MAHASISWA FE UNY KREASIKAN KRIM JERAWAT DARI BUAH TALOK

Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) merupakan buah yang tidak asing bagi masyarakat. Buah yang disebut juga ceri jawa ini cukup melimpah dan belum termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat hanya dibiarkan berjatuhan ditanah. Padahal kandungan yang terdapat dalam buah ini cukup lengkap seperti vitamin C, kalsium, tianin, ribofalin, niacin dan karoten. Dibalik ukurannya yang kecil, ternyata talok memiliki manfaat untuk kecantikan yang kadang terabaikan. Buah ini mengandung anti oksidan dan vitamin C yang berguna untuk mencegah tanda-tanda penuaan dini. Talok juga dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat dengan kandungan antioksidannya yang mampu membunuh bakteri-bakteri yang menyebabkan jerawat dan dapat mengangkat sel kulit mati. Selain itu talok juga dapat menghaluskan kulit wajah. Dari fakta inilah sekelompok mahasiswa UNY mengolah buah talok menjadi masker jerawat dan mengangkat kulit mati. Mereka adalah Ani Asa Palupi, Refiana Dewi dan Rifqi Fadloli prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi serta Arshi Alfianti prodi Pendidikan Fisika Fakultas MIPA.

Menurut Ani Asa Palupi, sekarang ini banyak beredar berbagai jenis masker wajah baik itu yang mengandung bahan kimia maupun tidak. “Perkembangan ini sesuai dengan tuntutan jaman akan pentingnya merawat kecantikan kulit wajah, terutama di kalangan remaja putri” katanya. Masalahnya, seringkali konsumen tidak mengetahui apakah masker yang mereka gunakan aman untuk wajah. Terlebih pada yang memiliki kulit sensitif, hal tersebut akan berdampak pada wajah, bukannya mempercantik tetapi malah memperburuk wajahnya. Harga kadang menjadi faktor pertimbangan remaja, harga yang murah meriah sangat menggiurkan remaja untuk membeli masker tersebut tanpa mengetahui kualitas produk. Refiana Dewi menambahkan, oleh karena itu tim mereka membuat masker berbahan dasar alami tanpa menggunakan bahan kimia sehingga aman digunakan untuk kulit wajah. “Selain itu, harga yang kami tetapkan relatif rendah sehingga dapat terjangkau oleh kalangan remaja” tutur Dewi.

Dijelaskan Arshi Alfianti bahwa pembuatan masker ini cukup mudah. Bahan yang diperlukan adalah buah talok, air, wadah, mesin penghalus, sendok, pengaduk, nampan, keranjang buah, plastik dan madu murni. Cara membuatnya, buah talok dipilih yang sudah matang atau setengah matang dan cuci bersih. Kemuadian dihaluskan dengan mesin penghalus, ditambah madu kemudian campur menggunakan pengaduk. Tuangkan pada wadah kemudian jemur pada panas matahari, tunggu sampai kering. Setelah kering kemudian haluskan kembali hingga menjadi bubuk. Masukkan kedalam wadah pengemasan dengan menggunakan takaran, dan produk siap dipasarkan.

Rifqi Fadloli mengatakan bahwa produk ini sudah dipasarkan dengan harga Rp. 8.000,- melalui media sosial dengan target mahasiswa dan pelajar. “Produk ini kami beri nama Cewa Mask atau masker ceri jawa, dan kami juga melayani pemesanan” kata Rifqi. Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

Sambut Era Disrupsi, FE UNY Jajaki Pembaharuan Kurikulum

Era Disrupsi atau yang kerap disebut juga dengan Revolusi Industri 4.0 menyibukkan setiap orang untuk mengikutinya. Tak terkecuali perguruan tinggi yang juga dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memenuhi tuntutan pasar. Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyambut perubahan ini dengan mengadakan workshop kurikulum, Jumat (27/4) lalu. Bertindak selaku pemateri adalah Direktorat Pembinaan SMK M. Bakrun serta Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Mohamad Fahmi. Dibuka oleh Dekan FE UNY, workshop ini diikuti oleh seluruh ketua jurusan dan ketua program studi di FE UNY.

Dalam sambutannya, Dekan FE UNY Sugiharsono menyatakan bahwa pembaharuan kurikulum mutlak diperlukan. “Menristekdikti memberi kesempatan pada LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan-red) untuk menyelenggarakan double degree. Rapat APE (Asosiasi Pendidikan Ekonomi) LPTK di Jogja beberapa waktu lalu juga sudah sepakat untuk merencanakan pertemuan terkait revisi kurikulum, dalam hal ini prodi pendidikan,” terang Sugiharsono.

