Anak Tukang Becak Raih IPK 3,89

Kuliah di perguruan tinggi adalah impian bagi sebagian orang. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan secara ekonomi, melanjutkan pendidikan sampai di perguruan tinggi perlu pemikiran yang panjang. Diperlukan biaya yang besar, dan karena itu, banyak orang tua yang lantas mundur teratur saat anak mereka lulus dari sekolah menengah atas/kejuruan dan berniat melanjutkan studi.  Kebanyakan dari mereka lantas terpaksa menyambung hidup dengan bekerja, demi membantu orang tua. Tapi, bagi mereka yang memiliki prestasi, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mencoba menapaki jalan sebagai seorang mahasiswa. Berbagai beasiswa siap membantu mereka menyelesaikan studi asalkan mereka mau menjaga ketekunan dan kerja keras selama berkuliah.

Hal ini dibuktikan oleh Ummi Isti’adah, alumnus  Akuntansi 2011 Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang baru saja disahkan sebagai Sarjana Ekonomi pada upacara Yudisium periode Juli, Kamis (30/7) lalu. Bagi lajang yang akrab dipanggil Isti ini, kesuksesan tidak ditentukan oleh kecerdasan semata, tapi juga kerja keras. Ayahnya hanya seorang tukang becak serta ibunya seorang buruh di sebuah warung makan, sehingga keduanya sempat merasa ragu untuk mengizinkan Isti berkuliah.

“Di desa, pandangan umumnya itu orang yang bisa menguliahkan anaknya pasti orang yang berkecukupan. Kuliah itu mahal. Keluarga saya juga sempat ragu. Tapi saya yakinkan mereka, in sya Allah saya bisa,” tegas Isti yang menjadi mahasiswa di UNY dari jalur Bidik Misi Undangan 2011 lalu. Dengan ketekunan dan kerja keras, Isti yang sempat bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di sebuah supermarket guna menyokong studinya ini mampu lulus pada Yudisium Periode Juli dengan IPK 3,89, tertinggi di periode tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Isti, Siti Maesyaroh adalah sosok pekerja keras. Alumnus Manajemen 2011 yang akrab dipanggil Mae ini terkenal sebagai aktivis yang berprestasi. Tak kurang dari lima organisasi kemahasiswaan yang menjadi tempatnya menempa softskill. Sempat menjadi ketua Center of Islamic Economics Studies (CIES) UNY 2013, Mae lantas menjadi salah satu pelopor berdirinya Islamic Mini Bank (IMB) di UNY pada 2014 lalu. Mae bahkan kemudian didaulat menjadi Direktur pertama lembaga keuangan syariah yang melayani mahasiswa, dosen, dan karyawan UNY ini.Siti Maesyaroh

Peraih predikat Mahasiswa Berprestasi FE UNY 2014 ini memang sudah akrab dengan torehan prestasi, bahkan semenjak SD. Peringkat satu kerap diraih gadis kelahiran Purworejo yang kemudian bersama keluarganya mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan pada 1996 ini. Meskipun kuliah di UNY bukan pilihan pertama pada awalnya, Mae tak lantas patah semangat. “Skenario Allah akan indah pada saatnya tiba. Jika dijalani dengan penuh kesyukuran dan memaksimalkan potensi yang dimiliki, buahnya akan manis. Mutiara ditempatkan di manapun akan tetap menjadi mutiara,” ujarnya.

Putri bungsu dari pasangan Sumardi dan Turimah ini memiliki prinsip untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi seluruh umat. “Saya ingin melanjutkan studi saya di bidang Islamic Finance lalu suatu saat menjadi seorang direktur di sebuah bank syariah,” ungkap Mae yang juga peraih predikat cum laude ini.

Sebagaimana disampaikan Wakil Dekan I FE UNY Nurhadi, MM, pada periode Juli 2015 ini, FE UNY meluluskan sebanyak 165 orang yang terdiri dari 61 orang S1 Kependidikan, 41 orang S1 Non Kependidikan, dan 63 orang Program D3. “Ini yudisium dengan peserta terbanyak dalam satu tahun ini. Peraih predikat Dengan Pujian juga 73 orang, atau sebesar 44 % yang merupakan jumlah yang cukup banyak,” terangnya. “Kembangkan potensi kalian, jangan puas sampai di sini. Tanggung jawab yang lebih besar di masyarakat sudah menanti kalian,” pesan Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono. (fadhli)

Syawalan dan Peresmian Musholla FE UNY

Dalam suasana Idul Fitri 1436 H, Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Syawalan tingkat fakultas, Sabtu (25/7) lalu. Setelah menempuh perjalanan puasa satu bulan lamanya, momen Idul Fitri lazim diramaikan dengan acara syawalan guna saling bermaaf-maafan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 250 dosen dan karyawan beserta keluarga, serta perwakilan pengurus organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di lingkup FE UNY. Selain itu, turut hadir pula para purna karya dan janda dari dosen dan karyawan FE, serta kaum dhuafa yang selama ini menjadi penerima santunan FE UNY. Bertindak selaku ustadz penceramah pada sore itu adalah Ust. Drs. H. Saebani, M.A. dari Bantul.

Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menandaskan bahwa acara ini rutin diselenggarakan FE UNY setiap tahunnya. “Ini diadakan dalam rangka menjalin silaturrahim antara senior, para sesepuh, dan yunior. Selain itu, juga melepas segala rasa dendam di antara civitas akademika. Kalau kita punya budi baik pada orang lain, jangan diingat. Tetapi kalau kita pernah berbuat salah, jangan dilupakan,” ujarnya.

“Ini juga merupakan akhir masa jabatan kami. Agustus nanti akan segera dilaksanakan rangkaian pemilihan dekanat yang baru. Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan juga terima kasih kepada segenap stakeholder yang berkontribusi terhadap perkembangan FE UNY selama ini. Masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan dalam hal akademik maupun sisi sarana prasarana di FE UNY.”

Dalam kesempatan ini pula, diadakan peresmian Musholla FE UNY secara simbolis dengan penandatanganan prasasti. “Musholla ini diberikan nama Al Fatih, agar bisa seperti sosok Al Fatih (Muhammad Al Fatih-red) yang pemberani dan menjadi pelopor. Untuk selanjutnya, pengelolaan musholla ini kami serahkan kepada Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas Kerohanian Islam Al Fatih FE UNY,” pesan Sugiharsono.

Saebani mengatakan dalam tausiyahnya, tradisi Syawalan merupakan tradisi khas Indonesia yang penuh kebaikan. Dengan syawalan, ukhuwah dan silaturrahim antar warga dan keluarga semakin kuat.  “Manusia terkadang lebih buruk dari hewan. Macan itu galak, tapi tidak pernah berkelahi. Sementara manusia, dengan sesamanya saja saling berselisih,” terangnya.

“Orang yang baik itu banyak godaannya dan cobaannya. Sebaik-baik orang adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Khoirunnas man thoola ‘umruh wa hasuna ‘amaluhu. Sekarang ini banyak orang yang kurang bersyukur atas nikmat Allah berupa sehat dan sempat. Ada orang yang punya mobil dua, tetapi ingin naik ambulans. Ada yang punya rumah begitu luas, tetapi ingin menginap di rumah sakit. Maka terhadap nikmat dunia, lihatlah ke bawah, agar kita bersyukur, dan terhadap nikmat akhirat, lihatlah ke atas, agar kita termotivasi” urainya.

Acara syawalan juga disemarakkan dengan pembagian doorprize dan kemudian ditutup dengan pemberian santunan kepada para dhuafa. (fadhli)

Yudisium FE UNY Juni 2015: Dua Aktivis yang Ingin Menjadi Guru

Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan 69 mahasiswanya dalam upacara yudisium periode Juni 2015 pada Senin (29/6) lalu. Peserta yang dinyatakan lulus dalam yudisium tersebut terdiri dari 21 orang S1 Kependidikan, 18 orang S1 Non Kependidikan, dan 29 orang Program D3. Sebanyak 30 peserta atau sekitar 43% di antaranya lulus dengan predikat Dengan Pujian. Demikian sebagaimana disampaikan Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd dalam laporannya. Selain ke-69 peserta, upacara yudisium ini juga dihadiri jajaran Dekanat, Ketua Jurusan dan Program Studi (Prodi), dan Kepala Bagian serta Sub Bagian di lingkungan FE UNY.

Siswanto mengatakan, peraih IPK tertinggi pada periode ini adalah Fifi Dariyanti dari Prodi D3 Sekretari sebesar 3,87. “Sementara pada jenjang S1, Anna Silviana Muslimah dari Prodi Pendidikan Ekonomi sebesar 3,49. Rata-rata IPK pada periode yudisium kali ini adalah 3.47,” jelasnya.

Peraih IPK tertinggi periode kali ini, Fifi, menyatakan bahagia atas prestasinya ini. “Bisa kuliah di perguruan tinggi negeri sebesar UNY sungguh luar biasa. Sebagian besar pemuda di desa saya kerja atau menikah selepas lulus SMK/SMA. Hanya sebagian kecil saja yang melanjutkan kuliah,” terang alumnus SMK N 2 Purworejo ini.

