Modal Besar Bukan Jaminan Usaha Lancar

Wirausahawan adalah salah satu profesi yang paling menguntungkan. Penghasilan yang bisa diterima bisa jadi lebih besar dari pegawai negeri sipil paling tinggi. Tetapi risikonya juga paling besar. Oleh karena itu, mental seorang wirausahawan memang dituntut pemberani. Negara yang sudah maju memiliki banyak penduduk yang berprofesi wirausahawan. Amerika Serikat sudah mempunyai lebih dari 15% entrepreneur. Cina dan Malaysia juga memiliki 5-15% penduduk yang berwirausaha. Sayangnya, populasi wirausahawan di Indonesia tidak lebih dari 1%. Oleh karena itu, pemuda di Indonesia perlu didorong menjadi wirausahawan berikutnya. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNY Dr Sugiharsono, M.Si membuka Seminar Kewirausahaan “Teras Mahasiswa” bertajuk “Kembangkan Usahamu, Lampaui Batas” kerjasama KOMPAS dan Bank BRI, Kamis (10/9) lalu.

Acara ini diselenggarakan untuk mendukung lahirnya entrepreneur baru di berbagai bidang. Sebanyak 300 peserta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY memadati ruang Auditorium FE UNY. Seminar ini terdiri dari dua sesi. Sesi talkshow bersama Shafiq Pontoh yang merupakan seorang Strategic Planner dan Rio Dewanto seorang aktor dan entrepreneur. Pada sesi kedua, peserta dibagi menjadi tiga kelas sesuai peminatan, yaitu Kelas Sociopreneur, Creativepreneur, dan Technopreneur.

Shafiq Pontoh merupakan salah satu founder gerakan AyahASI dan salah satu inisiator gerakan Indonesia Berkebun. Menurutnya, saat seorang entrepreneur mendapat kucuran modal besar dari investor, bukan berarti usaha akan berjalan mudah. “Justru sebaliknya, itu adalah godaan terbesar seorang entrepreneur. Manfaatkan modal tersebut sebaik mungkin. Ide usaha bisa muncul dari kegalauan dalam hati. Saat istri saya dulu melahirkan, anak saya mendapatkan susu formula tanpa seizin kami sebagai orang tua. Saat itu saya benar-benar galau, dan itu jadi awal saya membuat gerakan AyahASI,” jelasnya.

“Dalam mengawali usaha, kita bisa brainstorming dengan 5W+1H. Mulailah dari Why, alasan penting mengapa kita mau membuka suatu usaha. Lalu Who, dengan siapa kita akan bekerjasama sebagai tim. Kumpulkan orang terbaik di bidangnya, bukan yang sama dengan kita. Where, di mana kita akan memasarkan produk itu. Lalu when, kapan saat yang tepat, dan setelah semua pondasi itu kuat, silakan putuskan What, apa yang akan kita jadikan sebagai produk dan How, bagaimana usaha itu akan berjalan,” tambah Shafiq.

Sementara itu, Rio Dewanto bercerita bagaimana dirinya membangun konsep brandingnya melalui Filosofi Kopi. “Saya ingin membuat satu social movement terhadap kopi di Indonesia. Indonesia, kan, surganya kopi. Setiap daerah di Indonesia punya khas kopi masing-masing. Saat itu timbul ide membuat film Filosofi Kopi The Movie. Tiap satu tiket yang dibeli penonton, berarti berkontribusi satu benih kopi bagi petani kopi di Indonesia. Jangan pernah takut gagal. Karena sebenarnya yang ada adalah keberhasilan dan pembelajaran,” ungkapnya.

