Kuliah Umum Kewirausahaan, Hadirkan Alumni Jurusan Pendidikan Dunia Usaha UNY

Hidup adalah pilihan, setiap pilihan harus dipegang era-erat bahwa pilihan yang dipilih merupakan yang terbaik sehingga harus berhasil. Seperti halnya kalian saat ini kuliah di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) sudah menjadi pilihan sehingga nomer satu harus bangga menuntut ilmu di jurusan ini dengan begitu akan menumbuhkan semangat dalam belajar dan bisa lulus tepat waktu. Setelah lulus perjuangan kita yaitu menentukan pilihan untuk bekerja atau berwirausaha, demikan disampaikan Safrudin Alumni Jurusan Pendidikan Dunia Usaha/Pendidikan Akuntansi UNY lulusan tahun 1991 yang saat ini menjabat General Manajer PT Graha Makmur Cipta Pratama narasumber dalam Kuliah Umum Kewirausahaan yang diselenggarakan Jurusan Manajemen FE UNY pada Senin (15/7) di Auditorium FE UNY. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I FE UNY Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., MM. Tampak hadir pula Dosen mata kuliah Kewirausahaan Dr. Nahiyah Jaidi Faraz dan M. Lies Endarwati, M.Si.

Lanjut Safrudin, Bekal maksimal bagi setiap orang dalam menjalani kehidupan ini, tidak lain karena perjalanan kehidupan ini adalah sebuah kegiatan yang memproses segala keterbatasan dengan indikasi Rugi atau Laba. Dalam konteks indikasi rugi atau laba tentunya pelaksanaannya tidak hanya di dunia usaha, tetapi di kehidupan sehari-hari. Dan disinilah terasa betapa pentingnya entrepreneurship sebagai landasan setiap orang untuk bekerja dan berprestasi di berbagai kegiatan atau di perusahaan.

Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Masukilah dunia kerja dengan dasar paham sepaham-pahamnya terhadap dunia kerja yang berorientasi laba dan laba bisa diwujudkan jika dunia kerja itu dimasuki dengan kesadaran mengubah perilaku berkebiasaan ke perilaku bertujuan yaitu laba dan orang yang mahir menciptakan laba adalah orang-orang yang memiliki pemahaman kewirausahaan, tegasnya.

Sementara itu Prof. Moerdiyanto dalam sambutannya mengatakan, implementasi dan aplikasi terkait dengan kegiatan kewirausahaan merupakan momen yang sangat luar biasa. Seperti kegiatan saat ini sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa dalam memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai berwirausaha dan media latihan untuk mahasiswa. (Isti)

Mahasiswa FE UNY Mengangkat Citra dan Potensi Anak Punk Melalui Pelatihan Desain Grafis dan Sablon

Citra anak punk di mata masyarakat Indonesia memang kurang baik, hal ini terlihat dari anggapan masyarakat bahwa mereka merupakan sampah masyarakat. Akan tetapi, salah satu komunitas punk di daerah Magelang telah menunjukkan bahwa anggapan masyarakat tentang punk adalah salah. Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha di bidang “clothing” yang mereka lakukan bersama-sama. Disadari atau tidak, rata-rata anak punk memang memiliki bakat atau potensi di bidang kesenian. Melihat fakta di atas, teramat sangat disayangkan apabila bakat dan potensi tersebut harus terpendam dan terabaikan. Di sisi lain, selama ini pemerintah memang belum sepenuhnya memberikan perhatian yang nyata terhadap komunitas yang ada di masyarakat, terlebih untuk komunitas punk. Di sinilah peran masyarakat terutama mahasiswa sebagai kaum terdidik untuk memberikan perhatian serta bertindak nyata terhadap fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.

Melihat adanya peluang untuk memberikan life skill yang berarti bagi komunitas punk tersebut, maka diadakanlah pelatihan desain grafis dan sablon kepada anggota komunitas punk tersebut dalam rangka pelaksanaan PKM-M yang lolos didanai Dikti sebesar Rp7.100.000,00.  Pelatihan ini diprakarsai oleh Nunung Khusnul Khotimah, Soraya Yuli Hapsari, Lulik Ahmad Azhar, serta Yulia Kurniawati dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang dan bertempat di Blunyahrejo, Jetisharjo, Yogyakarta.

