SDP Penelitian Kristal FE UNY: Generasi Problem Solver

Seiring perkembangan zaman, peran penelitian untuk menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang kehidupan sepatutnya perlu disoroti secara lebih serius. Permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat sebenarnya dapat diatasi dengan pemikiran kritis generasi muda khususnya mahasiswa yang terangkum dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya dari penelitian tersebut akan melahirkan rekomendasi atau saran yang dapat diterapkan oleh masyarakat luas. Namun fakta berkata lain, degradasi moral generasi muda memang tidak dapat disangkal lagi sebagai penghambat kemajuan. Kebanyakan generasi muda khususnya mahasiswa hanya memikirkan kesenangan mereka saja dan tidak mempedulikan keadaan sosial masyarakat.

Demi mengatasi hal itu, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Komunitas Riset dan Penalaran (KRISTAL) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan Happy Scientific Adventure (HSA) pada hari Minggu (28/09) bertempat di Desa Jurug, Sewon, Bantul. HSA merupakan awal dari serangkaian kegiatan Student Development Program (SDP) Penelitian 2014 FE Universitas Negeri Yogyakarta yang bertemakan “Optimalisasi UMKM di Desa Jurug, Sewon, Bantul”. HSA terdiri dari dua agenda yakni kegiatan workshop penelitian dan kegiatan eksplorasi yang diikuti oleh 40 mahasiswa baru SDP Penelitian. Acara ini bertujuan untuk mengasah jiwa problem solver mahasiswa dalam mengatasi permasalahan masyarakat khususnya permasalahan UMKM di Desa Jurug, Sewon, Bantul.

Agenda workshop penelitian dibuka oleh Dyna Herlina Suwarto, M.Sc selaku pembimbing UKMF Kristal. Dyna juga menyampaikan materi tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah dan mendorong mahasiswa agar tertarik dengan penelitian karena dari penelitian akan menghasilkan banyak manfaat. “Mahasiswa seharusnya mengenal penelitian sedini mungkin. Ikutlah kompetisi karya ilmiah di berbagai universitas,” tambahnya.

Materi kedua disampaikan oleh Bagas Maulana Pradipa (mahasiswa Akuntansi 2011) mengenai motivasi penelitian. Ia menceritakan pengalamannya saat mengikuti berbagai event lomba. “Senang sekali, mengikuti lomba di berbagai universitas. Kita bisa mengenal almamater lain dan membentuk relasi,” ujarnya. Ia ingin mendorong mahasiswa baru agar tak asing dengan karya ilmiah. “Di samping berusaha untuk membantu menyelesaikan masalah, kita juga bisa mengharumkan nama UNY dengan prestasi yang kita capai,” lanjutnya. Terakhir, Bagas memaparkan beberapa event kompetisi karya ilmiah yang akan diadakan. Workshop penelitian dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi ke beberapa UMKM di Desa Jurug, Sewon, Bantul.

Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan kunjungan ke beberapa UMKM di Desa Jurug antara lain Joko Batik Art Painting, Kelompok Tani (Nugget Tempe) dan Batik Musa. Pada masing-masing UMKM, mahasiswa dipersilahkan bertanya untuk menemukan permasalahan. Setelah ditelaah, ternyata banyak permasalahan yang dihadapi UMKM tersebut mulai dari strategi pemasaran yang belum memadai, kesulitan mendapatkan modal hingga kurangnya keterampilan. Dari permasalahan tersebut mahasiswa diajak menemukan ide atau solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di UMKM.

Kemudian setiap kelompok mempresentasikan idenya ke hadapan juri. Juri yang menilai terdiri dari tiga orang antara lain Surya Jatmika S.Pd, Arin Pranesti dan Anisah Novi Karunia. Ketiga juri mengaku sangat senang bisa mendengar ide-ide inovatif dari mahasiswa baru. “Meskipun belum matang, tapi idenya patut dibanggakan. Jarang ada mahasiswa yang peduli pada masyarakat dan ikut membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat,” ungkap Surya.

