Audita Rasakan Upacara Kemerdekaan di Thailand

Membangun nasionalisme berarti membangun bangsa. Nasionalisme adalah nilai yang kuat yang dapat membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mahasiswa Indonesia diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun bangsa di manapun mereka berada. Merasakan atmosfer nasionalisme perjuangan Indonesia di negara lain merupakan hal luar biasa yang mengandung pelajaran tersendiri. Itulah yang dirasakan oleh 11 mahasiswa Indonesia yang memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia di negara lain. Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY berkontribusi dalam Indonesia-Thailand Youth Collaborative Exchange Program (ITYCEP) 2016 yang diselenggarakan Gotravindo Educational Program of Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 16-19 Agustus 2016 di Bangkok, Thailand. Delegasi dari FE UNY yaitu Kurnia Audita Christyorini dari Pendidikan Ekonomi angkatan 2014 Kelas Unggulan.

Setelah melalui serangkaian proses seleksi mulai dari tes administrasi dan tes wawancara dua bahasa, sampai dengan pembuatan paspor, tiket, dsb., akhirnya Kurnia Audita bersama dengan delegasi dari seluruh Indonesia dapat mengikuti ITYCEP yang semuanya mengorbankan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Kegiatan ini memiliki susunan acara antara lain Indonesia Independent Day Ceremony, Chulalongkorn University Exploration, Analyzing Thailand Market Economic and Culture, Education Challenge, Company and Factory Visit. Mengikuti program ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Tepat pada hari Rabu, 17 Agustus, di mana merupakan hari kemerdekaan Indonesia, peserta ITYCEP bersama seluruh warga negara Indonesia di Thailand mengikuti upacara bendera di KBRI yang dipimpin oleh Ahmad Rusdi (Duta Besar RI untuk Thailand).

Chulalongkorn University merupakan universitas tertua dan terbesar di Thailand. Delegasi dari Indonesia beserta mahasiswa Chulalongkorn University melakukan pertukaran budaya yang dipandu oleh seorang mahasiswa doctoral Chulalongkorn University yaitu Bayu Pramesona. Para peserta berkolaborasi dan bertukar ide-ide besar dan konsep melalui kegiatan forum diskusi untuk memperkuat hubungan strategis antara mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa Thailand untuk mencapai tujuan pembangunan ASEAN.

Menganalisis perekonomian dan budaya pasar di Thailand melalui Education Challenge sangat menyenangkan. Di Asiatique Market peserta mendapatkan tantangan untuk melakukan wawancara dengan masyarakat lokal dan menjual produk asli Indonesia kepada turis asing yang berkunjung di Thailand. Masyarakat lokal memiliki bahasa lokal sendiri dan umumnya tidak begitu menguasai bahasa Inggris. Masalah ini tidak menyurutkan peserta untuk melakukan wawancara. Menjual produk asli Indonesia di tengah-tengah turis asing yang berburu oleh-oleh khas asli Thailand memerlukan kemampuan promosi cukup besar. Penguasaan bahasa Inggris dan skill entrepreneurship sangat dibutuhkan. Salah satu kelompok dalam program ini berhasil menjual tas batik Jogja seharga 300 bath (Rp.120.000) dengan harga dasar tas sepuluh ribu rupiah.

Kunjungan ke berbagai company dan factory hingga mengenali proses produksi sampai pada proses quality control products menjadikan pengalaman dan ilmu yang luar biasa. Natural Honey Big Bee merupakan perusahaan peternakan lebah terbesar di Thailand. Peserta diajak untuk melihat dan menikmati secara langsung madu asli yang memiliki manfaat dan khasiat dari perusahaan Big Bee. Selain itu peserta juga mengunjungi pabrik berlian terbaik di Thailand yaitu Gems Factory. (fadhli/dita)