Tujuan utama dari pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk menyalurkan bakat dan potensi yang ada pada diri anak-anak punk tersebut. Selain itu, ini bertujuan pula agar mereka memiliki bekal untuk hidup mandiri sehingga mereka tidak kembali ke jalanan dan berbuat kriminalitas yang dapat merugikan baik untuk diri sendiri dan orang lain serta memberikan citra yang positif di mata masyarakat.

Pelatihan desain grafis dan sablon ini dilakukan sebanyak 6 tahapan, dengan rincian sebagai berikut; 1) Perkenalan alat desain grafis dan sablon, 2) Pelatihan design grafis dan pembuatan desain untuk sablon baju, 3) Pembuatan film sablon, 4) Kegiatan sablon baju, 5) Kegiatan finishing sablon, 6) Evaluasi. (Humas FE)

Mahasiswa FE UNY Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur Siswa SMK Bopkri 1 Yogyakarta

Tim peneliti mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) terdiri dari Dicky Pradana, Sri Nuryanto, Gurnito Dwidagdo, Yessica Mega Aprita mengadakan penelitian di SMK Bopkri 1 Yogyakarta dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMP). Tujuan dari PKMP yaitu melatih mahasiswa melaksanakan kegiatan di bidang penelitian secara inovatif dan kreatif, serta menghasilkan ide-ide baru. PKMP dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Yang Kreatif dan Inovatif Sebagai Upaya Mempersiapkan Siswa Yang Berjiwa Entrepreneur Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X di SMK Bopkri 1 Yogyakarta” lolos didanai Dikti sebesar Rp. 7.800.00,-. Dalam penelitian ini siswa kelas X di SMK Bopkri 1 Yogyakarta mempelajari model pembelajaran kewirausahaan yang kreatif dan inovatif untuk mempersiapkan siswa yang berjiwa entrepreneur.

Menurut Dicky, pembelajaran kewirausahaan yang kreatif dan inovatif sangat perlu dilakukan di SMK karena dewasa ini, pembelajaran kewirausahaan di SMK umumnya dilakukan dengan metode ceramah, resitasi, dan membaca buku text. Hal tersebut menjadikan pembelajaran kewirausahaan di SMK menjadi kurang menarik, akibatnya kreativitas dan jiwa entrepreneur siswa rendah sehingga muncul kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk mempelajarinya, karena mereka hanya diarahkan untuk sekedar menghafalkan saja. Karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka sehingga mengakibatkan kreativitas rendah dan kurang menyentuh siswa untuk berjiwa entrepreneur atau dengan kata lain materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari-hari, akhirnya materi tersebut dianggap kurang menantang.

Inti dari pembelajaran ini siswa diajarkan untuk bagaimana menciptakan ide-ide baru secara kreatif dan inovatif serta bagaimana cara membuat produk yang kreatif tersebut hingga bernilai jual ekonomi tinggi. Misalnya siswa menciptakan ide kreatifnya dengan membuat tempat tisue dari barang-barang bekas, membuat tas dari pelepah pisang, membuat tempat HP dari bungkus detergent yang sudah tidak terpakai, ujarnya.

Lanjut Dicky, Pengembangan model pembelajaran kewirausahaan yang kreatif dan inovatif merupakan solusi yang tepat untuk mendapatkan beberapa ide kreatif agar mempunyai kreativitas yang tinggi untuk menciptakan serta membuat produk yang inovatif bernilai jual ekonomi. Pembelajaran kewirausahaan yang kreatif dan inovatif ini harapannya para siswa tidak hanya terfokus pada teori saja akan tetapi siswa diberikan materi pembelajaran secara praktek sehingga mampu meningkatkan kreativitas siswa mulai dari mencari ide kreatif hingga bernilai jual ekonomi yang tinggi. Dengan adanya pembelajaran ini, maka siswa akan mempunyai jiwa entrepreneur yang sejati. (Isti)

Mahasiswa FE UNY Raih Dana Penelitian 10 Juta dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Sabtya Sukma Arwachyntia Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) berhasil meraih dana penelitian sebesar 10 Juta Rupiah dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk melalui program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2013-2014. Penelitiannya berjudul “Persepsi Konsumen Tentang Inovasi Produk Makanan Berbahan Dasar Ubi di Yogyakarta” dengan dosen pembimbing Dyna Herlina S, M.Sc. Periode pelaksanaan penelitian rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2013 mendatang dengan menggunakan survey melalui kuesioner yang disebarkan kepada 480 responden Ibu rumah tangga di Kota Yogyakarta. Tema program IRN tahun ini adalah Penganekaragaman Pangan Melalui Pemanfaatan Aneka Tepung Komposit dengan Memaksimalkan Komoditas Lokal. Penelitian yang terpilih ini berasal dari 22 Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta se-Indonesia dengan melalui tahapan seleksi baik secara administrasi dan substansi dari 235 proposal yang masuk yang didanai sebanyak 51 proposal. Adapun bidang ilmu yang dikaji antara lain; teknologi pengolahan pangan dan gizi masyarakat, sosial ekonomi dan budaya, budidaya pertanian dan peternakan.