Putri bungsu pasangan Gunadi (61) dan almarhumah Khotijah (56) ini masih punya rencana ke depan. “Kalau masih bisa melalui jalur Bidik Misi, saya masih ingin melanjutkan studi ke S-1, tapi kalau tidak bisa, mungkin bekerja dulu. Suatu saat nanti, saya ingin menjadi guru,” ujar gadis pengagum dosen Mushlikhah Dwi Hartanti, M.Pd ini.

Semasa kuliah, Fifi aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, di antaranya Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Al Mujaddid UNY Kampus Wates. Dengan seabrek kegiatan itu, Fifi selalu memaksimalkan malam hari untuk mengerjakan tugas dan belajar. Tidak berbeda dengan Fifi, Zulfri Adhi Wibowo dari Pendidikan Akuntansi pun adalah seorang aktivis di kala masih mahasiswa. Zulfri atau Wowo, begitu dia biasa disapa, adalah Ketua Hima Pendidikan Akuntansi (DIKSI) 2013 dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY 2014 lalu.

Zulfri yang meraih predikat Dengan Pujian dengan IPK sebesar 3,59 ini juga membeberkan tipsnya dalam mengatur kegiatan keseharian. “Saat kuliah, fokus untuk belajar. Lalu saat rapat atau berkumpul dengan teman-teman organisasi, sesekali juga manfaatkan untuk diskusi. Apalagi kalau di HIMA, tentu semuanya dari jurusan yang sama, dan bisa jadi memiliki tugas yang sama untuk didiskusikan,” terang lulusan SMK N 1 Purbalingga, Jawa Tengah ini.

Zulfri yang dilahirkan dari pasangan Iswoyo, seorang wirausahawan knalpot asli Purbalingga, dan Rubi Atmini ini juga mengungkapkan kebanggaannya bisa berkuliah di UNY. “Kultur di FE begitu nyaman, karakter para mahasiswanya baik, dan para dosen juga memberikan teladan yang baik. Banyak orang yang menginspirasi di FE UNY dan di Jurusan Pendidikan Akuntansi, sebut saja Prof. Sukirno Ketua Jurusan yang merupakan guru besar termuda di UNY, Pak Siswanto Wakil Dekan III yang dulu aktivis mahasiswa, dan Bu Ratna (Candra Sari-red) yang merupakan doktor termuda di UNY,” ujarnya.

Serupa dengan Fifi, Zulfri juga memiliki impian yang sama untuk menjadi seorang guru. “Guru itu profesi yang tidak membosankan. Setiap tahun akan bertemu orang yang berbeda. Selain itu, guru adalah profesi ladang amal jariyah,” tutupnya. (fadhli)

Puncak Dies Natalis Ke-4 FE UNY

Di tengah dinamika ilmu ekonomi dan fakultas ekonomi di Indonesia bahkan dunia, Ekonomi Kerakyatan masih sebuah konsep yang terus diperdebatkan. Sebagai fakultas termuda di Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ekonomi (FE) muncul dengan mengusung gagasan Ekonomi Kerakyatan ini. Di saat sebagian besar FE dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di berbagai kampus di Indonesia mulai berubah menjadi Fakultas Ekonomi(ka) dan Bisnis atau Sekolah Ekonomi dan Bisnis, FE UNY tetap teguh pendirian dengan namanya. Hal ini hendaknya dipertahankan, dengan tetap memelihara pembelajaran ilmu ekonomi secara keseluruhan. Selama ini, ilmu ekonomi cenderung menyempit menjadi ekonomi mikro saja, sedangkan sebagian besar FE dan FEB di Indonesia mulai mengecilkan pengajaran ekonomi dan lebih menitikberatkan pada bisnisnya. Demikian diuraikan Prof. Dr. HM Dawam Rahardjo dalam Orasi Ilmiahnya di Sidang Terbuka Senat FE UNY sebagai puncak acara Dies Natalis ke-4 FE UNY, Senin (22/6) lalu di Auditorium FE UNY.

Dawam Rahardjo membawakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Ekonomi Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan, Genesis dan Perkembangannya” di hadapan lebih dari 200 hadirin yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan karyawan FE UNY. Selain itu, hadir pula senat fakultas, para dekan dari seluruh fakultas, beserta jajaran Rektorat UNY.