Dikukuhkan, Sukidjo Guru Besar UNY Ilmu Pendidikan Ekonomi

Ketertinggalan perekonomian Indonesia dibandingkan dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan disebabkan terbatasnya entrepreneurship. Keberadaan entrepreneur sangat diperlukan baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan maupun pengangguran. Pada tahun 2015 jumlah entrepreneur di Indonesia baru 1,56% dari total penduduk, sementara itu untuk mendukung pembangunan ekonomi diperlukan entrepreneur sekurang-kurangnya 2% dari total penduduk. Oleh sebab itu, pendidikan entrepreneurship perlu disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat agar jumlah penduduk yang memiliki entrepreneurship semakin banyak, sehingga budaya kewirausahaan semakin berkembang. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Peran Pendidikan Entrepreneurship dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pengentasan Kemiskinan” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY(24/8). Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd merupakan guru besar UNY ke-132.

Pria kelahiran Sleman 6 September 1950 tersebut mengatakan bahwa tujuan pendidikan entrepreneurship adalah untuk menanamkan pengetahuan, nilai-nilai, jiwa, dan sikap kewirausahaan kepada peserta didik, dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang handal. “Pendidikan entrepreneurship perlu ditumbuhkembangan baik di sekolah, perguruan tinggi maupun di masyarakat pada umumnya” katanya. Menurutnya, keberadaan  entrepreneur dapat difungsikan sebagai motor penggerak perekonomian nasional, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan perlu ditingkatkan untuk membentuk manusia yang memiliki jiwa yang kreatif dan inovatif sehingga mampu dan berani memanfaatkan peluang untuk menciptakan usaha  baru. Untuk membudayakan kewirausahaan, pendidikan entrepreneurship dapat dilakukan di sekolah, perguruan tinggi, maupun di masyarakat.

Doktor bidang Pendidikan dan Evaluasi Pembelajaran Pascasarjana UNY tersebut mengemukakan, pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan ke dalam seluruh mata pelajaran dengan tujuan meningkatkan kesadaran pentingnya pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan dalam perilaku sehari-hari dan terbentuknya karakter wirausaha. Sedangkan di perguruan tinggi dikembangkan kuliah  kewirausahaan, magang kewirausahaan, kuliah kerja nyata kewirausahaan, klinik konsultasi bisnis dan inkubator bisnis. “Pendidikan entrepreneurship di luar sekolah dilakukan oleh dinas-dinas terkait di pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan lainnya” ungkap Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd. Cara yang dilakukan antara lain melakukan sosialisasi kepada generasi muda dan ibu-ibu rumah tangga, pelatihan dan kursus bagi karang taruna, ibu-ibu PKK, pemuda putus sekolah serta magang pada dunia usaha.

Warga Krapyak Margoagung Seyegan Sleman tersebut menyimpulkan bahwa pendidikan entrepreneurship dimaksudkan untuk mengubah mindset penduduk miskin agar memiliki kemampuan dan berani menciptakan usaha baru, mengubah budaya kemiskinan menuju budaya kewirausahaan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Berbagai pelatihan sebaiknya ditindaklanjuti  dengan memberikan peralatan sebagai modal kerja untuk menciptakan usaha dalam skala usaha mikro, kecil maupun menengah. Sampai dengan tahun 2016, masih terdapat 10,86 % penduduk Indonesia yang termasuk dalam kategori miskin. “Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan maka salah satu upaya yang dilakukan adalah membudayakan kewirausahaan melalui pendidikan entrepreneurship dan meningkatkan kerjasama kemitraan antara UMKM dengan Usaha Besar” tutup Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd.(dedy)

Kunjungan SMA N 2 Cilacap ke FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menerima study visit dari SMA N 2 Cilacap, Jumat (19/8) lalu. Fakultas termuda di UNY ini menyambut lebih dari 30 siswa kelas XII jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Diterima oleh Dekan Dr. Sugiharsono, Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., dan Wakil Dekan II Nurhadi, MM di ruang Ramah Tamah, kunjungan berlangsung penuh antusias dengan beberapa pertanyaan dari para siswa. Triyono Aznand, S.Pd.selaku pimpinan rombongan mengatakan kunjungan ini merupakan salah satu bentuk silaturrahmi dengan harapan memacu para siswa belajar lebih keras agar bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.

