Seminar Nasional Pend. Adm. Perkantoran FE UNY: Sambut MEA, Indonesia Tidak Perlu Takut

SUASANA

Kamis, 30 April 2015, Pend.Administrasi Perkantoran menjadi tuan rumah Seminar Nasional Kerjasama antara Jurusan Pendidikan Adm FE UNY dengan Prodi Pend Ekonomi UHAMKA Jakarta dan UAD Yogyakarta dengan tema “Penyiapan Tenaga Terampil dalam Menghadapi Masyarakat Mkonomi ASEAN (MEA) 2015”. Acara dibuka dengan sambutan oleh Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si. dan Ketua Panitia sekaligus Sekretaris Jurusan Pend. Adm Perkantoran, Purwanto, M.M., M.Pd., dilanjutkan dengan sambutan oleh Dra. Fitni Wilis, M.Pd, Selaku Wadek II UHAMKA., Dra. Salamatun Assadiyah, M.Si., selaku Dekan UAD. Dalam sambutannya, baik perwakilan dari UHAMKA maupun UAD menerangkan inti tujuan kedatangannya mengikuti Seminar Kerjasama yaitu menjalin kerjasama, orientasi religi, dan orientasi wirausaha.

Setelah penyerahan kenang-kenangan dari kedua pihak, acara dilanjutkan ke sesi inti yaitu penyampaian materi secara panel dua sesi. Sesi pertama yaitu 3 pemateri oleh Prof. Muhyadi (Asdir II Pascasarjana UNY), Drs. Hendro Setyono, S.E., M.S.c. (Kepala Bidang Kemahasiswaan UAD), Dr. Hj. Sri Astuti (Kaprodi Pend Ekonomi UHAMKA). Sesi kedua yaitu 3 pemateri oleh mahasiswa, Arizki Nurhamsyah (Mahasiswa ADP, Ketua BEM FE UNY 2014), Rohimah Khumullah (Mahasiswa P.ADP UHAMKA), dan secara tim oleh Rina Emawati (Manajemen UAD), Fitriani Hatta (Akuntansi UAD), dan Marzuki (Ekonomi Pembangunan UAD).

Dalam inti acara, Prof.Muhyadi menyatakan bahwa saat ini MEA sudah berlangsung, dalam pelaksanaannya ada beberapa kesepakatan yang harus dipenuhi. Di antaranya yakni mematuhi syarat tentang sertifikasi tenaga terampil. Dr.Hj.Sri Astuti menambahkan pendapat Prof.Muhyadi tersebut sejalan dengan blueprint MEA 2015 dalam forum Concord II di Bali 7 Oktober 2003. Drs. Hendro Setyono menerangkan dengan menampilkan video yang menggambarkan pedagang di India yang berjualan di sepanjang pinggir rel kereta api, para pedagang menyingkirkan dagangannya ketika kereta akan lewat dan mengembalikan dagangannya seketika setelah kereta sudah lewat. Beliau ingin menyampaikan bahwa dalam menghadapi MEA hendaknya kita mencontoh kegigihan para pedagang yang ada di dalam video tersebut.

Dr. Hj. Sri Astuti menjelaskan tentang pentingnya memberdayakan SDM tenaga kerja Indonesia melalui pengasahan hard skill dan softskill. Hard skill merupakan tindakan seperti berlari, menendang, berdebat, merebut bola, memasak,mengajar, dll. Sedangkan soft skill meliputi Interpersonal skill dan Intrapersonal skill. Interpersonal skill meliputi motivation, leadership, negotiation, communication, public speaking skill dan self marketing skill. Intrapersonal skill meliputi time management, stress management, change management, transforming character, creative thinking process, goal and setting purpose dan accelerated learning technology.

