Yudisium Juni 2018: Berani Mencoba!

Sebanyak 48 orang yang terdiri dari 19 orang S1 Kependidikan, 6 orang S1 Non Kependidikan, dan 14 orang Program D3 mengikuti prosesi upacara Yudisium periode Juni di Fakultas Ekonomi (FE) UNY Jumat (29/6) lalu. Dalam yudisium kali ini sebanyak 34 orang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,50. Rata-rata masa studi jenjang S1 4,29 tahun, sedangkan jenjang D3 adalah 2,83 tahun. Demikian dilaporkan Wakil Dekan I Sukirno DS dalam laporannya.

Pada upacara Yudisium kali ini, Eryan Dwi Susanti dari Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,85. Eryan merupakan lulusan SMA N 3 Magelang yang diterima melalui jalur SNMPTN. Diterima pada 2013, Eryan menjadi salah satu mahasiswa paling berprestasi di FE UNY.

Putri pasangan Sumaryono dan Siti Rochmi ini menggemari lomba karya tulis ilmiah dan lomba debat. Tak kurang dari 5 kali meraih juara I bersama timnya di berbagai kejuaraan tingkat nasional, Eryan meraih puncak prestasinya pada tahun 2015-2016. Bersama kelompoknya, Eryan pernah meraih Juara I LKTI Coastal Planning Planopolis di ITS Surabaya pada tahun 2015, Juara I ITB Cooperative Day (2016), dan Juara I Lomba Karya Tulis The 3rd Public Health Competition di Universitas Jember (2015).

Selain berprestasi, Eryan juga rajin mengasah kemampuan organisasinya di Kelompok Riset dan Penalaran (KRISTAL) FE UNY dan BEM FE UNY. Atas prestasinya itu, Eryan diganjar predikat peringkat ketiga Mahasiswa Berprestasi UNY 2016. Di samping prestasi, kini Eryan mulai getol berbisnis. Fesyen berupa jaket, tas, dan dompet menjadi pilihannya.

Bagi Eryan, berprestasi dan beraktivitas di organisasi sangat berkesan. “Saya besok ingin bekerja di bidang sosial yang banyak jalan-jalannya, pergi menemui banyak orang, karena pengalaman ikut lomba di berbagai daerah di Indonesia enak juga. Pesan saya, beranilah mencoba, tantanglah diri sendiri,” terangnya. (fadhli)

 

Syawalan 1439 FE UNY: Islam Sempurnakan Akhlak

Islam bukan hanya agama yang memiliki seperangkat aturan. Lebih dari itu, Islam menginginkan pemeluknya memperlakukan orang lain sebaik mungkin. Dengan kata lain, Islam juga mengatur akhlak manusia agar baik terhadap sesama. Ramadan menjadi bulan di mana umat muslim juga dididik memperbaiki akhlaknya. Demikian disampaikan Ust. drh. Agung Budiyanto dalam acara Syawalan di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kamis (28/6) lalu.

Agung melanjutkan, Ramadan mendidik kita supaya memiliki 3 hal. “Pertama, Ramadan mengajarkan kita supaya melembutkan hati. Segala hal negatif yang menimpa orang yang berpuasa, akan dihadapi dengan kelembutan hati,” terang dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini.

“Kedua, Ramadan juga mengajarkan supaya kita menjadi orang yang mudah meminta maaf. Nabi Adam a.s. saat berdua dengan Hawa, sadar akan kesalahannya, dan segera meminta maaf, memohon ampunan pada Allah swt. Nabi Yunus, yang tidak sabar akan respon manusia terhadap dakwahnya, lalu meninggalkan mereka, hingga saat Nabi Yunus ditelan ikan, barulah sadar, dan segera meminta maaf kepada Allah. Kultur meminta maaf harus dihidupkan dalam organisasi. Lebih mulia menjadi orang yang meminta maaf duluan,” lanjut Agung.

Yang ketiga, menurut Agung, Ramadan mengajarkan kita supaya menjadi orang yang lebih taat. “Kalau sebulan bisa puasa dengan penuh ketaatan, tidak menolak, maka harusnya dalam perintah-perintah agama lainnya lebih mudah. Sami’na wa atho’na,” tutur Agung.