Acara yang dihadiri Kepala Biro KOMPAS Yogya-Jateng, Bambang Sigap Sumantri, dan Kepala Bagian Bisnis Program Kemitraan BRI Wilayah Yogyakarta, Tri Sakti Budi Cahyono ini menyediakan total dana hibah senilai 420 juta rupiah bagi mereka yang memiliki proposal bisnis cemerlang. Oleh karena itu, peserta dibagi menjadi tiga kelas pada Sharing Sessions untuk membantu dalam menguatkan ide usaha. Fajar A. Muharom, pemilik The Keraton Care, Hartadi Eko P., CEO MindSound Technology Inc., dan Mursida Rambe yang merupakan pendiri BMT Beringharjo menjadi pemateri pada masing-masing kelas tersebut. (fadhli)

Alumnus FE UNY Wartakan Yogya dari Layar Kaca

Berkuliah tidak lantas mengharuskan mahasiswa menjalani pola hidup yang terbatas hanya dunia kampus dan kos. Sebaliknya, berkuliah justru membuka peluang baru bagi pengembangan diri yang nyaris tanpa batas. Wirausaha, bekerja sambilan, atau belajar berorganisasi, adalah sebagian contoh yang bisa dijadikan sebagai sarana pengembangan diri tersebut. Dengan demikian, saat lulus kuliah, bukan tidak mungkin kita sudah sibuk dengan aktivitas yang sudah dirintis sejak kuliah tersebut. Hal ini pula yang tampak dari sosok alumnus Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Ayu Destasiwi Estiaji.

Wajah gadis lulusan program studi Manajemen angkatan 2010 itu kini bisa dijumpai di layar kaca pada pagi hari di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Kemampuannya menyampaikan warta secara lugas menjadi sebab dirinya dipercaya sebagai salah satu news anchor stasiun televisi tersebut di kantor cabangnya di Yogyakarta. “Alhamdulillah, cita-cita terkabul,” ucap finalis Putri Pariwisata Indonesia 2012 tersebut.

Diakui Ayu, tidak serta merta kesempatan ini datang. “Waktu itu Februari 2014, saya masih magang dan dilanjutkan skripsi. Saya ikuti tahapan audisinya, casting, interview, sampai tersisa 4 orang, yang diambil ternyata cuma dua,” urai Ayu yang diyudisium pada September 2014 lalu.

“Sedih sekali. Diambil hikmahnya saja. Mungkin Allah memang ingin saya konsentrasi mengerjakan skripsi dulu. Tapi setelah itu, saya masih tetap belajar, ngomong di depan kaca cermin, lalu membaca koran keras-keras seolah sedang on-air. Sampai akhirnya kesempatan itu datang lagi pertengahan tahun ini, Alhamdulillah,” ungkap gadis yang juga handal menari tradisional dan menjadi Master of Ceremony ini.

Ayu menambahkan, motivasinya menjadi seorang penyiar berita sebenarnya dari hal yang sepele. “Waktu kecil, saya suka menonton berita bersama bapak. Waktu itu saya bilang, ‘besok mbak Ayu masuk TV kayak gitu, juga’. Jadi, ingin membuktikan janji sekaligus mencicil membahagiakan orang tua,” celetuknya.

Membaca berita memang terlihat sederhana, tetapi – sebagaimana diungkapkan Ayu – ternyata tidak semudah yang disangka. “Beberapa jam sebelum pengambilan gambar tidak ada naskah berita. Jadi kita langsung membaca naskahnya dari prompter saat pengambilan gambar itu juga. Mungkin karena itu, terkadang muncul grogi, dan kadang ‘belibet’ ngomongnya karena harus menjaga kecepatan tetap stabil,” ungkapnya.

Bagi Ayu, doa dan dukungan dari orang tua dan orang-orang terdekat sangat penting. “Keluarga dan teman-teman sempat geli. Berbeda sekali dengan keseharian saya yang tidak bisa diam, tiba-tiba di kamera muka dan nada bicaranya berubah,” tutup Ayu sembari tersenyum. (fadhli)

Ahmadulloh Perankan Adik Ipar Jenderal Soedirman

Seiring dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 lalu, di berbagai bioskop tanah air diputar film “Jenderal Soedirman”. Kisah nyata yang terjadi di awal masa kemerdekaan Indonesia ini menceritakan bagaimana Jenderal Soedirman harus berjuang menegaskan eksistensi negara Indonesia di tengah keterbatasan fisiknya melalui perang gerilya. Film ini dibintangi Adipati Dolken sebagai Jenderal Soedirman. Selain itu, terdapat juga tokoh penting seperti Soekarno dan Moh. Hatta yang diperankan masing-masing oleh Baim Wong dan Nugie. Diputar sejak 27 Agustus lalu, film ini menuai pujian. Seluruh gambar sebagian besar diambil di lokasi gerilya yang dulu dijalani Jenderal Soedirman, seperti Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul. Di samping itu, Magelang dan Bandung juga menjadi lokasi syuting.