Sesi pemateri mahasiswa dari UHAMKA yaitu Rohimah Khumullah menerangkan kiat yang harus dilakukan UKM dalam menghadapi MEA, harus memiliki rencana bisnis dan jaminan hukum yang kuat. Sedangkan Rina Ernawati (Manajemen UAD), yang menitikberatkan kerjasama 4 aspek utama dalam menghadapi MEA yaitu di bidang SDM, SDA, Geografis, dan Sosial Budaya. Seperti ditambahkan Marzuki (Ekonomi Pembangunan UAD), Indonesia setidaknya harus memikirkan tentang pengembangan wisata syariah. Pemateri dari mahasiswa UNY, Arizki Nurhamsyah, memberikan semangat kepada mahasiswa untuk menghadapai MEA sebagai tantangan, bukan sebagai ancaman. Cara menghadapi tantangan MEA dengan mengasah soft skill, yaitu bisa dengan sarana mengikuti kegiatan organisasi di perguruan tinggi. (nadia)

SMK N 1 Pakis Aji Kunjungi FE UNY

Suasana

Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali menerima kunjungan pada Selasa (28/4), dari SMK N 1 Pakis Aji Jepara. Rombongan terdiri atas 38 orang murid, didampingi empat orang guru. Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan, Joko Kumoro, M.Si dan Purwanto M.Pd., M.M. Dilanjutkan sambutan oleh Ketua Jurusan Administrasi Perkantoran SMK N 1 Pakis Aji Jepara, Yusuf Budi Yanuar. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tujuan mengunjungi Pend. ADP di FE UNY yakni menjalin silaturahmi antara SMK N 1 Pakis Jepara dengan Pend. ADP FE UNY. Acara diisi dengan pengenalan Jurusan Pend. ADP secara umum oleh Purwanto M.Pd., M.M., yakni seputar fasilitas yang dimiliki oleh Pend. ADP, Laboratorium Mengetik dan Lab Komputer.

Lab Mengetik terdiri atas Lab Mengetik Manual dan Lab Mengetik Elektronik. "Lab mengetik difungsikan secara maksimal karena hingga saat ini skill mengetik amat dibutuhkan," ujar Purwanto. Sedangkan Lab komputer, difungsikan dalam 2 hal di mana programnya disesuaikan dengan keprodian, yaitu program kearsipan digital dan pengelolaan dokumen. Kegiatan kearsipan digital meliputi penyimpanan dalam softfile, pengidentifikasian, peng-index-an dengan coding dan disimpan ke dalam satu database. Hampir sama dengan pengelolaan arsip secara manual yang kurang lebih prosesnya adalah index, coding, agenda masuk di simpan ke dalam suatu database.

Sesi selanjutnya yaitu acara tanya jawab. Seorang murid dari SMK N 1 Pakis Aji menanyakan tentang keterkaitan antara software simaya dan simadi dengan kearsipan. “Software tersebut tidak ada keterkaitan dengan kearsipan, karena hanya dikembangkan sesuai kebutuhan dan masih terdapat kesulitan dalam proses penginstalan. Jadi, software simaya dan simadi hanya digunakan untuk pembelajaran,” jawab Arwan Nur Ramadhan, M.Pd., selaku coordinator Lab Kearsipan Digital. Pertanyaan penutup selanjutnya tentang jalur penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran selanjutnya. Proses penerimaan mahasiswa selama ini melalui 3 jalur yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri.

Sesi tanya jawab ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan dilanjutkan dengan acara study tour mengunjungi lab Pend.Adm Perkantoran di FE UNY. (nadia)

Erma, Finalis Putri Muslimah Indonesia

Erma

Erma Diah Putri Nugrahanti, mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY berhasil lolos sebagai finalis Putri Muslimah Indonesia yang diselenggarakan oleh salah satu televisi swasta. Ajang ini diperuntukkan bagi para muslimah untuk tampil menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam berbagai bidang. Para finalis yang terpilih akan mendapat gemblengan selama mengikuti karantina untuk lebih menggali potensi kreatifitas sebagai seorang muslimah dengan tetap memperhatikan akhlak, etika dan menjaga image seorang putri muslimah yang tidak hanya cantik dari luar tetapi juga dari dalam. Dalam wawancara yang dilakukan di Kantor Humas UNY, Senin, 4 Mei 2015, Erma, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa bulan ini dia akan ke Jakarta mengikuti karantina karena masuk dalam 25 besar Finalis Putri Muslimah Indonesia. “Sebenarnya tahun lalu saya sudah ikut audisinya, namun baru pada tahun ini keinginan saya terkabul,” ungkapnya seraya meminta doa agar bisa memenangkan ajang tersebut.