Sugiharsono melanjutkan, workshop ini juga dilatarbelakangi adanya kemajuan teknologi yang mengubah banyak hal. “Pemerintah mulai menekankan pentingnya ekonomi digital. Untuk itu, kita bisa mengembangkan bahkan membuka prodi baru seputar ekonomi digital,” tambahnya.

Fahmi mengungkapkan bahwa Unpad menjadi yang pertama di Indonesia membuka prodi Bisnis Digital. “Hal ini untuk merespon amanat presiden yang menginginkan perguruan tinggi membuka program studi yang tidak konservatif sebagai respon atas tantangan revolusi industri 4.0.,” ucapnya.

Fahmi menambahkan, saat ini segala hal sudah memakai internet. “Bahkan kita sudah bisa mengukur seberapa banyak langkah yang sudah kita tempuh dalam sehari, atau berapa denyut nadi kita secara langsung. Teknologi banyak mempermudah kehidupan, seperti sistem cloud yang tidak lagi membuat kita khawatir akan kehilangan data,” terangnya.

“Dengan teknologi saat ini, perusahaan cukup dijalankan hanya oleh tiga orang saja, yaitu seorang hacker (ahli teknologi informasi), seorang hustler; lulusan ekonomi, dan seorang hipster; ahli desain dan seni,” lanjut Fahmi.

Bakrun menyoroti kebutuhan industri akan lulusan SMK yang makin meningkat. Sesuai dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 15 dijelaskan sebagai berikut, “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu.”

Bakrun menegaskan, tugas UNY untuk kemudian menyiapkan guru-guru yang nantinya melahirkan lulusan SMK yang siap menghadapi era industri 4.0. saat ini. “Untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia, kurikulum memang harus selaras dengan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan mengacu pada SKKNI dan KKNI serta perkembangan revolusi industri 4.0.,” urai Bakrun.

“Rencananya, Bidang Bisnis Manajemen di SMK akan makin dikembangkan ke arah otomatisasi dan tata kelola perkantoran, serta bisnis daring dan pemasaran. Perlu penataan ulang bidang, program, spectrum, dan sistem pembelajaran untuk peningkatan mutu dan relevansi sesuai kebutuhan pembangunan,” jelas Bakrun. (fadhli)

FE UNY Gelar Kompetisi Stocklab di Tahun Kedua

Sabtu (21/04) kemarin yang bertepatan dengan hari Kartini, Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta atau  KSPM FE UNY mengadakan kompetisi permainan kartu yang disebut Stocklab Competition. Kompetisi ini bekerjasama dengan First Asia Capital Sekuritas dan diikuti oleh 50 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan adanya acara ini, diharapkan peserta dan pihak yang terlibat lebih mengenal tentang dunia saham.

Dalam sambutannya, Ketua KSPM FE UNY menyampaikan bahwa ia mengharapkan agar peserta lebih mengetahui tentang permainan kartu ini dan untuk menjalin silaturahim antara peserta Stocklab Competition yang kebanyakan mereka adalah pengurus KSPM di universitas masing-masing dengan para pengurus KSPM FE UNY. 

Stocklab sendiri merupakan permainan kartu yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa digunakan tidak hanya untuk bermain tetapi juga untuk mengedukasi orang yang masih awam terhadap dunia investasi pasar modal. Dengan permainan ini juga bisa terlihat apakah seseorang lebih cocok menjadi seorang investor atau trader/ pedagang. Setiap pemain berlomba-lomba mengumpulkan aset dengan berinvestasi di beberapa sektor saham dan reksadana. Pemain dengan uang terbanyak di akhir permainanlah yang dinyatakan sebagai pemenang seperti dikutip dari laman stocklab.co.id

Setelah melakukan perlombaan dari babak I, II dan final, akhirnya peserta dari UPN Veteran Yogyakarta yaitu Deby Difta Wahyuni dinyatakan sebagai pemenang atau juara 1. Selanjutnya, Irfan Dewaditya Putra dari Universitas Gadjah Mada menjadi juara 2. Selain itu, ada Natalia Mentari Subroto dari STIE AUB Surakarta didapuk sebagai juara 3. Ketiga pemenang tersebut telah mengalahkan puluhan peserta lainnya dan berhak mendapat sejumlah uang dalam bentuk rekening saham.

