Yudisium FE UNY Agustus 2014: Jangan Tunda-tunda Pekerjaan

laporan

Upacara Yudisium menandai pencapaian bersejarah bagi seorang mahasiswa. Dengan upacara yudisium, seorang lulusan S1 dan D3 sudah berhak menyandang gelar meskipun upacara wisuda belum dilaksanakan. Gelar cum laude menjadi tambahan kabar gembira bagi mereka yang mampu menorehkan prestasi IPK lebih dari 3,50. Dengan raihan predikat tersebut, studi lanjut akan lebih dimudahkan, terutama di UNY. Melanjutkan studi menjadi sesuatu yang “tren” di saat sekarang, di mana gelar sarjana dirasa sudah terlalu biasa. Oleh karena itu, para alumni didorong untuk tidak cepat puas, sebaliknya, justru ini menjadi awal perjuangan mereka. Demikian sebagaimana disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya pada upacara Yudisium periode Agustus 2014 di FE UNY, Selasa (26/8). Acara dihadiri 43 peserta yang dinyatakan lulus S1 dan D3, dan kabag, kasubag, serta kajur kaprodi di lingkungan FE UNY.

Dalam laporannya selaku Wakil Dekan I, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M menyampaikan, 43 orang peserta yudisium kali ini memenuhi persyaratan akademik dan administratif dan dinyatakan lulus, sehingga berhak menyandang gelar akademik S1 atau D3. “Peserta yudisium bulan ini terdiri dari 20 orang S1 Kependidikan, 14 orang S1 Non Kependidikan, dan 9 orang Program D3. Sebanyak delapan orang mendapat predikat “Dengan Pujian”, dan peraih IPK tertinggi pada periode ini adalah Ayu Kartika Sari dengan IPK sebesar 3,73 dari Program Studi Manajemen S1,” urainya.

Ayu Kartika Sari, akrab dipanggil Ayu, adalah gadis kelahiran Purworejo 23 tahun lalu. Anak sulung dari empat bersaudara putra pasangan Bapak A. Ashari dan Ibu Harningsih ini merasa sangat bersyukur bisa lulus tepat waktu. “Saya tidak pernah menunda-nunda tugas atau pekerjaan dan, meskipun tidak setiap hari, saya sering membaca-baca materi perkuliahan. Selain itu, tak lupa banyak berdoa dan sholat sunah,” jawabnya ketika ditanya rahasianya meraih IPK sebesar 3,73.

Selain Ayu, peserta yudisium kali ini yang patut mendapat perhatian adalah Agus Purnomo. Peraih IPK cum laude sebesar 3,63 dari Program Studi Pendidikan Ekonomi ini dikenal sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY di tahun 2013 lalu. Selain BEM FE UNY, alumni SMA Negeri 4 Purwokerto, Jawa Tengah ini juga pernah mencicipi jabatan Sekretaris Jenderal di Himpunan Mahasiswa Pend. Ekonomi (HMPE) dan sempat menjadi Kepala Departemen Sosial Politik (Kadep Sospol) sebelum diangkat menjadi Ketua di BEM FE UNY.

Agus, demikian dia disapa, memiliki keinginan melanjutkan studi, meskipun juga ada minat untuk tetap berwirausaha di bidang agen perjalanan. “Selama beberapa waktu ini saya bersama teman-teman lintas kampus sudah merintis bisnis Tour Agency, dan saya harap bisa mengembangkannya bersama mereka,” ujar pengagum dosen di Pend. Ekonomi, Supriyanto, M.M ini. (fadhli)

Pelepasan Calon Wisudawan/wati FE UNY Agustus 2014

Kepada Yth.
Calon Wisudawan/Wati beserta Ortu/Wali FE UNY

Mengharap kehadiran saudara dalam acara “Pelepasan Calon Wisudawan/wati FE UNY” yang akan kami selenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Agustus 2014
Waktu : 19.00 WIB - selesai
Tempat : Auditorium FE UNY Lantai 3

Atas perhatian dan kehadiran Saudara, kami menyampaikan terima kasih.

Dekan,
Dr. Sugiharsono, M.Si.

