Siswanto Teliti Integrasi Nilai-nilai Anti Korupsi di SMK

Saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah yang sangat besar yaitu korupsi. Masalah ini menjadi ancaman dalam berbagai aktivitas di sekitar kita sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu kelangsungan masa depan bangsa ini. Dalam berbagai media, setiap hari kita selalu disuguhi dengan berita tentang tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Maka sudah saatnya semua pihak melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit bangsa ini. Upaya pencegahan tindakan korupsi tidak hanya dilakukan pada satu generasi saja, melainkan secara terus-menerus, dan berkelanjutan. Pendidikan anti korupsi yang diberikan sejak dini, bisa menjadi harapan untuk menciptakan generasi yang bersih dari korupsi. Dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang efektif untuk menumbuhkan nilai karakter anti korupsi bagi peserta didik, sebab dalam proses pembelajaran ini terjadi proses internalisasi yang melibatkan berbagai unsur dan potensi siswa.

Peran pendidikan dalam pencegahan tindak korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Nilai-nilai karakter anti korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang sudah ada sejalan dengan wajibnya setiap pembelajaran untuk mengintegrasikan pendidikan karakter.

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Siswanto, M.Pd., mencoba melakukan kajian kuantitatif empiris bagaimana kontribusi variabel-variabel yang menopang pembelajaran. Menurutnya proses pembelajaran Akuntansi yang mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi secara dominan dipengaruhi oleh guru, rencana pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, dan kultur sekolah. Keempat elemen tersebut diprediksi memberikan pengaruh dan kontribusi yang dominan dalam proses pembelajaran.

Dalam karya penelitian disertasinya yang berjudul “Faktor Determinan Integrasi Nilai-Nilai Anti Korupsi dalam Pembelajaran Akuntansi sebagai Pengembangan Karakter Siswa di SMK”, dosen di Jurusan Pendidikan Akuntasi FE UNY ini menemukan bahwa perencanaan yang baik terkait penilaian pembelajaran, metode, serta strategi akan menentukan keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi. “Selain itu, kemauan pengembangan diri yang dimiliki oleh seorang guru mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada pembelajaran akuntansi, yang mengintegrasikan nilai anti korupsi. Adanya motivasi, dorongan yang berasal dari hasil pengembangan diri serta profesionalisme guru akan mendukung keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi dalam pembelajaran Akuntansi,” tegasnya.

Di hadapan dewan penguji promosi doktor Program Pascasarjana (PPs) UNY yang beranggotakan Dr. Sugito, MA (ketua), Dr. Sugiharsono (sekretaris), Prof. Suyanta, Ph.D. (promotor), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (promotor), dan Prof. Sukirno, Ph.D. (penguji internal), serta Fathul Himam, Ph.D. (penguji eksternal), Staf Ahli WR I UNY ini juga mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru, kepala sekolah dengan pola kepemimpinan yang bagus akan menjadi model yang bagus untuk warga sekolah dalam mengimplementasikan nilai karakter anti korupsi ini. “Akhirnya nilai-nilai anti korupsi ini dapat terbentuk dari kultur sekolah yang mengedepankan nilai jujur, tanggungjawab, berani adil, kerja keras, dan disiplin,” tutupnya.

Ujian terbuka yang telah digelar pada Kamis (13/7/2017) tersebut, akhirnya menjadi penentu bagi mantan WD III FE UNY untuk mampu mencapai gelar akademik tertinggi yaitu menjadi Doktor. Siswanto menjadi doktor ke-377 di PPs UNY. (Rubiman).