Salah satu peserta, Nia Puspita Dewi (P. Akuntansi 2014) menyampaikan, “Acara ini sangat berkesan, banyak pengalaman yang dapat saya jadikan pengetahuan baru di SDP Penelitian. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa dibeli”. Sementara itu, peserta lainnya Riky Arif Munandar (D3 Akuntansi 2014) menambahkan,  “Kegiatan ini menarik dan menyenangkan bagi saya. Saya bisa mengunjungi UMKM yang bagus di Desa Jurug”. Ketua SDP Penelitian 2014, Novita Anggraini Widyastuti (P. Akuntansi 2013) berharap kegiatan ini bisa dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa baru. “Semoga setelah adanya HSA, peserta SDP Penelitian lebih mengetahui bagaimana merumuskan ide dalam karya tulis dan termotivasi dalam kegiatan penelitian,” tambahnya. (fadhli)

Yudisium September di FE UNY

Bagi seorang lulusan sarjana atau diploma, ada beberapa pilihan yang bisa diambil pasca studinya. Pertama, mereka bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dewasa ini, makin banyak program studi pascasarjana yg tersedia di UNY dan Indonesia. Selain itu, studi lanjut juga sudah menjadi tren yang lumrah. Kedua, para alumni bisa menjadi pahlawan pembangunan, yaitu dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Fakultas Ekonomi (FE) UNY sejauh ini sudah memberikan bekal kewirausahaan baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan finansial kepada mahasiswa. Yang terakhir, jangan lupa juga mencari jodoh. Banyak yang keasyikan meniti karir sehingga tidak sempat memikirkan pasangan hidup. Hal ini sebagaimana dipesankan Dekan FE, Dr. Sugiharsono, M.Si kepada para lulusan FE UNY dalam upacara Yudisium FE UNY periode September, Selasa (30/9) lalu.

Salah satu peserta Yudisium tersebut, Ayu Destasiwi Estiaji atau akrab disapa Ayu Desta, menyatakan keinginannya untuk berwirausaha. “Saya ingin mencoba berbisnis di bidang kerajinan,” ujar gadis kelahiran Jakarta 21 tahun ini. Putri Pariwisata DIY 2012 ini menyatakan mahasiswa seharusnya tidak hanya berkuliah. “Jangan cuma kuliah-pulang-kuliah, tapi juga diisi dengan kegiatan lain seperti bekerja paruh waktu atau berorganisasi, agar softskill terasah. Gunakan to-do-list untuk membantu dalam mengatur waktu,” pesan alumnus Manajemen 2010 yang juga pernah dan masih menjadi penari dan MC freelance ini.

Sementara itu, peraih IPK tertinggi pada Yudisium FE UNY periode September, Elisa Wulandari, menjadi pemimpin rekan-rekannya membaca Prasetya Alumni. Putra dari pasangan Turiyono dan Larni ini memiliki cita-cita menjadi guru. Sempat menjadi staff dan kemudian Ketua Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (Hima ADP), tak menghalangi dia untuk meraih IPK tinggi.

“Saya memaksimalkan semester awal untuk meraih IP setinggi mungkin karena biasanya di semester akhir motivasi akan cenderung menurun,” terang alumnus SMK Pancasila 6 Jatisrono Wonogiri yang mengagumi dosennya, Sutirman, M.Pd ini.