Di tengah hingar bingar film “Jenderal Soedirman”, ternyata terdapat mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang dipercaya sebagai salah satu aktor dalam film tersebut. Adalah Hanum Faeni, adik ipar Jenderal Soedirman yang perannya dipercayakan kepada Ahmadulloh, mahasiswa program studi D3 Akuntansi. Dalam film tersebut, Ahmad juga beradu akting dengan Diajeng DIY 2014, Annisa Hertami yang berperan sebagai Alfiah, istri Soedirman. “Tim gerilya saat itu ada 14 orang. Saya – sebagai Hanum – selalu membawa koper Soedirman. Selaku adik ipar, Hanum ditugasi Mbak Alfiah menjaga Soedirman,” ujar Ahmad.

Mahasiswa yang baru diyudisium pada 3 September lalu ini tidak menyangka bisa dipercaya terlibat dalam film tersebut. Awal kiprahnya di dunia peran pun terjadi tanpa kesengajaan. “Waktu itu, di akhir tahun 2013, saya hanya mengantar seorang teman untuk ikut casting sebuah film televisi. Tapi saat itu saya juga disuruh ikut, dan ternyata lolos. Setelah itu saya dimasukkan dalam suatu agensi model. Dari situ saya mulai aktif di dunia modeling dan akting,” ungkap alumnus SMA N 4 Magelang ini.

“Selepas itu, saya mulai sering bolak-balik Wates-Yogyakarta karena aktivitas sebagai model banyak di Yogyakarta. Kuliah di Wates memang agak keteteran, tetapi saya tetap berjuang untuk bisa lulus,” ujar Ahmad yang juga sempat mengamen dan berjualan roti bakar sebelum terjun ke dunia modeling.

Kini, Ahmad masih sibuk berlatih dan mengasah kemampuan aktingnya. Sambil menunggu waktu wisuda, Ahmad juga harus roadshow mengikuti agenda meet and greet bersama tim “Jenderal Soedirman di beberapa kota. Selain itu, Ahmad juga masih menjalani proses casting sebuah film sejarah lainnya yang direncanakan tayang pada tahun depan. “Saya bangga bisa terlibat dalam film Soedirman. Pengalaman kuliah dan aktivitas modeling memberikan saya banyak pengalaman. Saya jadi belajar untuk lebih bersabar dan berproses dalam segala hal. Kesuksesan adalah wujud dari proses yang panjang,” tutupnya. (fadhli)

Yudisium FE UNY Periode Agustus 2015

Sebanyak 45 orang dinyatakan lulus pada upacara Yudisium periode Agustus 2015 di Fakultas Ekonomi, Rabu (2/9) lalu. Peserta yudisium terdiri dari 20 orang S1 Kependidikan, 17 orang Non Kependidikan, dan 8 orang program D3. Rata-rata IPK pada periode ini sebesar 3,29 dan sebanyak 8 orang atau 18% peserta meraih predikat Dengan Pujian. Demikian sebagaimana dijelaskan Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd. dalam laporannya di hadapan 45 peserta yudisium dan jajaran dekanat beserta kajur dan kaprodi di FE UNY.

Dalam arahannya, Wakil Dekan I Nurhadi MM menjelaskan bahwa yudisium ini menjadi anugerah yang harus disyukuri para alumni. “Ini adalah kebahagiaan pertama kalian, tapi juga sekaligus pintu gerbang berikutnya dalam kehidupan kalian. Dengan ilmu yang kalian miliki, berkontribusilah lebih. Yang berilmu akan punya derajat yang lebih di masyarakat, lebih-lebih di hadapan Tuhan,” terangnya.

“Selain itu, dalam kehidupan di masyarakat, tidak hanya dibutuhkan kecakapan akademik. Tetapi juga emosional dan spiritual. Banyak orang pandai tetapi tidak bisa diterima masyarakat. Ingatlah akan peran orang lain atas keberhasilan kalian,” tambah Nurhadi.