Gadis cantik kelahiran Sleman, 1 Februari 1996 tersebut mengatakan bahwa terjunnya dalam dunia model dimulai dari kesukaannya ber-swafoto. Dimulai sebagai model untuk katalog busana muslim, warga Gamping Tengah, Ambarketawang, Gamping, Sleman tersebut terjun dalam dunia model secara mandiri tidak melalui agency manapun. Barulah setelah memenangkan the best personality muslimah model 2015 yang diselenggarakan Farahdi Center Yogyakarta, dia dikontrak salah satu agency selama satu tahun. Ilmu modelling yang didapatkannya secara otodidak dari makalah yang didapatkannya selama mengikuti lomba.

Alumni SMKN 1 Yogyakarta tersebut memilih Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran sesuai jurusannya di SMK. Di prodi ini Erma aktif dalam kegiatan himpunan mahasiswa ADP. Capaian indek prestasinya cukup baik yaitu 3,30. Dengan terpilihnya Erma sebagai salah satu Finalis Putri Muslimah Indonesia, bertambah satu lagi jajaran prestasi mahasiswa UNY di kancah nasional. (dedy)

Mahasiswa UNY Bantu UMKM Korban Gempa 2006 melalui PKM-T

pbb

Berawal dari membantu dosen dalam pengabdian masyarakat di wilayah Bantul Yogyakarta, Siti Maesyaroh, dkk tergerak hatinya untuk membantu UMKM para korban gempa 2006. Adalah Paguyuban Bangkit Bersama, sebuah kelompok korban gempa yang berkumpul membentuk sebuah paguyuban. Awalnya kegiatan mereka hanya sekedar berkumpul, arisan, dan pengajian. Namun pada tahun 2008, atas inisiatif seorang warga bernama Syaif, mereka membentuk usaha untuk menyambung kehidupan mereka agar tidak tergantung pada orang lain. Usaha yang telah mereka rintis bernama Buldan Craft Paguyuban Bangkit Bersama yang terletak di Jl. Parangtritis KM 22, Bantul. Karena terkendala pemasaran, usaha mereka hingga saat ini masih sangat terbatas dan belum berkembang pesat. Mereka berproduksi dengan hanya mengandalkan pesanan rutin. Jika tidak ada pesanan, mereka tidak melakukan kegiatan produksi.

Hal itulah yang menginisisasi sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Siti Maesyaroh (Manajemen 2011), Urza Aurora Dwi Rumpoko (Manajemen 2012), Hardika Dwi Hermawan (Pendidikan Teknik Informatika 2011), dan Ujang Hartanto (P. Akuntasi 2012) untuk membantu pemasaran produk UMKM Paguyuban Bangkit Bersama (PBB).

Dengan memanfaatkan teknology Augmented Reality, mereka membuatkan brosur yang bisa dimanfaatkan UMKM PBB untuk promosi ketika pameran. Dalam brosur, informasi dikemas lebih interaktif dan dapat menampilkan berbagai produk secara spesifik yang akan muncul di aplikasi yang diinstal dalam android. Selain itu bagaimana profil usaha PBB dan cara pembuatan salah satu produk juga bisa dilihat oleh para pengunjung.

Ini merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa UNY dalam membantu UMKM di wilayah Yogyakarta. Melalui PKM-Teknologi, mereka semakin getol dan semangat untuk membantu promosi berbagai produk yang dimiliki PBB. “Selain untuk membantu usaha-usaha kecil yang ada, kegiatan ini juga sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang membutuhkan,” tutur Siti Maesyaroh saat dijumpai pada upacara Hardiknas UNY 2015. (May)

 