Yudisium periode September ini meluluskan 23 orang yang terdiri dari 7 orang S1 Kependidikan, 13 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Elisa Wulandari menjadi peraih IPK tertinggi periode tersebut dengan Indeks Prestasi sebesar 3,57. “Rata-rata masa studi S1 adalah 4,33 tahun, dengan masa studi tercepat adalah 3,67 tahun. Sedangkan untuk jenjang D3, rata-ratanya adalah sebesar 3,17,” ungkap Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd. (fadhli)

SMK Maarif Tegalrejo Magelang Kunjungi FE UNY

suasana

Sebanyak seratus orang siswa SMK Maarif NU Tegalrejo Magelang beserta para guru pendamping mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (29/9). Sekolah yang dikepalai oleh Drs. H. Nuryahman ini tiba di FE UNY dengan dipimpin oleh ketua rombongan Hari Kristianto, SH, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Kunjungan ini dimaksudkan agar siswa bisa mengetahui seluk beluk Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga diharapkan mereka memiliki motivasi lebih lanjut untuk berkuliah di UNY. SMK Maarif Tegalrejo Magelang terdiri dari dua bidang keahlian, yaitu Teknik Kendaraan Ringan dan Akuntansi. Dekan, Dr. Sugiharsono, M.Si dan Wakil Dekan II, M. Djazari, M.Pd berkesempatan menyambut rombongan di ruang Auditorium FE UNY.

Dalam sambutan selamat datangnya, Dr. Sugiharsono, M.Si menjelaskan, Fakultas Ekonomi masih berusia relatif muda. Fakultas ini sudah ada embrionya sejak tahun 1964, yang saat itu masih berbentuk jurusan. “Berkat perjuangan para pendahulu, embrio FE UNY saat itu terus berkembang dan akhirnya benar-benar berdiri pada 22 Juni 2011 dan memisahkan diri dari Fakultas Ilmu Sosial,” terangnya.

Diterima Dekan dan Wakil Dekan II, Senin (29/9), Hari berharap para siswa bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya agar suatu saat bisa melanjutkan studi. “Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mengetahui berbagai hal-ihwal perkuliahan dan semoga kunjungan industri ini bisa menjadi pelecut semangat untuk studi lanjut di UNY,” tuturnya.

“Fasilitas di FE UNY sudah memadai. Hampir setiap jurusan memiliki lebih dari satu laboratorium. Untuk menikmati fasilitas itu, tidak perlu khawatir dengan ketidakmampuan biaya. Ada bantuan berupa beasiswa bagi kalian. Bidikmisi, BBM, Bank Indonesia, adalah beberapa beasiswa yang tersedia di FE. Mahasiswa akan mendapat bantuan untuk sebagian bahkan, khusus Bidikmisi, seluruh biaya pendidikan selama masa studi,” tambah Sugiharsono.

“Akuntansi adalah salah satu program studi terfavorit di UNY. Oleh karena itu, kalian harus memacu kemampuan kalian lebih keras lagi. Jangan lupakan potensi non akademik kalian, karena itu bisa menjadi salah satu cara untuk masuk ke UNY melalui jalur prestasi,” tutup Sugiharsono. (fadhli)

Mahasiswa FE UNY Dapatkan Beasiswa Bank Indonesia

bi

Rabu (24/09) sejumlah 36 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY mendapatkan beasiswa dari Bank Indonesia (BI) di Gedung BI Yogyakarta. Beasiswa ini merupakan beasiswa rutin tiap tahun yang diberikan sebagai bentuk kerjasama UNY dan Bank Indonesia. Sebelumnya para peserta ini mengikuti seleksi administrasi di kampus. Setelah selesai mengikuti seleksi administrasi maka dilanjutkan dengan sesi wawancara di kantor BI. Acara penandatanganan beasiswa dan juga ikrar penerima beasiswa BI ini dihadiri sebanyak 116 mahasiswa dari tiga perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yakni Universitas Negeri Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga dan juga Universitas Gajah Mada. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari  perwakilan BI Yogyakarta, Arif Budi Santoso.

