasiswa internasional. Agung juga menambahkan bahwa lulusan kelas internasional harus berbeda dengan lulusan kelas reguler. Sebelum dinyatakan lulus, mahasiswa tingkat akhir harus mencapai standar-standar internasional, seperti skor TOEFL minimal 500, memiliki pengalaman internasional, dan memiliki serfikat kompetensi.

Peserta Workshop Pengembangan International Undergraduate Program sangat antusias selama acara berlangsung. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta pada kedua pembicara. Diskusi yang terjadi sebelum akhir acarapun berlangsung menarik. Beberapa kajur, kaprodi, dan pengelola fakultas sangat bersemangat menggali informasi seputar kelas internasional. Acara diakhiri dengan foto bersama yang dipandu oleh moderator. Acara ini dapat disaksikan kembali melalui link YouTube https://youtu.be/3oqoL3V0BAk.

WORKSHOP LINK AND MATCH: INOVASI DORONG KEMAJUAN TEKNOLOGI INDONESIA

Fakultas Ekonomi (FE) UNY melalui Unit Urusan Internasional dan Kerjasama (U2IK) mengadakan kegiatan “Workshop Link and Match” yang berkaitan dengan Tri Dharma dosen dalam dan luar negeri. Workshop diadakan pada Selasa, 29 Juni 2021 pukul 09.00 WIB. Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Siswanto, M.Pd, selaku Dekan FE UNY yang mendorong kegiatan penjalinan kerjasama perguruan tinggi khususnya fakultas ekonomi dengan praktisi di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Workshop ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom, dan diikuti oleh dosen-dosen fakultas ekonomi dari berbagai universitas di Indonesia.

Materi diberikan oleh dua orang narasumber yang merupakan praktisi industri dari dalam dan luar negeri. Narasumber pertama merupakan Muhammad Arief Budiman, Ph.D., sebagai Direktur PT Orion Biosains dan Senior Scientist Orion Genomics USA. Arief menyampaikan materi terkait dengan gambaran kegiatan perusahaan dan sangat terbuka untuk pelaksanaan kerjasama dengan FE UNY. Kegiatan kerjasama yang dapat dilakukan oleh FE UNY dengan PT Orion Biosains adalah kerjasama dalam bentuk joint research dan magang mahasiswa atau dosen di laboratorium utama PT Orion Biosains yang berada di Singapura.

Narasumber kedua adalah Arief Mustain selaku Director and Chief Strategy and Innovation Office di PT Indosat Ooredoo, Tbk. Narasumber kedua tersebut memaparkan materi mengenai pentingnya inovasi terutama di bidang digital, guna mendorong kemajuan teknologi dan internet di Indonesia. PT Indosat Ooredoo sendiri, menyediakan berbagai kegiatan yang dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang, seperti Virtual Hackathon, Idea Program, dan lainnya.

Kegiatan Workshop Link and Match ini diharapkan mampu memberi gambaran bagi dosen-dosen untuk melakukan kerjasama dalam hal Tri Dharma dengan dunia usaha dan industri yang ada di dalam maupun luar negeri.

Pentingnya Kemitraan Untuk Hadirkan Pendidikan Berkualitas

Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut semua lini kehidupan juga harus mengikuti, tak terkecuali dunia pendidikan. Institusi pendidikan dituntut untuk menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tuntutan kemajuan di masa depan. Demikian disampaikan Prof. Dr. Agus Rahayu dalam orasi ilmiahnya secara virtual pada Upacara Dies Natalis ke-10 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (22/6) lalu.

Guru besar yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Universitas Pendidikan Indonesia ini melanjutkan, di tengah pandemi yang masih terus berlangsung, perguruan tinggi nasional juga harus menghadapi tantangan dari berbagai hal seperti pemeringkatan, revolusi industri dan masyarakat 5.0, serta kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

Di samping itu, perguruan tinggi tak boleh lupa dengan komunitas/masyarakat profesi maupun ilmu. Berbagai asosiasi profesi, ilmu, dan secara khusus juga masyarakat ekonomi, menjadi salah satu sarana perguruan tinggi dalam berkolaborasi maupun komunikasi mengarungi perkembangan di bidang masing-masing.

"Hal ini untuk membentuk ekosistem kemitraan strategis antara perguruan tinggi, perguruan tinggi lain, industri, pemerintah, masyarakat profesi/organisasi nonprofit, lembaga keuangan, dan/atau elemen lainnya dalam merespon tantangan lingkungan dan persaingan," jelasnya.

FE UNY yang kini telah berusia sepuluh tahun pun terus berupaya mengembangkan diri. Mengamini pernyataan guru besar UPI tersebut, Dekan FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd. menyatakan FE UNY menjadikan berbagai variabel yang ada pada Indikator Kinerja Utama (IKU), penilaian pemeringkatan nasional, dan QS sebagai rujukan kinerja. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Upacara Dies Natalis ke-10 FE UNY mengambil tema "Optimalisasi Peran Pendidikan dan Bisnis dalam Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Menyongsong Era Masyarakat 5.0". Upacara yang dibuka secara virtual oleh Ketua Senat FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D. ini dihadiri oleh para dosen, tendik, dan perwakilan mahasiswa di ruang pertemuan virtual Zoom. (fadhli)

Heny dkk. Raih 2 Penghargaan di Ajang U-NITECH

Tim UNY berhasil menjadi Juara 1 dalam ajang U-NITECH (UNY-National Innovation Technology) 2021 sekaligus mendapatkan predikat The Best Presentation di ajang tersebut, beberapa waktu lalu.

Tim UNY yang beranggotakan Umar Aminudin (mahasiswa prodi D4 Teknik Otomotif 2019), Heny Rahmawati (D4 Administrasi Perkantoran 2019), dan Enggar Larassati (PGSD 2020), dan diberi nama Agrotech ini berhasil mengungguli lawan-lawannya.

Mengangkat judul "Farm Effective Innovation (FEI)" Heny dkk. merancang alat teknologi berbasis mikrokontroler terintegrasi Internet of Things (IoT) yang diterapkan pada sistem pengolahan sawah agar efektif dalam meningkatkan kualitas tanaman padi. Selain itu, alat ini juga diklaim dapat melakukan pemantauan data lapangan, pengontrol perairan sawah, pengusir hama, serta menjalankan sistem perabukan otomatis. (fadhli)

Pages