PRIHATIN DENGAN MASALAH BAU SEPATU, MAHASISWA UNY CIPTAKAN  BONEKA PENGHILANG BAU SEPATU

Bau kaki seringkali dialami oleh beberapa orang. Mulai dari kalangan anak-anak yang aktif melakukan kegiatan dan bermain, hingga remaja bahkan orang dewasa yang mengalami bau pada sepatu mereka. Hal ini dipicu oleh berbagai alasan di antaranya adalah cara perawatan yang dilakukannya selama ini, udara lembab yang dibiarkan begitu saja, penjemuran sepatu akibat hujan serta faktor-faktor lain yang menyebabkan timbul bau pada sepatu. Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY terdiri dari Yania Ifaty Taukhida (D3 Pemasaran), Delia Ratnawati (D3 Pemasaran), Sidiq Tri Sariyanto (D3 Pemasaran), Diana Rossa Prodi (D3 Pemasaran), dan Anindya Yuli Astuti Nazria (Prodi Pendidikan Ekonomi) berinisiatif membuat produk kreatif berbentuk boneka sebagai penghilang bau sepatu.

Produk ini diberi nama BONSOPI (Boneka Soda Kopi), merupakan boneka rajut yang berbahan dasar soda dan kopi. Soda dan kopi ini berguna untuk menyerap bau tidak sedap dari sepatu sedangkan kopi dapat memberikan keharuman dan bau kopi yang segar bagi sepatu. Sedangkan bahan nilon dipilih sebagai tampilan luar BONSOPI dikarenakan benang nilon yang dirajut memiliki pori-pori yang relatif besar sehingga bau kopi yang ada di dalamnya dapat tercium dan berfungsi sebagaimana mestinya. Bau kopi yang ditimbulkan dapat menyerap bau tidak sedap pada sepatu. Selain itu, bahan rajut relatif kuat dan tahan lama, memiliki motif unik dan lucu, serta lebih variatif dan dapat dibentuk sesuai dengan permintaan konsumen.

Selain diformulasikan sebagai boneka penghilang bau pada sepatu, boneka dengan model yang unik ini dapat digunakan pula sebagai alternatif untuk pemberian hadiah maupun cinderamata. Dengan demikian, akan membuka peluang usaha tersendiri bagi mahasiswa dan dapat menciptakan nilai guna yang lebih pada sepatu. Boneka ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.15.000-, per biji sehingga sangat cocok untuk semua kalangan, baik masyarakat umum maupun mahasiswa. (anin/fadhli)

APLIKASI NAIK BUS NAN PRAKTIS PENGGANTI SMART CARD

Tidak diragukan lagi setiap orang memerlukan alat transportasi untuk membantu mobilitas mereka menuju aktivitas yang produktif. Ada yang memilih kendaraan pribadi karena dalih lebih nyaman, namun ada juga yang memilih kendaraan umum. Salah satu kendaraan umum yang biasa dipilih masyarakat untuk bertransportasi adalah bus. Terlebih lagi kini sudah ada bus yang nyaman dan bersistem BRT (Bus Rapid Transit). Transportasi yang biasa dikelola Dinas Perhubungan ini biasanya menawarkan smart card yang bekerja sama dengan beberapa pihak untuk sistem pembayarannya. Selain lebih murah, penggunaan smart card juga tergolong mudah dan aman karena tidak menggunakan uang tunai langsung. Namun, penggunaan smart card ini tentu memiliki keribetan tersendiri. Misalnya saja dalam hal pembuatan dan pengisian ulang saldo. Berangkat dari kendala-kendala transaksi tunai dan keluhan terkait penggunaan smart card, lima orang mahasiswa UNY yang tergabung ke dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa – Karya Cipta (PKM-KC) ini mencoba mengembangkan aplikasi sistem pembayaran yang dapat digunakan untuk bertransportasi. Kelima mahasiswa tersebut adalah Nurul Khasanah (Pendidikan Akuntansi), Kufita Rahmah Fauziah (Pendidikan Akuntansi), Puji Rahayu (Pendidikan Akuntansi), Muhammad Arif Sulistya (Pendidikan Teknik Informatika), dan Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika). Dibimbing oleh dosen Pendidikan Akuntansi FE UNY, Rizqi Ilyasa Aghni, M.Pd., tim PKM KC ini menamai aplikasi yang sedang mereka kembangkan dengan sebutan Trans Credit-Pay.