Dalam sambutannya, Arif menyampaikan bahwa kita perlu menyadari Indonesia memiliki bonus demografi  yang besar, namun data dari Human Development Index 2013 menunjukkan Indonesia menempati posisi 187 negara di dunia, jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Filipina bahkan Malaysia. “Untuk itulah pemanfaatan SDM perlu kita tingkatkan terutama di kalangan mahasiswa. Salah satu usaha yang dilakukan Bank Indonesia adalah dengan memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi,” ujarnya.

Menurut Tirta Segara, Kepala Bagian Komunikasi BI mengatakan bahwa mungkin kita tidak bisa membangun masa depan untuk generasi muda, namun kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan. “Karena pada dasarnya generasi muda punya peran strategis dalam membangun masa depan bangsa. Dengan adanya kegiatan ini, BI punya harapan besar kepada generasi muda untuk dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan,” pesannya.

Selanjutnya adalah penandatanganan kerjasama beasiwa oleh perwakilan BI dan perwakilan kampus. Sesi yang paling penting dalam acara ini adalah pemberian materi oleh Abang Rene Suhardono, yang mengatakan bahwa generasi muda haruslah dapat berkembang mengikuti zaman bukan justru takut pada perkembangan zaman.  Generasi itu adalah generasi yang kuat melawan segala terpaan. Lihatlah bagaimana cerita mengenai kekecewaan seorang warga terhadap pelayanan perbankan, menjadikan ia lebih kreatif dan tidak menyerah. Sebut saja “KIVA”, sebuah media sosial yang terbentuk agar bisa digunakan sebagai perantara transaksi pinjam meminjam uang antar berbagai orang di belahan dunia. Selain itu masih ada juga cerita mengenai Peeble Watch, sebuah smartwatch pendatang baru yang inovatif, dan juga situs belanja pakaian Fmela.com.

Sebelum acara ditutup pada sesi terakhir juga dilakukan sosialisasi Gen BI. Gen BI merupakan sebuah komunitas para penerima beasiswa BI untuk melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas yang lebih produktif untuk para anggotanya. Gen BI akan ada di setiap universitas penerima beasiswa, termasuk Universitas Negeri Yogyakarta. (may)

Pasar Tradisional Asia di Tengah Geliat Pasar Modern

narasumber

Supermarket, hypermarket, dan bahkan pasar-pasar modern kecil yang letaknya acapkali hanya berseberangan jalan atau bersebelahan makin menjamur di berbagai daerah di Asia, termasuk di Indonesia. Sebagai akibatnya, pasar tradisional tergusur karena konsumen mulai teralihkan oleh kehadiran pasar-pasar modern tersebut. Selain produk luar negeri yang membanjiri rak-rak di sela produk lokal dan domestik, supermarket dan pasar modern muncul dan secara perlahan mengambil alih peran pasar tradisional di masyarakat. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang mampu mendongkrak kembali produk lokal dan pasar tradisional di tengah kepungan proses modernitas pasar ini. Untuk menggali masalah ini lebih jauh, Fakultas Ekonomi (FE) UNY bekerja sama dengan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PUSTEK) UGM dan Asia Pacific Research Network (APRN) menyelenggarakan Seminar Internasional bertema “Supermarket Expansion in Asia” Sabtu (27/9) lalu.

Salah satu pemateri, Dr. Revrisond Baswir bahkan menuturkan secara analitis, bahwa masalah utama bukanlah terletak pada supermarket yang mengekspansi pasar Asia. “Masalahnya adalah, barang yang diperdagangkan di pasar tradisional saja didatangkan dari luar negeri. Bukan hanya itu, pola pikir penjual dan pembeli pun sudah tercemar. Untuk memahami itu, kita harus mundur jauh ke belakang, apa yang menyebabkan ini semua? Apakah benar ekspansi supermarket ini hanya gejala yang normal dan memang sudah sewajarnya muncul saat ini?” tanyanya retoris.

