Media Interaktif Hindarkan Suasana Monoton

Kreativitas guru dalam mengajar menjadi salah satu faktor penting siswa bisa mengikuti materi pelajaran dengan antusias. Metode ceramah tidak bisa terus menerus dipaksakan dalam menyampaikan suatu materi. Guru yang hanya mengandalkan metode ceramah akan cepat ditinggalkan siswanya karena terkesan monoton. Oleh karena itu, terkadang pelajaran diberikan melalui media pembelajaran. Demikian sebagaimana dipaparkan Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Abdullah Taman, M.Si. Ak., C.A. dalam kunjungan SMK Plus Pratama Adi Bandung ke FE UNY, Selasa (27/9) kemarin.

Taman melanjutkan, guru harus belajar untuk menguasai teknologi informasi yang berkembang semakin pesat. “Di FE UNY, para mahasiswa bisa belajar membuat media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti Ular Tangga, Monopoli, Who Wants to be A Millionaire, tetapi dengan konten yang disesuaikan dengan materi akuntansi dan perpajakan,” tambah Taman seraya menunjukkan beberapa contoh media pembelajaran yang dibuat mahasiswa.

“Selain media pembelajaran dengan teknologi informasi, mahasiswa juga harus mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris. Kalau tidak, kita akan melihat guru di sekolah-sekolah kita, atau para akuntan di supermarket merupakan tenaga kerja asing karena kita tidak berkembang,” terang Taman.

Kunjungan tersebut dihadiri lebih dari 50 siswa-siswi SMK Plus Pratama Adi dari bidang keahlian Akuntansi, serta para guru pendamping. Perwakilan SMK Plus Pratama Adi Indra Gunawan, S.Pd. menyampaikan bahwa kunjungan ini penting artinya bagi sekolah. “Nama UNY akan cepat disinggung jika berbicara tentang pendidikan. Dengan berkunjung ke UNY ini, kami harap para siswa bisa mendapatkan banyak informasi dan pembelajaran tentang perkuliahan akuntansi di FE UNY,” urai Indra.

Para siswa juga berkunjung ke beberapa laboratorium yang dimiliki FE UNY. Beberapa laboratorium tersebut antara lain Laboratorium Perpajakan, Laboratorium Akuntansi Manual, Islamic Mini Bank, dll. Dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY Afrida Putritama, M.Sc. Ak. dan Arief Zuliyanto Susila, M.Sc. membimbing para siswa mengetahui fungsi-fungsi laboratorium dan pembelajaran yang bisa dilakukan di dalamnya. (fadhli)

ICEBESS 2016 Dorong Lahirkan Akademisi Guna Hadapi Tantangan Global

Dengan semakin majunya teknologi dan proses digitalisasi di berbagai bidang yang begitu cepat, manusia dituntut untuk melakukan perubahan dalam berperilaku sosial, ekonomi, dan menjalankan bisnisnya. Tanpa mengubah pola pikir dan cara kerja, sulit untuk bisa memperoleh kestabilan ekonomi dan juga memakmurkan masyarakat. Dengan latar belakang ini, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2016, pada Jumat (16/9) lalu. Seminar internasional ini mengundang 3 pembicara utama dalam Plenary Session serta lebih dari 50 pemakalah dari dalam dan luar negeri.

Dalam sambutannya mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I UNY Wardan Suyanto, MA. Ed.D. menyampaikan bahwa etika dalam bisnis, ekonomi, dan ilmu sosial telah menjadi isu hangat di abad ke-21 ini. “Sesuai dengan visi UNY; taqwa, mandiri, dan cendekia, maka seminar internasional ini diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang bisnis, ekonomi, dan perkembangan ilmu sosial di tengah-tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat,” urainya.

Prof. Chih-Cheng Chao sebagai pembicara pertama merupakan salah satu Senior Advisor di Industrial Technology Research Institute. ITRI sendiri merupakan organisasi bentukan pemerintah sejak 1973 yang telah sukses mengubah Taiwan dari negara industri yang semula hanya menekankan tenaga kerja (labor-intensive) menjadi negara industri dengan fokus pada percepatan teknologi (high-tech industry).

