Dekan Buka OSPEK FE UNY 2015

Lebih dari 570 mahasiswa baru Fakultas Ekonomi (FE) UNY ikuti pembukaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) tingkat fakultas di FE UNY, Rabu (26/8) lalu. Bertempat di Taman Gazebo FE UNY, pembukaan OSPEK tingkat fakultas diresmikan oleh Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., serta dihadiri jajaran dekanat dan pimpinan jurusan/program studi, serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY. Dalam acara yang dipandu secara unik – menggunakan bilingual Basa Jawa Krama dan Bahasa Indonesia – ini, mahasiswa diajak mengenal secara langsung para pejabat serta lingkungan fakultas.

“OSPEK adalah salah satu langkah pertama masuk Perguruan Tinggi. Sebagai mahasiswa, tingkat kedewasaannya tentu harus berbeda dibandingkan saat sekolah. Kemandirian kalian lebih dituntut di sini,” ujar Sugiharsono.

“Selamat atas keberhasilan kalian diterima di FE UNY, yang peminatnya salah satu yang terbesar di UNY, tetapi juga sekaligus salah satu yang terkecil jumlah mahasiswa yang diterima. Oleh karena itu, bersyukurlah secara professional sebagai mahasiswa dengan belajar tekun,” ujar Wakil Dekan I Bidang Akademik Nurhadi, MM. “Bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jogja, bergaullah dengan patut. Fokuslah untuk belajar, sebagaimana pesan orang tua saat mengantar kalian di bandara atau terminal,” tambahnya.

“FE UNY sudah menyiapkan berbagai laboratorium, seperti laboratorium simulasi perkantoran, pojok bursa, Islamic Mini Bank, lab computer, dll. Selain itu, kita berharap semoga akhir tahun ini proses pembangunan gedung baru bisa terlaksana untuk lebih mendukung perkuliahan,” terang Wakil Dekan II bidang Keuangan dan Sarana Prasarana, M. Djazari, M.Pd.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Siswanto, M.Pd., mendorong para mahasiswa untuk lebih bekerja keras. “Kesuksesan seseorang tak hanya didukung akademik, bahkan 80% merupakan faktor non-akademik. Ikutilah rangkaian OSPEK kali ini secara sungguh-sungguh karena tidak ada yang tidak memiliki makna dari setiap penugasan yang diberikan,” jelasnya.

“Salurkan minat kalian di sini, apapun itu. Jangan hentikan. Penelitian, keorganisasian, olahraga, semua ada di UNY. Jangan hanya jadi mahasiswa di kos, kampus, dan perpus,” pesan Siswanto.

Senada dengan itu, pada sesi berikutnya mahasiswa juga diberikan motivasi oleh dua orang pakar. Sesi pertama diisi oleh salah seorang pendiri Sekolah Pasar, Awan Santosa, S.E., M.Sc., yang menyampaikan materi seputar Ekonomi Kerakyatan yang menjadi landasan filosofis kurikulum FE. Sedangkan di sesi kedua, para mahasiswa baru yang hari itu mengenakan batik diajak oleh penulis buku-buku perlawanan Eko Prasetyo untuk menjadi seorang aktivis di organisasi dan mengembangkan diri agar siap berkontribusi bagi negara. (fadhli)

FE UNY Sambut Orang Tua Mahasiswa Baru 2015

Sebanyak lebih dari 500 hadirin memadati Auditorium Fakultas Ekonomi (FE) UNY pada Pertemuan Orang Tua/Wali Mahasiswa Baru UNY 2015 tingkat fakultas, Minggu (23/8) lalu. Acara tersebut merupakan sarana pengenalan orang tua/wali terhadap kampus anaknya dan sekaligus silaturrahim dengan para pimpinan dan pengajar UNY. Setelah menghadiri acara di tingkat universitas, para orang tua ini kemudian diajak mengenal lebih jauh kampus di fakultas beserta tenaga pengajarnya. Hadir dalam acara ini jajaran dekanat FE serta kabag, kasubag dan dosen di lingkungan FE UNY.

Dalam acara tersebut, wakil dari orang tua/wali mahasiswa baru Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. menyampaikan rasa syukurnya. “Kami sangat bangga, putra-putri kami bisa diterima di UNY di tengah ketatnya persaingan memasukinya. Kami berharap dan percaya, UNY bisa menjadikan anak-anak kami pribadi yang berkarakter dan pemimpin yang amanah di masa depan,” terangnya.

Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menyampaikan bahwa FE akan berusaha keras menjalankan tugasnya sekaligus juga meminta kerjasama para orang tua. “Terima kasih sudah mempercayakan UNY untuk mendidik putra-putri bapak dan ibu. Selain itu, kami harap kita bisa saling membantu dalam mengembangkan kapasitas putra-putri bapak dan ibu. UNY sudah memberikan fasilitas kemudahan kepada bapak dan ibu untuk mengakses studi putra-putrinya secara langsung melalui internet,” jelasnya.

“Selain itu, menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN, fakultas juga menyiapkan berbagai program untuk membantu para mahasiswa berkembang dalam kapasitas dan karakternya. Kelas unggulan sudah dibuka di semua jurusan. Kesempatan mengikuti ajang mahasiswa di luar negeri juga semakin terbuka lebar. Selain itu, dosen juga kami dorong untuk meningkatkan kompetensinya dalam bahasa asing. Dengan kerja sama yang baik, kita akan bisa mewujudkan cita-cita mereka,” tambah Sugiharsono.

Selain dekan, para ketua jurusan juga memaparkan secara singkat seputar jurusannya masing-masing. “Mahasiswa tidak hanya akan pintar dalam hal akademik, tetapi akan kami dorong untuk menjadi seorang wirausahawan, entrepreneur. Selain itu, putra-putri bapak dan ibu yang berminat melanjutkan studi ke S2, kami sudah menyediakan magister Pendidikan Ekonomi di UNY ini,” kata Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Daru Wahyuni, M.Si.

“Di Jurusan Pendidikan Akuntansi, mahasiswa berkesempatan mendapatkan double degree. Hanya dengan menambah sedikit waktu masa studinya, tanpa tambahan biaya selain Uang Kuliah Tunggal yang ditetapkan sebelumnya, mahasiswa bisa mendapatkan dua gelar sekaligus,” jawab Ketua Jurusan Prof. Dr. Sukirno, Ph.D., menanggapi pertanyaan orang tua mahasiswa. (fadhli)

Sugiharsono Lanjutkan Kepemimpinan di FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY berhasil menyelenggarakan pemilihan dekan perdananya semenjak berdiri empat tahun lalu. Pada Jumat (21/8) lalu, Dr. Sugiharsono, M.Si. ditetapkan sebagai Dekan fakultas termuda di UNY ini untuk periode 2015-2019 setelah mengalahkan dua kandidat lainnya pada Sidang Senat Tertutup FE UNY. Dengan perolehan sebesar 22 suara, Sugiharsono mengalahkan calon dekan nomor urut 2, M. Djazari, M.Pd. dan nomor urut 3, Siswanto, M.Pd., yang masing-masing memperoleh 5 dan 4 suara. Pada acara yang juga dihadiri oleh jajaran Senat Fakultas, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dan pemantau dari anggota Rapat Kerja Universitas di UNY ini, seluruh kandidat diberikan kesempatan memaparkan visi, misi, dan program kerja.

Pada Sidang Senat Terbuka sebelumnya, seluruh senat fakultas memanfaatkan sesi tanya jawab dengan baik untuk lebih mendalami karakter masing-masing kandidat. Perwakilan organisasi kemahasiswaan di FE UNY turut dihadirkan saat Sidang Senat Terbuka tersebut.

Acara dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan Dekan, Dr. Sukidjo, serta dibantu pula oleh Sekretaris Senat Fakultas Prof. Sukirno, Ph.D., dan Ketua Senat Fakultas Prof. Dr. Nahiyah Jaidi F. Dengan terpilihnya Dr. Sugiharsono, FE ingin memperkuat SDM secara kuantitas dan kualitasnya. “Menyambut datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, FE UNY akan berusaha untuk menunjukkan budaya yang bisa mengantarkannya menuju standar internasional. Kelas unggulan yang segera dibuka akan dioptimalkan. Selain itu, kemampuan dosen berbahasa asing secara lisan dan tertulis akan terus ditingkatkan,” terangnya.

Selain aspek akademis, FE juga berencana untuk terus menggenjot kualitas sarana prasarana serta prestasi kemahasiswaan. “Laboratorium Pendidikan Karakter Al Fatih yang baru saja berdiri beberapa minggu lalu semoga bisa turut berperan dalam pengembangan karakter kemahasiswaan. Dan ini akan disusul dengan pembangunan gedung lainnya yang akan segera dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang,” tambah Sugiharsono.

Secara umum, ketiga kandidat tampil meyakinkan serta mengundang antusiasme pertanyaan dari para anggota senat fakultas. Selain itu, sebagaimana disampaikan Sukirno, kehadiran penuh seluruh 20 orang anggota senat fakultas menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung perkembangan fakultas merah muda ini. Meskipun tidak terpilih sebagai dekan, kedua kandidat lain tetap bersemangat mendukung perjuangan tumbuh kembang FE di masa selanjutnya.

