Kunjungan Kedua SMK Ma’arif 1 Sendangagung Tahun Ini

Sebanyak 151 siswa beserta guru pendamping dari SMK Ma'arif 1 Sendang Agung Kab. Lampung Tengah berkunjung ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY, utamanya Jurusan Pend. Adm. Perkantoran, Rabu (3/7) lalu. Rombongan dari jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) ini disambut Ketua Jurusan Pend. Adm. Perkantoran FE UNY Joko Kumoro, M.Si, Koordinator Laboratorium Siti Umi Khayatun M., M.Pd, dan beberapa dosen di lingkungan jurusan.

Kepala Sekolah M. Husen menjelaskan, ini merupakan kunjungan kedua SMK swasta tersebut ke FE UNY di tahun ini. “Kami berharap ini makin mempererat jalinan hubungan antara FE UNY dengan sekolah. Semoga para siswa bisa mengambil informasi sebanyak-banyaknya baik terkait pembelajaran tentang Administrasi Perkantoran, maupun informasi tentang perguruan tinggi,” terangnya.

Kuis dadakan dari guru dan dosen menyemarakkan kunjungan tersebut. Di akhir kunjungan, Husen memberikan cinderamata khas Lampung berupa selendang kain tapis kepada Joko. (fadhli)

FE UNY Selenggarakan Penyuluhan Kesehatan

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan bagi segenap dosen, karyawan, serta perwakilan mahasiswa di kampus setempat, Senin (1/7) kemarin. Penyuluhan ini dipandu oleh Dinas Kesehatan Sleman dan bekerjasama dengan Puskesmas 3 Kecamatan Depok, Sleman. Kegiatan ini diikuti oleh 90 dosen, karyawan, dan perwakilan mahasiswa di lingkungan fakultas.

Dekan FE, Sugiharsono menyatakan penyuluhan ini sebagai upaya memberikan informasi yang tepat mengenai kesehatan. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman Dul Zaini menjelaskan Indonesia masih belum bebas beberapa penyakit menular, terutama Tuberculosis (TB). "Indonesia menargetkan 2030 bebas TB," jelasnya. "Oleh karena itu, peran serta masyarakat, terutama di tingkat keluarga, sangat penting. Kita menelurkan slogan TOSS TB. Temukan penderita TB, lalu Obati Sampai Sembuh," tambahnya.

Hasanah Widyawati dari Dinkes Sleman menjelaskan bagaimana menggunakan masker sekali pakai. "Yang warna hijau ini di luar, dan kawatnya dikaitkan ke hidung. Sedangkan yang putih ada di dalam. Lipatan di masker bagian dalam memang digunakan untuk mencegah kuman-kuman dari orang yang sedang batuk atau flu menyebar keluar. Sedangkan lipatan di bagian luar dengan bulu-bulu halus bertujuan untuk menjauhkan kotoran masuk ke hidung dan mulut kita," urainya. dr. Novita Krisnaeni, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman juga memberikan tambahan informasi seputar penyakit menular.

Lulus Dengan IPK Tertinggi, Putri Biayai Sendiri Kuliahnya

Selepas lulus dari SMK N 1 Pengasih Kulon Progo, Putri Agustina Prasekti, akrab dipanggil Putri, berkeras untuk bekerja lebih dulu meski orang tuanya, Parwoto (47) dan Winarni Atik (alm.), kala itu sebenarnya mengizinkannya untuk kuliah. Saat itu, Putri mengaku ingin berkuliah dengan uangnya sendiri. Orang tua akhirnya mengalah dengan keinginan anak sulung dari 3 bersaudara ini. Putri lantas bekerja di sebuah perusahaan penjualan pakan udang di Purworejo.

Setahun bekerja, gadis kelahiran Sleman ini lantas diterima di program studi (prodi) D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Meskipun di beberapa hal masih dibantu orang tua, Putri benar-benar membiayai sendiri hampir sebagian besar kuliahnya. "Hal itu membuat saya sangat menghargai jerih payah orang tua mencari nafkah, dan membuat saya lebih termotivasi berkuliah," ungkapnya.

