Riyan Dkk. Bawa UNY Rebut Emas di Korea Selatan

Riyan Siregar mahasiswa program studi S1 Pendidikan Ekonomi, bersama empat mahasiswa UNY lainnya yang terdiri dari Asmi Aris (Pendidikan Kimia), Anisa Nur Azizah (Psikologi), Farhan Kusuma Putra (Pendidikan Fisika), dan Putri Matsya Sabilla (Pendidikan Bahasa Indonesia), mengharumkan nama Indonesia di panggung Internasional melalui ajang Korean International Women’s Invention Exposition (KIWIE). Tim mahasiswa UNY tersebut meraih dua medali emas dan satu medali perunggu.

Ajang KIWIE diselenggarakan di Pusat Pameran Internasional, Seoul, Korea Selatan, 18-26 Juni 2019. Kompetisi bergengsi ini dihadiri oleh lebih dari 30 negara di seluruh dunia.

Inovasi yang digagas tim mahasiswa UNY bertajuk "Silica-nanoparticles in Slow Release Suplement: Preparation and Characterization". Gagasan tersebut didasarkan dari daun bambu petung, yang kemudian diolah menjadi bahan tambah berupa nano silika pada vitamin C. (fadhli)

Dosen FE Presentasikan Makalah di Thailand

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selalu mendorong civitas akademika untuk berperan serta aktif dalam kegiatan yang bersifat internasional sebagai upaya menuju sebuah universitas yang bereputasi internasional (world class university). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara memfasilitasi dosen untuk bisa mengikuti dan mempresentasikan hasil penelitian maupun hasil pemikiran dalam seminar atau konferensi yang berskala internasional. Salah satu dosen Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Bambang Suprayitno, M.Sc memaparkan full paper-nya pada kegiatan The 15th Annual AsLEA Conference 2019.

The 15th Annual AsLEA Conference 2019 adalah konferensi yang diselenggarakan untuk membahas tentang hukum dan ekonomi serta kaitannya baik dari sisi perkembangan teori maupun empirisnya serta eksperimen. AsLEA Conference 2019 mengundang para peneliti, akademis, dan profesional di seluruh dunia, khususnya di seluruh Asia untuk berbagi ide dan mendiskusikan hal-hal tentang hukum dan ekonomi untuk mempresentasikan papernya baik dalam sisi teori, empiris atau paper penelitian yang bersifat eksperimental.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Chulalongkorn, Thailand pada akhir Juni lalu. Lebih dari 50 makalah disampaikan oleh pemakalah dari berbagai negara seperti Vietnam, India, Korea Selatan, Rusia, hingga Amerika Serikat.

Bambang menyampaikan makalah bertema Ekonomi Publik dengan judul “The Profile of Crime and Security Conditions in Province DI Yogyakarta (DIY) and Willingness to Pay (WTP) of the People for Reducing Crime Rate.” Dalam makalah ini, Bambang membahas bagaimana pembiayaan publik dapat membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat kriminalitas di DIY. Bambang menyoroti betapa masyarakat DIY sudah merasa terganggu dengan aksi “klithih”.

WTP diartikan sebagai kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran terhadap sesuatu yang tidak memiliki nilai pasar (Hanley, Philip, MacMillan, & Wright, 2001). Bambang menyatakan informasi tentang WTP di berbagai studi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi tingkat kriminalitas. Pemerintah dapat memanfaatkan informasi ini dengan memberikan implikasi beban keuangan seperti pajak tambahan untuk digunakan dalam menekan angka kriminal. (fadhli)

 

Hadapi Pendidikan 4.0, Baby Boomers Harus Sesuaikan Diri Dengan Milenial

Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Sidang Senat Fakultas Terbuka Upacara Dies Natalis ke-8 di FE UNY Selasa (25/6) lalu. Dies kali ini bertemakan “Membangun Keunggulan Fakultas Ekonomi UNY di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara ini dihadiri 200 lebih peserta terdiri dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, pimpinan UNY, alumni, dan rekanan. Mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada FE UNY. Margana menambahkan, SDM UNY juga harus meningkatkan kualifikasinya. “Dosen CPNS yang baru diharapkan segera menempuh pendidikan S3. Mendatang, diharapkan nolisasi dosen yang masih S2 terwujud,” terangnya. Dosen FE UNY yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Australia, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D., menyampaikan orasi ilmiah. Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi ini mengangkat tema “Menjadi Pendidik yang Adaptif Transformatif untuk Menjawab Tantangan Era Pendidikan 4.0.”