“Dengan berkunjung secara langsung ke UNY, kami harap anak-anak mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga mereka bisa mempersiapkan diri lebih baik. Di sisi lain, kami juga bisa menjalin silaturrahmi dengan UNY, sehingga sekolah kami juga tidak dipandang sebelah mata,” ujar Triyono.

Dalam sambutannya, Sugiharsono mengenalkan sebagian karakteristik FE UNY kepada para siswa. “FE UNY adalah fakultas yang baru lahir pada 2011 lalu. Masih sangat muda. Tetapi dua program studinya termasuk di antara yang terfavorit di UNY. Oleh karena itu, setiap mahasiswa yang diterima di sini tentunya sudah sangat baik dan berkualitas. Belajarlah lebih keras, lalu bergabunglah di FE UNY,” terang Sugiharsono.

Menyambung Sugiharsono, Sukirno mengajak para siswa untuk mengembangkan kemampuannya. “Kita sudah berada di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan sebentar lagi, mungkin kita akan melihat guru-guru dari Thailand atau Malaysia di sekolah-sekolah di Indonesia. Kalau kita tidak berkembang, kita hanya akan menonton. Belajar yang rajin, lalu pergilah keluar negeri dan jadi tenaga kerja yang unggul,” ucapnya.

“Dengan adanya Bidik Misi, Anda harus berani bermimpi lalu belajar lebih keras. Bidik Misi adalah kesempatan bagi yang pintar secara akademik tetapi merasa tidak mampu. Kami akan melakukan verifikasi secara langsung kepada calon penerima beasiswa Bidik Misi. Oleh karena itu, kejujuran calon penerima juga akan menjadi faktor yang sangat penting bagi kami menentukan pantas tidaknya beasiswa tersebut diberikan,” urai Nurhadi selaku Wakil Dekan II. (fadhli)

Pelatihan Pelayanan Prima FE UNY 2016

Guna meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, lebih dari 80 dosen dan karyawan mengikuti Pelatihan Pelayanan Prima di Hotel Serena, Bandung, Sabtu (13/8) lalu. Selain diberikan materi pelatihan pelayanan prima, dosen dan karyawan berkesempatan mengunjungi beberapa tempat rekreasi di Bandung dan sekitarnya. Dekan Dr. Sugiharsono mengungkapkan, kunjungan ini diharapkan mampu mengembalikan semangat berkarya para dosen dan karyawan sehingga produktivitas bisa digenjot.

“Tujuan hidup kita semua adalah tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Caranya terserah kepada kita untuk memilih, dan menjadi pegawai, menjadi dosen atau tendik, adalah pilihan kita saat ini. Pilihan inilah yang menjadi tempat kita memperjuangkan hidup guna mencapai tujuan akhir,” ujar Sugiharsono.

“Oleh karena itu, pegawai harus memiliki keunggulan. Sebagai pelayan mahasiswa, mereka harus mau berubah menjadi lebih baik, membuang pola pikir yang kolot dan kebiasaan yang negatif. Di samping itu, karakter yang kreatif, inovatif, aktif, peduli, semangat, menyenangkan, dan ikhlas harus dimiliki para karyawan dan dosen dalam bekerja,” lanjut Sugiharsono.

Sementara itu, Wakil Dekan I bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D mengajak para dosen untuk tidak lupa dengan tugas pokok mereka. “Selain mengajar, dosen yang unggul juga lantas menguji, menilai/mengevaluasi hasil belajar, membimbing, serta meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat,” terangnya.

Sukirno juga mengajak segenap dosen dan karyawan untuk maju bersama-sama sebagai satu tim. “Jika di antara kita hanya fokus pada perbaikan diri sendiri, yang maju hanya diri kita sendiri. Tetapi jika kita maju secara serempak, peningkatan tidak hanya terlihat pada tim, tapi juga akan dirasakan secara individual,” tambah Guru Besar UNY termuda ini.

