Yudisium FE UNY Periode Juli 2017: Profil Cahya dan Ayod

Sejumlah 142 orang yang terdiri dari 43 orang S1 Kependidikan, 55 orang S1 Non Kependidikan, dan 44 orang Program D3 dinyatakan lulus dalam upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Juli 2017, Senin (31/7) lalu. Upacara yudisium diikuti seluruh peserta dan dihadiri jajaran dekanat, ketua jurusan dan program studi (prodi), serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY. Para peserta mendapatkan Surat Keputusan Dekan yang menetapkan bahwa mereka sudah berhak mendapatkan gelar akademik baik Sarjana Ekonomi, Sarjana Pendidikan, maupun Ahli Madya.

Dalam laporannya, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D. menyatakan bahwa sebanyak 71 peserta atau hampir 50 % meraih predikat Dengan Pujian. “Peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada periode ini adalah saudari Cahyani Arumdani dari prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran S1 dengan IPK 3,85,” ungkapnya.

Ditemui seusai upacara, Cahya, demikian dia biasa disapa, menceritakan tipsnya agar bisa lulus dengan baik. “Tugas jangan ditunda, dan rajin-rajin menemui dosen,” kata gadis kelahiran Kulonprogo, 28 Juli 1995 ini.

Semasa aktif kuliah, Cahya aktif menjadi anggota Komisi IV di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UNY. Selain itu, pada 2014 sempat menjadi staf Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (Hima ADP). Sebelum aktif di bidang keorganisasian, pemilik tinggi badan 165 cm ini merupakan atlet Pekan Olahraga Daerah (Porda) Kulonprogo cabang Basket di tahun 2013.

Satu lagi lulusan berpredikat Cum Laude yang juga merupakan pegiat mahasiswa adalah Ayodya Dwi Permadi dari Prodi Manajemen S1. Memperoleh IPK 3,67, lulusan SMA N 1 Sewon Bantul ini merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen di tahun 2015. Selain itu, sebagai penerima beasiswa Bank Indonesia, pria yang kerap disapa Ayod oleh teman-temannya ini dipercaya menjadi Bendahara GenBI (Generasi Baru Bank Indonesia) Yogyakarta.

Selain sama-sama aktif di kegiatan kemahasiswaan, Cahya maupun Ayod juga tak sungkan menjajal berwirausaha. Sejak kelas 2 SMA, Cahya berbisnis coklat. Kini dibantu dengan media sosial Instagram, Cahya mencoba memasarkan dengan menggunakan nama @philokiochoco. Tak hanya coklat, Cahya juga mencoba menawarkan produk backdrop paper flower, mini dekorasi yang menjadi pemanis ruangan di kala momen-momen istimewa seperti wisuda, ulang tahun, atau lainnya. Bisnis yang baru dirintisnya sejak Juni lalu ini bisa dilihat melalui akun @kiodis_paperflower.

Sedikit berbeda dengan Cahya, Ayod memilih bekerjasama dengan rekannya di bidang kuliner. “Kami sempat berbisnis kedai susu. Tapi kemarin sempat vakum. Semoga bisa lanjut lagi,” harap lajang yang juga berprofesi sebagai tukang ojek online ini. Ke depan, Cahya dan Ayod berharap bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Saya ingin melanjutkan S2 dan menjadi dosen,” kata Cahya. “Kalau saya, ingin menjadi Manajer Rumah Sakit,” tukas Ayod. (fadhli)

PERGURUAN TINGGI INDONESIA DITUNTUT LEBIH SIAP MENGHADAPI TANTANGAN ABAD 21

Tantangan mahasiswa di abad 21 makin beragam. Mahasiswa dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship, di samping juga keterampilan softskill guna mengantisipasi mismatch antara kebutuhan industri dengan output lulusan yang beragam. Demikian sebagaimana dipaparkan para pemateri dalam seminar International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2017, Jumat (28/7) kemarin. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1, S2, hingga S3, beserta dosen. Bertindak selaku pembicara adalah Dr. Mohsin Shaikh dari SKN College of Engineering, India, Dr. Jamalludin Helmi dari Universiti Sultan Azlan Shah, Malaysia, dan Dr. Sumiyana dari UGM Indonesia.