“Fakultas ini adalah impian bersama para pendahulu kita. Jadi, ketika fakultas ini telah terlahir, tidak ada alasan untuk tidak terlibat dalam pengembangan fakultas ini. Keikutsertaan saya dalam pemilihan ini karena saya memang ingin membantu FE. Saya percaya, barang siapa memudahkan orang yang dalam kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat,” tegas kandidat Siswanto mengutip hadits Nabi Muhammad SAW. (fadhli)

FE UNY Jalin Kerja Sama dengan SMK N 4 Klaten

Kamis (30/7) lalu, Fakultas Ekonomi (FE) UNY melalui Jurusan Pendidikan Akuntansi telah menyepakati sebuah perjanjian kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 4 Klaten, Jawa Tengah. Kerja sama yang mengikat kedua belah pihak selama lima tahun ini dilatarbelakangi suatu grand design yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa SMK bidang bisnis manajemen di Kabupaten Klaten. Hadir dalam acara penandatanganan tersebut delegasi dari SMK N 4 Klaten yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, M. Woro Nugroho, S.Pd., M.Eng., dosen-dosen dari Jurusan Pendidikan Akuntansi yang dipimpin Ketua Jurusan, Prof. Sukirno, Ph.D., dan jajaran Dekanat FE.

Dalam kerja sama ini, kedua pihak sepakat untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki masing-masing dalam rangka pengembangan edukasi bagi guru, siswa, pegawai, dan masyarakat. “Jurusan Pendidikan Akuntansi berkewajiban menyediakan experts dan fasilitas peralatan pelatihan dalam bidang pengelolaan laboratorium, implementasi K13, pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Research & Development dalam bidang pendidikan, pengembangan laboratorium akuntansi, pelatihan tentang perpajakan dan akuntansi. Sedangkan pihak SMK akan menyediakan seluruh fasilitas pendanaan,” tutur Sukirno yang juga Guru Besar termuda di UNY ini.

Program kerjasama simbiosis mutualisme ini akan memberikan keuntungan kepada kedua pihak mulai dari aspek peningkatan kompetensi guru, siswa, dosen, peningkatan link & match kurikulum Dikdasmen dan Dikti, media peningkatan kinerja akademik/Tri Dharma bagi guru dan dosen, hingga perbaikan penilaian akreditasi program studi (prodi) dan institusi.

“Lebih jauh, kerja sama ini dapat meningkatkan kualitas dan kesiapan seluruh komponen Dikdasmen dan Dikti untuk menghadapi era Masyarakaat Ekonomi ASEAN 2016 yang sudah di ambang masa,” pungkas Sukirno. (fadhli)

Anak Tukang Becak Raih IPK 3,89

Kuliah di perguruan tinggi adalah impian bagi sebagian orang. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan secara ekonomi, melanjutkan pendidikan sampai di perguruan tinggi perlu pemikiran yang panjang. Diperlukan biaya yang besar, dan karena itu, banyak orang tua yang lantas mundur teratur saat anak mereka lulus dari sekolah menengah atas/kejuruan dan berniat melanjutkan studi.  Kebanyakan dari mereka lantas terpaksa menyambung hidup dengan bekerja, demi membantu orang tua. Tapi, bagi mereka yang memiliki prestasi, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mencoba menapaki jalan sebagai seorang mahasiswa. Berbagai beasiswa siap membantu mereka menyelesaikan studi asalkan mereka mau menjaga ketekunan dan kerja keras selama berkuliah.

Hal ini dibuktikan oleh Ummi Isti’adah, alumnus  Akuntansi 2011 Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang baru saja disahkan sebagai Sarjana Ekonomi pada upacara Yudisium periode Juli, Kamis (30/7) lalu. Bagi lajang yang akrab dipanggil Isti ini, kesuksesan tidak ditentukan oleh kecerdasan semata, tapi juga kerja keras. Ayahnya hanya seorang tukang becak serta ibunya seorang buruh di sebuah warung makan, sehingga keduanya sempat merasa ragu untuk mengizinkan Isti berkuliah.