ECONY Raih Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional MARSS #5

Tiga Mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diketuai oleh Rifda Ayu Satriana (angkatan 2016), serta beranggotakan Anindya Muliawati (2016) dan Fajar Indra Prasetyo (2014) dan didampingI oleh Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D, berhasil meraih Juara 3 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) MIPA Road to Scientific Paper and Seminar (MARSS) ke-5. LKTIN MARSS #5 diadakan oleh Kelompok Studi Ilmiah MIPA Scientist (KSI-MIST) FMIPA UNY di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNY pada hari Kamis-Minggu, 19-22 April 2018. Tema yang diusung oleh pihak penyelenggara pada MARSS #5 tahun ini yaitu “Aktualisasi Peran Pemuda dalam Pengembangan Potensi Lokal Melalui IPTEKS menuju Indonesia Emas 2045”.

Mengambil judul karya “ECONY (Encyclopedia Economy): Inovasi Media Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Berbasis Ultra Reality untuk Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA)”, Rifda dan kawan-kawan berhasil memperoleh juara ke-3 dari 15 finalis yang diundang untuk mempresentasikan karyanya. Setidaknya ada 9 universitas yang menjadi finalis dalam ajang ini yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) 2 tim, Universitas Brawijaya (UB) 2 tim, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 4 tim, Universitas Jendral Soedirman (UNSOED) 1 tim, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) 1 tim, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 1 tim, Institut Pertanian Bogor (IPB) 1 tim, Universitas Sumatra Utara (USU) 1 tim, dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) 1 tim.

Rifda dan kawan-kawan berhasil mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis ultra reality untuk mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA. Berawal dari Fajar anggota tim yang melihat permasalahan minimnya media pembelajaran ekonomi yang inovatif saat dia melakukan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT). Hal ini kemudian disempurnakan dengan ide pengintegrasian teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Speech Recognition. Munculah istilah Ultra Reality yang menjadi basis media pembelajaran ini.

“Media kami memiliki keunikan di antaranya, animasi AR yang muncul bisa dinikmati menggunakan VR box, dan siswa sebagai pengguna bisa melakukan interaksi dua arah dengan animasi kami sehingga memungkinkan siswa belajar lebih aktif menggunakan media pembelajaran kami,” ujar Rifda ketua Tim. Rifda menambahkan, adanya ECONY ini diharapkan bisa menciptakan suasana belajar ekonomi yang lebih menyenangkan.

Selain itu Rifda dan kawan-kawan bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk berkarya dan mengharumkan nama UNY di kancah nasional. “Alhamdulillah, diberikan kesempatan untuk berkarya dan mengharumkan nama UNY di tingkat nasional, terimakasih kami haturkan kepada kedua orangtua, teman-teman, dan pihak-pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga perlombaan dapat berjalan dengan baik.”

Adapun urutan perolehan kejuaraan yaitu Juara 1 UB, Juara 2 ITS, Juara 3 UNY, Juara Harapan 1 UNY, Juara Harapan 2 UB. Sedangkan Best Presentation dan Best Poster diperoleh IPB dan UNNES. LKTIN MARSS #5 ditutup dengan acara Seminar Nasional dengan pembicara Ranitya Nurlita (Founder and Project Director of ASEAN Reusable Bag Campaign), H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (Bupati Kulon Progo), dan Radyum Ikono, B.Eng., M.Eng. (Co-Founder Nanotech Indonesia/Nano Center Indonesia Group). (fadhli/fajar)

FE UNY RAIH JUARA I OLIMPIADE TEMILREG FOSSEI DIY

Dalam sebuah even bertajuk “Temu Ilmiah Regional FOSSEI (Forum Studi Silaturahmi Ekonomi Islam) regional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di FEB UGM, mahasiswa FE UNY meraih Juara I Olimpiade Temilreg FOSSEI DIY. Acara yang berlangsung pada 12-14 april 2018 ini diisi dengan serangkaian acara berupa seminar, olimpiade, debat, debat, LKTI, diskusi, sarasehan, dan juga gala dinner. Acara tersebut diadakan oleh  FOSSEI DIY setiap tahunnya.