Dalam laporan tahunannya selaku Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, MSi menegaskan FE UNY masih terus berkembang sebagai sebuah institusi dan organisasi. Dalam hal jumlah mahasiswa, FE UNY berusaha lebih mengefektifkan pengajaran, sehingga beberapa upaya dilakukan, di antaranya dengan menurunkan jumlah rombongan belajar dan jumlah mahasiswa per kelas. “Dalam hal kewirausahaan, mahasiswa FE UNY juga digenjot dengan program Student Company serta Praktik Kewirausahaan Mahasiswa di Laboratorium Entrepreneurship Education Center (EEC) selama 2 semester,” urainya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab menyatakan Ilmu Ekonomi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia. “Ilmu ekonomi adalah juga ilmu manusia. Yang dihadapi manusia. Oleh karena itu, harus betul-betul serius dalam menuntut ilmu ini. Sebagai fakultas termuda, semangatnya masih tinggi. Oleh karena itu, manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan produktivitas, baik dari segi kelulusan, maupun penelitian karya ilmiah dosen dan mahasiswanya, tentu dengan tidak melupakan kualitas,” ujarnya.

Dawam Rahardjo dalam orasinya menuturkan, menutur tokoh teknokrat dan ekonom Indonesia, Sri Mulyani, ‘ekonomi rakyat’ dan ‘ekonomi kerakyatan’ bukan istilah yang dikenal dalam literatur ilmu ekonomi. “Padahal istilah ekonomi rakyat, atau yang berpredikat ‘rakyat’ sudah lama dikenal di Indonesia. Istilah ‘rakyat’ pun dipakai pada masa kemerdekaan sebagai nama dari ‘Bank Rakyat Indonesia’ pada 1933,” jelasnya.

“Istilah ‘Ekonomi Rakyat’ sebagai pelaku ekonomi, pertama kali ditulis Bung Hatta dalam artikelnya tahun 1931 di Koran “Daulat Rakyat”, salah satu organ Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Hatta. Tahun 1934, Bung Hatta menulis sebuah artikel, di mana konsep ‘ekonomi rakyat’ ia lawankan dengan ekonomi kolonial kapital yang kuat modalnya,” tambahnya.

“Secara umum, dewasa ini telah berkembang dua aliran utama mengenai Ekonomi Kerakyatan. Pertama adalah aliran “membangun ekonomi kerakyatan” oleh Sarbini sebagai imperasi UU yang pelaksanaannya dilakukan Pemerintah. Kedua, adalah aliran “Ekonomi Rakyat Membangun” dari Sutan Sjahrir yang merupakan gerakan sosial-ekonomi. Aliran pertama memandang rakyat sebagai obyek, sedangkan aliran kedua cenderung memandang rakyat sebagai pelaku ekonomi,” jelas rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta ini.

“Ekonomi Rakyat dapat diredefinisikan sebagai pelaku ekonomi yang membangun perekonomian nasional atas dasar tiga prinsip kemandirian. Pertama yaitu kemandirian modal melalui koperasi simpan pinjam. Kedua adalah kemandirian teknologi melalui teknologi tepat guna hasil temuan perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian, dan temuan-temuan kaum techno-preneur. Dan ketiga adalah kemandirian pasar melalui peningkatan daya beli masyarakat sebagaimana dianjurkan oleh Bung Hatta,” tutupnya.

BAKSOS DIES NATALIS KE-4 FE UNY DI BAYAT KLATEN

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-4 Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang akan jatuh pada 22 Juni 2015 mendatang, FE UNY menggelar Bakti Sosial di Desa Krikilan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (7/6) lalu. Mengambil tempat di Sekolah Dasar Negeri 2 Krikilan, bakti sosial ini dihadiri lebih dari 150 warga. Dalam acara ini, sebanyak 80 paket bantuan pendidikan dan bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bantuan untuk UKM tersebut berupa peralatan membatik seperti kompor dan canting. Selain pejabat dan perwakilan organisasi kemahasiswaan di lingkungan FE UNY, acara tersebut juga dihadiri Muspika Kecamatan Bayat, Kepala Desa Krikilan, dan Ketua BPD Desa Krikilan.

Ketua Panitia Dies Natalis ke-4 FE UNY, Siswanto, M.Pd menuturkan, kegiatan bakti sosial (baksos) ini rutin diadakan setiap tahun. “Selain untuk penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, acara baksos ini juga kami jadikan sarana pembelajaran mahasiswa kami dalam mengelola acara semacam ini,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Krikilan Eka Sri Purwanta, SE merasa bersyukur atas terselenggaranya acara baksos ini. “Dengan luas wilayah sekitar 149 hektar, Desa Krikilan memang sangat membutuhkan bantuan. Dari 660 Kepala Keluarga, sebanyak 219 di antaranya termasuk kategori kurang mampu. Oleh karena itu, bantuan seperti ini sangat kami harapkan,” terangnya.