Dalam acara yang dibuka oleh Rektor UNY ini, Dr. Mohsin Shaikh mengupas seputar Manajemen Sumber Daya Manusia di perguruan tinggi. Menurut Shaikh, ada empat tantangan bagi perguruan tinggi dalam era saat ini. “Yang pertama adalah pendanaan. Kedua, jarak yang lebar antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri. Ketiga, globalisasi dan persaingan yang meningkat. Keempat, penggunaan teknologi informasi,” urainya.

“Dalam aspek SDM, ada beberapa tantangan bagi perguruan tinggi. Dalam hal perekrutan misalnya, beberapa perguruan tinggi mengalami masalah kekurangan SDM, penundaan dalam proses seleksi, hingga kurangnya pengalaman dalam proses wawancara. Dalam pelatihan dan perkembangan, sering kurang pengetahuan dalam manajemen dan administrasi, tidak cukup pelatihan kepemimpinan. Selain itu, kompensasi dan performance appraisal juga sering menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi,” tambah Kepala Jurusan Manajemen di SKN College of Engineering, Pune, India ini.

Sedangkan Dr. Jamalludin Helmi membahas pendidikan kewirausahaan bagi perguruan tinggi. Senada dengan Shaikh, Helmi juga menegaskan bahwa mental kewirausahaan harus dimiliki para mahasiswa. “Mental kewirausahaan harus dibimbing. Sebagian besar peneliti sepakat bahwa kewirausahaan 20% berasal dari bakat (nature) dan 80% muncul dari pendidikan (nurture),” tandas Helmy.

Sumiyana dari UGM menyampaikan isu-isu seputar etika bisnis yang saat ini terjadi di Indonesia. Menurut Sumiyana, kasus suap hingga fraud yang kerap terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia memang masih mendukung tindakan tersebut tumbuh subur. “Negara yang masih berkembang, demokrasi yang lemah, birokrasi yang berbelit-belit dan menyusahkan, atau rezim pemerintah yang terlalu kuat, merupakan lahan empuk bagi munculnya perilaku bisnis yang tidak etis,” urai Sumiyana.

ICEBESS 2017 juga menjadi sarana pemaparan makalah dari berbagai peneliti. Lebih dari 30 pemakalah menyampaikan tulisan ilmiahnya pada sesi paralel yang terbagi dalam lima kelompok. ICEBESS merupakan ajang ilmiah tahunan yang mengundang pemakalah dari dalam hingga luar negeri guna membahas berbagai isu seputar ekonomi, pendidikan, dan berbagai ilmu sosial. (fadhli)

Menjadi Mahasiswa Kelas Dunia

Sebanyak lebih dari 150 mahasiswa kelas Unggulan 2014 Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengikuti guest lecture bersama dua pembicara dari Malaysia, Dr.Seloamoney Palaniandy dan Dr. Jamalludin Helmy Hashim di FE UNY, kemarin. Dr. Seloamoney Palaniandy merupakan pengajar di Infrastructure University Kuala Lumpur (IUKL), sedangkan Dr. Jamalludin Helmy menjadi dosen di Fakulti Manajemen dan Teknologi Informasi di Universiti Sultan Azlan Shah, Perak, Malaysia. Para mahasiswa kelas unggulan yang terdiri dari berbagai program studi di FE UNY ini diajak untuk menjadi mahasiswa berorientasi kelas dunia.

Dr. Seloamoney Palaniandy yang juga kerap disapa Selva menyatakan, tidak bisa disangkal, kemampuan Bahasa Inggris menjadi salah satu kunci terpenting. “Memang ada banyak bahasa di dunia ini, tetapi Bahasa Inggris tetap menjadi bahasa yang wajib dikuasai,” katanya. Di samping itu, mimpi juga akan membantu manusia lebih bersemangat dalam hidup. “Mimpi bukanlah apa yang kita lihat di dalam tidur. Mimpi adalah apa yang membuat kita tidak bisa tidur. Ada cita-cita yang ingin kita kejar. The sky is the limit,” lanjut Selva.

Jamalludin Helmi berbagi tips agar mahasiswa bisa menjadi manusia yang unggul di zaman penuh persaingan ini. “Seorang mahasiswa harus memiliki niat yang kuat. Selain niat, mereka harus pintar dalam manajemen waktu. Tak kalah pentingnya, seorang manusia harus mempertahankan empati. Untuk menjadi cemerlang, kita harus memiliki perbedaan,” terang Helmi.