Kali ini, UNY mengirimkan tim dari FE UNY yang beranggotakan tiga orang, antara lain: Isna Hidayati Fauziah (Pendidikan Akuntansi 2016), Retno Utaminingsih (Diksi 2017), dan Fahayu Vriristia (Diksi 2017). Tim UNY meraih gelar juara I setelah mengalahkan tiga finalis lainnya yang berasal dari UII, UIN, dan UMY. Tim dari FE UNY meraih menjuarai event cerdas cermat ekonomi. Acara yang diikuti oleh sejumlah 26 tim dari sembilan Pergurun Tinggi ini mengambil materi Ekonomi Islam dan Konvensional.

Motivasi keikutsertaan tim UNY dalam mengirimkan tim ke perlombaan ini ialah dalam rangka mengangkat branding Center of Islamic Economics (CIES) UNY agar lebih dikenal. Strategi anggota sebelum berangkat ke acara perlombaan ialah dengan memperdalam latihan dengan penguasaan materi yang berbeda-beda di tiap anggota. Dengan berhasil menguasai materi yang berbeda-beda inilah akhirnya, tim UNY berhasil meraih gelar juara. Tim CIES UNY yang masih sebatas Badan Semi Otonom di bawah UKMF Al Fatih FE UNY ini berjuang keras untuk menunjukkan yang terbaik.

Tujuan diadakan temilreg ini ialah mempererat tali silaturahim antar KSEI regional. “Kami merasa bersyukur karena bisa membawa nama baik almamater. Harapannya, tidak hanya bisa dalam teori tetapi juga bisa mengimplementasikan ilmu yang dimiliki dalam masyarakat. Kedepannya diharapkan kegiatan temu ilmiah bisa benar-benar menjadi ajang untuk mempererat ukhuwah antar masing-masing KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam),” kata Isna, pengurus CIES.

Sekolah Ibukota Mulai Lirik Kampus di Daerah

Tiga sekolah dari daerah ibukota, SMA Cenderawasih 1 Jakarta, SMA Nusantara Plus Tangerang, dan SMK PGRI 1 Depok, mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY dalam waktu yang bersamaan. Kamis (19/4) kemarin. Bagi ketiga sekolah tersebut, ini adalah kunjungan pertama mereka di UNY. Dengan membawa 210 siswa beserta guru pendamping, Kepala Sekolah SMA Nusantara Plus Tangerang Abdul Kholik berharap dapat membawa informasi berharga seputar penerimaan mahasiswa baru.

 

Senada dengan itu, ketua rombongan SMA Cenderawasih 1 Jakarta Dwi Susiyanti menuturkan bahwa para siswa diharapkan bisa memahami berbagai kampus yang ada di Indonesia. “Banyak kampus yang kualitasnya tidak kalah bahkan lebih bagus dari perguruan tinggi di ibukota,” terangnya.

Susiyanti menambahkan, guru-guru dari kampus pendidikan memang menunjukkan kinerja yang baik. “Salah satu guru favorit di sekolah kami juga merupakan lulusan UNY,” lanjutnya.

Dekan FE UNY Sugiharsono yang berkesempatan menyambut rombongan tersebut memberikan apresiasinya. “UNY dulu adalah kampus yang khusus mencetak keguruan dan salah satu dari eks IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang ada di Indonesia. Sejak 1999, UNY diberi kepercayaan menambah prodi-prodi non kependidikan,” urainya.

Selain Dekan, Kepala Laboratorium Administrasi Perkantoran Siti Umi Khayatun Mardhiyah juga menyambut kunjungan 58 siswa bidang keahlian Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Depok di  bawah pimpinan rombongan Anung Diyono. Umi menyatakan, Laboratorium Administrasi Perkantoran di FE UNY kerap menjadi tempat praktik dari berbagai pihak, mulai dari sekolah, musyawarah guru mata pelajaran, hingga perguruan tinggi yang merasa fasilitasnya belum memadai. (fadhli)

Penting, Guru Berbekal Teknologi

Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, sumber daya manusia dituntut menyesuaikan diri. Tak terkecuali para guru, yang diharapkan mampu melahirkan generasi yang siap menghadapi zamannya kelak. Demikian disampaikan Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi (FE) UNY Sukirno pada acara Percepatan Tugas Akhir bagi Jurusan Pendidikan Akuntansi, kemarin. Acara diikuti sebanyak lebih dari 40 mahasiswa S1 Program Studi (prodi) Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi serta beberapa dosen di lingkungan prodi.