“Kami juga mengajak UNY untuk menjadikan desa kami sebagai salah satu lokasi KKN. Dengan pemberdayaan masyarakat dan UKM, serta pemberian wawasan secara umum kepada pemuda di desa kami, tentu akan menjadi bantuan yang tak ternilai bagi kami,” tambahnya.

Wakil Dekan I Nurhadi MM dalam sambutannya mewakili Dekan FE mengatakan, FE UNY akan terus berusaha meningkatkan kinerjanya, dalam rangka menyiapkan lulusan yang berkompeten. “Mahasiswa kami harus terus memperluas ilmunya dalam bidang ekonomi kerakyatan sehingga bisa turut memberdayakan masyarakat di pedesaan. Harapan kami, semoga dengan bantuan pendidikan dan UKM yang sederhana ini bisa memicu pertumbuhan di desa yang lebih baik,” ungkapnya.

Acara baksos diresmikan dengan penyerahan bantuan secara simbolis kepada seorang anak dan pelaku UKM oleh Wakil Dekan I. Acara yang dikoordinasikan oleh organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas di FE UNY ini turut diramaikan oleh pertunjukan musik dari pemuda setempat. (fadhli)

“ICON” LAHIRKAN PRODUK KREATIF DAN INOVATIF MAHASISWA

Salah satu masalah ekonomi yang sampai saat ini masih dihadapi oleh Indonesia   adalah   pengangguran.   Hal   ini   disebabkan   karena   kurang tersedianya lapangan pekerjaan bagi para penduduk Indonesia. Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan  yaitu dengan melibatkan peran wirausahawan khususnya wirausahawan muda atau young entrepreneur. Mahasiswa sebagai kaum intelektual yang mampu berfikir kritis, kreatif, dan inovatif diharapkan mampu berperan menjadi young entrepreneur yang dapat  menghasilkan suatu produk berdaya saing tinggi. Dengan demikian, wirausahawan muda tersebut dapat menjadi pelopor generasi bangsa yang mampu mengatasi permasalahan perekonomian di Indonesia, khususnya pengangguran.

Hal tersebut yang melatarbelakangi Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Penelitian Komunitas Riset dan Penalaran (UKMF KRISTAL) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan kompetisi karya tulis ilmiah Innovation Contest (ICON) 2015. ICON merupakan agenda tahunan UKMF KRISTAL yang pada tahun ini telah keempat kalinya diselenggarakan. Innovation Contest tahun ini mengangkat tema “Peran Mahasiswa dalam Menciptakan Produk Kreatif dan Inovatif sebagai Upaya Mencetak Wirausahawan Muda Indonesia”. Rangkaian acara diselenggarakan dari tanggal 29 - 31 Mei 2015, yang terdiri dari acara technical meeting, presentasi karya tulis, dan fieldtrip.

Sebelumnya pada tanggal 9 Mei 2015 telah diumumkan 15 tim yang lolos ke tahap final dan diundang untuk mempresentasikan karyanya di hadapan juri. Tim yang lolos tersebut terdiri dari satu tim dari Universitas Negeri Medan, dua tim dari Universitas Tanjungpura Pontianak, satu tim dari Institut Pertanian Bogor, tiga tim dari Universitas Brawijaya, tiga tim dari Universitas Negeri Yogyakarta, satu tim Universitas Darusalam Gontor, dua tim dari Institut Teknologi Surabaya dan dua tim dari Universitas Diponegoro.

Acara presentasi pada hari kedua, Sabtu (30/5) di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan penampilan dari DIKSI Voice. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Titik Ulfatun selaku ketua UKMF KRISTAL FE UNY, dilanjutkan sambutan dari Siswanto, M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY dan sambutan terakhir sekaligus membuka acara Innovation Contest 2015 oleh Wakil Rektor II, Dr. Moch. Alip, M.A. Dalam sambutanya, Moch Alip sangat mengapresiasi terhadap kegiatan ini, “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, semoga semua finalis dapat mengimplementasikan produknya, tidak hanya berhenti pada kompetisi ini saja,” ujar Moch. Alip.

Kelima belas tim mempresentasikan karyanya dihadapan juri Innovation Contest (ICON) 2015. Adapun juri ICON antara lain Ir. Polin MW Napitupulu, M.Si., dari Disperindakop DIY,  Endra Murti Sagoro, M.Sc, Dosen Fakultas Ekonomi UNY, dan Febriyo Hadikusuma, konsultan bisnis sekaligus owner Digibooks.