Menurut Sabtya, tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi konsumen mengenai inovasi makanan baru berbahan dasar ubi sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha dalam membuat atau mengembangkan berbagai usaha makanan berbahan dasar ubi. Banyak usaha yang sukses karena kemampuannya dalam mengubah sebuah ide menjadi inovasi produk baru.

Karena itu, inovasi dianggap menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing sebuah usaha. Pelaku usaha yang tidak melakukan inovasi dalam produknya lama kelamaan akan hilang dari pasar karena tidak mampu bertahan dalam persaingan. Inovasi juga menjadi salah satu bagian dari strategi bisnis untuk melawan produk kompetitor yang hadir memberikan sinyal berbahaya terhadap usaha bisnis kita. (Isti)

Ketua BEM FE UNY Malinda, Anak Seorang Pembuat Telur Asin Raih IPK 3,85

Malinda Dwi Apriliane Mahasiswa Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) sekaligus Ketua BEM FE UNY periode 2013 berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85 yang akan diwisuda pada 31 Agustus mendatang. Walau dari kalangan keluarga ekonomi menengah ke bawah semangat belajar Malinda tak pernah surut bahkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD)-Sekolah Menengah Pertama (SMP) Malinda selalu mendapatkan juara di kelas nya dan waktu duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) selalu masuk 5 besar dikelasnya sehingga waktu masuk mendaftar sebagai mahasiswa di UNY melalui jalur beasiswa Bidik Misi dari DIKTI. Orangtua Malinda bekerja sebagai pembuat telur asin lalu hasil produksinya dititipkan ke warung-warung dengan nama “MM Telur Asin”.

Gadis kelahiran Banjarnegara 18 April 1992 ini mengatakan bahwa dulu tidak terbayang dalam benaknya akan kuliah karena terhimpit masalah ekonomi oleh karena itu sejak duduk di bangku SMP sudah terpikir olehnya untuk masuk ke SMK N 1 Bawang dengan harapan setelah lulus SMK bisa langsung kerja. Namun akhirnya berkat prestasinya ia mampu mengenyam pendidikan di perguruan tinggi secara gratis bahkan mendapatkan biaya hidup.

Selain aktif di perkuliahan Malinda juga aktif dalam organisasi yaitu Ketua BEM FE UNY tahun 2013, Koordinator Maha Diksi FE UNY, Maha Diksi Jateng DIY dan lain sebagainya. Malinda juga berbagi tips untuk bisa mendapatkan nilai bagus yaitu dengan disiplin dalam hal apapun kalau ada tugas kuliah segera dikerjakan jangan ditunda-tunda dan rajin berdoa, ucap putri pasangan Mulyadi dan Mutiah.

Adapun cita-cita Malinda ingin menjadi Dosen sehingga setelah dinyatakan lulus dari program diploma ini akan langsung lanjut studi ke S1 prodi Akuntansi FE UNY dan tentunya kalau bisa akan disambi bekerja guna membantu orangtua untuk memenuhi kebutuhan hidup, ujarnya. (Isti)

Lestarikan Kaligrafi Aksara Jawa dengan Lukisan Relief dari Limbah Kertas

RIKSWA CRAFT

Kaligrafi Aksara Jawa adalah sekumpulan aksara Jawa yang diberi sentuhan seni sehingga membentuk berbagai bentuk indah, seperti halnya huruf Arab yang dibentuk kaligrafi. Berbicara kaligrafi, tidak banyak yang mengetahui bahwa Jawa juga mempunyai warisan budaya kaligrafi, yaitu Kaligrafi Aksara Jawa. Kaligrafi Aksara Jawa merupakan kebudayaan Jawa warisan nenek moyang. Tidak seperti batik yang kini sudah lestari, Kaligrafi Aksara Jawa bisa dikatakan terancam punah. Di Yogyakarta sendiri yang menjadi destinasi wisata kedua di Indonesia setelah Bali karena kekentalan budaya Jawanya, Kaligrafi Aksara Jawa pun kurang lestari. Padahal, Yogyakarta sangat identik dengan budaya Jawa yang kental. Oleh karena itu, Kaligrafi Aksara Jawa harus segera dilestarikan.