“Di desa, pandangan umumnya itu orang yang bisa menguliahkan anaknya pasti orang yang berkecukupan. Kuliah itu mahal. Keluarga saya juga sempat ragu. Tapi saya yakinkan mereka, in sya Allah saya bisa,” tegas Isti yang menjadi mahasiswa di UNY dari jalur Bidik Misi Undangan 2011 lalu. Dengan ketekunan dan kerja keras, Isti yang sempat bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di sebuah supermarket guna menyokong studinya ini mampu lulus pada Yudisium Periode Juli dengan IPK 3,89, tertinggi di periode tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Isti, Siti Maesyaroh adalah sosok pekerja keras. Alumnus Manajemen 2011 yang akrab dipanggil Mae ini terkenal sebagai aktivis yang berprestasi. Tak kurang dari lima organisasi kemahasiswaan yang menjadi tempatnya menempa softskill. Sempat menjadi ketua Center of Islamic Economics Studies (CIES) UNY 2013, Mae lantas menjadi salah satu pelopor berdirinya Islamic Mini Bank (IMB) di UNY pada 2014 lalu. Mae bahkan kemudian didaulat menjadi Direktur pertama lembaga keuangan syariah yang melayani mahasiswa, dosen, dan karyawan UNY ini.Siti Maesyaroh

Peraih predikat Mahasiswa Berprestasi FE UNY 2014 ini memang sudah akrab dengan torehan prestasi, bahkan semenjak SD. Peringkat satu kerap diraih gadis kelahiran Purworejo yang kemudian bersama keluarganya mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan pada 1996 ini. Meskipun kuliah di UNY bukan pilihan pertama pada awalnya, Mae tak lantas patah semangat. “Skenario Allah akan indah pada saatnya tiba. Jika dijalani dengan penuh kesyukuran dan memaksimalkan potensi yang dimiliki, buahnya akan manis. Mutiara ditempatkan di manapun akan tetap menjadi mutiara,” ujarnya.

Putri bungsu dari pasangan Sumardi dan Turimah ini memiliki prinsip untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi seluruh umat. “Saya ingin melanjutkan studi saya di bidang Islamic Finance lalu suatu saat menjadi seorang direktur di sebuah bank syariah,” ungkap Mae yang juga peraih predikat cum laude ini.

Sebagaimana disampaikan Wakil Dekan I FE UNY Nurhadi, MM, pada periode Juli 2015 ini, FE UNY meluluskan sebanyak 165 orang yang terdiri dari 61 orang S1 Kependidikan, 41 orang S1 Non Kependidikan, dan 63 orang Program D3. “Ini yudisium dengan peserta terbanyak dalam satu tahun ini. Peraih predikat Dengan Pujian juga 73 orang, atau sebesar 44 % yang merupakan jumlah yang cukup banyak,” terangnya. “Kembangkan potensi kalian, jangan puas sampai di sini. Tanggung jawab yang lebih besar di masyarakat sudah menanti kalian,” pesan Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono. (fadhli)

Syawalan dan Peresmian Musholla FE UNY

Dalam suasana Idul Fitri 1436 H, Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Syawalan tingkat fakultas, Sabtu (25/7) lalu. Setelah menempuh perjalanan puasa satu bulan lamanya, momen Idul Fitri lazim diramaikan dengan acara syawalan guna saling bermaaf-maafan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 250 dosen dan karyawan beserta keluarga, serta perwakilan pengurus organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di lingkup FE UNY. Selain itu, turut hadir pula para purna karya dan janda dari dosen dan karyawan FE, serta kaum dhuafa yang selama ini menjadi penerima santunan FE UNY. Bertindak selaku ustadz penceramah pada sore itu adalah Ust. Drs. H. Saebani, M.A. dari Bantul.

Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menandaskan bahwa acara ini rutin diselenggarakan FE UNY setiap tahunnya. “Ini diadakan dalam rangka menjalin silaturrahim antara senior, para sesepuh, dan yunior. Selain itu, juga melepas segala rasa dendam di antara civitas akademika. Kalau kita punya budi baik pada orang lain, jangan diingat. Tetapi kalau kita pernah berbuat salah, jangan dilupakan,” ujarnya.

“Ini juga merupakan akhir masa jabatan kami. Agustus nanti akan segera dilaksanakan rangkaian pemilihan dekanat yang baru. Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan juga terima kasih kepada segenap stakeholder yang berkontribusi terhadap perkembangan FE UNY selama ini. Masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan dalam hal akademik maupun sisi sarana prasarana di FE UNY.”

Dalam kesempatan ini pula, diadakan peresmian Musholla FE UNY secara simbolis dengan penandatanganan prasasti. “Musholla ini diberikan nama Al Fatih, agar bisa seperti sosok Al Fatih (Muhammad Al Fatih-red) yang pemberani dan menjadi pelopor. Untuk selanjutnya, pengelolaan musholla ini kami serahkan kepada Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas Kerohanian Islam Al Fatih FE UNY,” pesan Sugiharsono.