FE UNY Juara II Kompetisi HMJ – A BADMINTON OPEN 2015

Yuli dan Habibie

Sabtu (2/5) bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Fakultas Ekonomi (FE) UNY berhasil menempatkan mahasiswanya di podium Juara II kejuaraan bulutangkis HMJ – A BADMINTON OPEN 2015. Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengirimkan enam mahasiswanya yang terdiri dari Yuli Sugiarto (Pend. Ekonomi 2011 S1), Habibie Bagus Sambada (Pend. Akuntansi 2012 S1), Rosyid Yanuarta (Akuntansi 2013 S1), Caesar Rosyad (Manajemen 2013 S1), Bayu Tangguh (Akuntansi 2014 S1), dan Alfiansyah Istoyib (Akuntansi 2014 S1) untuk turut serta berpartisipasi dalam kejuaraan bulutangkis HMJ – A BADMINTON OPEN 2015 antar Fakultas Ekonomi Se-Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertempat di lapangan badminton Universitas Janabadra dan diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta.

Kejuaraan bulutangkis HMJ – A BADMINTON OPEN 2015 tingkat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Se-DIY ini merupakan event tahunan yang mengusung tema “Kembangkan Kreatifitas, Semangat Olahraga, dan Solidaritas”. Kejuaraan ini diikuti oleh beberapa universitas yang ada di Yogyakarta seperti Universitas Janabadra (UJB), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Karya Husada (KH), dan UNY. Kejuaraan bulutangkis perorangan ini mempertandingkan Partai Tunggal Putra dan Partai Ganda Putra dengan menggunakan sistem gugur.

Perwakilan dari FE UNY menempatkan enam mahasiswanya yang terbagi ke dalam empat nomor pertandingan yaitu dua nomor tunggal putra atas nama Alfiansyah Istoyib (Akuntansi 2014 S1) dan Caesar Rosyad (Manajemen 2013 S1). Sedangkan pada nomor ganda putra diwakili oleh Yuli Sugiarto (Pend. Ekonomi 2011 S1) yang berpasangan dengan Habibie Bagus Sambada (Pend. Akuntansi 2012 S1) dan pasangan Rosyid Yanuarta (Akuntansi 2013 S1) dengan Bayu Tangguh (Akuntansi 2014 S1).

Kejuaraan ini memperebutkan podium Juara I, II dan III di tiap nomor. Dari empat nomor pertandingan yang diikuti, FE UNY berhasil meloloskan satu wakilnya ke babak final nomor ganda putra atas nama Yuli Sugiarto yang berpasangan dengan Habibie Bagus Sambada. Babak final ganda putra mempertemukan FE UNY dengan FE UST. Pertandingan berlangsung seru dan tegang, akan tetapi ganda putra FE UNY pada akhirnya harus mengakui keunggulan dari ganda putra FE UST dan harus puas membawa pulang medali perak untuk predikat sebagai juara II. “Kami merasa bersyukur atas hasil yang sudah didapatkan ini dan tentu bahagia karena kami bisa memberikan yang terbaik untuk almamater,” ujar Habibie, mahasiswa yang memiliki hobi bermain bulutangkis dan juga aktif dalam kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulutangkis serta UKM bidang Penalaran ini. (hbb)

Status Mahasiswa Bukan Halangan Wirausaha

Urza

Mahasiswa memang selalu identik dengan kegiatan kampus, baik kegiatan kuliah atau organisasi. Banyak mahasiswa yang sukses mengatur waktu di tengah kesibukan berkuliah dan berorganisasi. Bagaimana jika berwirausaha? Hal ini dibuktikan langsung oleh Urza Aurora Dwi Rumpoko, M Anas Ma’ruf, dan Alif Mufti Hakim. Tiga mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini membuka usaha “Papski” di sela-sela mereka berkuliah. Papski adalah jagung kukus manis dengan berbagai rasa yang mereka racik. Dengan statusnya sebagai mahasiswa, mereka mengawali karir di dunia usaha dengan mengajukan PMW FE (Program Wirausaha Fakultas Ekonomi) dan PMW UNY pada akhir tahun 2013 lalu. Modal awal itulah yang akhirnya digunakan untuk membeli booth Papski dan untuk mengikuti beberapa even pameran dan lomba wirausaha.