Penerimaan Orang Tua Mahasiswa Baru di FE UNY

Penerimaan Maba

Untuk menyukseskan proses pembelajaran mahasiswa di Kampus, persepsi antara orang tua dan dosen tentu perlu disamakan. Dengan persepsi yang sama, proses pembentukan lulusan yang taqwa, cendekia, dan mandiri, sebagaimana visi UNY, menjadi lebih mudah. Untuk tujuan itu, para orang tua/wali mahasiswa baru UNY, terkhusus Fakultas Ekonomi (FE) dikumpulkan bersama di Auditorium FE UNY, Minggu (24/8). Sebanyak lebih dari 600 orang tua/wali mahasiswa baru FE UNY 2014 menghadiri acara Pertemuan Orang Tua/Wali Mahasiswa Baru FE UNY 2014 dengan pihak fakultas. Acara ini dihadiri oleh segenap jajaran dekanat FE, Kabag, Kasubag, serta Ketua Jurusan (Kajur) dan Ketua Program Studi (Kaprodi) di lingkungan FE. Beberapa dosen dan karyawan juga tak lupa menyambut para tamu.

Bambang Saptono, M.Si., orang tua dari Anindya Rosi Nareswari, menjadi wakil dari segenap orang tua menyampaikan sambutannya. “Kami berdoa semoga anak kami bisa mencapai cita-citanya di sini. Kami juga akan berusaha sebaik mungkin, supaya kami mampu membimbing anak-anak kami agar bisa lulus dengan tepat waktu serta prestasi yang baik,” paparnya sembari mengajak segenap orang tua untuk sanggup mendampingi anak-anak selama berkuliah di UNY.

Seusai menyematkan jas almamater kepada Anindya Rosi Nareswari sebagai tanda penerimaan mahasiswa baru, Dekan mengucapkan selamat kepada para orang tua. “Terima kasih atas kepercayaan bapak dan ibu menyerahkan anak-anak Anda untuk kami didik. Semoga kami bisa membayar kepercayaan itu dengan hasil yang sesuai harapan,” tuturnya.

Joko Kumoro, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran menjelaskan, orang tua dan dosen bisa saling membantu. “Dosen dan orang tua bisa berposisi simbiosis mutualis. Fungsi dosen itu yang pertama sebagai guru, kedua sebagai orang tua. Sedangkan orang tua, tentu fungsi pertamanya adalah orang tua, dan kedua bisa sebagai guru. Kami tidak bisa selalu mengawasi anak-anak, maka kami perlu bantuan dari orang tua juga,” jelasnya. (fadhli)

Fakultas Ekonomi UNY, Small is Beautiful

Di tengah kesibukan kampus menyiapkan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK), Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali mendapat kunjungan dari sekolah. Kamis (21/8), SMK Muhammadiyah 1 Prambanan, Klaten yang terdiri dari Bidang Keahlian Akuntansi dan Administrasi Perkantoran ini menyambangi Kampus Pink, julukan bagi FE UNY, untuk mengenal lebih jauh kegiatan di kampus. Membawa lebih dari 70 orang siswa beserta guru pendamping, rombongan SMK Muhammadiyah 1 Prambanan yang diketuai Dra. Siti Harjani disambut oleh Dekan, Wakil Dekan III, Ketua Jurusan (Kajur) Pendidikan Akuntansi, Sekretaris Jurusan (Sekjur) Pendidikan Administrasi Perkantoran, dan Kepala Divisi Humas FE di Ruang Auditorium FE UNY.

Dalam sambutannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si mengucapkan selamat datang. “FE UNY adalah kampus terkecil dan termuda di UNY, jumlah dosen dan mahasiswanya adalah yang paling sedikit, namun dua program studinya, Manajemen dan Akuntansi, merupakan di antara prodi terfavorit di UNY, ‘small is beautiful’,” ujar Sugiharsono. “Semoga kedatangan para siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan ini bisa menambah wacana agar kelak melanjutkan studi di UNY,” lanjutnya.

Mewakili pihak sekolah, Dra. Siti Harjani mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan yang diberikan FE UNY. “Sekolah kami dari daerah pinggiran yang ekonominya lemah, tetapi sudah ada beberapa alumni kami yang bersekolah di sini. Ada juga yang diterima melalui Beasiswa Bidik Misi,” terangnya. Siti Harjani melanjutkan, dia berharap agar para siswa bisa semakin banyak yang diterima di FE UNY. “Dengan bersekolah setinggi mungkin, kesejahteraan mereka akan meningkat, dan mereka bisa kembali lagi membangun di daerahnya,” tambahnya.

Senada dengan harapan tersebut, Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd menyampaikan agar para siswa tidak perlu ragu melanjutkan studinya. “Ada banyak beasiswa di UNY. Uang Kuliah Tunggal terendah di UNY bahkan lebih murah dari SPP di sekolah kalian. Selain itu, kami menghimbau kepada bapak dan ibu guru, agar potensi non akademis siswa terus dikembangkan, karena prestasi itu bisa menjadi jalan untuk mendapatkan beasiswa,” bebernya.