Saebani mengatakan dalam tausiyahnya, tradisi Syawalan merupakan tradisi khas Indonesia yang penuh kebaikan. Dengan syawalan, ukhuwah dan silaturrahim antar warga dan keluarga semakin kuat.  “Manusia terkadang lebih buruk dari hewan. Macan itu galak, tapi tidak pernah berkelahi. Sementara manusia, dengan sesamanya saja saling berselisih,” terangnya.

“Orang yang baik itu banyak godaannya dan cobaannya. Sebaik-baik orang adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Khoirunnas man thoola ‘umruh wa hasuna ‘amaluhu. Sekarang ini banyak orang yang kurang bersyukur atas nikmat Allah berupa sehat dan sempat. Ada orang yang punya mobil dua, tetapi ingin naik ambulans. Ada yang punya rumah begitu luas, tetapi ingin menginap di rumah sakit. Maka terhadap nikmat dunia, lihatlah ke bawah, agar kita bersyukur, dan terhadap nikmat akhirat, lihatlah ke atas, agar kita termotivasi” urainya.

Acara syawalan juga disemarakkan dengan pembagian doorprize dan kemudian ditutup dengan pemberian santunan kepada para dhuafa. (fadhli)

Yudisium FE UNY Juni 2015: Dua Aktivis yang Ingin Menjadi Guru

Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan 69 mahasiswanya dalam upacara yudisium periode Juni 2015 pada Senin (29/6) lalu. Peserta yang dinyatakan lulus dalam yudisium tersebut terdiri dari 21 orang S1 Kependidikan, 18 orang S1 Non Kependidikan, dan 29 orang Program D3. Sebanyak 30 peserta atau sekitar 43% di antaranya lulus dengan predikat Dengan Pujian. Demikian sebagaimana disampaikan Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd dalam laporannya. Selain ke-69 peserta, upacara yudisium ini juga dihadiri jajaran Dekanat, Ketua Jurusan dan Program Studi (Prodi), dan Kepala Bagian serta Sub Bagian di lingkungan FE UNY.

Siswanto mengatakan, peraih IPK tertinggi pada periode ini adalah Fifi Dariyanti dari Prodi D3 Sekretari sebesar 3,87. “Sementara pada jenjang S1, Anna Silviana Muslimah dari Prodi Pendidikan Ekonomi sebesar 3,49. Rata-rata IPK pada periode yudisium kali ini adalah 3.47,” jelasnya.

Peraih IPK tertinggi periode kali ini, Fifi, menyatakan bahagia atas prestasinya ini. “Bisa kuliah di perguruan tinggi negeri sebesar UNY sungguh luar biasa. Sebagian besar pemuda di desa saya kerja atau menikah selepas lulus SMK/SMA. Hanya sebagian kecil saja yang melanjutkan kuliah,” terang alumnus SMK N 2 Purworejo ini.

Putri bungsu pasangan Gunadi (61) dan almarhumah Khotijah (56) ini masih punya rencana ke depan. “Kalau masih bisa melalui jalur Bidik Misi, saya masih ingin melanjutkan studi ke S-1, tapi kalau tidak bisa, mungkin bekerja dulu. Suatu saat nanti, saya ingin menjadi guru,” ujar gadis pengagum dosen Mushlikhah Dwi Hartanti, M.Pd ini.

Semasa kuliah, Fifi aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, di antaranya Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Al Mujaddid UNY Kampus Wates. Dengan seabrek kegiatan itu, Fifi selalu memaksimalkan malam hari untuk mengerjakan tugas dan belajar. Tidak berbeda dengan Fifi, Zulfri Adhi Wibowo dari Pendidikan Akuntansi pun adalah seorang aktivis di kala masih mahasiswa. Zulfri atau Wowo, begitu dia biasa disapa, adalah Ketua Hima Pendidikan Akuntansi (DIKSI) 2013 dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY 2014 lalu.

Zulfri yang meraih predikat Dengan Pujian dengan IPK sebesar 3,59 ini juga membeberkan tipsnya dalam mengatur kegiatan keseharian. “Saat kuliah, fokus untuk belajar. Lalu saat rapat atau berkumpul dengan teman-teman organisasi, sesekali juga manfaatkan untuk diskusi. Apalagi kalau di HIMA, tentu semuanya dari jurusan yang sama, dan bisa jadi memiliki tugas yang sama untuk didiskusikan,” terang lulusan SMK N 1 Purbalingga, Jawa Tengah ini.