Papski sendiri bisa dijumpai di depan Entrepreneurship Education Center (EEC) Fakultas Ekonomi, dan untuk sementara sedang pindah ke beberapa pemeran kuliner yang ada di Yogyakarta. Jagung kukus manis dengan berbagai macam topping pilihan dan dijual dengan harga Rp 8.000,00 tentu laris manis di kalangan mahasiswa. Selain harganya yang terjangkau juga karena semua bahan masih segar, dan sebagai nilai plus, ternyata pembeli bisa mencoba meracik sendiri.

Kegigihan Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Manajemen FE UNY 2014 dan teman-temannya ini hingga saat ini telah mengantarkan usaha mereka bertahan di tengah padatnya jadwal kuliah. Terlebih Urza, begitu sapaan akrab Ketua Hima Manajemen 2014 itu, juga terhitung sangat aktif mengikuti kegiatan kampus.

Selain itu, Urza adalah seorang mahasiswa Bidik Misi, sehingga memang tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari beasiswa. Menurutnya status mahasiswa tak menghalanginya untuk menjadi wirausaha. Justru, ini menjadi peluang untuk terus belajar mandiri. “Karena, dalam prinsip saya, semakin kita cepat memulai, kita akan semakin belajar banyak,” kata Urza saat diwawancarai beberapa waktu lalu. (May)

Yudisium FE UNY April 2015: Keluarga, Motivasi Novita dan Hapsoh

Novita

Orang tua adalah sosok yang punya andil besar bagi kehidupan seseorang. Setidaknya, dari merekalah seseorang itu dilahirkan ke dunia. Pun perjuangan mereka dalam mencari nafkah tidak pantas kita kesampingkan. Betapa banyak orang tua yang tidak pernah didengarkan nasihatnya, dan betapa banyak anak yang lebih suka mendengarkan bisikan teman yang belum tentu baik baginya. Dorongan semangat dan doa yang diberikan orang tua kepada anak, adalah energi yang, bila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, mampu menjadi sebab turunnya Ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang dengannya tercapai segala cita-cita sang anak. Semangat ini terpancar dari kedua lulusan Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang baru saja diyudisium pada Kamis (30/4) lalu, Novita Sari dari Program Studi Manajemen S1 dan Siti Hapsoh dari Akuntansi D3.

Novita, demikian biasa dia dipanggil, adalah lulusan dengan Indeks Prestasi Tertinggi pada periode kali ini dengan nilai 3,83. Alumnus SMK N 1 Klaten ini, semasa berkuliah, bukanlah mahasiswa biasa. Tidak kurang dari empat organisasi kemahasiswaan digelutinya selama tiga tahun delapan bulan menempuh studi di UNY. Mulai dari Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNY hingga Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UNY menjadi sarana baginya dalam melatih softskills.

Peraih penghargaan Best Speaker pada ajang “2nd HIMIE ECONOMICS RESEARCH OLIMPIAD” di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 2014 ini mengaku tidak punya kebiasaan istimewa dalam belajar. “Saya hanya berusaha menyempatkan membaca materi setelah kuliah atau malamnya paling tidak satu jam. Selain itu, saya juga mencatat agenda dan tugas di memo agar tidak lupa,” terangnya. Ditambahkannya lagi, salah satu sosok yang menjadi motivasinya adalah ayahnya. “Ayah selalu memberikan nasihat kepada saya supaya berbuat optimal dalam melakukan sesuatu, lalu ditambah dengan berdoa dan berusaha. Tadinya ingin langsung bekerja, tapi dengan bekal IPK sebesar ini, semoga bisa jadi jalan untuk melanjutkan studi S2,” ujar putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Mudakir Darto Miharjo dan Suratmi ini.