Dalam kesempatan tersebut, FE UNY juga memberikan kenang-kenangan kepada para karyawan dan dosen yang baru saja memasuki masa purna tugas serta dosen yang pada tahun ini akan berangkat ibadah haji 1439 H. Syawalan dihadiri oleh lebih dari 150 dosen, karyawan, perwakilan mahasiswa, serta para tamu undangan lain dari purna tugas dan bank-bank mitra. (fadhli)

Mendesak, Penguasaan Kompetensi Kearsipan Digital

Kearsipan masih dianggap remeh, bahkan dianggap sampah. Sebagian arsip bahkan dijual kiloan dan berakhir menjadi pembungkus gorengan. Di SMK, pembelajaran kearsipan masih berkutat pada pengelolaan arsip secara manual. Hal ini ditambah dengan rendahnya pemahaman guru Administrasi Perkantoran terhadap pengelolaan kearsipan secara digital. Demikian dipaparkan dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY Sutirman pada Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-7 Fakultas Ekonomi UNY, Kamis (28/6) lalu.

Tirman mengungkapkan, sesuai perkembangan zaman, kompetensi kearsipan digital mutlak dibutuhkan. “Era revolusi industri 4.0 menyebabkan pembelajaran kearsipan digital juga harus ditingkatkan. Saat ini mata pelajaran kearsipan yang terdiri dari 20 kompetensi dasar baru memiliki satu kompetensi yang membahas kearsipan digital,” terang Doktor di bidang keahlian Teknologi Pembelajaran Administrasi ini.

Dekan FE UNY Sugiharsono menegaskan, FE UNY saat ini mencoba membenahi kurikulum guna menyesuaikan kebutuhan pasar. “Dengan adanya era baru di bidang teknologi ini telah menyebabkan banyak perubahan. Akan ada banyak mata pencaharian baru, dan sebaliknya, ada beberapa pekerjaan yang hilang karena diambil alih mesin. Perlu penyesuaian kurikulum terbaru,” ujarnya.

FE UNY selama ini sering mendapat kunjungan dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi. “Mereka minta diberikan beberapa pelatihan yang berkaitan dengan kearsipan digital. “Tidak hanya DIY, beberapa sekolah dan musyawarah guru di Jawa Tengah juga berkunjung ke FE UNY untuk tujuan tersebut,” tambahnya.

FE UNY melaksanakan upacara Dies Natalis ke-7 guna memperingati hari lahirnya yang jatuh pada 22 Juni 2011. Turut hadir segenap anggota Rapat Pimpinan UNY, Senat FE UNY, para dosen dan karyawan, perwakilan mahasiswa, dan purna tugas. Selain itu, para tamu undangan dari bank mitra dan purna tugas juga turut memeriahkan upacara. (fadhli)

OBATI CEDERA DENGAN KRIM GEL ALOE VERA DAN DAUN MINT

Dalam beraktifitas sehari-hari seringkali kita mengalami luka cedera seperti memar, keseleo, nyeri sendi atau pegal-pegal. Pengobatannya bisa dengan pemijatan atau menggunakan obat-obatan krim yang dijual di pasaran. Namun kebanyakan krim yang dijual di pasaran merupakan obat kimia yang kadang menimbulkan efek samping seperti dermatitis, vertigo, timbulnya eritema, timbul ruam, dan sebagainya. Banyak konsumen yang alergi dan mengeluhkan dengan kandungan kimia obat tersebut. Mahasiswa UNY melihat peluang bisnis dalam segmen ini dengan meracik krim gel herbal dengan bahan yang ada di sekitar.

Fadilah Fajar Bagaskara dan Muhammad Iqbal Arya Putra dari prodi akuntansi FE, Andini Novita Sari prodi manajemen FE, Kharisma Diah Tri Kurniawati prodi pend biologi serta Rosyid Shidiq Hidayatulloh prodi kimia FMIPA menggagas inovasi baru dengan memanfaatkan lidah buaya (Aloe vera) dan daun mint (Mentha cordifolia) menjadi suatu produk krim gel dengan nama “Alve Health” yang berfungsi sebagai penyembuh luka cedera seperti memar, keseleo, nyeri sendi atau pegal-pegal. Menurut Fadilah Fajar Bagaskara, krim gel lidah buaya dan daun mint merupakan krim yang memberi rasa dingin saat dioleskan dan dapat mengurangi serta mengobati nyeri karena cedera. Produk ini diolah menggunakan bahan dasar lidah buaya dan daun mint, sehingga menghasilkan produk berkhasiat dan mujarab bagi penanganan pertama pada cidera. “Selama ini produsen mengolah lidah buaya untuk luka sayatan saja” kata Fajar.  Kharisma Diah Tri Kurniawati menambahkan bahwa lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa atrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasasakit serta merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Sedangkan kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha cordifolia) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7%-85,8%). “Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat)” kata Diah “Minyak daun mint mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan”.