Dengan menggunakan Trans Credit-Pay, pengguna transportasi tidak perlu menggunakan uang tunai maupun smart card. Hanya menggunakan smartphone dan menginstal aplikasi, calon penumpang dapat menggunakan aplikasi ini asalkan memiliki saldo. Uniknya, dalam pembelian saldo di aplikasi ini, pengguna cukup menggunakan pulsa. Sedangkan penggunaan aplikasi untuk membayar adalah dengan cara mendekatkan stiker NFC yang ditempel di belakang smartphone ke alat. Nurul menjelaskan, “Jadi, semacam naik transportasi tapi bayarnya pakai pulsa. Penggunaannya cukup instal aplikasi, isi saldo pakai pulsa, dan mendekatkan stiker yang ada di HP ke alat.”

Saat ini, aplikasi Trans Credit-Pay ini belum dipublikasikan secara luas karena masih dalam tahap pengembangan agar lebih sempurna. Apabila nantinya dirilis secara resmi, harapannya aplikasi ini dapat bermanfaat dan memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi maupun turut mengurangi risiko-risiko dalam bertransaksi tunai. Tim PKM ini juga berharap, dengan adanya aplikasi ini masyarakat menjadi lebih berminat menggunakan transportasi umum.

“Belum dirilis, masih dikembangkan terus, perlu kerjasama dengan banyak pihak juga agar bisa digunakan. Kalau sudah rilis pasti bisa langsung diunduh, nanti kami informasikan di media kami. Semoga kalau sudah rilis bisa bermanfaat dan memotivasi masyarakat untuk naik transportasi umum biar macet gak tambah parah,” tutup Nurul. (nrl/fadhli)

GELAMUT Bantu Minimalisir Terkena Diabetes

Geplak merupakan salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Makanan camilan yang terbuat dari olahan kelapa ini terkenal akan rasanya yang luar biasa manis dan sering dijumpai dengan berbagai ragam warna dan varian rasa. Kini, geplak tidak lagi hanya diproduksi dari gula pasir biasa. Sekelompok mahasiswa kreatif menghasilkan geplak dengan menggunakan gula semut. Geplak gula semut atau yang akrab disebut dengan singkatan GELAMUT merupakan hasil inovasi dari makanan geplak yang selama ini acap ditemui di Bantul, DIY. GELAMUT ini tercipta dari ide sebuah team PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa – Bidang Kewirausahaan) dari Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Tim ini diketuai oleh Debby Ayuning Dyah (Pend. Ekonomi 2014) dengan anggota Dias Novitasari (Pend. Ekonomi 2014), Apriyanti Astasari (Pend. Ekonomi 2014), Dwi Rahayu (Pend. Ekonomi 2015), dan Kholis Hidayat (Pend Akuntansi 2015).

PKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) setiap tahun ini membuat Debby dan kawan-kawan terpacu untuk mengikuti event tersebut, sehingga terciptalah inovasi geplak dengan menggunakan gula semut. Berbeda dengan geplak biasanya yang menggunakan bahan gula pasir, tim tersebut menggunakan gula semut sebagai pengganti gula pasir.

Gula semut yang digunakan merupakan hasil perkebunan di wilayah Kulonprogo DIY. Berdasarkan penelitian dari The Philippines Food and Nutrition Research Institute mengenai indeks glikemik, gula semut mengandung indeks glikemik sebesar 35 yang tergolong rendah jika dibandingkan dengan indeks glikemik dari dari gula pasir sebesar 64. Kandungan glikemik yang cukup rendah pada gula semut membuat GELAMUT mempunyai keunggulan di sisi kesehatan, yaitu ramah apabila dikonsumsi oleh orang yang menderita diabetes dan juga sebagai pencegah diabetes bagi konsumen geplak.

Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat GELAMUT ini sama dengan geplak pada umumnya yaitu kelapa dan tepung terigu. Dengan menggunakan gula semut, geplak yang  dihasilkan berwarna coklat, karena mendapat pengaruh warna dari gulanya tersebut, sehingga GELAMUT ini tidak bisa diberi warna yang lain. Walau begitu, tim PKM-K Debby tidak habis akal, GELAMUT yang berwarna coklat itu diberi topping seperti kacang almond dan sprinkle warna warni.