Sementara itu, Siti Hapsoh yang juga merupakan pegiat kemahasiswaan semasa kuliah menjadi satu-satunya lulusan dari program Diploma dengan predikat Dengan Pujian. Peraih IPK sebesar 3,67 ini menceritakan bagaimana perjuangannya menghadapi pola pikir sebagian besar masyarakat dan pemuda di desanya. “Di desa kami, di Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, sedikit sekali yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di keluarga saya, hanya saya yang berkuliah. Kedua kakak saya hanya memegang ijazah SD,” terang bungsu dari pasangan Ewo dan Inta ini.hapsoh

“Sewaktu SMP, saya harus berjalan kaki selama satu jam sampai ke sekolah. Bapak hanya seorang petani dan kini sudah mulai sakit-sakitan. Selepas lulus dari SMK, saya sempat kerja selama tiga bulan di sebuah perusahaan distributor komputer di Ciamis, tapi kemudian alhamdulillah diterima di UNY melalui jalur Seleksi Mandiri,” tutur lulusan SMK N 1 Ciamis 2012 ini.

Di tengah keterbatasan ini, Hapsoh tidak mudah menyerah. Gadis periang ini selalu supel bergaul dan tak ragu untuk turut bergabung dengan kegiatan kemahasiswaan di Kampus Wates, hingga sempat menduduki jabatan Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 Wates. Selain itu, bakat keorganisasiannya juga terasah di Pramuka dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam Al-Mujaddid UNY Kampus Wates. Dengan bekal kesibukan organisasi tersebut, Hapsoh bisa mendapat beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) selama 2 tahun.

Dengan kesibukan yang tak kalah dari Novita, Hapsoh juga memiliki trik tersendiri. “Saat di kelas, saya selalu memfokuskan diri hanya untuk belajar, tidak memikirkan apapun, termasuk urusan organisasi. Tugas juga segera diselesaikan sepulang kuliah. Kalau masih belum selesai, saya kerjakan di malam hari,” bebernya.

“Saya ingin membanggakan orang tua. Selain itu, semoga saya bisa mengubah paradigma orang di desa, berkuliah tidak harus kemudian bekerja di kantor; bisa juga menjadi seorang pengusaha. Kalau ada biaya dan beasiswa, saya ingin melanjutkan studi lagi,” harap gadis yang juga sempat berbisnis sembari berkuliah ini.

Pada yudisium kali ini, FE UNY meluluskan 78 orang yang terdiri dari 36 orang S1 Kependidikan, 40 S1 Non Kependidikan, dan 1 orang Program D3. “Yudisium kali ini juga merupakan salah satu momen langka di mana peraih predikat Dengan Pujian mencapai 50%,” kata Nurhadi, MM dalam laporannya selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Senada dengan itu, Dekan Sugiharsono juga menegaskan agar para alumni lebih meningkatkan daya saingnya. “Jumlah sebanyak itu memang prestasi tersendiri, tetapi juga menjadi tantangan bagi kalian karena persaingan di dunia kerja menjadi semakin ketat,” pesannya. (fadhli)

Seminar Nasional: Kesiapan SDM pada Sektor Pendidikan Menghadapi MEA 2015

Tahun 2015 merupakan tahun di mana era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku. Tentunya semua pihak harus siap menghadapi MEA agar mampu bersaing di tingkat internasional. Begitu juga bagi para pendidik dan calon pendidik. Diharapkan, mereka mampu beradaptasi dengan calon pendidik dari luar negeri. Sebagai salah satu sarana agar pendidik, calon pendidik, dan masyarakat umum lebih mengetahui mengenai MEA, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi menyelenggarakan seminar nasional yang bertema “Kesiapan SDM pada Sektor Pendidikan Menghadapi MEA 2015.” Seminar nasional yang diketuai oleh M Izzudin Al Azzam ini dilaksanakan pada Minggu (26/04), di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY. Acara ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, guru, dan umum. Pembicara yang dihadirkan pada seminar nasional 2015 ini di antaranya adalah Dr. Abi Sujak, M.Sc yang merupakan sekretaris badan pengembangan SDM pendidikan dan kebudayaan dan penjamin mutu pendidikan.