Rosyid Shidiq Hidayatulloh menjelaskan, cara membuat krim ini cukup mudah. Alat yang diperlukan yaitu pisau, blender, mixer, baskom, telenan, sendok, timbangan, mesin press, alumunium foil dan wadah plastik. “Bahannya cukup lidah buaya, daun mint dan bubuk vitamin C” kata Shidiq. Cara pembuatannya, Pisahkan daging lidah buaya dari kulitnya dengan cara mengiris bagian lapisan kulit lidah buaya dengan pisau. Setelah itu ambil bagian gel lidah buaya dengan sendok lalu tempatkan dalam baskom. Haluskan gel yang telah diambil beserta potongan daun mint menggunakan blender, setelah itu taruh pada baskom yang masih bersih, lalu tambahkan bubuk vitamin C sebagai bahan pengawet gel lidah buaya tersebut. Setelah itu taruh gel kedalam kemasan plastik lalu timbang seberat 200 gram, kemudian tutup kemasan dengan alumunium foil yang di press menggunakan mesin press. Krim gel lidah buaya dan daun mint ini merupakan produk herbal alami sebagai alternatif pengobatan cidera yang tidak menimbulkan efek samping terhadap orang yang alergi terhadap obat kimia. Karya ini berhasil mendapatkan dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

MAHASISWA BIDIKMISI DENGAN IP SEMPURNA

Gadis itu berdiri di depan rumah. Penampilannya bersahaja dengan baju biru dan jeans. Dialah Nurul Rusmavita, gadis penerima beasiswa bidikmisi yang mendapatkan nilai indeks prestasi sempurna 4,00. Ditemui di rumahnya, Onggomertan Maguwoharjo Depok Sleman, Nurul mengisahkan bahwa kuliah merupakan cita-citanya sejak SMP. “Saat lulus dari SMP sempat bingung untuk masuk SMK, apakah ke jurusan kimia atau akuntansi” katanya. Atas saran dari orang tuanya, gadis kelahiran Sleman 25 Maret 1999 tersebut memilih di SMKN 1 Depok prodi akuntansi. Pada Ujian Nasional SMK, Nurul mendapat nilai 10 untuk mata pelajaran matematika.

Ayahnya, Suwandi berprofesi sebagai buruh bangunan dan ibunya, Wartinah, seorang ibu rumah tangga. Menurut ibunya, sejak SD hingga SMP Nurul selalu masuk sepuluh besar, bahkan saat SMP bisa tembus tiga besar. “Ketika sekolah di SMK, tiap melewati Fakultas Ekonomi UNY Nurul selalu bilang pada saya, kelak saya harus kuliah di sini” haru Wartinah. Keinginan itu terkabul saat Nurul diterima melalui jalur SBMPTN pada prodi pendidikan akuntansi FE UNY. “Padahal sebelumnya saya pesimis, darimana mendapatkan uang untuk membiayai kuliahnya” kata Suwandi. Ternyata putri tunggalnya mendapatkan beasiswa bidikmisi sehingga tidak perlu membayar SPP. 

Ketika ditanya bagaimana cara belajarnya hingga bisa meraih nilai sempurna, aktifis himpunan mahasiswa pendidikan akuntansi FE UNY tersebut menjawab bahwa dia tidak punya waktu khusus untuk belajar. Nurul mengaku belajar seperti mahasiswa yang lain, mengulang materi dan mempersiapkannya bila ada kuis. “Tugas saya kerjakan di kampus atau di rumah” katanya. Nurul berharap dapat menuntut ilmu yang lebih tinggi sehingga bisa menjadi seorang pendidik. (Dedy)

Tags: 

TURUNKAN PANAS DEMAM ANAK DENGAN KOMPRES GEL DAUN KUPU-KUPU

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman tanamannya yang dapat digunakan sebagai obat. Salah satunya adalah daun kupu-kupu (Bauhinia variegata). Daun kupu-kupu ini masih belum banyak dimanfaatkan, hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang sangat mudah ditemukan karena dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Inilah yang menjadi perhatian mahasiswa UNY yaitu Shilvi Woro Satiti dan Anissa Fitria dari prodi Kimia Fakultas MIPA serta Fahayu Priristia prodi Akuntansi dan Anindya Muliawati prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi. Mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu dalam bentuk gel.