Kedua pembicara sepakat bahwa usia muda adalah saat yang tepat untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin. “Bagi saya, mengajar sudah menjadi passion. Karena itu, saya sudah mengunjungi berbagai negara untuk mengajar. Banyak orang salah menebak usia saya. Mereka mengira saya lebih muda. Ini bisa jadi karena memang saya senang mengajar,” ungkap Selva. (fadhli)

FE UNY Juara Umum Kompetisi GIPSI 2017

Jurusan Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi (FE) UNY sukses memborong medali dalam lomba GIPSI (Gebyar Ilmu Perkantoran Se-Indonesia) 2017 yang diselenggarakan di Program Vokasi Universitas Indonesia pada tanggal 24-26 Juli 2017. Kegiatan GIPSI 2017 ini menjadi ajang bergengsi yang pertama kali diselenggarakan Forum Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (FORMAPSI) se-Indonesia. Melalui FORMAPSI, mahasiswa dengan rumpun ilmu yang sama dapat saling bertukar informasi dan bersilaturahmi untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki guna menyongsong kompetisi kerja saat ini. Hari pertama kegiatan GIPSI diisi dengan seminar dengan materi “Manajemen Perkantoran Berbasis Digital” yang disampaikan oleh Mirza Manthovani (Perwakilan Bank BNI Syariah), kemudian sesi materi kedua disampaikan oleh Borries Putra (Praktisi) dengan tema  “Culture at Tech Startup: are you ready for it?”, Materi berikutnya yaitu Workshop (Manajemen Alat Kearsipan) oleh Ferry Faried (Deputi Marketing Manager P.T. Bino Mitra Sejati (Bantex), Materi sesi keempat yaitu “Workshop (Office 365, The Productivity of Cloud Office Service)”  oleh Wahyu Noviantoro (Dosen Vokasi UI).

Kegiatan lomba dilakukan pada hari kedua secara paralel. Kompetisi GIPSI ini diikuti oleh beberapa universitas di  Indonesia yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Politenik Negeri Bandung (POLBAN), Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita Jakarta, Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI), dan Universitas Sriwijaya (UNSRI). Dalam ajang kompetisi ini UNY meraih 12 medali dan dinobatkan sebagai Juara Umum GIPSI 2017.

Tim dari UNY sendiri terdiri dari 12 orang, dengan 7 orang mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Administrasi Perkantoran dan 5 orang Prodi Sekretari D3. Bidang yang dilombakan dalam kompetisi GIPSI meliputi Grooming and Public Speaking Indonesia, English Public Speaking, Creative Super Resume, Sensational Power Point, Microsoft Excel, 10 Fingers Typing, dan English Correspondence.

Untuk mengikuti kegiatan perlombaan tersebut, tim UNY sendiri telah melaksanakan persiapan dan pelatihan dengan dosen-dosen pembimbing yang ahli sesuai bidang lomba selama 3 minggu berturut-turut sebelum hari pelaksanaan lomba.  Hasil dari kerja keras yang telah dilakukan akhirnya berbuah baik. UNY dapat meraih beberapa juara di antaranya yaitu Ekwina Anggraini Putri (Prodi Sekretari D3) meraih juara 1 lomba Grooming and Public Speaking Indonesia, Odilia Herlita Puspa Dewi (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 2 lomba Grooming and Public Speaking Indonesia, Andrian Eko Susanto (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 1 lomba Creative Super Resume dan juara 1 lomba Sensational Power Point, Michel Ike Permatasari (Prodi Sekretari D3) meraih juara 2 lomba Creative Super Resume dan juara 3 lomba English Correspondence, Dwi Ros Indah (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 1 Microsoft Excel dan juara 3 Creative Super Resume, Dina Faizah (Prodi Sekretari D3) meraih juara 2 Microsoft Excel, Isnani Sri Hartanti (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 2 lomba Sensational Power Point, Intan Kurnia F. (Prodi Sekretari D3) meraih juara 3 lomba Sensational Power Point, dan Teguh Wicaksono (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 3 lomba English Public Speaking. Akhir dari serangkaian kegiatan Lomba GIPSI (Gebyar Ilmu Perkantoran Se-Indonesia) pada Tahun 2017 adalah Company Visit ke PT Telkomsel Jakarta.  (ratna/Arwan).