Hasil dari penilaian dewan juri, Universitas Negeri Yogyakarta dengan ketua tim Muh. Dirgantara mampu merebut juara pertama dengan produknya yang berjudul “Soybean Wheel”, Alat Penanam Kacang Kedelai yang Praktis dan Efisien. Juara kedua diraih tim yang diketuai oleh Risky Maulana dari Institut Pertanian Bogor dengan produknya “Cococraft: Kerajinan Berbahan Limbah Kelapa Berbasis Green Economy”. Juara ketiga diraih oleh Universitas Brawijaya dengan ketua tim Anik Haryanti dengan produknya Soybray Soyghurt Murbei. Kemuadian juara harapan satu diraih oleh tim UNY yang diketuai oleh Ika Agustina Fitriani dengan produknya “Ozone Portable Inovasi Alat Peluluh Pestisida dan Sterilisasi pada buah dan sayur menggunakan teknologi ozonisasi” dan juara harapan 2 diraih oleh Anwa Waehama dkk, dari UNIDA Gontor dengan produknya “Produksi Sabun Kertas Transparan”.

Rangkaian kegiatan di hari ketiga, Minggu (31/5) yaitu Fieldtrip ke Candi Prambanan, Benteng Vredeburg, dan Malioboro. Ketua Panitia, Dio Berliana Sani menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh finalis. “Saya mewakili panitia mengucapkan terimakasih atas partisipasi baik finalis maupun peserta yang sudah mengirimkan karya pada ICON 2015 ini, mudah-mudahan produk yang sudah dikembangkan dapat diimplementasikan di kehidupan masyarakat serta bermanfaat,” ujar Dio. (desi)

Dua Kunjungan ke Hima Prodi Pendidikan Ekonomi UNY

Di Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ekonomi (FE) adalah yang termuda. Berpisah secara resmi dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) pada 22 Juni 2011, FE akan mencapai usia keempatnya pada 22 Juni 2015 mendatang. Program Studi (Prodi) Pendidikan Ekonomi sendiri adalah salah satu yang tertua dan sudah ada semenjak UNY masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta. Oleh karena itu, banyak dinamika yang telah terjadi di prodi tersebut, termasuk juga pada organisasi kemahasiswaan tingkah fakultas yaitu Himpunan Mahasiswa (Hima). Hal ini yang nampaknya menarik mahasiswa dari dua universitas di Jawa Tengah, Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto untuk mengunjungi FE UNY pada Sabtu (6/6) lalu.

Di sesi pagi, rombongan dari Hima Jurusan Pendidikan Ekonomi UNNES lebih dahulu tiba. Rombongan diterima segenap pengurus Hima Pendidikan Ekonomi (PE) FE UNY. Sebanyak 64 orang mahasiswa Unnes yang mengenakan jas almamater kuning datang untuk mengetahui lebih lanjut seputar kegiatan kemahasiswaan di FE UNY. Cahya Purnomo, selaku Ketua Hima PE Unnes menyatakan, Jurusan Pendidikan Ekonomi membawahi Prodi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Administrasi Perkantoran, dan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

“FE UNNES baru terlahir sembilan tahun lalu. Sementara itu, Jurusan Pendidikan Ekonomi resmi ditetapkan sebagai peningkatan status prodi Pendidikan Ekonomi pada 2010. Hima PE sendiri baru lahir 2011 lalu,” terang Cahya.

Sementara itu, di sesi sore rombongan dari Hima Pendidikan Ekonomi (HMPE) UNSOED berganti giliran menjadi tamu bagi Hima PE UNY. Dipimpin oleh Ketua Periode 2015 ini, Suryo Sapto Nugroho, HMPE UNSOED pun bermaksud untuk belajar lebih lanjut seputar kegiatan kemahasiswaan di Jurusan Pendidikan Ekonomi dan saling bertukar pikiran seputar program kerja selama setahun.

“Program Studi Pendidikan Ekonomi baru berdiri pada 2013 lalu. Prodi ini memiliki tiga konsentrasi, yaitu Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Pendidikan Tata Niaga. Pada awal pelaksanaannya sebelum bergabung menjadi satu dalam wadah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi akan berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSOED,” terang Sapto.