“Pada tahun 1970, Pendapatan Per Kapita Taiwan masih US$ 3,570. Pada awal abad ke-21 ini, sudah meningkat 10 kali lipat menjadi US$ 35,604. Dunia industri mengalami transisi dari yang tadinya labor-intensive, menjadi innovation focus,” terang profesor yang kini menetap di Kanada ini.

Dua pembicara lainnya adalah Prof. Richard Chinomona dari School of Economic and Business Sciences, University of the Witwatersrand, Johannesburg Area, Afrika Selatan, dan Dr. Aly Abdel Moniem dari Pascasarjana Universitas Islam Indonesia. Richard Chinomona merupakan salah satu akademisi yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dalam melahirkan penelitian. Tercatat 66 judul yang telah dipublikasikannya dalam 3 tahun ke belakang. Sedangkan Aly Abdel Moniem merupakan doktor kelahiran Mesir yang meneliti masalah Sustainable Development Policies ditinjau dari Perspektif Maqasid asy Syariah Islam.

Sebanyak lebih dari 50 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di beberapa negara, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Khon Kaen University Thailand, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Teknologi MARA Malaysia, serta perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara lainnya juga turut memaparkan presentasinya dalam sesi paralel. Sesi paralel dibagi ke dalam beberapa grup seperti pendidikan, manajemen sumber daya manusia, ekonomi dan ilmu sosial, dan lain-lain, sesuai dengan bidang kajian pemakalah.

“Seminar internasional ini akan menjadi wadah yang ideal dalam upaya mendukung, mendorong, dan menjaga potensi lahirnya akademisi-akademisi unggul dari seluruh penjuru dunia. Ini adalah hasrat kami FE UNY untuk turut andil membangun dunia ekonomi, bisnis, dan ilmu sosial yang lebih solid menghadapi tantangan global,” terang Dekan Dr. Sugiharsono dalam pidato penutupannya di akhir acara. (fadhli)

Nita Raih IPK Tertinggi Yudisium Agustus 2016

Sejumlah 81 orang dinyatakan lulus pada upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (31/8) lalu. Upacara yudisium periode Agustus di FE UNY ini diikuti 41 orang S1 Kependidikan, 25  orang Non Kependidikan, dan 15 orang Program D3 yang sudah memenuhi persyaratan secara akademik dan administratif. Upacara ini juga dihadiri oleh ketua jurusan, program studi (prodi), dan kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY.

Dalam laporannya menggantikan Wakil Dekan I, Kepala Bagian Tata Usaha FE UNY Dra. Sriningsih mengatakan bahwa sebanyak 31 orang atau 38,27% meraih predikat Dengan Pujian. “Rata-rata raihan IPK pada periode ini adalah sebesar 3,47 dengan peraih IPK tertinggi adalah Anita Nur Khasanah sebesar 3,87 dari Prodi Akuntansi S1,” jelas Sriningsih.

Anita Nur Khasanah atau kerap dipanggil Nita, merupakan lulusan SMK N 1 Pengasih, Kulonprogo. Diwawancari seusai yudisium, putri dari seorang petani dan buruh lepas ini mengungkapkan rasa syukurnya bisa berkuliah di FE UNY, terlebih dengan bantuan beasiswa Bidikmisi.

“Saya mendaftar di UNY ini pada hari terakhir pendaftaran melalui jalur SBMPTN. Orang tua tadinya tidak mendukung, karena tidak memiliki kemampuan untuk membiayai. Tapi setelah dijelaskan adanya beasiswa, orang tua optimis kembali,” kata Nita. Untuk membantu keuangannya saat kuliah, putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Paingun dan Sugini ini bahkan sempat bekerja sebagai staf marketing di salah satu perusahaan fotografi seusai Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Nita menambahkan, kuliah tidak hanya di kelas, tetapi juga melalui organisasi. “Melalui organisasi, kita bisa memperoleh ilmu yang tidak didapatkan di kelas/kuliah. Selain itu, bekerja juga membuat saya belajar bagaimana menghadapi orang di dunia usaha,” ujar Nita yang sempat aktif di Himpunan Mahasiswa (Hima) Akuntansi.