Kunjungan PE FKIP Universitas Pamulang ke FE UNY

Sebanyak lebih dari 200 mahasiswa beserta dosen pembimbing dari Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pamulang (UNPAM), Tangerang, Banten mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (26/7) kemarin. Rombongan ditemui oleh Dekan, Wakil Dekan II, dan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY serta beberapa perwakilan pengurus Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Ekonomi FE UNY. Selain berbagi tentang kurikulum, kedua belah pihak juga melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama.

Dalam sambutannya mewakili Universitas Pamulang, Dekan FKIP Dr. Amin K. Elfachmi menyatakan bahwa Universitas Pamulang, terutama Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi masih harus banyak belajar dari berbagai perguruan tinggi. “Prodi kami baru berdiri pada 2013 lalu, dan kami memandang UNY adalah saudara tua yang tentu memiliki jauh lebih banyak pengalaman. Oleh karena itu, kunjungan ini tentu akan mendatangkan banyak manfaat,” terang Amin.

Sementara Wakil Dekan II Nurhadi, M.M. mewakili FE UNY memberikan apresiasinya atas kinerja Universitas Pamulang di usianya yang masih sangat muda. “Baru berdiri 2000 lalu, manajemen sumber daya manusia dan keuangan di UNPAM sungguh mengagumkan. Meskipun uang SPP terbilang murah, tetapi fasilitas yang diberikan tidak kalah dibandingkan kampus lain yang lebih dulu berdiri dan dengan tarif yang lebih mahal,” ujar Nurhadi.

Nurhadi menambahkan, penting bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan keterampilan berwirausaha. “Mahasiswa saat ini harus bisa berpikir bisnis apa yang paling jitu. Selain itu, persoalan-persoalan yang muncul di berbagai bidang juga harus dipecahkan secara cerdas,” lanjut Nurhadi.

Dalam pembahasan kerjasama, kedua pihak sepakat bekerjasama dalam berbagai upaya menjalankan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. “Kami siap membantu berbagi pengalaman dalam penerbitan jurnal maupun penelitian. Di samping itu, kerjasama juga bisa diwujudkan melalui pengiriman tenaga-tenaga ahli dan profesional di antara kedua belah pihak,” terang Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono. (fadhli)

Kunjungan SMK Muhammadiyah 1 Rumbia ke FE UNY

Semakin ketatnya persaingan di dunia industri, mau tak mau mengharuskan dunia pendidikan turut berbenah. Kompetensi lulusan diharapkan sudah siap menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, tren pendidikan pun turut berubah. Kini jamak ditemui para lulusan S1 yang langsung melanjutkan ke jenjang S2. Siswa SMK pun dibekali keterampilan yang lebih banyak dan sesuai perkembangan zaman. Di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa jurusan administrasi perkantoran juga dirancang tidak hanya terampil di kantor, tetapi juga berwirausaha atau menjadi event organizer handal. Demikian disampaikan Sekretaris Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Muslikhah Dwihartanti, M.Pd. di depan lebih dari 100 siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1 Rumbia, Lampung Tengah dalam kunjungan ke FE UNY, Rabu (19/7) lalu.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III Isroah, M.Si menambahkan, para siswa harus berani keluar dan mengembangkan diri semaksimal mungkin. “Apapun keahlian kalian, terus latih dan raih prestasi di bidang tersebut. FE UNY sebagai fakultas termuda di UNY juga akan membantu. Apalagi Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran juga memiliki fasilitas dan laboratorium yang sangat lengkap,” tambah Isroah.

Senada dengannya, Dwihartanti juga menyatakan, laboratorium Pend. Adm. Perkantoran sering dimanfaatkan berbagai pihak terutama dari SMK maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai tempat praktik. “Laboran kami adalah satu-satunya Pranata Laboran Pendidikan (PLP) di bidang keahlian administrasi perkantoran di Indonesia. Sebagian besar laboran adalah laboran di bidang ilmu pengetahuan alam. Keberadaan laboran sangat penting dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran administrasi perkantoran,” lanjut Isroah.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Rumbia, Makhsum Kamawi, S.Pd. mengungkapkan, sekolah mereka terletak di pedalaman Lampung. Oleh karena itu, membawa para siswa ke FE UNY diharapkan bisa memunculkan motivasi. “Jurusan kami ada tiga, yaitu Administrasi Perkantoran, Teknik Komputer dan Jaringan, dan Perbankan. Sebagian alumni bahkan ada yang sudah diterima bekerja di Garuda Airlines,” ungkap Makhsum.