Pada Yudisium kali ini, peraih IPK tertinggi adalah Lia Indriani yang merupakan alumnus Program Studi Pendidikan Ekonomi. Putri pasangan Suripto dan Wagiyah lulusan SMA N 1 Gombong ini mendapatkan IPK sebesar 3,72.

Menurut Lia, panggilan akrabnya, dosen di FE UNY tidak hanya mengajarkan hal-hal akademis saja. “Dosen-dosen di FE juga selalu menanamkan nilai yang positif,” ujar pengidola dosen Supriyanto, MM ini. Apa kuncinya dalam mendapatkan IPK yang maksimal? “Selalu dengarkan penjelasan dosen, dan fleksibel dalam belajar. Kapanpun ada waktu luang, sempatkan untuk belajar. Rencana setelah usai S1 ini, saya ingin melanjutkan studi S2 atau Pendidikan Profesi Guru,” tutupnya. (fadhli)

Pelatihan Pelayanan Prima FE UNY Akrabkan Keluarga Dosen dan Karyawan

Guna memberikan penyegaran kembali kepada para seluruh dosen dan karyawan sebelum kegiatan perkuliahan dimulai, Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Pelatihan Pelayanan Prima pada Sabtu—Minggu (29—30/8) lalu. Bertempat di Tawangmangu, kegiatan ini juga bertujuan untuk sarana silaturrahim antar keluarga dosen dan karyawan. Oleh karena itu, setiap karyawan dipersilakan membawa anggota keluarganya. Demikian diungkapkan Ketua Panitia Drs. Budi Sulistya dalam laporannya di hadapan lebih dari 170 hadirin.

“Ini adalah akhir dari periode kepengurusan kami di dekanat. Dengan diadakannya acara ini, kami harap seluruh keluarga dosen dan karyawan bisa mengenal kami lebih dekat dan saling mengenal dengan keluarga satu sama lain,” ujar Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si.

Sugiharsono yang menjadi pemateri pelatihan sesi pertama menjelaskan bahwa kualitas kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri dari tiga unsur. “Unsur pertama yaitu kualitas dasar yang tersusun atas Spiritual, Intelektual, Emosional, dan Fisik. Unsur kedua, yaitu kualitas instrumen yang terdiri dari kompetensi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga atau IPTEKSOR. Unsur yang terakhir yaitu kualitas kewilayahan. Artinya, seseorang juga harus memahami nilai-nilai lokal atau daerah setempat, nasional atau keindonesiaan, dan internasional,” urai dekan yang baru terpilih untuk periode keduanya ini.

Pada sesi selanjutnya, Wakil Dekan I Nurhadi, MM menjelaskan, setiap individu harus bisa bekerja dan melayani secara optimal. “Ada tiga indikator kesuksesan kita dalam melayani, yaitu kepuasan mahasiswa, kepuasan karyawan, dan kepuasan atasan,” ujarnya.

“Kita juga harus bisa menjadi sosok yang Reliable CARE. Reliable yaitu melakukan apa yang Anda janjikan secara tepat waktu, secara benar pada saat pertama kali, dan 100% konsisten. CARE yaitu Credible, dapat dipercaya, Attractive, berpenampilan menarik, Responsive, cepat tanggap, dan Emphatic, peka terhadap pelanggan,” tambah Nurhadi.

Wakil Dekan II M. Djazari, M.Pd. menyoroti kedisiplinan pegawai. Sedangkan Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd., yang juga berperan selaku moderator acara memberikan siraman motivasi seputar kinerja dalam sebuah tim. “Sebuah tim yang efektif akan memiliki enam ciri-ciri, yaitu tujuan yang jelas, komunikasi yang efektif, pemimpin yang tanggung jawab, kejelasan peran tiap anggota, keputusan yang diambil secara konsensus, dan iklim yang kondusif,” ujar Siswanto.