Dyna Herlina Suwarto, M.Sc., dari Marketing Lab UNY menuturkan, bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) supermarket pertama kali muncul di Indonesia pada 1968. “Hingga pada tahun 1997 jumlahnya sudah mendekati 500 dan kini mencapai ribuan di seluruh Indonesia. Carrefour sebagai pelopor sektor retail modern muncul setelah diterbitkannya Keputusan Presiden No. 96/2000 dan 118/2000 pada 1999,” jelasnya.

Menurut Sony, panggilan akrab Revrisond Baswir, tanggal 30 September 1965 bukanlah pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). “Tanggal 30S itu sebenarnya rekayasa jaringan korporasi asing utk mnghabisi pemerintahan Soekarno. Pada 23 Agustus di tahun itu, Soekarno menerbitkan Undang-undang (UU) yang mengakhiri keterlibatan asing dalam investasi di Indonesia. Lalu UU yang pertama kali diterbitkan pasca penggulingan tersebut adalah UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Sejak itulah mulai terjadi ekspansi investasi asing di Indonesia. Ekspansi supermarket hanya derivasi dari peristiwa tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya mewakili Rektor UNY, Wakil Dekan I FE UNY Prof. Dr. Moerdiyanto mengatakan, dewasa ini supermarket memang sudah begitu menggejala di Asia, termasuk Indonesia. “Pengusaha di Indonesia harus meningkatkan daya saingnya jika ingin mempertahankan eksistensinya. FE UNY yang memang ingin mengembangkan ekonomi kerakyatan menyambut baik seminar ini dan kami harap dapat meningkatkan wawasan dan semangat para peserta, terutama mahasiswa, dalam pengembangan ekonomi di Indonesia yang lebih pro-rakyat,” ungkapnya.

Dalam acara yang diikuti lebih dari 100 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan peneliti ini, turut menjadi pembicara dosen FE UNY Dyna Herlina Suwarto, M.sc, Kartini Samon dari organisasi internasional pemerhati dunia pangan GRAIN yang menyoroti korporasi pangan dunia di Asia, serta Kingkorn Narintarakul dari Biothai Thailand yang membahas masalah pasar di kawasan Thailand. Selain itu, juga terdapat belasan peneliti dari Asia Pasific Research Network (APRN) dalam seminar yang dimoderatori dosen FE UNY, Denies Priantinah, M.Si. Akt. (fadhli)

 

Delegasi FE ikuti Seminar Nasional dan Sidang Pleno ISEI XVII di Ternate

bambang

Tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia ke depan tidaklah mudah. Tahun 2015, Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN akan mulai memasuki babak baru kerjasama ekonomi kawasan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN yang menuntut daya saing yang tinggi, bukan saja dalam hal kemampuan dalam memproduksi barang tetapi juga penyediaan jasa. Untuk itu, sangat dibutuhkan kesiapan jangka pendek dan jangka panjang Indonesia, terutama dalam hal pembaharuan (refinement) institusi ekonomi dan juga pembaharuan mutu modal manusia (human capital), agar dapat memenangkan persaingan dengan sesama negara ASEAN. Belum lagi sebagai emerging country, Indonesia dihadapkan pada kemungkinan masuk ke dalam perangkap negara-negara berpendapatan menengah (middle income trap), tanpa memiliki kemampuan untuk dapat keluar dari perangkap tersebut menuju negara berpendapatan tinggi. Berdasarkan latar belakang itulah Pengurus Pusat ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) mengadakan Seminar Nasional dan Sidang Pleno XVII di Ternate, 3–5 September 2014, dengan mengangkat tema: “Pembaharuan Institusi Ekonomi dan Mutu Modal Manusia”. Melalui kegiatan tersebut diharapkan muncul berbagai ide-ide segar sebagai bahan rekomendasi yang dibutuhkan oleh pemimpin yang dipilih rakyat untuk periode lima tahun ke depan agar mampu menghadapi tantangan yang ada dan secara bertahap dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi rakyat Indonesia.

Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan anggota aktif ISEI di mana sebagian besar dosen FE UNY juga merupakan anggota ISEI. Sebagai bentuk partisipasi terhadap ISEI, FE UNY mengirimkan delegasi pada kongres tersebut. Bambang Suprayitno, M.Sc, dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, mengirimkan paper dengan judul “Produktifkah Human Capital Investment oleh Pemerintah Daerah? (Fakta Desentralisasi Fiskal di Indonesia)”.

Dalam paper yang ditulis bersama Tejo Nurseto dan Supriyanto tersebut, Bambang menjelaskan, “Tren pengelolaan pemerintahan saat ini banyak beralih pada pemberian wewenang ke pemerintah daerah, salah satunya berupa desentralisasi fiskal. Efektivitas pengeluaran pemerintah khususnya human capital investment dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja juga tergantung dari pemilihan pemda dalam menentukan jenis pengeluaran tersebut,” jelas Bambang.

Tujuan dari penelitian yang dilakukannya ialah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran belanja pemerintah secara umum maupun secara fungsional terhadap produktivitas tenaga kerja melalui pendekatan kuantitatif dengan metode ekonometrika. Sementara hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah provinsi secara total juga tidak mempengaruhi produktifitas tenaga kerja regional. Pengeluaran pemerintah daerah provinsi dalam human capital investment tidak efektif meningkatkan produktivitas tenaga kerja meski demikian pengeluaran pemerintah dalam bidang fasilitas umum dan perumahan mempengaruhi secara positif produktivitas tenaga kerja regionalnya. (lina)

Memahami Pelanggan Kunci Pelayanan Prima

suasana

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dosen dan karyawan terhadap para mahasiswa, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Pelatihan Pelayanan Prima di Baturaden, Purwokerto pada Jumat-Sabtu (5-6/9) lalu. Di tengah hawa dingin lereng Gunung Slamet, para dosen dan karyawan mendapat wawasan mengenai bagaimana melayani pelanggan dengan kualitas yang baik dari seorang trainer berpengalaman yang juga dosen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Drs. Agung Praptama, MBA, Ak. Acara pelatihan ini diikuti sekitar 100 dosen dan karyawan, termasuk jajaran dekanat, Kepala Bagian TU, para kepala subbagian, serta para ketua jurusan dan program studi di lingkungan FE UNY.

Agung menjelaskan, tulus atau tidaknya seseorang yang memberikan pelayanan bisa terlihat jelas di mata customer. “Dalam memberikan pelayanan, kita harus memahami karakter setiap pelanggan. Sekedar perbedaan gender saja menyebabkan cara pemahaman yang berbeda,” terang pria yang juga menjabat sebagai Direktur AP Training and Consulting ini.

“Memberi pelayanan yang prima bukan hal yang sulit, selama kita memiliki keyakinan bahwa kita bisa melakukannya. Binatang bisa berenang karena mereka tidak berpikir mereka tidak bisa. Berbeda dengan manusia yang selalu berpikir negatif lebih dahulu sebelum melakukan sesuatu,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M memberikan tiga kunci sukses dalam dunia pendidikan. “Dalam industri pendidikan, ada success triangle, atau segitiga sukses yaitu, layanan prima (excellent services), kepuasan pelanggan (satisfaction), dan pertumbuhan organisasi (growth).”

“Orang yang sukses selalu menempatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai nilai tertinggi, dan bukan menganggapnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu, mereka juga akan selalu bertanya, apa yang bisa aku berikan untuk mereka, bukan sebaliknya, yaitu apa yang bisa mereka berikan untuk saya,” lanjut Guru Besar Ilmu Manajemen Bisnis di FE UNY ini.

Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si berharap semua pihak mampu meningkatkan kualitas kepribadiannya dalam pelatihan ini agar lebih maksimal dalam memberikan pelayanan. “Kalau kualitas pelayanan masih sama dengan sebelum pelatihan, merugilah mereka. Harus ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Salah satu indikator peningkatan kinerja adalah melalui kepuasan mahasiswa,” ujarnya.