Hal inilah yang mendorong Feni Tri Utami mengajak Diyan Novita Sari, Erlinda Prima Ayu Cahya Ningsih, dan Fitria Widaswari untuk berbisnis Kerajinan Lukisan Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas. Mereka adalah mahasiswa aktif Universitas Negeri Yogyakarta yang berasal dari Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Bahasa & Seni (FBS). Feni, yang juga mahasiswi S1 Manajemen FE UNY ini, sebenarnya sudah mempunyai ide saat dia menjadi mahasiswa baru pada tahun 2009 lalu, tapi saat itu dia belum menemui rekan bisnis yang bisa Kaligrafi Aksara Jawa.

Tahun demi tahun hingga duduk di semester 7, Feni tidak kunjung mendapatkan rekan yang mempunyai kemampuan menggambar Kaligrafi Aksara Jawa di UNY. Sudah berkali-kali Feni bertanya pada teman-temannya, terutama dari Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dari berbagai angkatan. Namun, hasilnya selalu nihil.

Akhirnya Feni memutuskan untuk mencari rekan bisnis yang mempunyai keahlian kaligrafi Arab. Feni pun menemukan Fitria Widaswari, yang sudah sering menjuarai Lomba Melukis dan Kaligrafi. Fitria juga berasal dari keluarga seniman Kaligrafi. Anggota tim lainnya, Erlinda, merupakan mahasiswa Jurusan Seni Kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni. Sedangkan anggota keempat, Diyan, berasal dari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi.

Bisnis Kerajinan Lukisan milik Feni dkk tersebut bernama Rikswa Craft. Bisnis mereka ini mendukung upaya 3R dalam pengelolaan sampah, yaitu Reduce, Reuse, and Recycle, karena mereka memilih menggunakan bahan baku dari limbah kertas. Meskipun berbahan baku limbah kertas, relief tetap tahan lama karena dicampur dengan lem kayu dan finishingnya disemprot cat clear. Pemesanan spesial seperti Lukisan Relief Kaligrafi Aksara Jawa nama orang, instansi, dan pepatah favorit juga mereka layani. “Toko online Rikswa Craft dapat dijumpai di: rikswa.yukbisnis.com, facebook (open group): Rikswa Craft, Whatsapp & Line: 089950522282, serta blog: rikswacraft.blogspot.com. Selain itu, ada diskon 20% untuk pembelian dan pemesanan sampai pertengahan Bulan Juli 2013 ini,” tutur Feni. (Humas FE)

Menyambut Ramadhan dengan Ilmu

Ramadhan tinggal hitungan hari. Segenap umat muslim bersiap menyambut. Tak ketinggalan Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Jumat (5/7) lalu sebanyak sekitar 75 orang yang terdiri dari para dosen, karyawan, mahasiswa, serta para penerima bantuan ZIS menghadiri pengajian bertempat di ruang Ramah Tamah Gedung Dekanat FE UNY. Selain mengisi bekal sebelum memasuki bulan Ramadhan 1434 Hijriyah, pengajian juga menjadi sarana menyampaikan santunan kepada 10 penerima. Bertindak selaku pengisi adalah Ustadz Sulaiman Rasyid, S.T., alumnus UGM yang pernah menuntut ilmu Islami di Medan selama 9 tahun.

Dalam sambutannya, Dekan FE, Dr. Sugiharsono, M.Si. menyampaikan ulang sekelumit isi khotbah yang disampaikan pada Sholat Jumat siang sebelumnya. “Bagi orang yang memiliki hati tercerahkan, dia akan menyambut Ramadhan dengan senang hati, dan kemudian mengiringi dengan kesedihan di saat Ramadhan meninggalkannya, dan sebaliknya dengan hati yang tercela, yang menyambut dengan sedih tapi tersenyum senang penuh kelegaan di akhir Ramadhan. Termasuk yang manakah kita?” urainya.

Sementara itu, Sulaiman Rasyid menyampaikan fiqh seputar Ramadhan. Ada lima hal yang membatalkan puasa, empat di antaranya berkonsekuensi mengganti puasa tersebut di hari yang lain. Sedangkan untuk yang kelima, “konsekuensinya lebih berat. Dia harus membebaskan seorang budak, atau bila tak mampu, berpuasa dua bulan berturut-turut. Bila tak mampu, dia harus memberikan makan kepada 60 orang fakir miskin,” terangnya, setelah menyebutkan pembatal puasa kelima yang berupa contoh ketika seorang sahabat yang melakukan hubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan.