Di hari Minggu pagi, segenap keluarga dilibatkan dalam serangkaian lomba yang mengasah keterampilan dan menghibur seperti lomba berjalan sambil menjepit balon, lomba membawa kelereng dalam sendok yang dimasukkan ke mulut, dsb. Semua anggota keluarga baik yang muda maupun tua diajak untuk turut serta sehingga menambah akrab suasana pagi itu. Selain itu, sebelum acara usai para peserta pelatihan bersama keluarga diajak menjelajahi ikon Tawangmangu air terjun Grojogan Sewu. (fadhli)

HADAPI TANTANGAN MASA DEPAN, ALUMNI HARUS SIAPKAN DIRI

Dengan berakhirnya masa studi mahasiswa di perguruan tinggi, terbentang masa depan yang jauh lebih luas dan menantang. Masyarakat menanti kontribusi nyata mereka dalam kehidupan. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan hadir pada akhir tahun ini, serta dinamika perekonomian di dunia akhir-akhir ini memberikan tantangan besar untuk para ekonom. Alumni Fakultas Ekonomi (FE) UNY tidak boleh cepat puas dengan gelar yang sudah diperoleh saat ini. Ilmu yang sudah ada harus diterapkan, bahkan dikembangkan. Demikian disampaikan wakil orang tua/wali calon wisudawan/wati FE UNY, Ir. Bambang Atmosudewo, di hadapan lebih dari 500 calon wisudawan/wati beserta orang tua/wali pada acara Pelepasan Lulusan FE UNY Periode Wisuda 29 Agustus, Jumat (28/8) lalu.

Bertempat di Ruang Auditorium FE UNY, acara Pelepasan Lulusan FE UNY ini dihadiri jajaran dekanat, kepala jurusan dan program studi serta kepala bagian dan subbagian di lingkungan FE UNY. Selain itu, para mahasiswa yang menorehkan prestasi dalam tiga bulan terakhir pun turut diundang untuk mendapatkan penghargaan secara khusus. Dari total jumlah peserta pelepasan wisudawan pada Periode Agustus ini, prosentase predikat cum laude terhitung besar. “Dari 274 wisudawan FE, sebanyak 43,07% memperoleh predikat Dengan Pujian,” ungkap Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd. dalam laporannya yang disambut meriah para wisudawan.

Dalam pelepasan wisuda periode kali ini, Ummi Isti’adah merupakan lulusan terbaik dengan raihan IPK sebesar 3,89. Putri seorang bapak yang berprofesi tukang becak ini menjalani masa studinya di Program Studi S1 Akuntansi FE UNY berkat Beasiswa Bidik Misi. “Apapun pekerjaan kami kelak, semoga bisa menjadi sarana kami dalam mendekatkan diri kepada sang Khalik. Semoga FE UNY terus berkembang dan menghasilkan lulusan yang beriman, bertaqwa, serta profesional,” harap gadis asli Pajangan, Bantul ini.

Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si. mengharapkan para alumni untuk terus berkembang sendiri. “Jangan hanya berhenti pada gelar saat ini. Kalau bisa, lanjutkan studi. Saat ini banyak permintaan dosen dan guru yang dilayangkan ke FE. Aktiflah dalam kegiatan keluarga alumni karena sekarang kalian sudah menjadi alumni FE UNY,” pesannya.

Bambang Atmosudewo menambahkan, FE pantas mendapat apresiasi secara khusus. “Dengan berbagai program dan kegiatan yang mendukung, seperti kewirausahaan, harapan kami tentu mereka tidak melulu menjadi seorang guru atau pegawai saja. Akan tetapi, mampu juga mandiri dengan mendirikan usaha masing-masing,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, para mahasiswa yang berprestasi sebagian besar didominasi para finalis yang lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2015. Mereka adalah Aulia Frenshida Rahman (mahasiswa Manajemen angkatan 2013), Sariyatul Ilyana (Pend Akuntansi 2012), Zahra Nurda’Ali (Pend Akuntansi 2013), Nurul Hidayah (Pend Akuntansi 2013), Sekar Latri (Pend Akuntansi 2013), dan Anggrahini Dwi Puspasari (Pend Akuntansi 2012). Sementara Shilvina Widi Irsanti (Pend Ekonomi 2013) bersama timnya menorehkan prestasi Juara III OHS Expo 7 di Universitas Indonesia pada akhir Mei lalu.