Pandu Baniadi selaku Ketua HMPE FE UNY menyatakan kebahagiaannya bisa menyambut rombongan dari kedua universitas. “Semoga dengan saling berbagi tentang berbagai hal dalam organisasi kita membuat program kerja selama setahun semakin maksimal dan bisa menjadi referensi bagi perbaikan di tahun selanjutnya,” ujarnya. (fadhli)

Lomba Voli dan Tenis Meja Semarakkan Dies Natalis ke-4 FE UNY

Guna memeriahkan Dies Natalis ke-4 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, panitia dies mengadakan serangkaian lomba yang melibatkan segenap civitas akademika di FE UNY. Dosen, karyawan, serta mahasiswa diajak untuk turut serta menyemarakkan hajatan tahunan ini. Pada Jumat (5/6) lalu, panitia menyelenggarakan lomba voli dan tenis meja di taman gazebo dan barat gedung pusat layanan akademik. Yang unik dari lomba voli ini adalah penggunaan jaring dari kain terpal yang tidak tembus pandang. Hal ini untuk menambah unsur kejutan, sehingga masing-masing tim tidak bisa menebak dari arah mana bola akan datang.

Tim dari dekanat berhasil menguasai semua ajang secara mengesankan. Beranggotakan Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd., Guru Besar FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D., dan juga staf Dekanat Roni Septianto, S.Pd., mereka sukses menjadi pemenang di masing-masing cabang.

Di arena voli, untuk menuju final, tim dekanat berhasil mengalahkan berturut-turut tim dari jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran dan tim mahasiswa. Di babak final, meski menghadapi tim karyawan yang sebagian besar masih berusia lebih muda, tim dari dekanat mampu tampil baik dan memenangi babak final dengan skor 15-7. Voli ini memang menggunakan sistem skor sampai 15 untuk mempersingkat waktu.

Di cabang tenis meja, tim dekanat yang mengandalkan pasangan Sugiharsono dan Roni Septianto berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Di babak pertama, menghadapi pasangan dari jurusan Pendidikan Ekonomi, Prof. Suyanto, Ph.D dan Daru Wahyuni, M.Si, tim dekanat sempat kerepotan. Skill dari Suyanto yang merupakan Rektor UNY 1999-2006 dan Daru Wahyuni selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi ternyata begitu baik. Namun di akhir laga, tim dekanat tetap mampu menundukkan pasangan tersebut.

Di babak final, tim dekanat sudah ditunggu tim jurusan Manajemen yang di babak semifinal mengalahkan tim Karyawan II. Tim Manajemen yang bersenjatakan pasangan Winarno, M.Si dan Wardana, SE tampil cukup tangguh. Smash tajam dan bola melintir dari Winarno memang merepotkan, tetapi Sugiharsono tetap mampu mengembalikan dengan baik. Dekanat pun berhasil mengalahkan pasangan tim Manajemen dua set langsung. (fadhli)

Siswa SMK N 2 Purworejo Bertandang ke FE UNY

Mengejar cita-cita harus diupayakan oleh setiap manusia selama nyawa masih dikandung badan. Dengan mengerahkan segenap potensi yang dianugerahkan Tuhan, lalu berdoa dan memasrahkan segala ikhtiar pada-Nya, tidak ada yang tidak mungkin untuk terwujud. Para pembesar negeri ini tak sedikit yang berasal dari keluarga sederhana dan tinggal di desa yang jauh dari keramaian. Oleh karena itu, carilah ilmu setinggi mungkin. Keluarlah dari desa, carilah pengalaman sebanyak-banyaknya agar wawasan lebih terbuka. Demikian yang disampaikan Drs. Mahfud dari SMK N 2 Purworejo dalam kunjungannya bersama lebih dari 100 orang siswa kelas X dan guru pendampingnya ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kamis (4/6) lalu. Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY Joko Kumoro, M.Si, Sekretaris Jurusan Purwanto M.M., M.Pd., serta beberapa dosen di jurusan tersebut.

Mahfud menambahkan, meskipun banyak siswa SMK N 2 Purworejo yang berasal dari pelosok Purworejo, jangan minder untuk menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. “Saya dulu mendaftar kuliah di UNY sampai harus mengantri selama tiga hari hanya untuk mendapatkan formulir pendaftarannya. Sesuatu yang didapatkan dengan perjuangan akan membuat hidup kita lebih termotivasir, daripada yang didapatkan tanpa perjuangan,” ujarnya.

Dalam kunjungan ini, rombongan mendapatkan penjelasan singkat seputar sejarah FE UNY dan Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran secara umum serta kegiatan perkuliahan sehari-hari. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan mencoba secara langsung praktik di laboratorium Teknologi Perkantoran, laboratorium Simulasi Perkantoran, dan laboratorium Kearsipan Digital yang juga berfungsi sebagai laboratorium komputer.