“Disunahkan untuk mengakhirkan sahur, dan menyegerakan berbuka. Dan waktu paling utama untuk sahur adalah 15 menit menjelang adzan shubuh, atau sekitar 50 bacaan ayat Alquran,” terangnya ustadz kelahiran Medan yang beristrikan alumnus Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY ini.

Setelah pengajian, Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd., yang juga ketua Kegiatan Kerohanian FE UNY memberikan laporan seputar penyelenggaran ZIS di fakultas dilanjutkan acara pemberian santunan dan bingkisan kepada dhuafa’ oleh Wakil Dekan I, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M. (fadhli)

FE UNY Selenggarakan Pengabdian Masyarakat di Lereng Merapi

Kamis (4/7) lalu, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di lereng Merapi, tepatnya di Desa Talun, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan industri pembuatan batako bagi warga desa yang terdampak erupsi Merapi 2010 ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat pada aspek ekonomi agar menjadi warga masyarakat yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan yang datang. Termasuk di antaranya, jika terjadi bencana, warga dapat secara mandiri bangkit dan tidak bergantung kepada pemerintah. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M. serta melibatkan beberapa mahasiswa. Kegiatan ini juga memiliki maksud agar mata pencaharian warga Desa Talun lebih lestari dengan alam, karena selama ini mata pencaharian mereka adalah penambangan pasir di bantaran Kali Woro. Sehingga dengan diadakan pelatihan industri pembuatan batako diharapkan pendapatan masyarakat bisa meningkat.

Moerdiyanto yang hadir dalam pembukaan acara mewakili panitia menyatakan, “Kegiatan ini adalah wujud nyata kami dalam mengejawantahkan Tridharma Perguruan Tinggi, yang salah satunya adalah pengabdian masyarakat.”

Kegiatan ini disambut baik oleh warga Desa Talun. Dalam sambutannya, Jimin atas nama Kepala Desa menyatakan bahwa Desa Talun memang baru dalam taraf bangkit kembali setelah Erupsi 2010 karena saat itu memang merupakan pengalaman pertama bagi desanya mengikuti evakuasi. Apalagi untuk recovery semacam ini jelas membutuhkan bantuan dari banyak pihak.

“Fakultas Ekonomi tidak hanya konsen dalam pengembangan ilmu Ekonomi saja, tetapi juga mempunyai tanggung jawab moral untuk membantu peningkatan kemajuan masyarakat terlebih dari aspek ekonominya. Untuk mewujudkan kemauan ekonomi bangsa, harus dimulai dari kemajuan ekonomi masyarakat,” lanjut Moerdiyanto. (HFE)

Berubah adalah Keniscayaan

Dekan Berpresentasi

Bertempat di Probolinggo, Jawa Timur, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Lokakarya Layanan Prima bagi para dosen dan karyawan di FE, Sabtu (29/06) lalu. Rombongan sejumlah 86 orang diberangkatkan dari kampus setempat pada Jumat petang dengan menggunakan 2 bus. Lokakarya ini diadakan rutin setiap tahun untuk meningkatkan kualitas kinerja para dosen dan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada kliennya, terutama mahasiswa FE UNY. Selain itu, ajang ini juga dijadikan sarana refreshing dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata dengan destinasi pada kesempatan tahun ini adalah Taman Safari Indonesia II di Prigen, Pasuruan, dan Gunung Bromo yang didaki dari jalur Probolinggo.

Dalam Lokakarya yang dimoderatori Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd. ini, bertindak selaku pemateri adalah Dekan, Dr. Sugiharsono, M.Si., Wakil Dekan I, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M., dan Wakil Dekan II, M. Djazari, M.Pd. Sebagai pemateri pertama, Sugiharsono menyoroti masalah kultur kelembagaan. Diuraikannya, ada 5 jenis karakter negatif yang mungkin masih menjadi racun kultur suatu lembaga/organisasi, yaitu Diktator, Komentator, Agitator, Spektator, dan Provokator. “Kita seringkali merasa nyaman dengan suatu kultur/kebiasaan yang mungkin kurang baik, dan tidak mau melakukan perubahan menjadi lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu, Moerdiyanto mengingatkan tugas-tugas dan fungsi seorang dosen. “Selain mengajar, dosen juga memiliki fungsi-fungsi lain yang harus dijalankan secara seimbang, seperti membimbing mahasiswa, melakukan penelitian, dan mengabdi kepada masyarakat,” jelasnya.