Nita berharap, setiap mahasiswa harus mau mensyukuri keadaannya sebagai seorang penuntut ilmu. “Rajin-rajin belajar, ditambah dengan berorganisasi yang kita minati, lalu jangan lupa berdoa,” pungkas Nita (fadhli)

Cintai Apapun Keadaannya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2015 terdapat 7,56 juta orang penganggur dari 122,4 tenaga kerja di Indonesia. Tentu ada beberapa sebab mengapa begitu banyak jumlah pengangguran. Sebab-sebab ini bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor mikro dan faktor makro. Demikian sebagaimana dipaparkan Arfina Puspitasari, S.Si., Marketing Manager PT Bale Ayu Indonesia dalam Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (30/8) lalu.

“Faktor mikro ini terdiri dari dua poin. Pertama, lulusan yang tidak memiliki kualitas. Kedua, tidak ada faktor WOW dari lulusan tersebut. Sementara pada aspek makro, ada tiga hal. Pertama, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terlalu rendah. Kedua, kualifikasi tenaga kerja yang terlalu tinggi. Terakhir, terlalu banyak lulusan dari ranah ilmu sosial,” urai Fina, sapaannya.

“Dalam dunia kerja, softskills jauh lebih dibutuhkan para pencari tenaga kerja. Karakter seperti keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, kemampuan mempengaruhi, kreativitas, dan kemampuan interpersonal jauh lebih susah dicari, sedangkan hardskills masih bisa dilatih setelah karyawan tersebut diterima,” tambah Fina.

Fina juga memberikan berbagai tips dan trik guna menghadapi sesi wawancara. Menurut Fina, busana dan etika berperilaku di kala wawancara juga merupakan aspek yang mendapatkan penilaian dari si pewawancara. “Sekedar mengenakan jam tangan juga bisa menambah penilaian Anda di mata pewawancara. Itu menandakan Anda menghargai waktu. Sedangkan bagi wanita, high heels sebaiknya dihindari untuk dipakai saat wawancara. Kalaupun memakai, tidak melebihi 3 cm,” jelasnya.

Redaktur Majalah Pewara Dinamika UNY, Roni Kurniawan Pratama, S.Pd. menambahkan dalam sesi motivasi, mencintai suatu hal yang kita lakukan akan menjadikan kualitas pekerjaan meningkat. “Apapun keadaannya, tetap cintai pekerjaan kita,” terang Roni.

“Pada masa sekarang, mencari pekerjaan bagi lulusan S1 tidak semudah di masa lalu. Oleh karena itu, butuh motivasi yang kuat. Dengan niat yang tulus, diiringi usaha dan doa yang kuat, cita-cita bisa tercapai,” tambah Roni.

Pelatihan ini diikuti lebih dari 100 lulusan FE UNY yang diwisuda pada bulan Agustus lalu. Pelatihan ini merupakan bekal terakhir yang diberikan FE UNY kepada mahasiswanya sebelum benar-benar dilepas dari kampus. Hadir dalam acara ini Wakil Dekan I, Prof. Sukirno, Ph.D., dan Kepala Divisi Humas FE UNY, Lina Nur Hidayati, M.M. (fadhlI)

Siti Badriyah: "Saatnya Memberi"

Sebanyak 243 lulusan Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang diwisuda pada 27 Agustus lalu mengikuti acara Pelepasan Lulusan di ruang Auditorium FE UNY, Jumat (26/8) lalu. Selain para lulusan, tampak pula orang tua/wali lulusan, dosen, serta jajaran dekanat dan pimpinan di FE UNY. Acara pelepasan lulusan ini merupakan ajang silaturrahim bagi para lulusan, beserta orang tua/wali dengan pihak fakultas. Pada acara ini pula para lulusan dikembalikan oleh pihak fakultas kepada orang tua masing-masing.

Dalam laporannya menggantikan Wakil Dekan I, Wakil Dekan II Nurhadi, M.M. menyampaikan bahwa sebanyak 106 lulusan periode Agustus 2016 ini mendapatkan predikat Dengan Pujian. “Input di FE UNY memang sudah bagus. Sebagian lulusan bahkan sudah bekerja sebelum diwisuda,” tambahnya.

Sementara itu, Siti Badriyah, S.Pd. selaku lulusan terbaik periode Agustus 2016 dengan IPK 3,86 ini mengucapkan terima kasih kepada segenap tenaga pendidik dan kependidikan di FE UNY. “Berkat mereka, kita bisa menyelesaikan studi dengan lancar,” ujar Siti.