Menurut Ani, dosen di perguruan tinggi saat ini berasal dari berbagai generasi. Mulai dari Baby Boomers (lahir antara 1945-1960), Generasi X (1961-1980), Generasi (1981-1994), dan sebagian kecil dari Generasi Z (1995-2010). “Baby Boomers cenderung tidak mau menerima kritik, melihat uang dan pengakuan dari lingkungan adalah target mereka. Generasi ini menganggap hidup untuk bekerja dan menjunjung tinggi loyalitas serta dedikasi. Generasi X cenderung menjadi risk taker, mengambil keputusan secara matang, dan tidak suka basa basi. Generasi ini mulai menerima teknologi dan berpikir secara inovatif untuk mempermudah kehidupan,” urainya.

Generasi Y, lanjut Ani, yang juga kerap disebut generasi milenial, adalah generasi yang mudah menerima informasi secara cepat. Perkembangan video games, gadget, smartphones menjadi kemudahan yang dinikmati generasi ini. Generasi ini lebih menghargai kritik dan saran untuk kemajuannya. “Sementara generasi Z cenderung memiliki pola pikir serba instant, cenderung bergantung pada teknologi, dan mementingkan eksistensi di media sosial yang digunakan,” terangnya.

Ani mengajak para pendidik untuk selalu memperbarui kompetensinya agar dapat menghadapi tantangan pendidikan 4.0. “Pada era ini, mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan arus informasi dan kecanggihan teknologi industri 4.0. Mereka tidak asing dengan dunia digital. Pendidik sudah seharusnya mengikuti perubahan ini. Generasi baby boomers harus dapat menyesuaikan diri dengan generasi milenial,” pesannya.

Selepas upacara dies, acara dilanjutkan dengan Syawalan yang dipandu oleh ustadz H. Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer., FINASIM. Selain itu, diadakan juga pamitan haji dari Wakil Dekan 1 FE UNY, Prof. Sukirno, Kajur Pend. Akuntansi, Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA dan Kasubag Umum Misriyatun, S.Pd. yang berangkat pada bulan mendatang.

Odil Bawa UNY Raih Perunggu di BVIIEC 2019

Odilia Herlita Puspa Dewi, mahasiswa Prodi Pend. Adm. Perkantoran 2016 dan Friscilia Permata Yudika Sinaga (D3 Teknik Elektronika 2017) meraih 3rd Winner (bronze medal) dalam ajang International Bujang Valley Innovation, Invention, and Design Competition (BVIIEC), pada kategori ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology) di Universiti Teknologi MARA, Malaysia, 13 Juni lalu. BVIIEC 2019 merupakan ajang yang mengundang tim dari berbagai perguruan tinggi, organisasi, lembaga pemerintah, hingga pihak swasta untuk saling berbagi hasil penemuan dan inovasi. Kompetisi tersebut berhasil menghadirkan 200 lebih peserta dari berbagai negara di Asia di antaranya Malaysia, Indonesia, Cina, India, dan Thailand.

Odel dan Sisil, begitu mereka biasa disapa, membuat alat pendeteksi kelembaban tanah berbasis Internet of Things (IoT) dalam bidang pertanian. Alat tersebut digunakan untuk mengontrol kelembaban suhu dengan menggunakan smartphone android, dirancang dengan sistem IoT yg memungkinkan pengguna untuk melakukan kontrol secara real time di mana pun dan kapan pun.