Dalam kesempatan ini, selain diisi dengan pemutaran video singkat seputar opini dan harapan mahasiswa dan karyawan terhadap kemajuan FE UNY, Drs. Budi Sulistya selaku Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) pertama FE UNY juga menyampaikan perpisahannya. Setelah mengisi posisi yang sama di Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UNY, kursinya di FE UNY kini ditempati oleh Dra. Sri Ningsih yang sebelumnya merupakan Kabag TU LPPMP UNY. (fadhli)

Kunjungan SMK N 1 Gantar ke FE UNY

Sebanyak lebih dari 70 siswa kelas XII jurusan Akuntansi SMK N 1 Gantar Kabupaten Indramayu berkunjung ke Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY pada Rabu (3/8) lalu. Tujuan dari diadakannya kunjungan ini adalah agar para siswa bisa mengetahui proses perkuliahan dan dengan demikian memiliki motivasi untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Demikian disampaikan Endang Sukanda, S.Pd., di ruang Auditorium di depan para siswa serta beberapa dosen jurusan. Kunjungan juga disambut oleh Ketua Jurusan Pend. Akuntansi Abdullah Taman, M.Si., Akt.

Endang Sukanda menuturkan, SMK N 1 Gantar merupakan sekolah yang cukup besar dengan 5 jurusan yang tersedia. “Ada Arsitektur, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Kendaraan Ringan, Akuntansi, dan Multimedia. Dalam kegiatan keseharian SMK N 1 Gantar sudah menerapkan standar ISO,” terang Endang.

“UNY sendiri sangat dikenal di Indramayu. Banyak lulusan SMA dan SMK yang melanjutkan studi ke Yogyakarta, khususnya UNY. Oleh karena itu, semoga lulusan kami, terutama yang dari Akuntansi ini, juga tetap termotivasi untuk melanjutkan studi, salah satunya ke Yogyakarta,” lanjut Endang.

Dalam kaitannya dengan Akuntansi, tiap negara memiliki standar yang berbeda-beda. “Tapi pada dasarnya, mereka mengacu pada IFRS, International Financial Reporting Standards. Demikian juga Indonesia,” ujar Abdullah Taman.

Menanggapi pertanyaan salah satu siswa, Abdullah Taman mengatakan, era MEA harus dihadapi dengan persiapan yang baik. “Anda harus terus improve yourself. Teknologi harus terus diikuti. Saya sendiri belajar kepada anak saya.  Selain itu, Bahasa Inggris juga harus terus ditingkatkan. Indonesia adalah negara yang besar, dan kita harus bisa menjadi pemain utama di era MEA. Jangan mau kalah,” urainya.

Yudisium FE UNY Juli 2016: Siti Badriyah Peraih IPK Tertinggi

Sebanyak 128 orang dinyatakan lulus secara akademik maupun administratif menyandang gelar sarjana dan diploma pada Upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY Periode Juli 2016. Dari 128 peserta yudisium tersebut, 45 orang merupakan lulusan program S1 Kependidikan, 51 orang lulusan program S1 Non Kependidikan, dan 32 orang lulusan program D3. Demikian dilaporkan Wakil Dekan III Isroah, M.Si di hadapan para peserta yudisium dan ketua jurusan/program studi (prodi) serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY.

“Sebanyak 46 orang peserta yudisium lulus dengan predikat Dengan Pujian. Rata-rata perolehan IPK pada yudisium periode ini mencapai 3,43. Sedangkan masa kelulusan rata-rata untuk S1 dan D3 berturut-turut adalah 3,24 tahun dan 2,94 tahun Prodi dengan jumlah lulusan terbanyak yaitu Prodi Manajemen S1 sebanyak 36 orang. Selamat!” lanjut Isroah.