“Mari kita bulatkan tekad untuk memberi kebermanfaatan yang lebih kepada bangsa. Berjanjilah kepada diri sendiri. Bukan saatnya meminta, tetapi inilah saatnya kita memberi," tambah gadis asal Klaten ini.

Senada dengannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menyemangati para lulusan untuk meraih kesuksesan di masa depan. “Ada banyak pilihan bagi Anda di masa mendatang. Beasiswa LPDP kini tersedia bagi yang ingin melanjutkan studi. Apapun pilihan Anda, diharapkan kontribusinya makin meningkat, baik terhadap masyarakat, lingkungan, bangsa, dan negara, atau paling tidak terhadap keluarganya sendiri,” terangnya. (fadhli)

Training of Trainers Peningkatan Pemahaman Literasi Keuangan

Jumat, (9/9) Tim Generasi Cerdas Keuangan yang dipimpin oleh dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY Dr. Ratna Candra Sari, M.Si. melaksanakan Training of Trainers (ToT) Peningkatan Pemahaman Literasi Keuangan di Hall Kantor Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY). Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar kerjasama yang dilakukan oleh Tim dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY dalam melakukan misi meningkatkan tingkat melek keuangan di masyarakat. Kegiatan ini diikuti oleh 30 volunteer Generasi Cerdas Keuangan yang terdiri dari mahasiswa dari bermacam bidang studi, universitas, dan tingkatan, baik mahasiswa S1 maupun S2.

Volunteer Generasi Cerdas Keuangan diberikan bekal materi oleh dua pemateri, yaitu Yunian Asih A. (Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK DIY) dan Dr. Ratna Candra Sari, M.Si. Yunian Asih A menyampaikan materi mengenai OJK dan perencanaan keuangan keluarga. OJK sebagai lembaga independen yang menaungi pengawasan lembaga keuangan tentu perlu dikenali oleh masyarakat. “Sebagaimana kita tahu, masyarakat kini dikelilingi oleh berbagai penawaran produk lembaga keuangan, baik lembaga keuangan yang kredibel hingga lembaga keuangan yang abal-abal. Masyarakat perlu memahami ke mana harus melakukan pengaduan apabila terdapat kecurangan atau kejahatan yang terjadi di lembaga keuangan,” terang Yunian.

Selain itu, Yunian Asih juga menyampaikan mengenai perencanaan keuangan keluarga. Perencanaan keuangan keluarga menjadi salah satu faktor penting penentu kesejahteraan keluarga di masa kini dan masa depan. Kemampuan seorang ayah dan ibu dalam membuat perencanaan harian, bulanan, bahkan tahunan dalam hal keuangan akan memberikan ketenangan hidup dan terhindar dari financial stress.

Dr. Ratna Candra Sari, M.Si. selaku pimpinan Generasi Cerdas Keuangan memberikan materi mengenai literasi keuangan untuk anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja perlu diberikan materi literasi keuangan salah satunya karena adanya faktor premature affluence, yaitu keborosan dini yang terjadi saat tersedianya sumber daya keuangan. “Anak-anak dan remaja yang notabene belum bisa menghasilkan penghasilan sendiri cenderung mudah mengalami keborosan, apalagi dengan maraknya iklan dan pergaulan. Untuk melakukan literasi keuangan ini pun perlu dilakukan segmentasi karena berbeda umur berbeda pula cara membangun literasi keuangannya,” urai Ratna.

Selain materi dari kedua pemateri tersebut, tim Generasi Cerdas Keuangan juga diberikan motivasi untuk turut berkontribusi di masyarakat yang disampaikan oleh Ari Herliyanto. Pemuda sebagai agen perubahan bangsa perlu meningkatkan daya kritis dalam menghadapi problema-problema di masyarakat, tidak hanya berteori, tetapi aksi nyata di masyarakatlah yang diperlukan.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk siap turun di masyarakat. Kami juga akan mempersiapkan diri dalam melakukan literasi keuangan,” ujar Ariska, salah satu relawan Generasi Cerdas Keuangan. Harapannya, dengan adanya kegiatan ini tim Generasi Cerdas Keuangan lebih siap saat turun di lapangan untuk melakukan misi literasi keuangan dan mampu memberikan kontribusi terbaik di masyarakat. (fadhli/ilyana)