Kompetisi ini terdiri dari 4 kategori sesuai asal peserta dengan level nasional dan internasional. Kategori yang di kompetisikan yaitu kategori 1 (Science and Technology untuk Professional Inventor/innovator dan Young Inventor/Innovator), Kategori 2 (Social Science untuk Profesional Inventor/innovator dan Young Inventor/innovator), Kategori 3 (MOOC terbuka untuk umum), Kategori 4 (Special untuk Product/Research, Design for disable people dan government agencies). Peserta di kompetisi ini sangat beragam mulai dari peneliti, dosen, pejabat pemerintahan, mahasiswa, hingga siswa sekolah dasar. (fadhli)

Anis Raih IPK Tertinggi di Yudisium Mei 2019

Sebanyak 112 orang diluluskan dalam upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Mei 2019, Senin (27/5). Tercatat sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi adalah Anis Mahmudah dari Program Studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi dan Septi Dwi Ulfayani dari S1 Pendidikan Ekonomi dengan raihan 3,82. Namun, karena Anis lebih dahulu menempuh ujian skripsi, Anislah yang ditunjuk menjadi pemandu pembacaan Prasetya Alumni pada pelaksanaan yudisium saat itu.

Anis yang juga alumni SMK N 1 Tempel ini memang sudah menunjukkan prestasinya sejak sekolah dengan kerap menempati rangking tertinggi. Di prodi Pendidikan Akuntansi, Anis aktif menjadi pengurus di beberapa organisasi, di antaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY, komunitas penerima Beasiswa Bank Indonesia Generasi Baru Indonesia (Genbi) UNY, dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama (IPNU IPPNU) Kecamatan Tempel, Sleman.

Anis juga mengasah keterampilan mengajarnya dengan menjadi pengajar di sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Mantrijeron dan di sebuah lembaga bimbingan belajar. Gadis asli Sleman yang memang bercita-cita jadi guru ini juga belajar mengelola bisnis. Bersama teman kelasnya, dirinya berjualan tas dari sebuah jenama terkenal secara online lewat akun Instagram @aleca_store. Menurut Anis, mahasiswa harus lebih semangat dalam belajar. "Bukan cuma nilai yang dikejar, tapi softskill tak boleh dilupakan," pesannya.

Dalam belajar, Anis selalu membuat ringkasan dari setiap materi kuliah yang dia ikuti. “Saya lebih suka belajar menjelang ujian. Tinggal mengulang dari ringkasan yang saya buat,” ungkap Anis. (fadhli)

Inovasi Alat Pengering Hasil Perikanan Karya Mahasiswa UNY

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km persegi sehingga memiliki potensi perikanan yang banyak, baik laut maupun tawar. Hasil panen ikan Indonesia dipasarkan ke seluruh dunia untuk dikonsumsi penduduk. Pascapanen, banyaknya jumlah ikan yang ditangkap nelayan ternyata masih terdapat kendala. Ikan merupakan suatu bahan pangan yang cepat mengalami proses pembusukan (perishable food). Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroba pembusuk. Untuk meminimalisasi tangkapan ikan yang membusuk, mahasiswa UNY menciptakan alat pengawet ikan yang terhubung dengan internet.

Novi Syaifatun Kamala mahasiswa prodi Akuntansi 2016 dan Intania Betari Miranda (prodi Pendidikan Kimia) merancang alat yang dinamakan Smart Fish House (SFH). Menurut Novi, Smart Fish House menggunakan prinsip dinding trombe, yang di luarnya terdapat ruangan sempit berisi udara berupa kaca. “Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan akan dipanasi oleh sinar matahari, kemudian sinar tersebut perlahan-lahan dipindahkan ke dalam ruangan sempit,” kata Novi. Selanjutnya panas di dalam ruangan tersebut akan dikonveksikan. Prinsip ini dapat dijadikan alternatif pemanfaatan energi panas menjadi lebih efektif dan efisien karena bisa menyerap panas dan juga berfungsi dalam penyimpan panas yang bisa digunakan kapan pun. Dinding trombe ini juga tidak dipengaruhi oleh cuaca yang buruk karena energi disimpan pada dinding, sehingga bisa melindungi atau dimanfaatkan untuk apapun di dalamnya. Pada siang hari, dinding trombe ini akan menyerap panas dari matahari, sehingga energi panas akan terendap dan tidak dapat keluar. Rancang bangun Smart Fish House dibuat satu lantai yang memanfaatkan sirkulasi udara di dalam yang didesain pada kegiatan penelitian ini dimodifikasi sehingga mempunyai manfaat yaitu sebagai media food dryer.