Acara pelepasan wisudawan/wati FE UNY juga diramaikan dengan sendratari Bambangan Cakil. Di samping itu, sebuah replika Kartu Ikatan Keluarga Alumni FE UNY (IKAFE) diserahkan secara simbolis oleh Ketua IKAFE UNY Nurhadi, MM., kepada lulusan terbaik, Ummi Isti’adah. (fadhli)

Dekan Buka OSPEK FE UNY 2015

Lebih dari 570 mahasiswa baru Fakultas Ekonomi (FE) UNY ikuti pembukaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) tingkat fakultas di FE UNY, Rabu (26/8) lalu. Bertempat di Taman Gazebo FE UNY, pembukaan OSPEK tingkat fakultas diresmikan oleh Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., serta dihadiri jajaran dekanat dan pimpinan jurusan/program studi, serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY. Dalam acara yang dipandu secara unik – menggunakan bilingual Basa Jawa Krama dan Bahasa Indonesia – ini, mahasiswa diajak mengenal secara langsung para pejabat serta lingkungan fakultas.

“OSPEK adalah salah satu langkah pertama masuk Perguruan Tinggi. Sebagai mahasiswa, tingkat kedewasaannya tentu harus berbeda dibandingkan saat sekolah. Kemandirian kalian lebih dituntut di sini,” ujar Sugiharsono.

“Selamat atas keberhasilan kalian diterima di FE UNY, yang peminatnya salah satu yang terbesar di UNY, tetapi juga sekaligus salah satu yang terkecil jumlah mahasiswa yang diterima. Oleh karena itu, bersyukurlah secara professional sebagai mahasiswa dengan belajar tekun,” ujar Wakil Dekan I Bidang Akademik Nurhadi, MM. “Bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jogja, bergaullah dengan patut. Fokuslah untuk belajar, sebagaimana pesan orang tua saat mengantar kalian di bandara atau terminal,” tambahnya.

“FE UNY sudah menyiapkan berbagai laboratorium, seperti laboratorium simulasi perkantoran, pojok bursa, Islamic Mini Bank, lab computer, dll. Selain itu, kita berharap semoga akhir tahun ini proses pembangunan gedung baru bisa terlaksana untuk lebih mendukung perkuliahan,” terang Wakil Dekan II bidang Keuangan dan Sarana Prasarana, M. Djazari, M.Pd.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Siswanto, M.Pd., mendorong para mahasiswa untuk lebih bekerja keras. “Kesuksesan seseorang tak hanya didukung akademik, bahkan 80% merupakan faktor non-akademik. Ikutilah rangkaian OSPEK kali ini secara sungguh-sungguh karena tidak ada yang tidak memiliki makna dari setiap penugasan yang diberikan,” jelasnya.

“Salurkan minat kalian di sini, apapun itu. Jangan hentikan. Penelitian, keorganisasian, olahraga, semua ada di UNY. Jangan hanya jadi mahasiswa di kos, kampus, dan perpus,” pesan Siswanto.

Senada dengan itu, pada sesi berikutnya mahasiswa juga diberikan motivasi oleh dua orang pakar. Sesi pertama diisi oleh salah seorang pendiri Sekolah Pasar, Awan Santosa, S.E., M.Sc., yang menyampaikan materi seputar Ekonomi Kerakyatan yang menjadi landasan filosofis kurikulum FE. Sedangkan di sesi kedua, para mahasiswa baru yang hari itu mengenakan batik diajak oleh penulis buku-buku perlawanan Eko Prasetyo untuk menjadi seorang aktivis di organisasi dan mengembangkan diri agar siap berkontribusi bagi negara. (fadhli)

FE UNY Sambut Orang Tua Mahasiswa Baru 2015

Sebanyak lebih dari 500 hadirin memadati Auditorium Fakultas Ekonomi (FE) UNY pada Pertemuan Orang Tua/Wali Mahasiswa Baru UNY 2015 tingkat fakultas, Minggu (23/8) lalu. Acara tersebut merupakan sarana pengenalan orang tua/wali terhadap kampus anaknya dan sekaligus silaturrahim dengan para pimpinan dan pengajar UNY. Setelah menghadiri acara di tingkat universitas, para orang tua ini kemudian diajak mengenal lebih jauh kampus di fakultas beserta tenaga pengajarnya. Hadir dalam acara ini jajaran dekanat FE serta kabag, kasubag dan dosen di lingkungan FE UNY.