Audita Rasakan Upacara Kemerdekaan di Thailand

Membangun nasionalisme berarti membangun bangsa. Nasionalisme adalah nilai yang kuat yang dapat membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mahasiswa Indonesia diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun bangsa di manapun mereka berada. Merasakan atmosfer nasionalisme perjuangan Indonesia di negara lain merupakan hal luar biasa yang mengandung pelajaran tersendiri. Itulah yang dirasakan oleh 11 mahasiswa Indonesia yang memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia di negara lain. Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY berkontribusi dalam Indonesia-Thailand Youth Collaborative Exchange Program (ITYCEP) 2016 yang diselenggarakan Gotravindo Educational Program of Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 16-19 Agustus 2016 di Bangkok, Thailand. Delegasi dari FE UNY yaitu Kurnia Audita Christyorini dari Pendidikan Ekonomi angkatan 2014 Kelas Unggulan.

Setelah melalui serangkaian proses seleksi mulai dari tes administrasi dan tes wawancara dua bahasa, sampai dengan pembuatan paspor, tiket, dsb., akhirnya Kurnia Audita bersama dengan delegasi dari seluruh Indonesia dapat mengikuti ITYCEP yang semuanya mengorbankan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Kegiatan ini memiliki susunan acara antara lain Indonesia Independent Day Ceremony, Chulalongkorn University Exploration, Analyzing Thailand Market Economic and Culture, Education Challenge, Company and Factory Visit. Mengikuti program ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Tepat pada hari Rabu, 17 Agustus, di mana merupakan hari kemerdekaan Indonesia, peserta ITYCEP bersama seluruh warga negara Indonesia di Thailand mengikuti upacara bendera di KBRI yang dipimpin oleh Ahmad Rusdi (Duta Besar RI untuk Thailand).

Chulalongkorn University merupakan universitas tertua dan terbesar di Thailand. Delegasi dari Indonesia beserta mahasiswa Chulalongkorn University melakukan pertukaran budaya yang dipandu oleh seorang mahasiswa doctoral Chulalongkorn University yaitu Bayu Pramesona. Para peserta berkolaborasi dan bertukar ide-ide besar dan konsep melalui kegiatan forum diskusi untuk memperkuat hubungan strategis antara mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa Thailand untuk mencapai tujuan pembangunan ASEAN.

Menganalisis perekonomian dan budaya pasar di Thailand melalui Education Challenge sangat menyenangkan. Di Asiatique Market peserta mendapatkan tantangan untuk melakukan wawancara dengan masyarakat lokal dan menjual produk asli Indonesia kepada turis asing yang berkunjung di Thailand. Masyarakat lokal memiliki bahasa lokal sendiri dan umumnya tidak begitu menguasai bahasa Inggris. Masalah ini tidak menyurutkan peserta untuk melakukan wawancara. Menjual produk asli Indonesia di tengah-tengah turis asing yang berburu oleh-oleh khas asli Thailand memerlukan kemampuan promosi cukup besar. Penguasaan bahasa Inggris dan skill entrepreneurship sangat dibutuhkan. Salah satu kelompok dalam program ini berhasil menjual tas batik Jogja seharga 300 bath (Rp.120.000) dengan harga dasar tas sepuluh ribu rupiah.

Kunjungan ke berbagai company dan factory hingga mengenali proses produksi sampai pada proses quality control products menjadikan pengalaman dan ilmu yang luar biasa. Natural Honey Big Bee merupakan perusahaan peternakan lebah terbesar di Thailand. Peserta diajak untuk melihat dan menikmati secara langsung madu asli yang memiliki manfaat dan khasiat dari perusahaan Big Bee. Selain itu peserta juga mengunjungi pabrik berlian terbaik di Thailand yaitu Gems Factory. (fadhli/dita)