GELAMUT diharapkan mampu memberi manfaat terhadap orang yang ingin mengkonsumsi geplak secara aman. Selain itu, produk ini juga turut memperkenalkan gula semut hasil perkebunan kelapa di wilayah Hargotirto, Kokap, Kulonprogo, DIY, sehingga dapat meningkatkan perekonomian produsen gula semut. (debby/fadhli)

MAHASISWA FE UNY CIPTAKAN APLIKASI PENERJEMAHAN DAN PENGUMPULAN DATABASE PENINGGALAN SEJARAH

Ketersediaan database dan sumber informasi mengenai peninggalan sejarah di Indonesia merupakan hal yang penting untuk menjaga dan mendokumentasikan asset-aset sejarah bangsa Indonesia. Ketersediaan database dan sumber informasi sejarah yang baik dapat mempermudah akademisi atau pihak-pihak terkait yang membutuhkan bahan untuk penelitian. Namun seiring berkembangnya teknologi, ketersediaan database dan sumber informasi yang detail dari peninggalan sejarah Indonesia tidak memiliki akses yang terbuka. Banyak kalangan yang merasa kesulitan dalam mencari informasi yang valid mengenai peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia. Relief sebagai contoh peninggalan sejarah belum memiliki informasi yang dapat diakses masyarakat umum. Setiap peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia memiliki arti dan ceritanya masing-masing. Selain itu, peninggalan-peninggalan sejarah tersebut tersebar di berabagi daerah di Indonesia dan memiliki karakteristiknya masing-masing.

Menanggapi permasalahan tersebut Tim Pralagi Reader yang diketuai oleh Fajar Indra Prasetyo, mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, membuat sebuah aplikasi penerjemahan dan pengumpulan database berbasis android yang diberi nama Pralagi Reader. Dalam pengerjaannya, Fajar berkolaborasi dengan anggota tim yang lain yaitu Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika), Andes Kurniawan (Pendidikan Teknik Informatika), Putut Prianggono (Pendidikan Sejarah), dan Ikap Bin Kholib (Pendidikan Ekonomi) serta dibimbing oleh dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY, Kiromim Baroroh, M.Pd. Tim Pralagi Reader yakin dapat memberikan solusi inovatif permasalahan tersebut dengan Aplikasi Pralagi Reader.

Pralagi Reader merupakan sebuah aplikasi yang dapat menerjemahkan arti dan cerita dari setiap peninggalan sejarah yang ada di Indonesia dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). Pralagi Reader juga mampu menunjukan keaslian dari sebuah peninggalan sejarah karena Pralagi Reader merekam sebuah peninggalan sejarah dari segi bentuk, lokasi, dan informasi.  Fajar menyampaikan, “adanya Pralagi Reader dapat membantu menjaga dan merekam data-data peninggalan sejarah serta membantu menerjemahkan arti dan cerita dari setiap peninggalan sejarah Indonesia. Harapan kedepan, aplikasi ini dapat dikembangkan bersama dengan pihak-pihak yang berkaitan.” Tim Pralagi Reader merupakan salah satu tim PKM-Karsa Cipta UNY yang mendapat hibah pendanaan dari Ristekdikti dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 bidang. (fajar/fadhli)

PKM-K FE UNY MENGUSUNG IDE KREATIF, LIMBAH KERTAS MENJADI BUKU BERNILAI JUAL

Sampah merupakan benda padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai. Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan, contohnya seperti kulit  buah, sisa sayuran, kertas, kayu, ranting pohon, dan dedaunan kering. Sedangkan sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam.