Sukirno melanjutkan, kini profesi semakin berkembang. Setiap orang harus mau mengembangkan diri masing-masing sesuai bidang keahliannya. “Selain itu, kuasai Bahasa Inggris karena persaingan kita kelak bukan hanya dengan dalam negeri. Bukan hanya jadi seorang guru biasa, tetapi bekali diri dengan teknologi,” tambahnya.

Ketua Jurusan Indah Mustikawati dan Ketua Prodi Akuntansi Denies Priantinah turut menjadi pemateri dalam kesempatan ini. Para mahasiswa juga diperkenalkan dengan sistem pembimbingan tugas akhir online. Mulai dari pengajuan proposal hingga proses bimbingan dapat tercatat di sistem online sehingga mempermudah kedua pihak dalam pencatatan administrasi. (fadhli)

Guru Perlu Kembangkan Profesi

Fakultas Ekonomi menjalankan kerjasama kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan SMK Negeri 1 Godean. Kegiatan ini dimulai pada Rabu, 11 April 2018. Kegiatan yang bertajuk “PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU SMK NEGERI 1 GODEAN” tersebut diawali dengan Sambutan dari Kepala Sekolah (Agus Waluyo). Kepala Sekolah menyampaikan bahwa sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMenPAN-RB) No. 16 / 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru diharapkan melakukan pengembangan profesi berkelanjutan melalui pembuatan karya tulis ilmiah (KTI) di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya di mana KTI berupa laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelasnya.

Selanjutnya sambutan disampaikan oleh Ketua Pengabdi Djazari, dalam pidato sambutannya, Djazari menyampaikan, “Terimakasih atas kerjasama antara FE UNY dengan SMK Negeri 1 Godean. Kegiatan Pengabdian ini berbasis output, di mana untuk hari ini targetnya adalah semua peserta harus sudah memiliki masalah dan judul PTK,”  kata Djazari, saat memberikan Ruang Aula SMK Negeri 1 Godean.

Sesuai dengan yang disampaikannya sasaran output pada kegiatan di hari pertama tercapai, yakni setiap guru sudah memiliki masalah yang akan diteliti dalam judul PTK-nya. Peserta antusias mengikuti kegiatan dan setiap mereka menyampaikan rencana PTK-nya. Pendamping memberi arahan dan memimpin diskusi di setiap kelompok.

Kegiatan ini diikuti oleh 28 peserta Guru SMK N 1 Godean. Agar acara berlangsung lancar dan setiap guru mendapatkan pendampingan yang tepat, ke-28 peserta tersebut kemudian dibagi ke dalam empat kelompok untuk dilakukan diskusi yang lebih mendalam antar kelompok, setiap kelompok didampingi oleh seorang dosen.

Kegiatan ini sesuai dengan amanah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional. Pendidik profesional melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan standar nasional pendidikan.

Kegiatan pengabdian ini sangat relevan dengan Bab IV Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Tujuan Rencana Strategis (Renstra) UNY tahun 2015-2019 nomor 3 yaitu terwujudnya kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan potensi manusia, masyarakat, dan alam untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan pertama ini selesai pukul 16.30 WIB dan akan dilanjutkan pada 2 Mei 2018. Tergabung dalam acara ini Tim pengabdi dari FE UNY an: Drs. M. Djazari, M.Pd, Dra. Sukanti, M.Pd.,  Dr. Siswanto, M.Pd., Endra Murti Sagoro, M.Sc.,  dan Eka Ary Wibawa, M.Pd. Ketua Tim Pengabdi : Drs. M. Djazari, M.Pd Kepala Sekolah : Drs. Agus Waluyo, M.Eng. (Mutaya Saroh)

Praktik Perkantoran SMK N 1 Cilacap di FE UNY

SMK N 1 Cilacap dan SMA N 1 Kroya berkunjung ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY di waktu yang terpisah beberapa waktu lalu. SMK N 1 Cilacap yang membawa siswa-siswi keahlian Administrasi Perkantoran berpraktik di Laboratorium yang dimiliki FE UNY, terutama di Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran. Sementara SMA N 1 Kroya mengajak para siswanya untuk mengenal kampus FE UNY secara lebih dekat, Kamis (22/3) lalu. Rombongan diterima oleh Wakil Dekan II Nurhadi beserta beberap dosen di lingkungan FE UNY.