Dikukuhkan, Sukidjo Guru Besar UNY Ilmu Pendidikan Ekonomi

Ketertinggalan perekonomian Indonesia dibandingkan dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan disebabkan terbatasnya entrepreneurship. Keberadaan entrepreneur sangat diperlukan baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan maupun pengangguran. Pada tahun 2015 jumlah entrepreneur di Indonesia baru 1,56% dari total penduduk, sementara itu untuk mendukung pembangunan ekonomi diperlukan entrepreneur sekurang-kurangnya 2% dari total penduduk. Oleh sebab itu, pendidikan entrepreneurship perlu disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat agar jumlah penduduk yang memiliki entrepreneurship semakin banyak, sehingga budaya kewirausahaan semakin berkembang. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Peran Pendidikan Entrepreneurship dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pengentasan Kemiskinan” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY(24/8). Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd merupakan guru besar UNY ke-132.

Pria kelahiran Sleman 6 September 1950 tersebut mengatakan bahwa tujuan pendidikan entrepreneurship adalah untuk menanamkan pengetahuan, nilai-nilai, jiwa, dan sikap kewirausahaan kepada peserta didik, dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang handal. “Pendidikan entrepreneurship perlu ditumbuhkembangan baik di sekolah, perguruan tinggi maupun di masyarakat pada umumnya” katanya. Menurutnya, keberadaan  entrepreneur dapat difungsikan sebagai motor penggerak perekonomian nasional, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan perlu ditingkatkan untuk membentuk manusia yang memiliki jiwa yang kreatif dan inovatif sehingga mampu dan berani memanfaatkan peluang untuk menciptakan usaha  baru. Untuk membudayakan kewirausahaan, pendidikan entrepreneurship dapat dilakukan di sekolah, perguruan tinggi, maupun di masyarakat.

Doktor bidang Pendidikan dan Evaluasi Pembelajaran Pascasarjana UNY tersebut mengemukakan, pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan ke dalam seluruh mata pelajaran dengan tujuan meningkatkan kesadaran pentingnya pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan dalam perilaku sehari-hari dan terbentuknya karakter wirausaha. Sedangkan di perguruan tinggi dikembangkan kuliah  kewirausahaan, magang kewirausahaan, kuliah kerja nyata kewirausahaan, klinik konsultasi bisnis dan inkubator bisnis. “Pendidikan entrepreneurship di luar sekolah dilakukan oleh dinas-dinas terkait di pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan lainnya” ungkap Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd. Cara yang dilakukan antara lain melakukan sosialisasi kepada generasi muda dan ibu-ibu rumah tangga, pelatihan dan kursus bagi karang taruna, ibu-ibu PKK, pemuda putus sekolah serta magang pada dunia usaha.

Warga Krapyak Margoagung Seyegan Sleman tersebut menyimpulkan bahwa pendidikan entrepreneurship dimaksudkan untuk mengubah mindset penduduk miskin agar memiliki kemampuan dan berani menciptakan usaha baru, mengubah budaya kemiskinan menuju budaya kewirausahaan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Berbagai pelatihan sebaiknya ditindaklanjuti  dengan memberikan peralatan sebagai modal kerja untuk menciptakan usaha dalam skala usaha mikro, kecil maupun menengah. Sampai dengan tahun 2016, masih terdapat 10,86 % penduduk Indonesia yang termasuk dalam kategori miskin. “Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan maka salah satu upaya yang dilakukan adalah membudayakan kewirausahaan melalui pendidikan entrepreneurship dan meningkatkan kerjasama kemitraan antara UMKM dengan Usaha Besar” tutup Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd.(dedy)

Kunjungan SMA N 2 Cilacap ke FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menerima study visit dari SMA N 2 Cilacap, Jumat (19/8) lalu. Fakultas termuda di UNY ini menyambut lebih dari 30 siswa kelas XII jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Diterima oleh Dekan Dr. Sugiharsono, Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., dan Wakil Dekan II Nurhadi, MM di ruang Ramah Tamah, kunjungan berlangsung penuh antusias dengan beberapa pertanyaan dari para siswa. Triyono Aznand, S.Pd.selaku pimpinan rombongan mengatakan kunjungan ini merupakan salah satu bentuk silaturrahmi dengan harapan memacu para siswa belajar lebih keras agar bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.

“Dengan berkunjung secara langsung ke UNY, kami harap anak-anak mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga mereka bisa mempersiapkan diri lebih baik. Di sisi lain, kami juga bisa menjalin silaturrahmi dengan UNY, sehingga sekolah kami juga tidak dipandang sebelah mata,” ujar Triyono.