Zulfri yang dilahirkan dari pasangan Iswoyo, seorang wirausahawan knalpot asli Purbalingga, dan Rubi Atmini ini juga mengungkapkan kebanggaannya bisa berkuliah di UNY. “Kultur di FE begitu nyaman, karakter para mahasiswanya baik, dan para dosen juga memberikan teladan yang baik. Banyak orang yang menginspirasi di FE UNY dan di Jurusan Pendidikan Akuntansi, sebut saja Prof. Sukirno Ketua Jurusan yang merupakan guru besar termuda di UNY, Pak Siswanto Wakil Dekan III yang dulu aktivis mahasiswa, dan Bu Ratna (Candra Sari-red) yang merupakan doktor termuda di UNY,” ujarnya.

Serupa dengan Fifi, Zulfri juga memiliki impian yang sama untuk menjadi seorang guru. “Guru itu profesi yang tidak membosankan. Setiap tahun akan bertemu orang yang berbeda. Selain itu, guru adalah profesi ladang amal jariyah,” tutupnya. (fadhli)

Puncak Dies Natalis Ke-4 FE UNY

Di tengah dinamika ilmu ekonomi dan fakultas ekonomi di Indonesia bahkan dunia, Ekonomi Kerakyatan masih sebuah konsep yang terus diperdebatkan. Sebagai fakultas termuda di Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ekonomi (FE) muncul dengan mengusung gagasan Ekonomi Kerakyatan ini. Di saat sebagian besar FE dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di berbagai kampus di Indonesia mulai berubah menjadi Fakultas Ekonomi(ka) dan Bisnis atau Sekolah Ekonomi dan Bisnis, FE UNY tetap teguh pendirian dengan namanya. Hal ini hendaknya dipertahankan, dengan tetap memelihara pembelajaran ilmu ekonomi secara keseluruhan. Selama ini, ilmu ekonomi cenderung menyempit menjadi ekonomi mikro saja, sedangkan sebagian besar FE dan FEB di Indonesia mulai mengecilkan pengajaran ekonomi dan lebih menitikberatkan pada bisnisnya. Demikian diuraikan Prof. Dr. HM Dawam Rahardjo dalam Orasi Ilmiahnya di Sidang Terbuka Senat FE UNY sebagai puncak acara Dies Natalis ke-4 FE UNY, Senin (22/6) lalu di Auditorium FE UNY.

Dawam Rahardjo membawakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Ekonomi Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan, Genesis dan Perkembangannya” di hadapan lebih dari 200 hadirin yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan karyawan FE UNY. Selain itu, hadir pula senat fakultas, para dekan dari seluruh fakultas, beserta jajaran Rektorat UNY.

Dalam laporan tahunannya selaku Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, MSi menegaskan FE UNY masih terus berkembang sebagai sebuah institusi dan organisasi. Dalam hal jumlah mahasiswa, FE UNY berusaha lebih mengefektifkan pengajaran, sehingga beberapa upaya dilakukan, di antaranya dengan menurunkan jumlah rombongan belajar dan jumlah mahasiswa per kelas. “Dalam hal kewirausahaan, mahasiswa FE UNY juga digenjot dengan program Student Company serta Praktik Kewirausahaan Mahasiswa di Laboratorium Entrepreneurship Education Center (EEC) selama 2 semester,” urainya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab menyatakan Ilmu Ekonomi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia. “Ilmu ekonomi adalah juga ilmu manusia. Yang dihadapi manusia. Oleh karena itu, harus betul-betul serius dalam menuntut ilmu ini. Sebagai fakultas termuda, semangatnya masih tinggi. Oleh karena itu, manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan produktivitas, baik dari segi kelulusan, maupun penelitian karya ilmiah dosen dan mahasiswanya, tentu dengan tidak melupakan kualitas,” ujarnya.

Dawam Rahardjo dalam orasinya menuturkan, menutur tokoh teknokrat dan ekonom Indonesia, Sri Mulyani, ‘ekonomi rakyat’ dan ‘ekonomi kerakyatan’ bukan istilah yang dikenal dalam literatur ilmu ekonomi. “Padahal istilah ekonomi rakyat, atau yang berpredikat ‘rakyat’ sudah lama dikenal di Indonesia. Istilah ‘rakyat’ pun dipakai pada masa kemerdekaan sebagai nama dari ‘Bank Rakyat Indonesia’ pada 1933,” jelasnya.