Dalam acara tersebut, wakil dari orang tua/wali mahasiswa baru Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. menyampaikan rasa syukurnya. “Kami sangat bangga, putra-putri kami bisa diterima di UNY di tengah ketatnya persaingan memasukinya. Kami berharap dan percaya, UNY bisa menjadikan anak-anak kami pribadi yang berkarakter dan pemimpin yang amanah di masa depan,” terangnya.

Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menyampaikan bahwa FE akan berusaha keras menjalankan tugasnya sekaligus juga meminta kerjasama para orang tua. “Terima kasih sudah mempercayakan UNY untuk mendidik putra-putri bapak dan ibu. Selain itu, kami harap kita bisa saling membantu dalam mengembangkan kapasitas putra-putri bapak dan ibu. UNY sudah memberikan fasilitas kemudahan kepada bapak dan ibu untuk mengakses studi putra-putrinya secara langsung melalui internet,” jelasnya.

“Selain itu, menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN, fakultas juga menyiapkan berbagai program untuk membantu para mahasiswa berkembang dalam kapasitas dan karakternya. Kelas unggulan sudah dibuka di semua jurusan. Kesempatan mengikuti ajang mahasiswa di luar negeri juga semakin terbuka lebar. Selain itu, dosen juga kami dorong untuk meningkatkan kompetensinya dalam bahasa asing. Dengan kerja sama yang baik, kita akan bisa mewujudkan cita-cita mereka,” tambah Sugiharsono.

Selain dekan, para ketua jurusan juga memaparkan secara singkat seputar jurusannya masing-masing. “Mahasiswa tidak hanya akan pintar dalam hal akademik, tetapi akan kami dorong untuk menjadi seorang wirausahawan, entrepreneur. Selain itu, putra-putri bapak dan ibu yang berminat melanjutkan studi ke S2, kami sudah menyediakan magister Pendidikan Ekonomi di UNY ini,” kata Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Daru Wahyuni, M.Si.

“Di Jurusan Pendidikan Akuntansi, mahasiswa berkesempatan mendapatkan double degree. Hanya dengan menambah sedikit waktu masa studinya, tanpa tambahan biaya selain Uang Kuliah Tunggal yang ditetapkan sebelumnya, mahasiswa bisa mendapatkan dua gelar sekaligus,” jawab Ketua Jurusan Prof. Dr. Sukirno, Ph.D., menanggapi pertanyaan orang tua mahasiswa. (fadhli)

Sugiharsono Lanjutkan Kepemimpinan di FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY berhasil menyelenggarakan pemilihan dekan perdananya semenjak berdiri empat tahun lalu. Pada Jumat (21/8) lalu, Dr. Sugiharsono, M.Si. ditetapkan sebagai Dekan fakultas termuda di UNY ini untuk periode 2015-2019 setelah mengalahkan dua kandidat lainnya pada Sidang Senat Tertutup FE UNY. Dengan perolehan sebesar 22 suara, Sugiharsono mengalahkan calon dekan nomor urut 2, M. Djazari, M.Pd. dan nomor urut 3, Siswanto, M.Pd., yang masing-masing memperoleh 5 dan 4 suara. Pada acara yang juga dihadiri oleh jajaran Senat Fakultas, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., dan pemantau dari anggota Rapat Kerja Universitas di UNY ini, seluruh kandidat diberikan kesempatan memaparkan visi, misi, dan program kerja.

Pada Sidang Senat Terbuka sebelumnya, seluruh senat fakultas memanfaatkan sesi tanya jawab dengan baik untuk lebih mendalami karakter masing-masing kandidat. Perwakilan organisasi kemahasiswaan di FE UNY turut dihadirkan saat Sidang Senat Terbuka tersebut.