Sugiharsono menambahkan, seseorang yang berpandangan maju harus lapang dada menerima kritik dan tidak malu meniru kebaikan orang lain. “Berikanlah lebih banyak daripada yang diminta, dan berikan lebih daripada yang diharapkan. Miliki kemauan untuk berubah demi kemajuan dan jangan berpuas diri dengan apa yang sudah dicapai,” pungkasnya.

Selain materi secara lisan dari para narasumber, para peserta pelatihan juga mendapatkan bekal pengembangan diri berupa outbond training. Para dosen dan karyawan saling bahu membahu dan bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai tantangan tanpa membedakan mana atasan dan bawahan. (fadhli)

Sarasehan Pengurus UKMF KRISTAL

kristal

Sabtu (6/9) lalu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Komunitas Riset dan Penelitian (UKMF KRISTAL) Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan acara sarasehan pengurus yang bertempat di Museum Memorial Jenderal Besar H. M. Soeharto di daerah Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Selain dikarenakan tempatnya yang nyaman dan sejuk, diharapkan para pengurus juga dapat mengetahui sejarah Presiden kedua Indonesia tersebut semasa kepemimpinan beliau. Acara sarasehan ini merupakan salah satu program kerja (proker) dari Departemen PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) UKMF Kristal yang bertujuan untuk dapat merekatkan kembali rasa kekeluargaan antara sesama pengurus UKMF Kristal setelah liburan semester yang cukup panjang dan untuk menenangkan pikiran sejenak yang pada akhirnya dapat kembali menumbuhkan semangat baru untuk menjalankan proker-proker organisasi dan perkuliahan mendatang.

Dalam acara ini ketua UKMF KRISTAL Arin Pranesti dan pembina UKMF KRISTAL Dyna Herlina, M.Sc. belum bisa hadir karena ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Tetapi acara ini tetap semarak karena dibersamai oleh Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) UKMF Kristal dan sebagian besar pengurus UKMF Kristal yang berlangsung dari pagi hingga siang hari. Tidak disia-siakan, dalam acara ini para pengurus juga mengadakan sharing bersama dengan DPO seputar proker-proker dan karya tulis seperti PKM dan lomba-lomba lainnya.

Dalam sambutannya, DPO UKMF KRISTAL yang diwakili oleh Dicky Pradana, Surya Jatmika, Uji Siti Barokah, menyampaikan beberapa patah kata yang intinya memberikan motivasi agar para pengurus senantiasa bersemangat dalam menjalankan amanah organisasi. “Ukir prestasi yang lebih banyak lagi baik di bidang akademik dan non akademik tapi jangan lupa tetap aktif dalam kuliah sebagai amanah utama,” pesan Dicky.

Acara ini diikuti secara antusias oleh seluruh pengurus, hingga waktu tanpa terasa begitu cepat berlalu. Setelah acara sharing pengurus dirasa cukup, sarasehan ini diakhiri dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan dan dengan menyerukan jargon secara bersama-sama dan penuh semangat dipimpin oleh para DPO UKMF KRISTAL “BERSATU KITA BISA!!”. (habibie/fadhli)

 

Rektor Tinjau Kesiapan Kegiatan Perkuliahan FE

Rektor

Setelah libur lebaran dan semester khusus, kegiatan perkuliahan semester gasal 2014/2015 dimulai pada Senin (08/09). Oleh karena itu, segenap fakultas dan unit bergegas mencapai kondisi terbaik sebelum kelas-kelas kembali dipadati para mahasiswa. Kamis (4/9) pagi, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Kedatangan orang nomor satu di UNY ini disambut jajaran dekanat dan Kabag TU. Selain itu, turut hadir pula dekan FIS Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Mengenakan batik hitam, Rektor meninjau kelayakan ruang dan fasilitas di gedung layanan akademik FE UNY. Selain itu, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mendapatkan aspirasi dari fakultas. “Ruangan sudah tertata, dan fasilitas juga sudah baik. Dengan demikian, FE sudah siap melaksanakan kegiatan perkuliahan Senin (8/9) depan,” tutur Rektor.