Pend. Adm. Perkantoran FE UNY yang diwakili beberapa dosennya menerima kunjungan 100 siswa-siswi kelas XII dari tiga jurusan tersebut. Para siswa didampingi 8 orang guru dan staf tata usaha melakukan serangkaian kunjungan ke beberapa perguruan tinggi dan perusahaan di Jawa. (fadhli)

Siswanto Teliti Integrasi Nilai-nilai Anti Korupsi di SMK

Saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah yang sangat besar yaitu korupsi. Masalah ini menjadi ancaman dalam berbagai aktivitas di sekitar kita sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu kelangsungan masa depan bangsa ini. Dalam berbagai media, setiap hari kita selalu disuguhi dengan berita tentang tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Maka sudah saatnya semua pihak melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit bangsa ini. Upaya pencegahan tindakan korupsi tidak hanya dilakukan pada satu generasi saja, melainkan secara terus-menerus, dan berkelanjutan. Pendidikan anti korupsi yang diberikan sejak dini, bisa menjadi harapan untuk menciptakan generasi yang bersih dari korupsi. Dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang efektif untuk menumbuhkan nilai karakter anti korupsi bagi peserta didik, sebab dalam proses pembelajaran ini terjadi proses internalisasi yang melibatkan berbagai unsur dan potensi siswa.

Peran pendidikan dalam pencegahan tindak korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Nilai-nilai karakter anti korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang sudah ada sejalan dengan wajibnya setiap pembelajaran untuk mengintegrasikan pendidikan karakter.

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Siswanto, M.Pd., mencoba melakukan kajian kuantitatif empiris bagaimana kontribusi variabel-variabel yang menopang pembelajaran. Menurutnya proses pembelajaran Akuntansi yang mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi secara dominan dipengaruhi oleh guru, rencana pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, dan kultur sekolah. Keempat elemen tersebut diprediksi memberikan pengaruh dan kontribusi yang dominan dalam proses pembelajaran.

Dalam karya penelitian disertasinya yang berjudul “Faktor Determinan Integrasi Nilai-Nilai Anti Korupsi dalam Pembelajaran Akuntansi sebagai Pengembangan Karakter Siswa di SMK”, dosen di Jurusan Pendidikan Akuntasi FE UNY ini menemukan bahwa perencanaan yang baik terkait penilaian pembelajaran, metode, serta strategi akan menentukan keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi. “Selain itu, kemauan pengembangan diri yang dimiliki oleh seorang guru mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada pembelajaran akuntansi, yang mengintegrasikan nilai anti korupsi. Adanya motivasi, dorongan yang berasal dari hasil pengembangan diri serta profesionalisme guru akan mendukung keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi dalam pembelajaran Akuntansi,” tegasnya.

Di hadapan dewan penguji promosi doktor Program Pascasarjana (PPs) UNY yang beranggotakan Dr. Sugito, MA (ketua), Dr. Sugiharsono (sekretaris), Prof. Suyanta, Ph.D. (promotor), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (promotor), dan Prof. Sukirno, Ph.D. (penguji internal), serta Fathul Himam, Ph.D. (penguji eksternal), Staf Ahli WR I UNY ini juga mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru, kepala sekolah dengan pola kepemimpinan yang bagus akan menjadi model yang bagus untuk warga sekolah dalam mengimplementasikan nilai karakter anti korupsi ini. “Akhirnya nilai-nilai anti korupsi ini dapat terbentuk dari kultur sekolah yang mengedepankan nilai jujur, tanggungjawab, berani adil, kerja keras, dan disiplin,” tutupnya.

Ujian terbuka yang telah digelar pada Kamis (13/7/2017) tersebut, akhirnya menjadi penentu bagi mantan WD III FE UNY untuk mampu mencapai gelar akademik tertinggi yaitu menjadi Doktor. Siswanto menjadi doktor ke-377 di PPs UNY. (Rubiman).