Acara dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan Dekan, Dr. Sukidjo, serta dibantu pula oleh Sekretaris Senat Fakultas Prof. Sukirno, Ph.D., dan Ketua Senat Fakultas Prof. Dr. Nahiyah Jaidi F. Dengan terpilihnya Dr. Sugiharsono, FE ingin memperkuat SDM secara kuantitas dan kualitasnya. “Menyambut datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, FE UNY akan berusaha untuk menunjukkan budaya yang bisa mengantarkannya menuju standar internasional. Kelas unggulan yang segera dibuka akan dioptimalkan. Selain itu, kemampuan dosen berbahasa asing secara lisan dan tertulis akan terus ditingkatkan,” terangnya.

Selain aspek akademis, FE juga berencana untuk terus menggenjot kualitas sarana prasarana serta prestasi kemahasiswaan. “Laboratorium Pendidikan Karakter Al Fatih yang baru saja berdiri beberapa minggu lalu semoga bisa turut berperan dalam pengembangan karakter kemahasiswaan. Dan ini akan disusul dengan pembangunan gedung lainnya yang akan segera dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang,” tambah Sugiharsono.

Secara umum, ketiga kandidat tampil meyakinkan serta mengundang antusiasme pertanyaan dari para anggota senat fakultas. Selain itu, sebagaimana disampaikan Sukirno, kehadiran penuh seluruh 20 orang anggota senat fakultas menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung perkembangan fakultas merah muda ini. Meskipun tidak terpilih sebagai dekan, kedua kandidat lain tetap bersemangat mendukung perjuangan tumbuh kembang FE di masa selanjutnya.

“Fakultas ini adalah impian bersama para pendahulu kita. Jadi, ketika fakultas ini telah terlahir, tidak ada alasan untuk tidak terlibat dalam pengembangan fakultas ini. Keikutsertaan saya dalam pemilihan ini karena saya memang ingin membantu FE. Saya percaya, barang siapa memudahkan orang yang dalam kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat,” tegas kandidat Siswanto mengutip hadits Nabi Muhammad SAW. (fadhli)

FE UNY Jalin Kerja Sama dengan SMK N 4 Klaten

Kamis (30/7) lalu, Fakultas Ekonomi (FE) UNY melalui Jurusan Pendidikan Akuntansi telah menyepakati sebuah perjanjian kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 4 Klaten, Jawa Tengah. Kerja sama yang mengikat kedua belah pihak selama lima tahun ini dilatarbelakangi suatu grand design yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa SMK bidang bisnis manajemen di Kabupaten Klaten. Hadir dalam acara penandatanganan tersebut delegasi dari SMK N 4 Klaten yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, M. Woro Nugroho, S.Pd., M.Eng., dosen-dosen dari Jurusan Pendidikan Akuntansi yang dipimpin Ketua Jurusan, Prof. Sukirno, Ph.D., dan jajaran Dekanat FE.

Dalam kerja sama ini, kedua pihak sepakat untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki masing-masing dalam rangka pengembangan edukasi bagi guru, siswa, pegawai, dan masyarakat. “Jurusan Pendidikan Akuntansi berkewajiban menyediakan experts dan fasilitas peralatan pelatihan dalam bidang pengelolaan laboratorium, implementasi K13, pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Research & Development dalam bidang pendidikan, pengembangan laboratorium akuntansi, pelatihan tentang perpajakan dan akuntansi. Sedangkan pihak SMK akan menyediakan seluruh fasilitas pendanaan,” tutur Sukirno yang juga Guru Besar termuda di UNY ini.

Program kerjasama simbiosis mutualisme ini akan memberikan keuntungan kepada kedua pihak mulai dari aspek peningkatan kompetensi guru, siswa, dosen, peningkatan link & match kurikulum Dikdasmen dan Dikti, media peningkatan kinerja akademik/Tri Dharma bagi guru dan dosen, hingga perbaikan penilaian akreditasi program studi (prodi) dan institusi.

“Lebih jauh, kerja sama ini dapat meningkatkan kualitas dan kesiapan seluruh komponen Dikdasmen dan Dikti untuk menghadapi era Masyarakaat Ekonomi ASEAN 2016 yang sudah di ambang masa,” pungkas Sukirno. (fadhli)

Pages