“Istilah ‘Ekonomi Rakyat’ sebagai pelaku ekonomi, pertama kali ditulis Bung Hatta dalam artikelnya tahun 1931 di Koran “Daulat Rakyat”, salah satu organ Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Hatta. Tahun 1934, Bung Hatta menulis sebuah artikel, di mana konsep ‘ekonomi rakyat’ ia lawankan dengan ekonomi kolonial kapital yang kuat modalnya,” tambahnya.

“Secara umum, dewasa ini telah berkembang dua aliran utama mengenai Ekonomi Kerakyatan. Pertama adalah aliran “membangun ekonomi kerakyatan” oleh Sarbini sebagai imperasi UU yang pelaksanaannya dilakukan Pemerintah. Kedua, adalah aliran “Ekonomi Rakyat Membangun” dari Sutan Sjahrir yang merupakan gerakan sosial-ekonomi. Aliran pertama memandang rakyat sebagai obyek, sedangkan aliran kedua cenderung memandang rakyat sebagai pelaku ekonomi,” jelas rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta ini.

“Ekonomi Rakyat dapat diredefinisikan sebagai pelaku ekonomi yang membangun perekonomian nasional atas dasar tiga prinsip kemandirian. Pertama yaitu kemandirian modal melalui koperasi simpan pinjam. Kedua adalah kemandirian teknologi melalui teknologi tepat guna hasil temuan perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian, dan temuan-temuan kaum techno-preneur. Dan ketiga adalah kemandirian pasar melalui peningkatan daya beli masyarakat sebagaimana dianjurkan oleh Bung Hatta,” tutupnya.

BAKSOS DIES NATALIS KE-4 FE UNY DI BAYAT KLATEN

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-4 Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang akan jatuh pada 22 Juni 2015 mendatang, FE UNY menggelar Bakti Sosial di Desa Krikilan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (7/6) lalu. Mengambil tempat di Sekolah Dasar Negeri 2 Krikilan, bakti sosial ini dihadiri lebih dari 150 warga. Dalam acara ini, sebanyak 80 paket bantuan pendidikan dan bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bantuan untuk UKM tersebut berupa peralatan membatik seperti kompor dan canting. Selain pejabat dan perwakilan organisasi kemahasiswaan di lingkungan FE UNY, acara tersebut juga dihadiri Muspika Kecamatan Bayat, Kepala Desa Krikilan, dan Ketua BPD Desa Krikilan.

Ketua Panitia Dies Natalis ke-4 FE UNY, Siswanto, M.Pd menuturkan, kegiatan bakti sosial (baksos) ini rutin diadakan setiap tahun. “Selain untuk penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, acara baksos ini juga kami jadikan sarana pembelajaran mahasiswa kami dalam mengelola acara semacam ini,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Krikilan Eka Sri Purwanta, SE merasa bersyukur atas terselenggaranya acara baksos ini. “Dengan luas wilayah sekitar 149 hektar, Desa Krikilan memang sangat membutuhkan bantuan. Dari 660 Kepala Keluarga, sebanyak 219 di antaranya termasuk kategori kurang mampu. Oleh karena itu, bantuan seperti ini sangat kami harapkan,” terangnya.

“Kami juga mengajak UNY untuk menjadikan desa kami sebagai salah satu lokasi KKN. Dengan pemberdayaan masyarakat dan UKM, serta pemberian wawasan secara umum kepada pemuda di desa kami, tentu akan menjadi bantuan yang tak ternilai bagi kami,” tambahnya.

Wakil Dekan I Nurhadi MM dalam sambutannya mewakili Dekan FE mengatakan, FE UNY akan terus berusaha meningkatkan kinerjanya, dalam rangka menyiapkan lulusan yang berkompeten. “Mahasiswa kami harus terus memperluas ilmunya dalam bidang ekonomi kerakyatan sehingga bisa turut memberdayakan masyarakat di pedesaan. Harapan kami, semoga dengan bantuan pendidikan dan UKM yang sederhana ini bisa memicu pertumbuhan di desa yang lebih baik,” ungkapnya.

Acara baksos diresmikan dengan penyerahan bantuan secara simbolis kepada seorang anak dan pelaku UKM oleh Wakil Dekan I. Acara yang dikoordinasikan oleh organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di FE UNY ini turut diramaikan oleh pertunjukan musik dari pemuda setempat. (fadhli)

“ICON” LAHIRKAN PRODUK KREATIF DAN INOVATIF MAHASISWA

Salah satu masalah ekonomi yang sampai saat ini masih dihadapi oleh Indonesia   adalah   pengangguran.   Hal   ini   disebabkan   karena   kurang tersedianya lapangan pekerjaan bagi para penduduk Indonesia. Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan  yaitu dengan melibatkan peran wirausahawan khususnya wirausahawan muda atau young entrepreneur. Mahasiswa sebagai kaum intelektual yang mampu berfikir kritis, kreatif, dan inovatif diharapkan mampu berperan menjadi young entrepreneur yang dapat  menghasilkan suatu produk berdaya saing tinggi. Dengan demikian, wirausahawan muda tersebut dapat menjadi pelopor generasi bangsa yang mampu mengatasi permasalahan perekonomian di Indonesia, khususnya pengangguran.