“FE sudah mempersiapkan sistem presensi barkode bagi mahasiswa. Dengan ini diharapkan kehadiran mahasiswa menjadi lebih maksimal dalam kegiatan perkuliahan. Jadwal juga sudah diunggah di web fakultas untuk diakses mahasiswa. Kita siapkan pelayanan sebaik mungkin bagi mahasiswa,” ujar Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M. "Semua tenaga pendidik dan kependidikan mempersiapkan diri dengan baik. (fadhli)

Pelepasan Lulusan FE UNY: Ini Baru Langit Pertama

basrowi

Fakultas Ekonomi (FE) UNY adalah fakultas termuda di UNY karena baru berusia 3 tahun sejak resmi berdiri sendiri pada Juni 2011. Namun demikian, animo yang dimiliki dua program studi (prodi) di FE UNY adalah di antara yang terbesar di UNY. Prodi Manajemen dan Akuntansi selalu menjadi yang paling favorit di FE UNY. Dengan animo lebih dari enam ribu pendaftar selama dua tahun ini, seleksi untuk menjadi mahasiswa baru di kedua prodi tersebut sangat ketat. Oleh karena itu, para lulusan tentu seharusnya sudah memiliki kualitas yang unggul sejak awal diterima. Demikian sebagaimana dipaparkan Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, M.Si pada acara Pelepasan Lulusan FE UNY, Jumat (28/8) lalu. Acara dipadati lebih dari 400 calon wisudawan beserta para orang tua/wali serta dihadiri jajaran dekanat, kepala bagian (kabag), kepala subbagian (kasubag) serta jajaran ketua jurusan (kajur) dan ketua program studi (kaprodi) di FE UNY.

Dalam periode wisuda Agustus 2014 ini, peraih IPK tertinggi diraih oleh Eka Agustini dari D3 Sekretari dengan IPK sebesar 3,85. “Kami berterima kasih kepada segenap jajaran dosen, tenaga kependidikan, serta tentu tak lupa orang tua kami yang senantiasa mendoakan kami. Apapun profesi yang teman-teman jalani, semoga bisa dijalani dengan baik. Ini adalah malam puncak kita di FE UNY, tetapi ini adalah awal perjuangan kita. Berikan yang terbaik,” terangnya dalam sambutan mewakili para lulusan.

Senada dengan itu, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si juga memberikan semangat kepada para lulusan. “Ini bukan akhir perjuangan Anda. Masih ada yang perlu dilakukan. Tantangan mana pun yang akan kalian ambil, pastikan kontribusi ada meningkat bagi keluarga. Baik itu studi lanjut, wirausaha, bekerja, atau menikah. Jadilah manusia yang wajib bagi keluarga, bukan yang mubah, makruh, apalagi manusia haram, yang keberadaannya tak diinginkan,” ujarnya.

Basrowi, S.Pd yang memberikan sambutan mewakili segenap orang tua/wali mengucapkan terima kasih kepada pihak FE UNY. “Tanpa pihak fakultas, tentu anak-anak kami tidak mampu menyelesaikan studi dengan baik. Semoga anak-anak tidak berhenti untuk berjuang. Kelulusan ini barulah langit pertama. Masih ada banyak langit di atas sana yang belum dijangkau,” pesannya.

Dalam kesempatan tersebut, para lulusan terbaik dari tiap prodi diberikan piagam penghargaan oleh para kajur/kaprodi. Selain itu, para lulusan dan orang tua/wali juga dihibur dengan tarian yang menceritakan penggalan kisah Ramayana. (fadhli)

Pages