Mewakili Dekan, Wakil Dekan II Nurhadi, MM memberikan sambutannya kepada para lulusan. “Dengan mengikuti upacara yudisium ini, gelar sudah sah menjadi bagian dari nama Anda. Wisuda hanya sekedar seremoni. Silakan pilih mana yang akan dijalani. Apakah akan melanjutkan studi, mencari pekerjaan, atau justru menciptakan lapangan kerja bagi orang lain,” ujarnya.

Dalam periode ini, IPK tertinggi diraih oleh Siti Badriyah dari Prodi Pendidikan Akuntansi dengan indeks 3,86. Lulusan SMK N 1 Jogonalan Klaten ini menjadi salah satu penerima beasiswa Bidik Misi semenjak semester dua kuliah. Putri sulung dari dua bersaudara pasangan Jono (47) dan Sutiyem (40) ini semasa berkuliah juga aktif di beberapa organisasi baik intra maupun ekstra kampus.

“Saya dulu aktif di (UKMF) Al Fatih dan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM). Selain itu, saya juga ikut bergabung dalam Persatuan Pengajian Anak Muslim (PPAM) Jogonalan Klaten,” terang Siti yang juga sempat menjabat sebagai Ketua Karang Taruna di desanya selama 2 tahun ini.

Ditemui seusai upacara yudisium, Siti mengaku tidak memiliki tips khusus dalam belajar. “Waktu belajar saya tidak tentu. Kapan ada waktu luang, saya luangkan untuk membaca. Kadang sebelum tidur, kadang setelah sholat tahajud,” ungkap Siti.

Siti yang kini bekerja sebagai Admin dan Keuangan di salah satu lembaga zakat swasta di Yogyakarta ini mengaku bersyukur bisa kuliah. “Jangan takut kuliah, jangan ragu melanjutkan pendidikan. Ada banyak hal yang bernilai yang bisa bermanfaat bagi kehidupan kita lebih dari sekedar gelar dan ijazah yang kita dapatkan,” pesan Siti. (fadhli)

Ratih Kartika : Cita-Citaku Menjadi Ibu Rumah Tangga Multitalenta

Menjadi wanita muda yang aktif terlibat dalam organisasi dan kegiatan sosial sudah menjadi rutinitas Ratih Kartika sejak awal masuk perguruan tinggi sampai sekarang. Terhitung, selama tahun 2011-2016, kurang lebih 17 organisasi intra dan ekstra kampus telah ia ikuti. Selain itu, lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Kelas Internasional Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini juga pernah merasakan lika-liku berwirausaha seperti bergabung dengan perusahaan multilevel marketing, menjual buah di kantin kampus, cemilan/snack di warung, souvenir pernikahan, bergabung di salah satu EO di Jogjakarta menjadi photographer, make up artist sampai peran manajer nasyid pun pernah ia lakukan. Keaktifan dan kesibukan ini semua tidak lantas membuat kuliah Ratih terganggu. Ia berhasil menjadi salah satu alumni UNY terbaik dengan IPK Cumlaude (3,62) dengan masa studi 3,5 tahun. Selain pengalaman organisasi dan berwirausaha, ia pun pernah berkesempatan mengunjungi negara Malaysia, Thailand, Singapura, Hongkong dan Jepang untuk mengikuti berbagai acara internasional.