Pembicara kedua diisi oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, guru besar pascasarjana UNY dan juga merupakan tim penulis pengembangan profesi. Pembicara ketiga yaitu kepala sekolah SMA N 8 Yogyakarta, Drs. Munjid Nur Alamsyah, M.M., dan merupakan kepala sekolah berprestasi se-DIY tahun 2011. Para pemateri memaparkan mengenai keadaan pendidikan di Indonesia dan bagaimana upaya yang harus dilakukan pendidik dalam menghadapi MEA 2015. “MEA sebentar lagi akan dimulai maka hambatan untuk masuk ke Indonesia baik barang, jasa termasuk pendidikan yang dikelola asing akan tumbuh. Dalam pendidikan menimbulkan rasa cemas, harapan, tantangan, dan peluang untuk meningkatkan diri sekolah dengan aktif melakukan peningkatan di berbagai bidang,” tutur Munjid.

Acara dimulai pada pukul 08.00-13.00 WIB. Selain pemaparan materi dari pembicara juga diberikan sesi tanya jawab oleh peserta. Diksicoustic dan Diksi Voice juga ikut memeriahkan seminar nasional kali ini. Dengan adanya acara “Seminar Nasional” ini semoga Indonesia semakin siap lagi menghadapi era MEA 2015. Indonesia Bisa! (Niken)

“Pendidikan Adalah Hak Semua Anak Bangsa”

Karakter menjadi salah satu hal yang penting dalam dunia pendidikan. Bagi UNY, Pendidikan Karakter sudah berjalan bahkan sebelum slogan tersebut dicanangkan pemerintah. Intelektualitas memang penting, tetapi karakter juga tidak bisa disepelekan. Untuk mengembangkan karakter, UNY memiliki pedoman berperilaku bagi mahasiswa baru dalam bentuk saku yang tidak hanya untuk dibaca dan dipahami, tetapi juga diamalkan. Demikian sebagaimana dipaparkan Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Drs Nurhadi MM dalam sambutannya di hadapan lebih dari 200 siswa dan guru SMK N 2 Kabupaten Tangerang. Turut hadir dalam acara kunjungan tersebut Wakil Dekan III Siswanto, MPd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu SMK N 2 Kab Tangerang, Saepulloh, S.Pt., S.Pd., dan Komite Sekolah SMN N 2 Kab. Tangerang.

Saepulloh menyampaikan harapannya agar para siswa tidak terlena dengan kelulusan mereka dari SMK. “Para siswa kelas XII yang kami bawa berkunjung ke FE UNY ini semoga bisa termotivasi. Paling tidak, jangan dulu menikah setelah lulus. Walaupun siswa SMK difokuskan untuk dicetak menjadi terampil di bidang masing-masing, tapi kami harap bekerja adalah pilihan kedua. Lanjutkan studi dulu di perguruan tinggi,” pesan Saepulloh.

Dijelaskan pula, secara kuantitas, SMK N 2 Kab Tangerang memiliki bidang keahlian yang terbanyak, yaitu tujuh. “Yang kami ajak ke FE UNY adalah dari bidang keahlian Akuntansi dan Administrasi Perkantoran,” tambahnya.

Salah satu guru pendamping yaitu Deni Nurfahmi Marfu, S.Pd menanyakan apakah ada kemungkinan bagi siswa yang berprestasi di bidang olahraga menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi. “Salah satu siswa kami baru saja berprestasi di bidang olahraga seni bela diri, bisakah ini menjadikan dia diterima sebagai mahasiswa di UNY?”

“Apapun prestasinya, di bidang apapun, silakan mendaftar sesuai dengan jurusan dan minat. Apalagi kalau prestasinya tingkat nasional dan internasional, tentu peluangnya besar sekali. Kami juga memiliki mahasiswa Jurusan Manajemen yang berprestasi di cabang renang hingga tingkat ASEAN, selain itu juga terdapat mahasiswa D3 yang menjadi juara POMNAS di cabang Karate. Prestasi olahraga tidak mengharuskan seorang siswa menjadi mahasiswa di jurusan olahraga. Memang bisa, dan bahkan sangat dibantu, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi dirinya menjadi mahasiswa di fakultas lain sesuai minat dan jurusannya,” terang Siswanto.