PRIHATIN DENGAN MASALAH BAU SEPATU, MAHASISWA UNY CIPTAKAN  BONEKA PENGHILANG BAU SEPATU

Bau kaki seringkali dialami oleh beberapa orang. Mulai dari kalangan anak-anak yang aktif melakukan kegiatan dan bermain, hingga remaja bahkan orang dewasa yang mengalami bau pada sepatu mereka. Hal ini dipicu oleh berbagai alasan di antaranya adalah cara perawatan yang dilakukannya selama ini, udara lembab yang dibiarkan begitu saja, penjemuran sepatu akibat hujan serta faktor-faktor lain yang menyebabkan timbul bau pada sepatu. Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY terdiri dari Yania Ifaty Taukhida (D3 Pemasaran), Delia Ratnawati (D3 Pemasaran), Sidiq Tri Sariyanto (D3 Pemasaran), Diana Rossa Prodi (D3 Pemasaran), dan Anindya Yuli Astuti Nazria (Prodi Pendidikan Ekonomi) berinisiatif membuat produk kreatif berbentuk boneka sebagai penghilang bau sepatu.

Produk ini diberi nama BONSOPI (Boneka Soda Kopi), merupakan boneka rajut yang berbahan dasar soda dan kopi. Soda dan kopi ini berguna untuk menyerap bau tidak sedap dari sepatu sedangkan kopi dapat memberikan keharuman dan bau kopi yang segar bagi sepatu. Sedangkan bahan nilon dipilih sebagai tampilan luar BONSOPI dikarenakan benang nilon yang dirajut memiliki pori-pori yang relatif besar sehingga bau kopi yang ada di dalamnya dapat tercium dan berfungsi sebagaimana mestinya. Bau kopi yang ditimbulkan dapat menyerap bau tidak sedap pada sepatu. Selain itu, bahan rajut relatif kuat dan tahan lama, memiliki motif unik dan lucu, serta lebih variatif dan dapat dibentuk sesuai dengan permintaan konsumen.

Selain diformulasikan sebagai boneka penghilang bau pada sepatu, boneka dengan model yang unik ini dapat digunakan pula sebagai alternatif untuk pemberian hadiah maupun cinderamata. Dengan demikian, akan membuka peluang usaha tersendiri bagi mahasiswa dan dapat menciptakan nilai guna yang lebih pada sepatu. Boneka ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.15.000-, per biji sehingga sangat cocok untuk semua kalangan, baik masyarakat umum maupun mahasiswa. (anin/fadhli)

APLIKASI NAIK BUS NAN PRAKTIS PENGGANTI SMART CARD

Tidak diragukan lagi setiap orang memerlukan alat transportasi untuk membantu mobilitas mereka menuju aktivitas yang produktif. Ada yang memilih kendaraan pribadi karena dalih lebih nyaman, namun ada juga yang memilih kendaraan umum. Salah satu kendaraan umum yang biasa dipilih masyarakat untuk bertransportasi adalah bus. Terlebih lagi kini sudah ada bus yang nyaman dan bersistem BRT (Bus Rapid Transit). Transportasi yang biasa dikelola Dinas Perhubungan ini biasanya menawarkan smart card yang bekerja sama dengan beberapa pihak untuk sistem pembayarannya. Selain lebih murah, penggunaan smart card juga tergolong mudah dan aman karena tidak menggunakan uang tunai langsung. Namun, penggunaan smart card ini tentu memiliki keribetan tersendiri. Misalnya saja dalam hal pembuatan dan pengisian ulang saldo. Berangkat dari kendala-kendala transaksi tunai dan keluhan terkait penggunaan smart card, lima orang mahasiswa UNY yang tergabung ke dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa – Karya Cipta (PKM-KC) ini mencoba mengembangkan aplikasi sistem pembayaran yang dapat digunakan untuk bertransportasi. Kelima mahasiswa tersebut adalah Nurul Khasanah (Pendidikan Akuntansi), Kufita Rahmah Fauziah (Pendidikan Akuntansi), Puji Rahayu (Pendidikan Akuntansi), Muhammad Arif Sulistya (Pendidikan Teknik Informatika), dan Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika). Dibimbing oleh dosen Pendidikan Akuntansi FE UNY, Rizqi Ilyasa Aghni, M.Pd., tim PKM KC ini menamai aplikasi yang sedang mereka kembangkan dengan sebutan Trans Credit-Pay.