Shilvi Woro Satiti mengatakan bahwa daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, anti-bakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk. Selain itu, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat anti bakteri, sehingga aman bila digunakan sebagai obat luar. “Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak” ujar Shilvi. Fahayu Priristia menambahkan bahwa obat penurun panas yang mereka buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. “Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif” kata Fahayu. Apalagi dengan ketersediaan daun kupu-kupu yang melimpah dengan manfaat yang beragam, maka perlu dilakukan inovasi untuk memanfaatkannya sekaligus melihat peluang pasar untuk menawarkan produk baru gel kompres herbal dengan bahan baku dari alam. Keunggulan produk ini adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.

Menurut Anissa Fitria, pembuatan plester gel penurun panas demam ini diawali dari ekstraksi daun kupu-kupu. Caranya daun kupu-kupu direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 lalu diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Lalu filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental. Alur proses pembuatan gel, 1% ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu. “Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari” kata Anissa. Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran 3 gram, lekatkan pada plester dan diberi penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus.

Dikatakan Anindya Muliawati bahwa kompres herbal daun kupu-kupu ini diberi nama Kombava yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. “Kami optimis dengan Kombava ini” katanya. Hal itu karena bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

MAHASISWA FE UNY KREASIKAN KRIM JERAWAT DARI BUAH TALOK

Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) merupakan buah yang tidak asing bagi masyarakat. Buah yang disebut juga ceri jawa ini cukup melimpah dan belum termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat hanya dibiarkan berjatuhan ditanah. Padahal kandungan yang terdapat dalam buah ini cukup lengkap seperti vitamin C, kalsium, tianin, ribofalin, niacin dan karoten. Dibalik ukurannya yang kecil, ternyata talok memiliki manfaat untuk kecantikan yang kadang terabaikan. Buah ini mengandung anti oksidan dan vitamin C yang berguna untuk mencegah tanda-tanda penuaan dini. Talok juga dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat dengan kandungan antioksidannya yang mampu membunuh bakteri-bakteri yang menyebabkan jerawat dan dapat mengangkat sel kulit mati. Selain itu talok juga dapat menghaluskan kulit wajah. Dari fakta inilah sekelompok mahasiswa UNY mengolah buah talok menjadi masker jerawat dan mengangkat kulit mati. Mereka adalah Ani Asa Palupi, Refiana Dewi dan Rifqi Fadloli prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi serta Arshi Alfianti prodi Pendidikan Fisika Fakultas MIPA.

Menurut Ani Asa Palupi, sekarang ini banyak beredar berbagai jenis masker wajah baik itu yang mengandung bahan kimia maupun tidak. “Perkembangan ini sesuai dengan tuntutan jaman akan pentingnya merawat kecantikan kulit wajah, terutama di kalangan remaja putri” katanya. Masalahnya, seringkali konsumen tidak mengetahui apakah masker yang mereka gunakan aman untuk wajah. Terlebih pada yang memiliki kulit sensitif, hal tersebut akan berdampak pada wajah, bukannya mempercantik tetapi malah memperburuk wajahnya. Harga kadang menjadi faktor pertimbangan remaja, harga yang murah meriah sangat menggiurkan remaja untuk membeli masker tersebut tanpa mengetahui kualitas produk. Refiana Dewi menambahkan, oleh karena itu tim mereka membuat masker berbahan dasar alami tanpa menggunakan bahan kimia sehingga aman digunakan untuk kulit wajah. “Selain itu, harga yang kami tetapkan relatif rendah sehingga dapat terjangkau oleh kalangan remaja” tutur Dewi.

Dijelaskan Arshi Alfianti bahwa pembuatan masker ini cukup mudah. Bahan yang diperlukan adalah buah talok, air, wadah, mesin penghalus, sendok, pengaduk, nampan, keranjang buah, plastik dan madu murni. Cara membuatnya, buah talok dipilih yang sudah matang atau setengah matang dan cuci bersih. Kemuadian dihaluskan dengan mesin penghalus, ditambah madu kemudian campur menggunakan pengaduk. Tuangkan pada wadah kemudian jemur pada panas matahari, tunggu sampai kering. Setelah kering kemudian haluskan kembali hingga menjadi bubuk. Masukkan kedalam wadah pengemasan dengan menggunakan takaran, dan produk siap dipasarkan.