Meskipun diterima kuliah, Putri tetap bekerja sampai semester 4. Putri juga tak lupa mengasah keterampilan organisasinya di Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 Wates. Peraih nilai UN 10 pada mata pelajaran Matematika di tahun 2015 ini akhirnya dinyatakan lulus dengan raihan IPK 3,82, tertinggi pada Yudisium FE UNY periode Juni 2019 yang diikuti oleh 49 peserta ini.

Alumni FE UNY Juara 1 Nasional Instruktur Kursus

Sariyatul Ilyana, alumni program studi S1 Pendidikan Akuntansi 2012 Fakultas Ekonomi (FE) UNY mendapatkan predikat Juara 1 Nasional Instruktur Kursus Teknisi Akuntansi dalam Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional ke-13. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kota Pangkal Pinang, 23-28 Juni 2019 lalu.

Ada 445 peserta lomba dari 22 kategori apresiasi yang diberikan. Apresiasi yang diberikan terdiri dari 11 kategori lomba pendidik perseorangan, enam kategori lomba pengelola pendidikan perseorangan, empat kategori lomba pendidik dan tenaga pendidikan daerah khusus, dan satu kategori lomba kelompok, salah satunya adalah lomba instruktur kursus teknisi akuntansi. (fadhli)

Riyan Dkk. Bawa UNY Rebut Emas di Korea Selatan

Riyan Siregar mahasiswa program studi S1 Pendidikan Ekonomi, bersama empat mahasiswa UNY lainnya yang terdiri dari Asmi Aris (Pendidikan Kimia), Anisa Nur Azizah (Psikologi), Farhan Kusuma Putra (Pendidikan Fisika), dan Putri Matsya Sabilla (Pendidikan Bahasa Indonesia), mengharumkan nama Indonesia di panggung Internasional melalui ajang Korean International Women’s Invention Exposition (KIWIE). Tim mahasiswa UNY tersebut meraih dua medali emas dan satu medali perunggu.

Ajang KIWIE diselenggarakan di Pusat Pameran Internasional, Seoul, Korea Selatan, 18-26 Juni 2019. Kompetisi bergengsi ini dihadiri oleh lebih dari 30 negara di seluruh dunia.

Inovasi yang digagas tim mahasiswa UNY bertajuk "Silica-nanoparticles in Slow Release Suplement: Preparation and Characterization". Gagasan tersebut didasarkan dari daun bambu petung, yang kemudian diolah menjadi bahan tambah berupa nano silika pada vitamin C. (fadhli)

Dosen FE Presentasikan Makalah di Thailand

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selalu mendorong civitas akademika untuk berperan serta aktif dalam kegiatan yang bersifat internasional sebagai upaya menuju sebuah universitas yang bereputasi internasional (world class university). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara memfasilitasi dosen untuk bisa mengikuti dan mempresentasikan hasil penelitian maupun hasil pemikiran dalam seminar atau konferensi yang berskala internasional. Salah satu dosen Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Bambang Suprayitno, M.Sc memaparkan full paper-nya pada kegiatan The 15th Annual AsLEA Conference 2019.

The 15th Annual AsLEA Conference 2019 adalah konferensi yang diselenggarakan untuk membahas tentang hukum dan ekonomi serta kaitannya baik dari sisi perkembangan teori maupun empirisnya serta eksperimen. AsLEA Conference 2019 mengundang para peneliti, akademis, dan profesional di seluruh dunia, khususnya di seluruh Asia untuk berbagi ide dan mendiskusikan hal-hal tentang hukum dan ekonomi untuk mempresentasikan papernya baik dalam sisi teori, empiris atau paper penelitian yang bersifat eksperimental.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Chulalongkorn, Thailand pada akhir Juni lalu. Lebih dari 50 makalah disampaikan oleh pemakalah dari berbagai negara seperti Vietnam, India, Korea Selatan, Rusia, hingga Amerika Serikat.