Dengan menggunakan Trans Credit-Pay, pengguna transportasi tidak perlu menggunakan uang tunai maupun smart card. Hanya menggunakan smartphone dan menginstal aplikasi, calon penumpang dapat menggunakan aplikasi ini asalkan memiliki saldo. Uniknya, dalam pembelian saldo di aplikasi ini, pengguna cukup menggunakan pulsa. Sedangkan penggunaan aplikasi untuk membayar adalah dengan cara mendekatkan stiker NFC yang ditempel di belakang smartphone ke alat. Nurul menjelaskan, “Jadi, semacam naik transportasi tapi bayarnya pakai pulsa. Penggunaannya cukup instal aplikasi, isi saldo pakai pulsa, dan mendekatkan stiker yang ada di HP ke alat.”

Saat ini, aplikasi Trans Credit-Pay ini belum dipublikasikan secara luas karena masih dalam tahap pengembangan agar lebih sempurna. Apabila nantinya dirilis secara resmi, harapannya aplikasi ini dapat bermanfaat dan memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi maupun turut mengurangi risiko-risiko dalam bertransaksi tunai. Tim PKM ini juga berharap, dengan adanya aplikasi ini masyarakat menjadi lebih berminat menggunakan transportasi umum.

“Belum dirilis, masih dikembangkan terus, perlu kerjasama dengan banyak pihak juga agar bisa digunakan. Kalau sudah rilis pasti bisa langsung diunduh, nanti kami informasikan di media kami. Semoga kalau sudah rilis bisa bermanfaat dan memotivasi masyarakat untuk naik transportasi umum biar macet gak tambah parah,” tutup Nurul. (nrl/fadhli)

GELAMUT Bantu Minimalisir Terkena Diabetes

Geplak merupakan salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Makanan camilan yang terbuat dari olahan kelapa ini terkenal akan rasanya yang luar biasa manis dan sering dijumpai dengan berbagai ragam warna dan varian rasa. Kini, geplak tidak lagi hanya diproduksi dari gula pasir biasa. Sekelompok mahasiswa kreatif menghasilkan geplak dengan menggunakan gula semut. Geplak gula semut atau yang akrab disebut dengan singkatan GELAMUT merupakan hasil inovasi dari makanan geplak yang selama ini acap ditemui di Bantul, DIY. GELAMUT ini tercipta dari ide sebuah team PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa – Bidang Kewirausahaan) dari Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Tim ini diketuai oleh Debby Ayuning Dyah (Pend. Ekonomi 2014) dengan anggota Dias Novitasari (Pend. Ekonomi 2014), Apriyanti Astasari (Pend. Ekonomi 2014), Dwi Rahayu (Pend. Ekonomi 2015), dan Kholis Hidayat (Pend Akuntansi 2015).

PKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) setiap tahun ini membuat Debby dan kawan-kawan terpacu untuk mengikuti event tersebut, sehingga terciptalah inovasi geplak dengan menggunakan gula semut. Berbeda dengan geplak biasanya yang menggunakan bahan gula pasir, tim tersebut menggunakan gula semut sebagai pengganti gula pasir.

Gula semut yang digunakan merupakan hasil perkebunan di wilayah Kulonprogo DIY. Berdasarkan penelitian dari The Philippines Food and Nutrition Research Institute mengenai indeks glikemik, gula semut mengandung indeks glikemik sebesar 35 yang tergolong rendah jika dibandingkan dengan indeks glikemik dari dari gula pasir sebesar 64. Kandungan glikemik yang cukup rendah pada gula semut membuat GELAMUT mempunyai keunggulan di sisi kesehatan, yaitu ramah apabila dikonsumsi oleh orang yang menderita diabetes dan juga sebagai pencegah diabetes bagi konsumen geplak.

Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat GELAMUT ini sama dengan geplak pada umumnya yaitu kelapa dan tepung terigu. Dengan menggunakan gula semut, geplak yang  dihasilkan berwarna coklat, karena mendapat pengaruh warna dari gulanya tersebut, sehingga GELAMUT ini tidak bisa diberi warna yang lain. Walau begitu, tim PKM-K Debby tidak habis akal, GELAMUT yang berwarna coklat itu diberi topping seperti kacang almond dan sprinkle warna warni.

GELAMUT diharapkan mampu memberi manfaat terhadap orang yang ingin mengkonsumsi geplak secara aman. Selain itu, produk ini juga turut memperkenalkan gula semut hasil perkebunan kelapa di wilayah Hargotirto, Kokap, Kulonprogo, DIY, sehingga dapat meningkatkan perekonomian produsen gula semut. (debby/fadhli)

Pages