Setelah lulus pada Januari 2015, ia pun langsung diterima bekerja di salah satu SD Islam Terpadu di Yogyakarta sebagai bendahara sekolah. Setelah diterima bekerja, ia pun tidak berhenti begitu saja. Ia ingin terus mengembangkan potensi diri dan akhirnya pada 5 September 2015 lalu, ia berhasil mendirikan usaha bernama Ratu Mendoan Cilacap dengan tagline “Mendoan Mendunia”. Wanita muda asal Cilacap ini sangat menyukai mendoan dan mempunyai impian agar kelak mendoan bisa menjadi makanan tradisional asli Indonesia yang naik kelas dan dikenal oleh banyak orang bahkan sampai go international. Selain itu, ia juga mendirikan sebuah komunitas sosial bernama PMIA (Pejuang Muda Indonesia). Komunitas yang dulu bernama SAS (Sedekah Apa Saja) ini mempunyai jargon “Bergerak, Berbagi, dan Menginspirasi” dan mempunyai beberapa program seperti SAS (Sedekah Apa Saja) On Action, Sahabat Pendidikan Indonesia (SPI, menghimpun dana melalui celengan yang didistribusikan kepada siapa saja yang ingin membantu adik adik usia sekolah SD-SMA yang membutuhkan biaya pendidikan) dan Ayo Hijrah Bareng (seminar/talkshow dengan topik tertentu untuk warga binaan di lapas). Sampai saat ini, jumlah relawan yang tergabung dalam PMIA sudah mencapai 30 orang yang berasal dari universitas dan latar belakang yang berbeda-beda. Tercatat per 29 Juli 2016, PMIA sudah menjalankan salah satu programnya, yaitu SAS On Action sebanyak 42 kali di berbagai daerah seperti Jogja, Magelang, Gunungkidul, dan Kulonprogo.

Tidak puas dengan pencapaian tersebut, Ratih mengaku ingin melanjutkan studi kembali ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu S2 sehingga ia pun mendaftarkan diri pada beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) RI pada Januari 2016 lalu. Setelah mengikuti berbagai tahap seleksi beasiswa, seperti seleksi administrasi dan seleksi substansi akhirnya pada Maret 2016 ia pun dinyatakan lolos menjadi salah satu penerima beasiswa LPDP RI jalur reguler. Kini, Ratih sedang fokus mempersiapkan kuliah S2 yang akan mulai pada September 2016 pada jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, ia terus berupaya mengembangkan RMC dan  PMIA agar semakin memberikan manfaat bagi sesama. Di sisi lain, Ratih juga sedang mengembangkan bisnis busana muslimnya yaitu Rakatika Moslem Apparel (RMA), terlibat dalam proyek forum komunikasi relawan se-Yogyakarta, serta sedang dalam proses menulis sebuah buku yang menceritakan perjalanan dan kisah hidupnya dari kecil sampai sekarang.

Ketika ditanya tentang resep sukses, Ratih mengatakan bahwa kerja keras adalah kunci sukses hidupnya. Ia merupakan gadis perantauan asal Cilacap. Ia pun sudah akrab menjadi anak kost-an sejak SMA. Sejak kecil ia memang telah dididik menjadi anak yang pekerja keras dan mandiri oleh kedua orangtuanya. Hal inilah yang menjadi prinsip hidup Ratih Kartika sehingga menghantarkan ia pada titik yang sekarang.

Menjadi ibu rumah tangga multitalenta adalah impian Ratih di masa depan. Ia tidak hanya ingin menjadi seorang ibu dan istri namun juga ingin menjadi pengusaha, penulis, dosen, dan motivator yang aktif berkegiatan sosial. (Fadhli)

Minta Maaf, Obat Depresi Paling Manjur

Sebanyak lebih dari 200 hadirin yang terdiri dari dosen, karyawan, perwakilan mahasiswa, para purna karya, serta tamu undangan memadati ruangan Auditorium Fakultas Ekonomi (FE) UNY dalam acara Syawalan FE UNY 1437 H, Jumat (22/7) lalu. Acara tersebut selain sebagai sarana pembinaan rohani bagi segenap civitas akademika, juga sekaligus memberikan santunan kepada 16 dhuafa penerima. Dalam Syawalan yang dibuka oleh Wakil Rektor II UNY, Dr. Edi Purwanto, M.Pd. ini, tampil sebagai pemateri Drs. H. Sunardi Syahuri.

Dalam sambutannya mewakili Rektor, Edi Purwanto mengatakan acara syawalan ini hendaknya tidak berhenti sebatas seremonial. “Dengan semangat yang dibawa bulan Syawal, semoga bisa meningkatkan pula produktivitas segenap civitas akademika, baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa,” ucapnya.