Dalam sambutannya, Sugiharsono mengenalkan sebagian karakteristik FE UNY kepada para siswa. “FE UNY adalah fakultas yang baru lahir pada 2011 lalu. Masih sangat muda. Tetapi dua program studinya termasuk di antara yang terfavorit di UNY. Oleh karena itu, setiap mahasiswa yang diterima di sini tentunya sudah sangat baik dan berkualitas. Belajarlah lebih keras, lalu bergabunglah di FE UNY,” terang Sugiharsono.

Menyambung Sugiharsono, Sukirno mengajak para siswa untuk mengembangkan kemampuannya. “Kita sudah berada di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan sebentar lagi, mungkin kita akan melihat guru-guru dari Thailand atau Malaysia di sekolah-sekolah di Indonesia. Kalau kita tidak berkembang, kita hanya akan menonton. Belajar yang rajin, lalu pergilah keluar negeri dan jadi tenaga kerja yang unggul,” ucapnya.

“Dengan adanya Bidik Misi, Anda harus berani bermimpi lalu belajar lebih keras. Bidik Misi adalah kesempatan bagi yang pintar secara akademik tetapi merasa tidak mampu. Kami akan melakukan verifikasi secara langsung kepada calon penerima beasiswa Bidik Misi. Oleh karena itu, kejujuran calon penerima juga akan menjadi faktor yang sangat penting bagi kami menentukan pantas tidaknya beasiswa tersebut diberikan,” urai Nurhadi selaku Wakil Dekan II. (fadhli)

Pelatihan Pelayanan Prima FE UNY 2016

Guna meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, lebih dari 80 dosen dan karyawan mengikuti Pelatihan Pelayanan Prima di Hotel Serena, Bandung, Sabtu (13/8) lalu. Selain diberikan materi pelatihan pelayanan prima, dosen dan karyawan berkesempatan mengunjungi beberapa tempat rekreasi di Bandung dan sekitarnya. Dekan Dr. Sugiharsono mengungkapkan, kunjungan ini diharapkan mampu mengembalikan semangat berkarya para dosen dan karyawan sehingga produktivitas bisa digenjot.

“Tujuan hidup kita semua adalah tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Caranya terserah kepada kita untuk memilih, dan menjadi pegawai, menjadi dosen atau tendik, adalah pilihan kita saat ini. Pilihan inilah yang menjadi tempat kita memperjuangkan hidup guna mencapai tujuan akhir,” ujar Sugiharsono.

“Oleh karena itu, pegawai harus memiliki keunggulan. Sebagai pelayan mahasiswa, mereka harus mau berubah menjadi lebih baik, membuang pola pikir yang kolot dan kebiasaan yang negatif. Di samping itu, karakter yang kreatif, inovatif, aktif, peduli, semangat, menyenangkan, dan ikhlas harus dimiliki para karyawan dan dosen dalam bekerja,” lanjut Sugiharsono.

Sementara itu, Wakil Dekan I bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D mengajak para dosen untuk tidak lupa dengan tugas pokok mereka. “Selain mengajar, dosen yang unggul juga lantas menguji, menilai/mengevaluasi hasil belajar, membimbing, serta meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat,” terangnya.

Sukirno juga mengajak segenap dosen dan karyawan untuk maju bersama-sama sebagai satu tim. “Jika di antara kita hanya fokus pada perbaikan diri sendiri, yang maju hanya diri kita sendiri. Tetapi jika kita maju secara serempak, peningkatan tidak hanya terlihat pada tim, tapi juga akan dirasakan secara individual,” tambah Guru Besar UNY termuda ini.

Dalam kesempatan ini, selain diisi dengan pemutaran video singkat seputar opini dan harapan mahasiswa dan karyawan terhadap kemajuan FE UNY, Drs. Budi Sulistya selaku Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) pertama FE UNY juga menyampaikan perpisahannya. Setelah mengisi posisi yang sama di Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UNY, kursinya di FE UNY kini ditempati oleh Dra. Sri Ningsih yang sebelumnya merupakan Kabag TU LPPMP UNY. (fadhli)

Pages