Setelah disambut di Auditorium, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke laboratorium. Dipimpin Kajur P. Akuntansi, Sukirno, Ph.D, rombongan SMK dari bidang keahlian Akuntansi melihat langsung laboratorium yang dimiliki, seperti Lab. Auditing dan Lab. Perpajakan. Sedangkan Sekjur Purwanto, M.M., M.Pd mendampingi rombongan bidang keahlian Administrasi Perkantoran di laboratorium-laboratorium P. Administrasi Perkantoran. (fadhli)

Program GSM untuk Tekan Angka Nikah Dini di Gunungkidul

Riqi

Pernikahan dini di Gunungkidul dari tahun ke tahun kian meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pengajuan dispensasi menikah di Pengadilan Agama Wonosari. Dari data tahun 2011, terdapat sebanyak 145 pemohon dispensasi menikah untuk wanita usia di bawah 16 tahun dan laki-laki di bawah 19 tahun. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 172 pemohon. Salah satu penyumbang angka pernikahan dini tertinggi di Gunungkidul adalah kecamatan Tepus. Dari 172 pemohon pada tahun 2012, 94 pemohon sendiri berasal dari kecamatan Tepus. Rata-rata yang mengajukan permohonan tersebut merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas 2 SMP hingga kelas 2 SMA.

Maraknya pernikahan dini tersebut tak lepas dari pergaulan bebas di kalangan remaja serta pengaruh lingkungan. Pola pikir yang terjadi di masyarakat, merupakan hal yang sangat mendasar mempengaruhi tingginya angka pernikahan dini. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat setempat mengubah pola pikir tentang menikah di usia dini supaya kualitas hidup meningkat.

Oleh karena itu, salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UNY yang diketuai Riqi Astuti (Pend. Akuntansi 2012) berinisiatif membuat Program Kreativitas Mahasiswa “Gerakan Siap Menikah (GSM) sebagai Upaya Menurunkan Angka Pernikahan Dini di Dusun Blekonang, Tepus, Gunungkidul” sebagai langkah memberikan pengetahuan dan solusi konkret untuk mengatasi hal tersebut. Tim yang dibimbing Setyabudi Indartono, Ph.D yang juga Ketua Jurusan Manajemen FE UNY ini beranggotakan Karyati (Pend. Akuntansi 2012), Gede Sangu Gemi, Ridwan Budiyanto, dan Ingge Septia Cahyadi, masing-masing dari Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas MIPA. Tim ini berhasil lolos seleksi untuk maju ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, 25-29 Agustus ini.

Program PKM ini dimaksudkan untuk membentuk Komunitas Gerakan Siap Menikah (GSM) di Dusun Blekonang, Tepus yang beranggotakan remaja usia SMP – SMA dan kurang dari 25 tahun yang belum menikah. Komunitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk melakukan pencerdasan terhadap diri sendiri dan masyarakat mengenai persiapan-persiapan sebelum menikah serta risiko pernikahan dini.

“Dengan kegiatan tersebut, harapan kami ada perubahan pola pikir di masyarakat, untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri baik dari segi fisik (usia), mental, ekonomi, serta pengetahuan sebelum melangsungkan pernikahan. Sehingga, angka pernikahan dini di Gunungkidul dapat ditekan seminimal mungkin. Semakin siap, semakin tidak dini dalam menikah,” ungkap Riqi.

Program kegiatan yang dilaksanakan komunitas GSM terdiri dari penyuluhan remaja tentang persiapan-persiapan sebelum menikah dan resiko pernikahan dini, penyuluhan berumahtangga, serta penguatan tokoh masyarakat (dukuh) dengan layanan konsultasi. Program kegiatan lain yang dilaksanakan yakni, training parenting (pendidikan anak), pengembangan keterampilan, dll.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, komunitas GSM juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Pelaksana Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Tepus, Lembaga Pengembangan Potensi Remaja (Quantum Remaja) Sleman, serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY.

Komunitas GSM juga sudah mulai berjalan mandiri dengan selalu mendapat pendampingan dari tim PKMM UNY. Program ini menjadi langkah dan solusi konkret dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai persiapan pernikahan, resiko menikah dini, dan wawasan seputar parenting. Selain itu, juga sudah terjalin kerja sama positif dengan berbagai instansi. Bahkan, PLKB Kecamatan Tepus memberikan apresiasi dan berencana menjadikan GSM sebagai model untuk daerah lain. (fadhli)