“Syawalan menurut nabi itu puasa. Tetapi, dalam tradisi kita di Indonesia, syawalan identik dengan pesta dan makan-makan. Oleh karena itu, jangan lupa untuk melanjutkan puasa Ramadhan dengan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal. Logikanya, sebulan saja kita mampu berpuasa, tentu yang enam hari lebih mudah,” terang Sunardi.

Ustadz yang juga suami pemilik bisnis ritel Pamella ini menambahkan, secara bahasa, syawwal artinya  irtifa’, atau meningkatkan. “Dalam konteks dunia kerja, prestasi, kehadiran, produktivitas, semua harus meningkat. Lebih tepat waktu, lebih menguasai pekerjaan, lebih bertanggung jawab, dan lain-lain,” lanjutnya.

Halal bihalal yang dibiasakan dalam tradisi Indonesia juga sebenarnya memiliki esensi yang baik. “Orang kalau sudah berbuat kesalahan akan berpotensi mengalami depresi. Salah satu obat mengatasi kondisi depresif yang paling manjur adalah meminta maaf. Bagi sebuah rumah tangga yang bahagia, memberi maaf harus menjadi bagian hidup kesehariannya. Antara suami dengan istri, antara orang tua dengan anak, antara kakak dengan adik, dan lain-lain,” pesan Sunardi.

Dalam kesempatan Syawalan ini pula, dua dosen FE menyampaikan sambutan pamitan haji. Dua orang dosen tersebut yakni Isroah, M.Si yang juga Wakil Dekan III FE UNY beserta suami, dan Mustofa, M.Sc., dosen dari Jurusan Pendidikan Ekonomi yang akan bergabung bersama kloter 26 dan 27. (fadhli)

Aris Tekuni Bisnis via Youtube

Sebanyak 63 orang yang terdiri dari 23 orang S1 Kependidikan, 17 orang S1 Non Kependidikan, dan 23 orang Program D3 dinyatakan Lulus pada upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode 29 Juni 2016 lalu. Predikat Cum Laude atau Dengan Pujian diraih oleh 30 orang atau 46,15 % dari keseluruhan jumlah peserta. Demikian sebagaimana dilaporkan oleh Wakil Dekan I FE UNY Prof. Sukirno, Ph.D., dalam upacara Yudisium tersebut. Selain peserta yudisium, upacara ini dihadiri oleh jajaran dekanat dan ketua jurusan/program studi, serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY.

Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si berpesan kepada para lulusan untuk tidak berpuas diri dengan pencapaian yang sekarang. “Perjalanan justru baru dimulai dari sekarang. Anda bisa memilih untuk melanjutkan studi, bekerja, atau menciptakan lapangan kerja. Selain itu, menjelang wisuda fakultas akan memberikan satu bekal lagi bagi para lulusan berupa pelatihan pengembangan diri. Ini agar mental para alumni semakin siap dan harapannya memperpendek masa tunggu,” terangnya.

Dalam periode kali ini Aris Nugroho dari Program D3 Pemasaran menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,75. Pria alumnus SMA N 2 Purworejo ini mengaku selalu menyempatkan membaca buku setiap hari. “Biasanya sebelum tidur saya akan membaca buku, sekitar 30 menit,” ujar Aris.

Bagi putra pertama di keluarganya ini, wirausaha adalah salah satu keahlian yang perlu diasah terus. “Saya sudah pernah terjun di bisnis konveksi pada saat semester 3. Sekarang saya menjadi pencipta video-video tutorial gim di portal Youtube. Pada dasarnya, saya suka main gim. Jadi, kalau bisa dijadikan sumber penghasilan, harus dicoba. Keuntungannya Alhamdulillah lumayan,” lanjut Aris.