Bambang menyampaikan makalah bertema Ekonomi Publik dengan judul “The Profile of Crime and Security Conditions in Province DI Yogyakarta (DIY) and Willingness to Pay (WTP) of the People for Reducing Crime Rate.” Dalam makalah ini, Bambang membahas bagaimana pembiayaan publik dapat membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat kriminalitas di DIY. Bambang menyoroti betapa masyarakat DIY sudah merasa terganggu dengan aksi “klithih”.

WTP diartikan sebagai kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran terhadap sesuatu yang tidak memiliki nilai pasar (Hanley, Philip, MacMillan, & Wright, 2001). Bambang menyatakan informasi tentang WTP di berbagai studi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi tingkat kriminalitas. Pemerintah dapat memanfaatkan informasi ini dengan memberikan implikasi beban keuangan seperti pajak tambahan untuk digunakan dalam menekan angka kriminal. (fadhli)

 

Hadapi Pendidikan 4.0, Baby Boomers Harus Sesuaikan Diri Dengan Milenial

Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Sidang Senat Fakultas Terbuka Upacara Dies Natalis ke-8 di FE UNY Selasa (25/6) lalu. Dies kali ini bertemakan “Membangun Keunggulan Fakultas Ekonomi UNY di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara ini dihadiri 200 lebih peserta terdiri dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, pimpinan UNY, alumni, dan rekanan. Mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada FE UNY. Margana menambahkan, SDM UNY juga harus meningkatkan kualifikasinya. “Dosen CPNS yang baru diharapkan segera menempuh pendidikan S3. Mendatang, diharapkan nolisasi dosen yang masih S2 terwujud,” terangnya. Dosen FE UNY yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Australia, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D., menyampaikan orasi ilmiah. Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi ini mengangkat tema “Menjadi Pendidik yang Adaptif Transformatif untuk Menjawab Tantangan Era Pendidikan 4.0.”

Menurut Ani, dosen di perguruan tinggi saat ini berasal dari berbagai generasi. Mulai dari Baby Boomers (lahir antara 1945-1960), Generasi X (1961-1980), Generasi (1981-1994), dan sebagian kecil dari Generasi Z (1995-2010). “Baby Boomers cenderung tidak mau menerima kritik, melihat uang dan pengakuan dari lingkungan adalah target mereka. Generasi ini menganggap hidup untuk bekerja dan menjunjung tinggi loyalitas serta dedikasi. Generasi X cenderung menjadi risk taker, mengambil keputusan secara matang, dan tidak suka basa basi. Generasi ini mulai menerima teknologi dan berpikir secara inovatif untuk mempermudah kehidupan,” urainya.

Generasi Y, lanjut Ani, yang juga kerap disebut generasi milenial, adalah generasi yang mudah menerima informasi secara cepat. Perkembangan video games, gadget, smartphones menjadi kemudahan yang dinikmati generasi ini. Generasi ini lebih menghargai kritik dan saran untuk kemajuannya. “Sementara generasi Z cenderung memiliki pola pikir serba instant, cenderung bergantung pada teknologi, dan mementingkan eksistensi di media sosial yang digunakan,” terangnya.

Ani mengajak para pendidik untuk selalu memperbarui kompetensinya agar dapat menghadapi tantangan pendidikan 4.0. “Pada era ini, mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan arus informasi dan kecanggihan teknologi industri 4.0. Mereka tidak asing dengan dunia digital. Pendidik sudah seharusnya mengikuti perubahan ini. Generasi baby boomers harus dapat menyesuaikan diri dengan generasi milenial,” pesannya.

Selepas upacara dies, acara dilanjutkan dengan Syawalan yang dipandu oleh ustadz H. Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer., FINASIM. Selain itu, diadakan juga pamitan haji dari Wakil Dekan 1 FE UNY, Prof. Sukirno, Kajur Pend. Akuntansi, Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA dan Kasubag Umum Misriyatun, S.Pd. yang berangkat pada bulan mendatang.