Intania Betari Miranda mengatakan, Smart Fish House merupakan alat yang terintegrasi dengan internet sehingga disebut IoT (Internet of Things). Pada alat ini dipasang beberapa sensor yang memiliki fungsi masing-masing, di antaranya sensor suhu untuk mengatur suhu dan juga membuat rekomendasi waktu pengeringan yang ideal di dalam Smart Fish House. Sistem akan mengecek kondisi suhu yang terpantau idealnya adalah 50- 70 oC. Jika suhu lebih atau kurang dari batas tersebut, maka arduino secara otomatis akan mengkalkulasikan rekomendasi waktu pengeringan. “Juga ada sensor berat untuk menghitung berapa kilogram ikan yang sudah tertampung di SFH dan Sensor GPS digunakan untuk mengetahui lokasi Smart Fish House yang tersebar di titik wilayah potensi perikanan Indonesia,” ujar Intania. Ketiga sensor tersebut akan diinput ke arduino untuk diproses. Setelah diproses pada arduino, kemudian data akan dikirim ke cloud sebagai database untuk disimpan dan diolah kembali. Data yang sudah diolah dalam cloud kemudian akan dikirimkan kepada smartphone user melalui aplikasi Smart Fish House. Dalam aplikasi tersebut, user dapat menggunakan beberapa fitur utama, di antaranya: a) fitur beli ikan, di mana user dapat membeli produk ikan kering yang diproduksi; b) fitur data statistik produksi ikan, di mana user dapat mengetahui berapa produksi ikan yang dihasilkan di suatu daerah yang terdapat Smart Fish House sehingga dapat mengetahui waktu menyuplai ikan kepada daerah yang kekurangan jumlah ikan; c) fitur info cuaca, di mana user dapat mengetahui informasi cuaca pada hari tersebut; d) fitur rekomendasi waktu pengeringan, di mana user dapat mengetahui rekomendasi waktu pengeringan ikan. Karya ini merupakan inovasi gagasan yang akan diikutkan pada seleksi nasional lomba MTQMN cabang karya tulis ilmiah kandungan Al-Qur’an di Aceh Agustus mendatang. (Dedy)

HANDBODY LOTION DARI KULIT KAKAO

Indonesia terletak di daerah tropis, di mana banyak menghasilkan tanaman hasil pertanian, salah satunya tanaman kakao. Kakao menghasilkan limbah organik berupa kulit tetapi kurang memiliki nilai ekonomis dan cepat mengalami pembusukan yang menimbulkan masalah lingkungan. Dalam masyarakat kulit kakao belum dimanfaatkan secara optimal, biasanya hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk kompos saja, oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru dalam mengolah kulit kakao. Oleh karena itu sekelompok mahasiswa UNY mengubah kulit kakao menjadi handbody lotion yang lebih efisien dan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Jamaluddin Siregar prodi Matematika, Wahyuni Eka Maryati prodi Pendidikan Matematika, Yuliari Suprihatin dan Zamhariroh Marsa Fajarwati prodi Kimia, serta Kharisma Nanda Putri Permatasari prodi D3 Akuntansi menciptakan handbody lotion dengan bahan baku kulit kakao diharapkan dapat menciptakan inovasi yang dapat melembabkan kulit kering melalui bahan alami yang belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut Jamaluddin Siregar, kulit kakao memiliki kandungan air yang tinggi mencapai 85%, lemak 11,80%, BETN 34,90% dan Polifenol. “Polifenol dalam kakao dapat memperlambat penuaan dini dan melancarkan peredaran darah,” kata Jamaluddin. Selain itu kakao mengandung vitamin A dan E yang sangat berguna untuk mengangkat sel kulit mati. Wahyuni Eka Maryati menambahkan, pada suhu udara yang panas kulit cenderung bermasalah, seperti kulit kering dan hitam karena terpapar sinar matahari. Penggunaan kosmetik yang berfungsi untuk merawat kulit sangat diperlukan. Banyak masyarakat khususnya para wanita yang ingin tetap terlihat cantik dengan kulit bersih, lembut, dan putih. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggunakan handbody lotion. Handbody lotion merupakan suatu sediaan kosmetik berbentuk emulsi cair yang digunakan pada daerah tangan dan tubuh dengan tujuan melembabkan dan melembutkan kulit. “Kami membuat handbody lotion dari kulit kakao yang diberi nama Lomaca yang merupakan kepanjangan dari Lotion Theobroma Cacao L.,” papar Wahyuni.