Saat ini, sampah menjadi masalah pelik yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia. Kota-kota besar yang populasi penduduknya padat menghasilkan sampah dalam volume yang cukup tinggi. Mari kita bayangkan, jika setiap individu menghasilkan 0,50-0,65 kg sampah per hari, dengan tingkat kepadatan 200 kg/m3, maka berapa banyak total sampah yang akan diproduksi? Yogyakarta juga mengalami permasalahan serupa. Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta setiap harinya rata-rata sampah yang dihasilkan antara 210-220 ton dan untuk kawasan Malioboro saja sudah menyumbang 228,39 m3 perhari dengan komposisi sampah basah yang paling besar yaitu sekitar 62,27% dan urutan kedua adalah sampah kertas sekitar 16,15%. Tingginya jumlah sampah ini menyebabkan pemerintah perlu mengatasi permasalahan sampah antara lain dengan mendorong usaha untuk mengurangi volume sampah. Usaha pengurangan atau minimalisasi volume sampah yang diangkut ke TPA antara lain dengan melakukan daur ulang sampah/recycle, termasuk di dalamnya daur ulang sampah kertas.

Atas dasar itulah mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang terdiri dari Alfinia Ahmad Sipa (Manajemen 2014), Afifah Nur Rahmah (Manajemen 2014), dan Andini Novita Sari (Manajemen 2015) mempunyai ide untuk melakukan daur ulang sampah kertas sebagai upaya untuk memanfaatkan limbah kertas menjadi sebuah buku bernilai jual. Ide ini dituangkan dalam bentuk proposal PKM-K dengan judul BUKDALITAS (Buku dari Limbah Kertas sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Buku Bernilai Jual).

Tim mereka yang mengusung konsep “Go Green & Save Our Forest” memiliki suatu tujuan bahwa penggunaan kertas yang semakin hari semakin bertambah jumlah permintaannya akan mengancam keberadaan hutan Indonesia. Bisa kita analisis bahwa 1 rim kertas setara dengan 1 pohon berumur 5 tahun dan menurut kemenperin.go.id kebutuhan kertas di Indonesia mencapai 12 juta ton pada tahun 2012, maka berapa jumlah pohon di Indonesia yang harus dibabat untuk memproduksi kertas-kertas tersebut? Hal inilah yang harus kita perhatikan, untuk kelestarian hutan Indonesia, untuk sekarang dan anak cucu kita nanti,” terang Alfinia. (nia/fadhli)

Upacara Dies Natalis ke-6 FE UNY

Sebanyak lebih dari 150 peserta yang terdiri dari Rapat Pimpinan (Rapim) UNY, jajaran Senat Fakultas, dosen dan karyawan, perwakilan mahasiswa, serta para mitra kerjasama Fakultas Ekonomi (FE) UNY, menghadiri Upacara Dies Natalis ke-6 FE UNY pada Kamis (22/6) lalu. FE yang dilahirkan 22 Juni 2011 merupakan fakultas termuda di UNY, meskipun embrionya sudah lahir bersamaan dengan ilmu-ilmu lainnya di UNY sejak 1964 lalu. Dalam upacara ini turut disampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul “Balanced Scorecard: Implementasi Interaksional Agency Theory dan Stakeholder Theory dalam Manajemen Perguruan Tinggi” oleh salah satu guru besar FE UNY, Prof. Sukirno, M.Si., Ph.D.

Tahun ini, FE UNY mengangkat tema “Peran FE UNY dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Bidang Ekonomi yang Unggul”. Disampaikan dalam laporannya selaku Dekan, Dr. Sugiharsono, M.Si., FE masih terus berkembang baik dari sisi akademik maupun sarana prasarana. FE UNY terus memacu dosennya untuk meningkatkan kualitas baik melalui studi lanjut maupun dengan terlibat dalam berbagai seminar, pelatihan, workshop, dan kegiatan ilmiah lainnya, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.

“Pada tahun 2016/2017, dosen yang mengikuti seminar internasional sebanyak 119 orang dengan berbagai negara tujuan seperti Amerika Serikat, Thailand, Jerman, Jepang, Malaysia, China, dan Australia. Pengembangan dosen juga dilakukan dalam berbagai bidang pelatihan, seperti pelatihan Pekerti, ICT, e-journal, Bahasa Inggris, kepemimpinan, kewirausahaan, hingga olah data statistik,” terang Sugiharsono.