Mahasiswa Berprestasi FE Ikuti Sit-In di Filipina

Sebagai salah satu bentuk penghargaan, UNY memberangkatkan mahasiswa berprestasinya di tahun 2014 ini dalam program Sit-In di De La Salle University (DLSU), Filipina pada tanggal 2-13 Agustus 2014. Siti Maesyaroh, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) yang pada tahun ini mendapat Juara 1 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FE ini ikut dalam rombongan tersebut. Mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2011 tersebut mengikuti serangkaian acara di DLSU-Dasmarinas Filipina selama sepuluh hari. Setelah tiba kota Dasmarinas (3/8) pada malam hari,  pada pagi harinya May, begitu dia biasa disapa, diajak berkeliling sekitar kota Manila bersama Ms. Maria Grace. Selain Manila, May juga diperkenalkan dengan keindahan kota Tagaytay city dari berbagai sudut. Sekitar pukul 11.30 siang waktu setempat, dihadiri oleh Vice Chancellor for Mission: Dr. Myrna C. Fajardo-Ramos, Director of University Linkages Office: Mr. Nathaniel S. Golla, De La Salle University-Dasmarinas secara resmi menyambut kedatangan mahasiswa UNY yang saat itu didampingi oleh Dr.-Ing Satoto Endar Nayono, M.Eng., M.Sc yang merupakan Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY.

Selasa (5/8) dijadwalkan untuk mengikuti kelas pertama, namun karena ada peringatan badai taifun hari itu, pada pagi harinya kuliah diliburkan. May bersama dengan rombongan mahasiswa UNY lainnya akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kedutaan Besar Indonesia di Manila bertemu dengan Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., Atase Pendidikan KBRI Republik Indonesia.

Selain itu, rombongan juga mengikuti serangkaian kegiatan lain seperti pertukaran budaya melalui pentas seni, observasi pembelajaran di SD, kunjungan ke pusat rehalibitasi Bagau Pag Asa Director, perkuliahan di kelas, dan juga sharing bersama jajaran birokrasi setempat.

“Ini adalah pengalaman pertama saya keluar negeri, dan benar apa kata orang bahwa di belahan bumi lain masih sangat banyak yang perlu kita pelajari dan jelajahi. Semoga program ini benar-benar akan menambah pengetahuan, pengalaman dan juga rasa syukur kita atas kebesaran Tuhan,” tutur May di sela-sela aktivitas di Dasmarinas, Filipina. (fadhli)

Kang Abik Semarakkan Syawalan Keluarga Besar FE UNY

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Jauh sebelum Rasulullah Muhammad saw menjadi seorang Nabi, beliau sudah dibekali dengan budi pekerti yang baik. Dengan demikian, Islam sebenarnya merupakan ajaran yang penuh rahmat, bukan sebagaimana yang diperlihatkan oleh organisasi bernama ISIS akhir-akhir ini. Demikian sebagaimana disampaikan Ust. Habiburrahman El Shirazy, seorang novelis, dai, sutradara, sekaligus penyair kondang tanah air dalam acara Syawalan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (11/8). Bertempat di ruang Auditorium, Ustadz Habiburrahman yang naik daun berkat novel “Ayat-ayat Cinta”nya ini menjadi pengisi tausiyah di hadapan lebih dari 100 dosen, karyawan, mahasiswa, serta purnakarya FE UNY. Turut hadir Ketua Senat FE, Dr. Nahiyah Jaidi F., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., serta Sardiman, AM, M.Pd yang pernah menjabat ketika FE dan FIS menjadi satu keluarga FISE.

Dalam sambutannya selaku Ketua Penyelenggara, Drs. Budi Sulistya berharap semoga ada banyak hikmah yang bisa diambil oleh semua yang hadir. “Semoga membuat iman dan taqwa kita semakin meningkat dan bagi yang mendengar bisa meneruskan dengan pasal-pasal cinta yang lain,” selorohnya yang disambut tawa para hadirin.

Kang Abik, begitu Ustadz Habiburrahman biasa disapa, menjelaskan bahwa sebagian besar dari kita ternyata masih kurang menghayati keislaman kita. Tidak sebagaimana yang diamalkan para generasi terdahulu. “Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya, ‘Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,’ yang menunjukkan bahwa beliau telah ditunjukkan apa saja yang akan menimpa manusia di alam Barzakh kelak,” terangnya.

Rasulullah juga kerap mengabarkan beberapa sahabatnya yang sudah dijamin masuk surga karena amalannya. Di antaranya, Bilal bin Rabah yang merupakan bekas seorang budak dari Afrika. “Rasulullah menggambarkan, suara sandal Bilal terdengar di Surga. Ini menggambarkan bahwa Bilal sudah dijamin kelak akan berada di Surga. Ternyata, Bilal memiliki kebiasaan, menjaga wudhu setiap hadats, dan kemudian sholat dua roka’at seusai wudhu,” lanjutnya.