Aris merasakan bahwa kuliah di FE UNY merupakan pengalaman yang penuh kesan. “Luar biasa bisa bertemu teman-teman yang hebat dari seluruh Indonesia. Selama di Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY, kami juga dilatih berorganisasi dan berkompetisi dalam berbagai lomba,” terang pengidola dosen almarhum Prof. Dr. Moerdiyanto ini.

Semasa kuliah, Aris menjadi penerima Beasiswa PPA dan Supersemar, serta pernah meraih prestasi 5 besar pada ajang KIME on Ideas Competition di Universitas Negeri Semarang (Unnes) Semarang pada 2015. “Setelah ini mungkin langsung mencari kerja sambil meneruskan proyek video di Youtube,” ungkap pemilik motto hidup ‘stand up, speak up, and take action to be a leader’ ini menutup wawancara. (fadhli)

MEA dan Tantangan bagi UMKM di Indonesia

UMKM menjadi salah satu pemeran penting dalam perekonomian di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 menunjukkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 56,92% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau setara dengan Rp 1.213,25 triliun. UMKM di Indonesia umumnya tidak memiliki informasi keuangan yang transparan dan terorganisir, sehingga pemberi kredit kesulitan dalam memperoleh informasi atas kondisi keuangan dan usaha. Dengan dibukanya keran Masyarakat Ekonomi ASEAN, UMKM di kawasan Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya menghadapi ujian tersendiri.

Demikian dipaparkan Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Farraz dalam Orasi Ilmiahnya yang berjudul “Masyarakat Ekonomi ASEAN: Peluang atau Ancaman bagi UMKM?” pada upacara Dies Natalis ke-5 Fakultas Ekonomi (FE) UNY di Auditorium FE UNY, Rabu (22/5) lalu. Upacara Lustrum Pertama ini dihadiri lebih dari 150 hadirin yang terdiri dari dosen, karyawan, perwakilan mahasiswa, serta para tamu undangan yang terdiri dari purna karya dan sekolah-sekolah mitra. Selain itu, senat, Rektor beserta jajarannya dan dekan-dekan di seluruh fakultas juga menghadiri upacara tersebut. Acara ini menjadi puncak berbagai acara dalam menyambut Dies Natalis FE UNY yang jatuh setiap 22 Juni.

Nahiyah yang juga Guru Besar UNY di bidang Manajemen SDM ini melanjutkan, bahwa FE UNY telah berkontribusi dalam membantu UMKM berkembang di era MEA. Selain meraih dana penelitian dan pengabdian masyarakat, para dosen FE UNY juga berpartisipasi langsung melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY melalui Pusat Studi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendampingan UMKM. Acara Gelar Produk Hasil Penelitian, PPM, dan Inovasi rutin digelar di UNY dalam memfasilitasi UMKM di DIY berkembang.

Namun, lanjutnya, upaya yang sudah dilakukan selama ini harus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Ada lima poin strategis yang bisa menjadi pedoman. Pertama, peningkatan produktivitas, pemanfaatan teknologi dan inovasi. Kedua, peningkatan akses pembiayaan. Ketiga, peningkatan akses pasar dan proses memasuki pasar internasional. Keempat, perbaikan proses penyusunan kebijakan dan peraturan yang lebih kondusif. Kelima, pengembangan kewirausahaan dan peningkatan kapasitas SDM (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2016).

Dalam sambutannya, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab menjelaskan bahwa MEA menjadi salah satu bagian globalisasi. Banyak kekhawatiran yang pada ujungnya memunculkan gerakan-gerakan kontra. “Jangan sampai terjebak hanya pada isu-isu ekonomi. Yang jauh lebih penting adalah nilai-nilai kemanusiaan, humaniora, dan aspek-aspek lain terkait human being. Berbagai perguruan tinggi kini mulai mengajarkan mahasiswanya tentang budaya-budaya negara lain, sehingga mereka memandang bangsa lain sebagai manusia yang utuh, bukan sekedar makhluk ekonomi,” urainya. (fadhli)

Pages