Odil Bawa UNY Raih Perunggu di BVIIEC 2019

Odilia Herlita Puspa Dewi, mahasiswa Prodi Pend. Adm. Perkantoran 2016 dan Friscilia Permata Yudika Sinaga (D3 Teknik Elektronika 2017) meraih 3rd Winner (bronze medal) dalam ajang International Bujang Valley Innovation, Invention, and Design Competition (BVIIEC), pada kategori ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology) di Universiti Teknologi MARA, Malaysia, 13 Juni lalu. BVIIEC 2019 merupakan ajang yang mengundang tim dari berbagai perguruan tinggi, organisasi, lembaga pemerintah, hingga pihak swasta untuk saling berbagi hasil penemuan dan inovasi. Kompetisi tersebut berhasil menghadirkan 200 lebih peserta dari berbagai negara di Asia di antaranya Malaysia, Indonesia, Cina, India, dan Thailand.

Odel dan Sisil, begitu mereka biasa disapa, membuat alat pendeteksi kelembaban tanah berbasis Internet of Things (IoT) dalam bidang pertanian. Alat tersebut digunakan untuk mengontrol kelembaban suhu dengan menggunakan smartphone android, dirancang dengan sistem IoT yg memungkinkan pengguna untuk melakukan kontrol secara real time di mana pun dan kapan pun.

Kompetisi ini terdiri dari 4 kategori sesuai asal peserta dengan level nasional dan internasional. Kategori yang di kompetisikan yaitu kategori 1 (Science and Technology untuk Professional Inventor/innovator dan Young Inventor/Innovator), Kategori 2 (Social Science untuk Profesional Inventor/innovator dan Young Inventor/innovator), Kategori 3 (MOOC terbuka untuk umum), Kategori 4 (Special untuk Product/Research, Design for disable people dan government agencies). Peserta di kompetisi ini sangat beragam mulai dari peneliti, dosen, pejabat pemerintahan, mahasiswa, hingga siswa sekolah dasar. (fadhli)

Anis Raih IPK Tertinggi di Yudisium Mei 2019

Sebanyak 112 orang diluluskan dalam upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Mei 2019, Senin (27/5). Tercatat sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi adalah Anis Mahmudah dari Program Studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi dan Septi Dwi Ulfayani dari S1 Pendidikan Ekonomi dengan raihan 3,82. Namun, karena Anis lebih dahulu menempuh ujian skripsi, Anislah yang ditunjuk menjadi pemandu pembacaan Prasetya Alumni pada pelaksanaan yudisium saat itu.

Anis yang juga alumni SMK N 1 Tempel ini memang sudah menunjukkan prestasinya sejak sekolah dengan kerap menempati rangking tertinggi. Di prodi Pendidikan Akuntansi, Anis aktif menjadi pengurus di beberapa organisasi, di antaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY, komunitas penerima Beasiswa Bank Indonesia Generasi Baru Indonesia (Genbi) UNY, dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama (IPNU IPPNU) Kecamatan Tempel, Sleman.

Anis juga mengasah keterampilan mengajarnya dengan menjadi pengajar di sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Mantrijeron dan di sebuah lembaga bimbingan belajar. Gadis asli Sleman yang memang bercita-cita jadi guru ini juga belajar mengelola bisnis. Bersama teman kelasnya, dirinya berjualan tas dari sebuah jenama terkenal secara online lewat akun Instagram @aleca_store. Menurut Anis, mahasiswa harus lebih semangat dalam belajar. "Bukan cuma nilai yang dikejar, tapi softskill tak boleh dilupakan," pesannya.

Dalam belajar, Anis selalu membuat ringkasan dari setiap materi kuliah yang dia ikuti. “Saya lebih suka belajar menjelang ujian. Tinggal mengulang dari ringkasan yang saya buat,” ungkap Anis. (fadhli)

Inovasi Alat Pengering Hasil Perikanan Karya Mahasiswa UNY

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km persegi sehingga memiliki potensi perikanan yang banyak, baik laut maupun tawar. Hasil panen ikan Indonesia dipasarkan ke seluruh dunia untuk dikonsumsi penduduk. Pascapanen, banyaknya jumlah ikan yang ditangkap nelayan ternyata masih terdapat kendala. Ikan merupakan suatu bahan pangan yang cepat mengalami proses pembusukan (perishable food). Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroba pembusuk. Untuk meminimalisasi tangkapan ikan yang membusuk, mahasiswa UNY menciptakan alat pengawet ikan yang terhubung dengan internet.