Di kesempatan berikutnya, M. Djazari menekankan pada masalah kedisiplinan kehadiran. Mengutip beberapa ayat dari Al Quran, dia mengingatkan kepada para karyawan untuk berkonsentrasi dengan tugas yang sedang dihadapi dan kemudian segera beralih ke pekerjaan berikutnya. Acara semakin meriah dengan pembagian doorprize yang dipandu sang moderator.

“Harapan kita bersama, akan ada perubahan atau perbaikan kinerja sepulang dari lokakarya ini karena di dunia ini, perubahan adalah keniscayaan,” pesan Sugiharsono. (fadhli)

Tiga Agenda Besar FE UNY dalam Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dan Kewirausahaan

Setidaknya terdapat tiga agenda besar yang harus dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi UNY dalam mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan di masa depan dalam perannya sebagai perguruan tinggi. Pertama, dapat berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan kemandirian ekonomi bangsa. Kedua pengembangan fakultas, pusat studi dan berbagai lembaga lainnya wajib ditempatkan sebagai bagian intergral dari proses sistematis yang ada, seperti: visi, misi dan strategi yang jelas. Ketiga, komitmen untuk mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan itu tidak berhenti menjadi slogan belaka, sehingga berbagai langkah sistematis perlu ditempuh untuk menterjemahkan komitmen itu kedalam pembentukan jurusan, prodi, kurikulum hingga silabi. Hal tersebut disampaikan Dr. Revrisond Baswir pada orasi ilmiah Upacara Dies Natalis ke-2 Fakultas Ekonomi  UNY Jumat, 21 Juni 2013. Acara yang juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan UNY dan seluruh dosen/karyawan serta mahasiswa ini merupakan kegiatan terakhir sebagai penutup rangkaian kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke 2 FE UNY.

Dalam orasinya Revrisond juga menyampaikan substansi ekonomi kerakyatan yang dijabarkan dalam tiga garis besar, yaitu partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi nasional, partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut menikmati hasil-hasil produksi nasional dan kegiatan pembentukan produksi dan pembagian hasil-hasilnya itu harus berlangsung dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. “Secara operasional pedoman dasar penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945, sehingga sesuai dengan amanat penjelasan pasal 33 UUD 1945 pelembagaan kepemilikan alat-alat produksi secara kolektif adalah agenda yang sangat penting dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan, tegas Revrisond.

Pada dies ke-2 ini FE UNY mengambil tema Pendidikan Ekonomi Kerakyatan dan Kewirausahaan untuk Pencerahan dan Kemandirian Ekonomi Bangsa. “Diambilnya tema tersebut karena FE UNY memandang bahwa dalam menyelenggarakan pembangunan ekonomi nasional, sudah saatnya bangsa Indonesia kembali pada Pasal 33 UUD 1945 dan memberlakukan sistem demokrasi Indonesia. Pembangunan ekonomi harus berorientasi pada perekonomian rakyat secara menyeluruh dan seimbang serta terus mengembangkan UMKM dan Koperasi sebagai wadahnya”, menurut Dekan FE, Dr. Sugiharsono, M.Si. Selain itu dekan juga berharap bahwa dalam waktu dekat FE UNY dapat merekonstruksi kurikulumnya sehingga berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan kewirausahaan. Dengan demikian FE UNY mampu menghasilkan ahli-ahli ekonomi dan ahli pendidikan ekonomi yang peduli pada perekonomian rakyat, serta memiliki jiwa dan kompetensi kewirausahaan yang religius.

Senada dengan apa yang disampaikan dekan, dalam sambutan Rektor yang diwakili oleh Dr. Wardan Suyanto, MA. Ed.D, menyampaikan dukungan kepada FE UNY untuk tidak mengembangkan konsep pendidikan ekonomi kerakyatan dan kewirausahaan pada tataran konsep dan wacana, namun yang lebih penting adalah praktik baik di kampus maupun luar kampus secara sinergis, terutama kepada para stake holder. “Untuk mewujudkan hal yang sangat penting itu dibutuhkan etos kerja, mengembangan visi bersama, memantapkan teamwork, serta peduli terhadap lingkungan internal dan eksternal” ungkap Wardan. Untuk itu FE perlu terus merapatkan barisan menuju FE yang lebih baik agar diperhitungkan eksistensinya. (lina)

Pages