Siswanto menambahkan, selama seorang siswa berprestasi, baik dalam hal akademik ataupun non-akademik, jangan khawatir untuk melanjutkan studi. Berbagai beasiswa siap membantu pendidikan siswa tersebut. Mulai dari Bidik Misi dari pemerintah sampai yang disediakan oleh berbagai yayasan swasta. Biaya Pendidikan di UNY yang kini menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) pun memiliki sistem yang adil dalam mengukur tingkat ekonomi suatu keluarga, sehingga seorang mahasiswa dibebankan UKT sesuai dengan kategori keluarganya, mulai dari Kategori I sampai V.

“Pendidikan adalah hak semua anak bangsa. Kalau memang ada kuota tambahan Bidik Misi, kami lebih suka tawarkan kepada mahasiswa penerima beban UKT terendah, supaya mereka tidak usah bayar,” tambah Siswanto, yang disambut tepuk tangan segenap siswa dan guru SMK yang dikepalai oleh Yunus, SPd, MT ini. (fadhli)

SMA N 28 Tangerang Kunjungi FE UNY

suasana

Sebagai salah satu universitas di Indonesia bekas Institus Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNY berkembang pesat. Dengan predikat universitas, UNY kini bisa mencetak baik calon guru maupun profesional. Berbagai jurusan dengan prospek kependidikan maupun non kependidikan laris manis diserbu calon mahasiswa. Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang merupakan fakultas termuda di UNY pun kebanjiran pendaftar. Pada 2014 lalu, Program Studi Manajemen dan Akuntansi S1 termasuk 3 besar prodi dengan animo pendaftar terbesar di UNY, sehingga persaingan untuk menjadi mahasiswa di kedua prodi tersebut sangat ketat. Hal ini disampaikan Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono di hadapan 129 siswa jurusan IPS dari SMA N 28 Tangerang yang berkunjung ke FE UNY, Jumat (24/04) lalu.

Sebelumnya, dalam sambutannya mewakili sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Dra. Siti Badriyah memberikan apresiasinya terhadap UNY dalam menyambut rombongan. “Ini adalah kampus tujuan terakhir kami dalam rangkaian acara SMA N 28 Tangerang Goes to Campus ini. Tujuan kami ke FE UNY adalah untuk mengenalkan UNY kepada siswa secara langsung, agar mereka termotivasi untuk belajar lebih keras. Selain itu, juga untuk memantapkan pilihan mereka terhadap perguruan tinggi yang mereka inginkan demi mewujudkan cita-cita masing-masing,” jelasnya.

Sugiharsono menguraikan bahwa FE UNY memiliki 8 program studi, yang terdiri dari 5 program studi S1 dan 3 program Diploma, yaitu S1 Pendidikan Akuntansi, S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, S1 Akuntansi, S1 Manajemen, D3 Manajemen Pemasaran, D3 Akuntansi, dan D3 Administrasi Perkantoran.

“Pada tahun 2015 ini, FE UNY juga akan memiliki 3 kelas internasional baru untuk menambahi 1 kelas internasional di Prodi Pendidikan Akuntansi, yaitu pada prodi Akuntansi, Manajemen, dan Pendidikan Ekonomi. Nantinya, mahasiswa akan diseleksi, terutama pada kemampuan Bahasa Inggrisnya, untuk bisa menjadi mahasiswa kelas internasional tersebut. Mahasiswa kelas internasional bisa menjalani Praktik Pengalaman Lapangan di luar negeri, seperti yang sudah dijalani oleh mahasiswa Pendidikan Akuntansi kelas Internasional selama ini,” urainya.

Pada sesi tanya jawab, Sundari, salah satu siswa sempat menanyakan mengenai biaya hidup tinggal di Yogyakarta bagi mahasiswa dari luar kota. “Kami dari Tangerang tentu harus tinggal di kos selama di Yogya. Untuk itu, perlu mengeluarkan biaya tambahan selama menempuh pendidikan,” katanya.

“Sebagai salah satu kota besar di Jawa, Jogja memiliki biaya hidup yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan Bandung, Surabaya, atau Jakarta. Bahkan, Yogyakarta masih menjadi pilihan utama bagi para orang tua di luar Jawa yang ingin menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi. Selain itu, beasiswa juga melimpah di UNY untuk membantu meringankan biaya pendidikan mahasiswa,” jelas Sugiharsono. (fadhli)

Pages