Rifqi Fadloli mengatakan bahwa produk ini sudah dipasarkan dengan harga Rp. 8.000,- melalui media sosial dengan target mahasiswa dan pelajar. “Produk ini kami beri nama Cewa Mask atau masker ceri jawa, dan kami juga melayani pemesanan” kata Rifqi. Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

Sambut Era Disrupsi, FE UNY Jajaki Pembaharuan Kurikulum

Era Disrupsi atau yang kerap disebut juga dengan Revolusi Industri 4.0 menyibukkan setiap orang untuk mengikutinya. Tak terkecuali perguruan tinggi yang juga dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memenuhi tuntutan pasar. Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyambut perubahan ini dengan mengadakan workshop kurikulum, Jumat (27/4) lalu. Bertindak selaku pemateri adalah Direktorat Pembinaan SMK M. Bakrun serta Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Mohamad Fahmi. Dibuka oleh Dekan FE UNY, workshop ini diikuti oleh seluruh ketua jurusan dan ketua program studi di FE UNY.

Dalam sambutannya, Dekan FE UNY Sugiharsono menyatakan bahwa pembaharuan kurikulum mutlak diperlukan. “Menristekdikti memberi kesempatan pada LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan-red) untuk menyelenggarakan double degree. Rapat APE (Asosiasi Pendidikan Ekonomi) LPTK di Jogja beberapa waktu lalu juga sudah sepakat untuk merencanakan pertemuan terkait revisi kurikulum, dalam hal ini prodi pendidikan,” terang Sugiharsono.

Sugiharsono melanjutkan, workshop ini juga dilatarbelakangi adanya kemajuan teknologi yang mengubah banyak hal. “Pemerintah mulai menekankan pentingnya ekonomi digital. Untuk itu, kita bisa mengembangkan bahkan membuka prodi baru seputar ekonomi digital,” tambahnya.

Fahmi mengungkapkan bahwa Unpad menjadi yang pertama di Indonesia membuka prodi Bisnis Digital. “Hal ini untuk merespon amanat presiden yang menginginkan perguruan tinggi membuka program studi yang tidak konservatif sebagai respon atas tantangan revolusi industri 4.0.,” ucapnya.

Fahmi menambahkan, saat ini segala hal sudah memakai internet. “Bahkan kita sudah bisa mengukur seberapa banyak langkah yang sudah kita tempuh dalam sehari, atau berapa denyut nadi kita secara langsung. Teknologi banyak mempermudah kehidupan, seperti sistem cloud yang tidak lagi membuat kita khawatir akan kehilangan data,” terangnya.

“Dengan teknologi saat ini, perusahaan cukup dijalankan hanya oleh tiga orang saja, yaitu seorang hacker (ahli teknologi informasi), seorang hustler; lulusan ekonomi, dan seorang hipster; ahli desain dan seni,” lanjut Fahmi.

Bakrun menyoroti kebutuhan industri akan lulusan SMK yang makin meningkat. Sesuai dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 15 dijelaskan sebagai berikut, “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu.”

Bakrun menegaskan, tugas UNY untuk kemudian menyiapkan guru-guru yang nantinya melahirkan lulusan SMK yang siap menghadapi era industri 4.0. saat ini. “Untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia, kurikulum memang harus selaras dengan kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan mengacu pada SKKNI dan KKNI serta perkembangan revolusi industri 4.0.,” urai Bakrun.

“Rencananya, Bidang Bisnis Manajemen di SMK akan makin dikembangkan ke arah otomatisasi dan tata kelola perkantoran, serta bisnis daring dan pemasaran. Perlu penataan ulang bidang, program, spectrum, dan sistem pembelajaran untuk peningkatan mutu dan relevansi sesuai kebutuhan pembangunan,” jelas Bakrun. (fadhli)

FE UNY Gelar Kompetisi Stocklab di Tahun Kedua

Sabtu (21/04) kemarin yang bertepatan dengan hari Kartini, Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta atau  KSPM FE UNY mengadakan kompetisi permainan kartu yang disebut Stocklab Competition. Kompetisi ini bekerjasama dengan First Asia Capital Sekuritas dan diikuti oleh 50 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan adanya acara ini, diharapkan peserta dan pihak yang terlibat lebih mengenal tentang dunia saham.

Dalam sambutannya, Ketua KSPM FE UNY menyampaikan bahwa ia mengharapkan agar peserta lebih mengetahui tentang permainan kartu ini dan untuk menjalin silaturahim antara peserta Stocklab Competition yang kebanyakan mereka adalah pengurus KSPM di universitas masing-masing dengan para pengurus KSPM FE UNY. 