Dalam sambutannya, Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. menyampaikan harapannya pada FE UNY guna mendukung rencana UNY menjadi universitas kelas dunia. “Tentu kami mendorong para dosen untuk melanjutkan studi. S3 idealnya 70%, tetapi di UNY baru 30%. Kami adakan juga workshop publikasi internasional guna menggenjot jumlah artikel yang terindeks Scopus oleh tiap dosen. UNY juga memfasilitasi dosen yang ingin mengurus publikasi internasional dan penerbitan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),” urai Sutrisna.

Sutrisna melanjutkan, Indonesia harus mengambil peran dalam era MEA. “Manfaatkan era MEA untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, agar bisa bersaing dengan negara tetangga. Untuk itu, dunia pendidikan amat berperan besar dalam meningkatkan kualitas SDM. Lewat FE UNY, kami berharap lulusan FE UNY memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional,” tambahnya.

Dalam orasi ilmiahnya, Sukirno menyampaikan bahwa kualitas pengelolaan sumber daya perguruan tinggi yang lemah dapat mengarah pada rendahnya daya saing sumber daya bangsa. Perlu pendekatan jitu dalam manajemen sumber daya perguruan tinggi agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak tertinggal dibandingkan perguruan tinggi lain di dunia.

“Proses penilaian dan penghargaan kinerja masih dirasa rendah. Ukuran kualitatif masih kurang dipertimbangkan jika dibandingkan dengan ukuran kuantitatif. Balance scorecard (BSC) adalah pendekatan yang bisa dipilih perguruan tinggi untuk mengelola sumber daya dalam mencapai visi dan misinya,” terang Sukirno.

“Mengadaptasi tulisan Hermawan (2005), Lestari (2003), dan Mulyadi (2007), untuk mengimplementasikan BSC di perguruan tinggi dapat menempuh beberapa cara. Pertama, menilai sumber daya yang dimiliki, merumuskan visi dan misi perguruan tinggi secara partisipatif melibatkan stakeholder internal dan eksternal (objectives). Kedua, merumuskan tujuan, sasaran, dan strategi masing-masing unit atau program studi sesuai visi misi (initiatives). Ketiga, merumuskan ukuran-ukuran visi, misi, dan sasaran perguruan tinggi dan unit (measures) melalui indikator kunci (Key Performance Indicator). Keempat, implementasi inisiatif strategi yang telah digariskan dalam aturan penganggaran dan rencana strategis perguruan tinggi dan unit di bawahnya (implementation). Kelima, mengukur kinerja perguruan tinggi dan unit terkait (performance measurement). Terakhir, evaluasi strategis dan operasional untuk mendapatkan umpan balik dan perbaikan strategi perguruan tinggi di masa mendatang (evaluation),” urainya. (fadhli)

Menjadi Pribadi yang Accountable

Dalam rangka menyosialisasikan program-program rektorat, sekaligus secara bersamaan kegiatan pembinaan rohani dan buka bersama, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengumpulkan para dosen, karyawan, serta perwakilan mahasiswa pada Jumat (16/6) lalu di Auditorium FE UNY. Selain itu, Pusat Komputer (Puskom) UNY juga memberikan sosialisasi pengembangan sistem pelayanan akademik secara elektronik yang mutakhir. Sistem ini diharapkan mempermudah para dosen dan mahasiswa dalam berbagai proses administrasi maupun akademik seperti kegiatan penelitian, pengurusan cuti kuliah, hingga pembimbingan akademik.

Program rektorat yang secara umum disampaikan oleh Wakil Rektor I UNY, Prof. Dr. Margana., menguraikan strategi UNY dalam menggapai status “universitas pendidikan kelas dunia” dengan peringkat 500 dunia versi QS pada 2025 kelak. Untuk itu, kualitas sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan. “Sebanyak 194 dosen masih kita tunggu untuk selesaikan studi S3. Di samping itu, kita usulkan lagi penambahan tenaga dosen baru untuk memenuhi kebutuhan pengajaran,” kata Margana.