Hal tersebut yang melatarbelakangi Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Penelitian Komunitas Riset dan Penalaran (UKMF KRISTAL) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan kompetisi karya tulis ilmiah Innovation Contest (ICON) 2015. ICON merupakan agenda tahunan UKMF KRISTAL yang pada tahun ini telah keempat kalinya diselenggarakan. Innovation Contest tahun ini mengangkat tema “Peran Mahasiswa dalam Menciptakan Produk Kreatif dan Inovatif sebagai Upaya Mencetak Wirausahawan Muda Indonesia”. Rangkaian acara diselenggarakan dari tanggal 29 - 31 Mei 2015, yang terdiri dari acara technical meeting, presentasi karya tulis, dan fieldtrip.

Sebelumnya pada tanggal 9 Mei 2015 telah diumumkan 15 tim yang lolos ke tahap final dan diundang untuk mempresentasikan karyanya di hadapan juri. Tim yang lolos tersebut terdiri dari satu tim dari Universitas Negeri Medan, dua tim dari Universitas Tanjungpura Pontianak, satu tim dari Institut Pertanian Bogor, tiga tim dari Universitas Brawijaya, tiga tim dari Universitas Negeri Yogyakarta, satu tim Universitas Darusalam Gontor, dua tim dari Institut Teknologi Surabaya dan dua tim dari Universitas Diponegoro.

Acara presentasi pada hari kedua, Sabtu (30/5) di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan penampilan dari DIKSI Voice. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Titik Ulfatun selaku ketua UKMF KRISTAL FE UNY, dilanjutkan sambutan dari Siswanto, M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY dan sambutan terakhir sekaligus membuka acara Innovation Contest 2015 oleh Wakil Rektor II, Dr. Moch. Alip, M.A. Dalam sambutanya, Moch Alip sangat mengapresiasi terhadap kegiatan ini, “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, semoga semua finalis dapat mengimplementasikan produknya, tidak hanya berhenti pada kompetisi ini saja,” ujar Moch. Alip.

Kelima belas tim mempresentasikan karyanya dihadapan juri Innovation Contest (ICON) 2015. Adapun juri ICON antara lain Ir. Polin MW Napitupulu, M.Si., dari Disperindakop DIY,  Endra Murti Sagoro, M.Sc, Dosen Fakultas Ekonomi UNY, dan Febriyo Hadikusuma, konsultan bisnis sekaligus owner Digibooks.

Hasil dari penilaian dewan juri, Universitas Negeri Yogyakarta dengan ketua tim Muh. Dirgantara mampu merebut juara pertama dengan produknya yang berjudul “Soybean Wheel”, Alat Penanam Kacang Kedelai yang Praktis dan Efisien. Juara kedua diraih tim yang diketuai oleh Risky Maulana dari Institut Pertanian Bogor dengan produknya “Cococraft: Kerajinan Berbahan Limbah Kelapa Berbasis Green Economy”. Juara ketiga diraih oleh Universitas Brawijaya dengan ketua tim Anik Haryanti dengan produknya Soybray Soyghurt Murbei. Kemuadian juara harapan satu diraih oleh tim UNY yang diketuai oleh Ika Agustina Fitriani dengan produknya “Ozone Portable Inovasi Alat Peluluh Pestisida dan Sterilisasi pada buah dan sayur menggunakan teknologi ozonisasi” dan juara harapan 2 diraih oleh Anwa Waehama dkk, dari UNIDA Gontor dengan produknya “Produksi Sabun Kertas Transparan”.

Rangkaian kegiatan di hari ketiga, Minggu (31/5) yaitu Fieldtrip ke Candi Prambanan, Benteng Vredeburg, dan Malioboro. Ketua Panitia, Dio Berliana Sani menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh finalis. “Saya mewakili panitia mengucapkan terimakasih atas partisipasi baik finalis maupun peserta yang sudah mengirimkan karya pada ICON 2015 ini, mudah-mudahan produk yang sudah dikembangkan dapat diimplementasikan di kehidupan masyarakat serta bermanfaat,” ujar Dio. (desi)

Pages