Stocklab sendiri merupakan permainan kartu yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa digunakan tidak hanya untuk bermain tetapi juga untuk mengedukasi orang yang masih awam terhadap dunia investasi pasar modal. Dengan permainan ini juga bisa terlihat apakah seseorang lebih cocok menjadi seorang investor atau trader/ pedagang. Setiap pemain berlomba-lomba mengumpulkan aset dengan berinvestasi di beberapa sektor saham dan reksadana. Pemain dengan uang terbanyak di akhir permainanlah yang dinyatakan sebagai pemenang seperti dikutip dari laman stocklab.co.id

Setelah melakukan perlombaan dari babak I, II dan final, akhirnya peserta dari UPN Veteran Yogyakarta yaitu Deby Difta Wahyuni dinyatakan sebagai pemenang atau juara 1. Selanjutnya, Irfan Dewaditya Putra dari Universitas Gadjah Mada menjadi juara 2. Selain itu, ada Natalia Mentari Subroto dari STIE AUB Surakarta didapuk sebagai juara 3. Ketiga pemenang tersebut telah mengalahkan puluhan peserta lainnya dan berhak mendapat sejumlah uang dalam bentuk rekening saham.

ECONY Raih Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional MARSS #5

Tiga Mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diketuai oleh Rifda Ayu Satriana (angkatan 2016), serta beranggotakan Anindya Muliawati (2016) dan Fajar Indra Prasetyo (2014) dan didampingI oleh Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D, berhasil meraih Juara 3 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) MIPA Road to Scientific Paper and Seminar (MARSS) ke-5. LKTIN MARSS #5 diadakan oleh Kelompok Studi Ilmiah MIPA Scientist (KSI-MIST) FMIPA UNY di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNY pada hari Kamis-Minggu, 19-22 April 2018. Tema yang diusung oleh pihak penyelenggara pada MARSS #5 tahun ini yaitu “Aktualisasi Peran Pemuda dalam Pengembangan Potensi Lokal Melalui IPTEKS menuju Indonesia Emas 2045”.

Mengambil judul karya “ECONY (Encyclopedia Economy): Inovasi Media Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Berbasis Ultra Reality untuk Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA)”, Rifda dan kawan-kawan berhasil memperoleh juara ke-3 dari 15 finalis yang diundang untuk mempresentasikan karyanya. Setidaknya ada 9 universitas yang menjadi finalis dalam ajang ini yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) 2 tim, Universitas Brawijaya (UB) 2 tim, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 4 tim, Universitas Jendral Soedirman (UNSOED) 1 tim, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) 1 tim, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 1 tim, Institut Pertanian Bogor (IPB) 1 tim, Universitas Sumatra Utara (USU) 1 tim, dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) 1 tim.

Rifda dan kawan-kawan berhasil mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis ultra reality untuk mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA. Berawal dari Fajar anggota tim yang melihat permasalahan minimnya media pembelajaran ekonomi yang inovatif saat dia melakukan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT). Hal ini kemudian disempurnakan dengan ide pengintegrasian teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Speech Recognition. Munculah istilah Ultra Reality yang menjadi basis media pembelajaran ini.

“Media kami memiliki keunikan di antaranya, animasi AR yang muncul bisa dinikmati menggunakan VR box, dan siswa sebagai pengguna bisa melakukan interaksi dua arah dengan animasi kami sehingga memungkinkan siswa belajar lebih aktif menggunakan media pembelajaran kami,” ujar Rifda ketua Tim. Rifda menambahkan, adanya ECONY ini diharapkan bisa menciptakan suasana belajar ekonomi yang lebih menyenangkan.

Selain itu Rifda dan kawan-kawan bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk berkarya dan mengharumkan nama UNY di kancah nasional. “Alhamdulillah, diberikan kesempatan untuk berkarya dan mengharumkan nama UNY di tingkat nasional, terimakasih kami haturkan kepada kedua orangtua, teman-teman, dan pihak-pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga perlombaan dapat berjalan dengan baik.”

Adapun urutan perolehan kejuaraan yaitu Juara 1 UB, Juara 2 ITS, Juara 3 UNY, Juara Harapan 1 UNY, Juara Harapan 2 UB. Sedangkan Best Presentation dan Best Poster diperoleh IPB dan UNNES. LKTIN MARSS #5 ditutup dengan acara Seminar Nasional dengan pembicara Ranitya Nurlita (Founder and Project Director of ASEAN Reusable Bag Campaign), H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (Bupati Kulon Progo), dan Radyum Ikono, B.Eng., M.Eng. (Co-Founder Nanotech Indonesia/Nano Center Indonesia Group). (fadhli/fajar)

Pages