Sementara itu, pengajian yang sekaligus buka bersama fakultas ini dipandu oleh Ustaz Dr. Tulus Musthofa, Lc., M.A. Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Daaru Hira ini menguraikan beberapa tahapan kehidupan yang dijalani manusia. “Kita dulu pernah melewati alam ruh, kemudian alam rahim, dan sekarang di alam dunia. Semua umat Nabi Muhammad saw diberikan jatah umur kurang lebih 60-70 tahun,” terangnya.

Tulus mengatakan, hidup di dunia adalah untuk beramal. “Oleh karena itu, hisablah diri sendiri sebelum dihisab oleh yang Maha Menghisab. Jadilah pribadi yang accountable. Pribadi yang accountable adalah yang pandai menghisab diri. Hari ini hanya ada hari untuk beramal, belum ada hisab. Tetapi esok, yang ada hanyalah hisab, tidak lagi ada usia untuk beramal,” tambah Tulus. (fadhli)

KRISTAL FE UNY SUKSES MENGADU INTELEKTUALITAS MAHASISWA INDONESIA

Tiga rangkaian puncak acara Innovation Contest (ICON) 2017 sukses diselenggarakan oleh KRISTAL FE UNY pada 11 – 13 Mei 2017 lalu. Dimulai sejak Maret 2017 dalam pengumpulan abstrak, akhirnya KRISTAL berhasil menghadirkan 15 tim terbaik yang berhasil lolos dari 378 tim yang berhasil dihimpun. Kelima belas tim tersebut adalah 2 tim Universitas Diponegoro, Univeritas Airlangga, 2 tim Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, 2 tim Universitas Udayana, 2 tim Universitas Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Halu Oleo serta Universitas Islam Indonesia.

Pada Kamis (11/05) lalu, 15 tim berhasil dihadirkan dalam Technical Meeting di Ruang Ramah Tamah FE UNY untuk berdiskusi dan menghasilkan kesepakatan berupa ketentuan-ketentuan presentasi karya. Bertempat di Auditorium FE UNY, pada hari berikutnya, Jumat (12/05), kelima belas tim seru beradu intelektualitas di hadapan tiga juri, yakni Eka Ari Wibawa, S.Pd., M.Pd., (Dosen Fakultas Ekonomi UNY), Dra. Shavitri Nurmala Dewi, M.A. (Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), dan Muhammad Adhitya Arjanggi, S.T. (Ketua MITI KM).

Rangkaian acara ICON 2017 ketiga adalah seminar nasional. Mengusung topik Sustainable Development Goals (SDGs), seminar nasional ini menghadirkan keynote speaker dan pembicara 1 dari PT ACE Hardware Indonesia selaku sponsor utama ICON 2017, yakni Yenita MM., MBA., M.Si., MT., MH., M.Pd., MAK., ME., MIKOM., MMSI., Dr.(cand.), Ph.D.(cand.) dan Tarisa Widya Krisnadi. Kedua pembicara lain dalam Seminar Nasional yang tak kalah seru mengupas materi Sustainable Development Goals (SDGs) adalah Malik Khidir (CEO Stechoq Robotika) dan Drs. H. A. Kholiq Arif, M.Si. (Bupati Wonosobo 2005 – 2015). Dalam seminar nasional ini, berlangsung pula pemberian penghargaan kepada 22 tim terpilih sebagai ACE Indonesia’s Youth Innovator. Seminar nasional ditutup dengan mengumumkan juara LKTIN ICON 2017 sekaligus memberikan hadiah dan penghargaan.

Tim yang berhasil keluar menjadi juara adalah Universitas Negeri Yogyakarta dengan ketua R Amirur Rajif (Juara 1), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (Juara 2), Universitas Brawijaya dengan ketua Prasada Aditama Kridawan (Juara 3), Universitas Udayana dengan ketua Kadek Yardi Mahadikara (Juara Harapan 1), Universitas Padjadjaran (Juara Harapan 2), dan Universitas Negeri Yogyakarta dengan ketua Devi Lestari (Juara Harapan 3). Adapun Best Presentation berhasil diraih oleh tim dari Universitas Airlangga dan gelar Best Implementation berhasil disandang tim dari Universitas Gadjah Mada.