Novi Syaifatun Kamala mahasiswa prodi Akuntansi 2016 dan Intania Betari Miranda (prodi Pendidikan Kimia) merancang alat yang dinamakan Smart Fish House (SFH). Menurut Novi, Smart Fish House menggunakan prinsip dinding trombe, yang di luarnya terdapat ruangan sempit berisi udara berupa kaca. “Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan akan dipanasi oleh sinar matahari, kemudian sinar tersebut perlahan-lahan dipindahkan ke dalam ruangan sempit,” kata Novi. Selanjutnya panas di dalam ruangan tersebut akan dikonveksikan. Prinsip ini dapat dijadikan alternatif pemanfaatan energi panas menjadi lebih efektif dan efisien karena bisa menyerap panas dan juga berfungsi dalam penyimpan panas yang bisa digunakan kapan pun. Dinding trombe ini juga tidak dipengaruhi oleh cuaca yang buruk karena energi disimpan pada dinding, sehingga bisa melindungi atau dimanfaatkan untuk apapun di dalamnya. Pada siang hari, dinding trombe ini akan menyerap panas dari matahari, sehingga energi panas akan terendap dan tidak dapat keluar. Rancang bangun Smart Fish House dibuat satu lantai yang memanfaatkan sirkulasi udara di dalam yang didesain pada kegiatan penelitian ini dimodifikasi sehingga mempunyai manfaat yaitu sebagai media food dryer.

Intania Betari Miranda mengatakan, Smart Fish House merupakan alat yang terintegrasi dengan internet sehingga disebut IoT (Internet of Things). Pada alat ini dipasang beberapa sensor yang memiliki fungsi masing-masing, di antaranya sensor suhu untuk mengatur suhu dan juga membuat rekomendasi waktu pengeringan yang ideal di dalam Smart Fish House. Sistem akan mengecek kondisi suhu yang terpantau idealnya adalah 50- 70 oC. Jika suhu lebih atau kurang dari batas tersebut, maka arduino secara otomatis akan mengkalkulasikan rekomendasi waktu pengeringan. “Juga ada sensor berat untuk menghitung berapa kilogram ikan yang sudah tertampung di SFH dan Sensor GPS digunakan untuk mengetahui lokasi Smart Fish House yang tersebar di titik wilayah potensi perikanan Indonesia,” ujar Intania. Ketiga sensor tersebut akan diinput ke arduino untuk diproses. Setelah diproses pada arduino, kemudian data akan dikirim ke cloud sebagai database untuk disimpan dan diolah kembali. Data yang sudah diolah dalam cloud kemudian akan dikirimkan kepada smartphone user melalui aplikasi Smart Fish House. Dalam aplikasi tersebut, user dapat menggunakan beberapa fitur utama, di antaranya: a) fitur beli ikan, di mana user dapat membeli produk ikan kering yang diproduksi; b) fitur data statistik produksi ikan, di mana user dapat mengetahui berapa produksi ikan yang dihasilkan di suatu daerah yang terdapat Smart Fish House sehingga dapat mengetahui waktu menyuplai ikan kepada daerah yang kekurangan jumlah ikan; c) fitur info cuaca, di mana user dapat mengetahui informasi cuaca pada hari tersebut; d) fitur rekomendasi waktu pengeringan, di mana user dapat mengetahui rekomendasi waktu pengeringan ikan. Karya ini merupakan inovasi gagasan yang akan diikutkan pada seleksi nasional lomba MTQMN cabang karya tulis ilmiah kandungan Al-Qur’an di Aceh Agustus mendatang. (Dedy)

Pages