Menurut Yuliari Suprihatin tahap pembuatan Lomaca terdiri dari dua tahap. “Pertama kali kulit kakao dibuat ekstraknya dan kemudian baru dibuat lotionnya,” kata Yuliari. Untuk pembuatan ekstrak, kulit kakao direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan ampas 1 dan filtrat 1. Ampas 1 diberi etanol lalu ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan ampas 2 dan filtrat 2. Filtrat 1 dan 2 dicampur pada suhu 400 Celcius menjadi ekstrak kental. Pembuatan lotionnya terdiri dari campuran ekstrak kakao, lemak kakao, minyak zaitun, setil alkohol dan bahan lain dipanaskan dalam penangas air hingga lemak meleleh. Campuran lalu dikocok sampai homogen dan didinginkan pada suhu ruang. Setelah dingin ditambahkan zat pengawet atau polifenol. Lomaca siap digunakan. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2019. (Dedy)

ATASI BAU KAKI DENGAN LOTION DARI KULIT SALAK

Bau kaki merupakan masalah yang sangat mengganggu penampilan. Hal ini menyebabkan penampilan menjadi kurang percaya diri khususnya saat menggunakan sepatu, terutama sepatu tertutup. Keadaan kaki yang tertutup serta didukung suhu yang tinggi atau panas dapat menjadi salah satu faktor timbulnya masalah pada kaki, salah satunya adalah bau tidak sedap atau bau kaki. Untuk mengatasinya di pasaran banyak tersedia penghilang bau kaki bentuk spray, bedak, dan lain-lain. Namun produk tersebut memiliki kelemahan pada aspek harga yang tergolong mahal dan penggunaan yang tidak efisien. Sekelompok mahasiswa UNY mencetuskan ide untuk membuat deodoran untuk mengatasi bau kaki sekaligus kulit kering menggunakan bahan alami yaitu kulit buah salak. Mereka adalah Aditia Pramudia Sunandar dan Rahmanisa Laila Fitri prodi pendidikan biologi, Asmi Aris prodi pendidikan kimia, Muhammad Abdurrahman Mukhlis prodi akuntansi serta Putri Matsya Sabilla prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Menurut Aditia Pramudia Sunandar digunakannya kulit buah salak karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan alkaloid. “Senyawa flavonoid dikenal sebagai senyawa yang dapat menjadi antibakteri” kata Aditia “Padahal bau kaki muncul karena keringat yang bercampur dengan bakteri pada daerah telapak kaki”. Rahmanisa Laila Fitri menambahkan bahwa bau kaki dipicu oleh kondisi kaki yang lembab dan bakteri. Senyawa flavonoid, saponin, dan tanin pada salak berpotensi untuk digunakan sebagai pencegah dan penghilang bakteri pada kaki bersepatu. “Ketersediaan bahan baku dan melimpahnya jenis-jenis tanaman salak menjadi pendorong dibukanya usaha Cadeo (Salacca zalacca Deodorant) sebagai obat herbal solusi bau kaki dan kulit kering” katanya.