Di bawah bimbingan dosen Siti Umi Khayatun Mardliyah, M.Pd., kunjungan di laboratorium Simulasi Perkantoran begitu bersemangat karena para siswa-siswi saling mencoba peran sebagai resepsionis, tamu, sekretaris, hingga kepala kantor di sebuah perusahaan. Sementara itu, Arwan Nur Ramadhan, M.Pd, menyajikan penjelasan seputar metode pengarsipan digital yang dikembangkannya di UNY.

Laboratorium-laboratorium di jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran semakin sering dikunjungi dan banyak dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi mereka yang ingin menjadi laboran administrasi perkantoran yang handal. (fadhli)

Pelepasan Lulusan FE UNY Mei 2015: Atik Jadi Lulusan Terbaik

Pelepasan lulusan FE UNY periode wisuda Mei 2015 menetapkan Atik Fajaryani, dari Prodi Akuntansi sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dengan skor 3,88. Gadis asal Pajangan, Bantul ini berhasil menyelesaikan masa studi selama 3,6 tahun. Dalam kesempatan tersebut, Atik menyampaikan rasa bahagia sekaligus bangga bisa menjadi peraih IPK tertinggi di FE UNY. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, dan menjadi penerima Bidik Misi, Atik mampu menunjukkan motivasi yang tinggi. Bahkan, beasiswa Bidik Misi yang didapatkannya menjadi berkah tersendiri karena menjadi lulusan terbaik di FE UNY. Atik sendiri merupakan siswa peraih nilai UAN SMK tertinggi se-Indonesia pada 2011 lalu.

Acara Pelepasan Lulusan FE UNY yang digelar pada Selasa, 2 Juni 2015 di Auditorium FE UNY tersebut dihadiri kurang lebih 260 calon wisudawan dari FE UNY beserta orang tua/wali. Dalam kesempatan tersebut Wakil Dekan III FE UNY, Siswanto menjelaskan bahwa dari 131 lulusan, “Untuk program S1 rata-rata IPK yang berhasil diraih lulusan FE UNY sebesar 3,38, dengan IPK tertinggi 3,88. Sedangkan untuk program studi D3 rata-rata IPK sebesar 3,42 dengan IPK tertinggi 3,67,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi peraih IPK tertinggi setiap jurusan. Lina Widyawati dari Prodi Pendidikan Akuntansi meraih IPK 3,81, Silvia Margaret dari Prodi Pendidikan Ekonomi meraih IPK 3,67, Fais Apriliani dari Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran meraih IPK 3,44, Novita Sari dari Prodi Manajemen meraih IPK 3,83, dan Atik Fajaryani dari Prodi Akuntansi meraih IPK 3,88. Sedangkan dari Program Studi D3 IPK tertinggi diraih Siti Hapsoh dari Prodi Akuntansi dengan IPK 3,67 dan Kiki Septiana Susanti dari Prodi Administrasi Perkantoran meraih IPK 3,4.

Mewakili orang tua dan wali, Drs. Setyo Budi Takarina, M.Pd menjelaskan bahwa para orang tua berterima kasih kepada segenap dosen dan karyawan di FE UNY yang telah membantu selesainya studi anak-anak mereka. “Kami yakin, dengan jargon FE BRIGHT, yang merupakan singkatan dari Bermoral, Rasional, memiliki Integritas, Gigih, Humanis, dan Taqwa, FE UNY bisa membantu anak-anak kami menemukan karakter yang diperlukan baik bagi dunia kerjanya maupun masyarakat secara luas,” terangnya.

Sementara dalam sambutannya, Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si menyampaikan bahwa indeks prestasi yang tinggi bukan merupakan jaminan untuk sukses. “Sukses akan didapatkan ketika kemampuan akademis diimbangi dengan karakter atau kepribadian. Sehingga, jadilah pribadi yang menarik dan menjadi manusia wajib. Artinya kehadiran kita dinantikan oleh semua orang,” jelas Sugiharsono. Untuk mencari kerja diperlukan kepribadian yang baik sehingga Dekan mengharapkan lulusan FE UNY memiliki integritas baik dan kemampuan akademis yang baik pula.

Dalam suasana tersebut, sebanyak 10 orang mahasiswa FE UNY juga diberikan piagam penghargaan sebagai apresiasi atas prestasi mereka baik di tingkat provinsi, maupun nasional. Di antaranya adalah Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Coastal Planning Planopolis di Surabaya dan Juara I Festival ABITA (Aku Bangga Indonesia Tanah Air 2015 di Semarang. (fadhli)

Pages