Pimpinan rombongan SMA N 1 Kroya Tunggu Biyarti menuturkan kegiatan ini sangat ditunggu para siswa. “Harapannya, kunjungan UNY bisa memotivasi para siswa agar melanjutkan studi ke pendidikan tinggi. Dengan mengenalkan FE UNY secara langsung, siswa bisa mendapatkan gambaran informasi dunia perkuliahan dan seputar seleksi penerimaan, sehingga bisa mempersiapkan diri lebih baik,” urainya.

Pada kesempatan lainnya, para siswa-siswi SMK N 1 Cilacap mengikuti kegiatan praktik di beberapa laboratorium. Di bawah bimbingan para dosen pengampu Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, mereka mendapatkan pelatihan singkat tentang berbagai hal menyangkut administrasi perkantoran.

Di Lab. Simulasi Perkantoran, para siswa mengalami langsung praktik yang biasa terjadi di sebuah perusahaan. menjadi direktur, sekretaris, hingga penerima tamu. Laboratorium Simulasi Perkantoran menyediakan fasilitas yang dirancang sedemikian rupa mendekati tata letak sebuah kantor yang standar. Dengan demikian, para praktikan dapat mempelajari secara rinci berbagai proses administrasi yang bisa terjadi di perusahaan. (fadhli)

Kualifikasi Internasional Perluas Jaringan

Dewasa ini, kualitas seorang tenaga kerja bisa dilihat salah satunya melalui gelarnya. Namun hal ini tak cukup di tengah perkembangan dunia yang semakin menyatu ini. Seorang tenaga kerja, misalnya seorang akuntan, juga mesti memiliki jaringan yang membuat dia terhubung dengan perkembangan bidang ilmunya sendiri. Jaringan itu umumnya berupa asosiasi atau ikatan. Dengan bergabung dalam ikatan profesi yang sebidang, seorang akuntan menjadi lebih profesional jika dibandingkan hanya mengandalkan gelarnya saja.

Demikian dipaparkan perwakilan Certified Practising Accountant (CPA) Australia, Reza Havies dalam Kuliah Umum (Studium Generale) di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (20/3) kemarin. Reza menuturkan, CPA Australia adalah ikatan akuntan profesional yang berdiri di Australia pada 1886. “CPA Australia punya 19 kantor di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, hingga Inggris,” terangnya.

Reza melanjutkan, CPA Australia memberikan banyak keuntungan bagi akuntan. “Seperti halnya IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), CPA Australia menjadi wadah bagi akuntan profesional. Dengan bergabung di CPA Australia, akan terbuka peluang untuk memperluas jaringan dengan akuntan dari berbagai negara,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY, Rr. Indah Mustikawati juga mengajak para mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi keilmuannya. “Barangkali selama ini mahasiswa hanya mengenal Public Accountant sebagai akuntan profesional. Dengan studium generale ini, kita akan mengetahui lebih jauh CPA sebagai akuntan profesional,” ucap Indah.

Menurut Reza, kualifikasi internasional membuat hasil kinerja seorang akuntan lebih dihargai dan diakui, tidak hanya tingkat nasional, bahkan internasional. “Saat ini, akuntansi bukan hanya soal angka, tapi perusahaan juga mencari akuntan yang memiliki keterampilan strategis, seperti kepemimpinan, atau kemampuan analisis pasar. Keberadaan program, software, dan artificial intelligence menuntut akuntan meningkatkan keterampilan. Fungsi kecerdasan buatan adalah untuk membantu kita dalam bekerja, bukan menggantikan,” urai Reza yang menjadi Country Manager and Chief Representative CPA Australia di Indonesia.

Business Development Manager CPA Australia Arya Lukito menegaskan perlunya seorang akuntan berkualifikasi internasional. “Kualifikasi internasional menuntut akuntan untuk menguasai standar internasional. Dengan demikian, hasil analisa dan keputusannya akan lebih diakui dan dipertanggungjawabkan,”

Arya menambahkan, dengan anggota lebih dari 160 ribu orang, CPA Australia merupakan jaringan yang kuat. “Anggota kami mulai dari sektor industri, praktisi, hingga akademisi. Setiap akuntan bisa menjadi anggota CPA Australia, dengan terlebih dulu mengikuti program-program CPA. CPA Australia juga bekerja sama dengan IAI. Anggota IAI yang mengambil program CPA Australia bisa mempersingkat waktu tempuh programnya,” jelas Arya. (fadhli)

Pages