Asmi Aris mengemukakan cara membuat deodoran Cadeo. “Pertama kali dibuatlah ekstrak kulit salah pondoh” kata Asmi Aris. Caranya kulit salak pondoh dikeringkan selama 5 hari lalu direndam dan ditempatkan dalam wadah bertutup aluminium foil selama 3 hari. Lalu disaring dan menghasilkan filtrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 diberi etanol dan ditutup menggunakan aluminium foil selama 2 hari dan dikeringkan. Ini menghasilkan filtrat 2 dan ampas 2. Kemudian filtrat 1 dan 2 dicampurkan dan dievaporasi dengan vacuum evaporator bersuhu 600 Celcius. Kemudian diuapkan dengan waterbath bersuhu sama dan jadilah ekstrak kulit salak pondoh. Ekstrak ini diemulsifikasi dengan tambahan sukrosa, Na Benzoat, peppermint oil, lavender essential oil, mocca oil dan akuades lalu diaduk. Jadilah lotion kental yang disimpan dalam suhu kamar selama 1 hari. Lotion kental ini ditimbang sebanyak 80 ml dan 150 ml lalu dimasukkan wadah botol. Lotion herbal Cadeo siap dipasarkan.

Putri Matsya Sabilla menjelaskan Cadeo didesain untuk cepat kering dan tidak meninggalkan bekas sehingga nyaman ketika digunakan di kaki. Aroma yang ditawarkan adalah lavender, mint, dan mocca. Produk ini dapat digunakan untuk kaki yang beralas kaki maupun tidak, dengan catatan, saat menggunakan produk, pengguna menunggu spray sampai kering dan merata sebelum memakai alas kaki. Karya mahasiswa ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan tahun 2019. (Dedy)

 

FE UNY Juara Harapan 1 Accounting Olympiad di STIE YKPN

Tim Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang beranggotakan Andy Dwiki Iranda, Nurul Rusmavita, dan Ririn Susanti - ketiganya mahasiswa Prodi S1 Pend. Akuntansi angkatan 2017 meraih Juara Harapan I pada ajang Accounting Olympiad 2019 di STIE YKPN, 12 Mei lalu. Dalam acara bertema “Raise Your Ability to be A Professional Accountant” ini, UNY harus bersaing dengan 7 tim peserta lainnya di babak final.

Accounting Olympiad ini memiliki tiga tahap yaitu, soal pilihan ganda, debat isu ekonomi, dan cerdas cermat. Dari seluruh rangkaian lomba tersebut Tim UNY berhasil masuk ke babak final dan menjadi juara harapan 1(fadhli)

Tags: 

Tim UNY Juara 2 Kategori Jasa National Business Plan di UNY

Delegasi UNY yang diketuai oleh I Gede Agung Dicky Kusuma Parta (Manajemen 2016) dengan anggota Mohammad Fadly Haj (Manajemen 2016) dan Ketut Agus Sarjana Putra (Pend. Teknik Informatika 2016) berhasil mendapatkan juara 2 kategori jasa dalam acara National Business Plan Competition #2 yang diadakan oleh UKM Kewirausahaan UNY di Universitas Negeri Yogyakarta pada 3-5 Mei 2019.

Pada perlombaan kali ini tim yang diketuai oleh I Gede Agung Dicky Kusuma Parta membuat sebuah aplikasi yang menghubungkan antara penyedia jasa (tour guide) dengan para wisatawan (tourist).

National Business Plan Competition #2 mengangkat tema "Membangun Mental Wirausaha Muda yang Kuat, Kreatif, dan Produktif dengan Mengembangkan Kebudayaan Lokal dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0". Acara ini merupakan serangkaian acara UNYFEST#2 yang dilakasanakan untuk memperingati Dies Natalis ke 55 Universitas Negeri Yogyakarta.

Tags: 

Pages