Selain ketiga rangkaian acara tersebut, KRISTAL FE UNY bekerjasama dengan PT ACE Hardware Indonesia berhasil melaksanakan Walk in Test pada Jumat dan Sabtu, 12 dan 13 Mei 2017. Tes diikuti oleh masyarakat umum maupun mahasiswa baik dari UNY maupun luar UNY. Bahkan finalis ICON 2017 juga memiliki kesempatan spesial untuk bergabung dalam tes ini secara gratis.

Melalui rangkaian acara ICON 2017 yang berhasil dilaksanakan, harapannya mahasiswa Indonesia, baik yang juara maupun yang menjadi inovator muda, dapat berkontribusi pada Indonesia melalui ide-ide kreatif dan inovatif. Sukses kepada juara-juara ICON 2017 dan ACE Indonesia’s Youth Innovator! Nantikan ICON 2018 mendatang!

Yudisium FE UNY Periode Mei 2017: Kisah Anis dan Isna

Setelah menempuh studi sesuai jenjang, sebanyak 56 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang memenuhi syarat akademik maupun administratif mengikuti upacara yudisium di FE UNY, Jumat (26/5) lalu. Dilaporkan Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., yudisium kali ini meluluskan 28 orang S1 Kependidikan, 11 orang S1 Non Kependidikan, dan 17 orang Program D3. Sedangkan jumlah peraih predikat Dengan Pujian adalah 27 orang atau 48,21%. Upacara tersebut dihadiri Kepala Bagian Tata Usaha, serta para ketua jurusan dan program studi di lingkungan fakultas.

Peraih IPK tertinggi pada yudisium periode Mei ini adalah Anissa dari Program Studi (prodi) D3 Akuntansi dengan 3,83 dan Isna Febriyani (3,79) dari Prodi Pendidikan Akuntansi S1, sementara rata-rata raihan IPK adalah 3,49. Anis, demikian biasa disapa, menjelaskan bahwa fokus di kelas adalah kuncinya memahami perkuliahan. “Saya tidak terbiasa mengulang membaca buku di rumah. Tapi di kelas sungguh-sungguh berusaha memahami penjelasan dosen,” kata lulusan SMK N 4 Klaten ini.

Sama halnya, Isna juga lebih suka memusatkan perhatian kepada dosen secara serius daripada mengulang bacaan di rumah. “Tapi kalau memang diperlukan, saya belajar lagi di rumah, atau bertanya pada teman,” ujar Isna.

Baik Isna maupun Anis, yang penting lakukan yang terbaik dan percaya diri. “Teruslah belajar, buat bangga orang tua,” ujar Anis yang membuka usaha toko online bersama temannya ini. “Kalau sudah melakukan yang terbaik, serahkan pada Allah untuk hasil terbaik,” sambung Isna yang juga penerima Bidik Misi.

Anis mengungkapkan, kuliah tadinya hanya sekedar impian. “Orang tua dan tetangga awalnya pesimis, bahkan sempat mengucilkan. Tapi begitu saya bisa mencetak prestasi dan IPK yang baik, akhirnya mereka jadi mendukung,” kisah lajang yang sempat menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS di bangku SMK ini.

Lain lagi Isna. Kegagalannya melewati jalur SNMPTN Bidik Misi sempat membuat putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Muh. Sahroni (55 tahun) dan Parjiyah (49) ini frustrasi. Apalagi teman satu sekolahnya sudah diterima lebih dulu di UNY. “Tapi saya menolak menyerah, saya mencoba lagi melalui jalur SBMPTN, dan akhirnya bisa berkuliah tanpa membebani orang tua,” ucap Isna.

Kini keduanya berharap bisa meraih profesi impiannya masing-masing. “Saya ingin bekerja di bidang finance. Kalau Allah berikan kesempatan, saya akan melanjutkan ke S1,” terang Anis. “Dari kecil dasarnya sudah ingin menjadi guru. Jadi, saya bersyukur sekali bisa lulus dari Prodi Pendidikan Akuntansi,” tutup Isna. (fadhli)

Pages