Islam tidak pernah menolak kebiasaan baik. “Dahulu sebelum Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Rasul, ada kebiasaan suku Arab ‘tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan zholim atau dizholimi,’ artinya, kalau ada seorang teman berbuat jahat, maka dia akan menolong temannya itu dalam perbuatan jahat itu. Tetapi di masa kenabiannya, Rasul juga bersabda sama persis, sehingga para sahabat bertanya, ‘bagaimana kita menolong sahabat kita yang zholim?’ dan Rasul menjawab,’dengan mencegahnya berbuat kezholiman itu’,” tegas Kang Abik.

Dekan Dr. Sugiharsono berharap, semoga kehadiran Ustadz Habiburrahman El Shirazy menambah keberkahan bulan Syawal. “Beliau sudah berkenan meluangkan waktunya berkunjung ke FE UNY. Oleh karena itu, sepatutnya kita simak dengan baik nasihatnya. Semoga kualitas silaturrahmi kita meningkat,” harapnya. (fadhli)

Yudisium FE UNY Juli 2014: Kisah Kasih Ibu terhadap Anaknya

Kasih Ibu memang tiada tara. Pengorbanan yang dia lakukan untuk anaknya tidak akan setengah-setengah. Apapun akan dilakukannya demi kesuksesan anak-anaknya. Demikian pula Dra. Sri Juhariyah, ibunda dari seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang baru saja menjalani upacara yudisium pada Selasa (22/7) kemarin. Adalah Azizah Dianingtyas, peserta yudisium peraih IPK tertinggi (3,84) pada periode Juli 2014 yang beruntung dikaruniai seorang Ibu penuh kasih sayang tersebut. “Ibu selalu mendoakan saya setiap saat, dan beliau berpuasa sunnah setiap saya menempuh ujian,” terang mahasiswa yang biasa disapa Tyas ini. Lajang kelahiran Bantul 22 tahun lalu ini pun tak ketinggalan berikhtiar. “Saya juga rutin belajar setelah Isya meski sedikit, dan akhir-akhir ini saya tambah ibadah tahajud saya dan berpuasa Daud,” bebernya.

Tyas yang juga alumni SMA N 1 Bantul ini tidak hanya berprestasi dalam hal akademik. Semasa kuliah, dia tetap mengembangkan kemampuan softskill-nya dengan menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen, Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan UKM Bahasa Asing SAFEL (Student Activity of Foreign Languages). Berbeda dengan kedua orang tuanya yang berprofesi guru, Tyas, yang ketika masuk UNY mendaftar melalui jalur undangan ini, mengatakan lebih ingin berkarir di bidang industri. “Saya ingin mencoba berkarir di perusahaan,” ungkapnya. Pengagum Ibu Dr. Nahiyah Jaidi Farraz, M.Pd ini merasa senang berkuliah di UNY. “Banyak ilmu yang saya dapatkan di UNY. Selain itu, saya berharap FE UNY terus meningkatkan kualitas pelayanannya,” tambah putri pasangan Bapak Basrowi, S.Pd. dan Dra. Sri Juhariyah ini.

Dalam yudisium ini, sebanyak 105 orang dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik maupun administratif. Peserta yudisium tersebut terdiri dari 51 orang S1 Kependidikan, 31 orang S1 Non Kependidikan, dan 23 orang Program D3. Dalam laporannya, Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M menyatakan sebanyak 25 orang meraih predikat Dengan Pujian, sedangkan 79 orang atau sebesar 75% meraih predikat Sangat Memuaskan, dan hanya 1 orang yang meraih predikat Memuaskan.

“Pada periode kali ini, aplaus patut diberikan kepada Prodi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, yang meraih rata-rata masa studi terpendek, yaitu 3,81 tahun. Selain itu, Program D3 semuanya juga memiliki rata-rata masa studi yang pendek, tidak sampai 3 tahun, yaitu 2,92 tahun,” lanjut Prof. Moer.

“Semoga bulan Ramadhan ini menjadi keberkahan bagi para peserta yudisium semua, dan kita diampuni kesalahan-kesalahan kita selama ini melalui Maghfirah-Nya di bulan ini. Selamat kepada para lulusan!” ucap Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya. (fadhli)

Pratiwi Adhiati Berprestasi Lewat Renang Indah

Fakultas Ekonomi (FE) UNY tidak hanya mendorong para mahasiswanya untuk berprestasi secara akademik, namun juga mempersilakan mereka mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minatnya. Pratiwi Adhiati Kusumawardani, mahasiswa Manajemen FE UNY berhasil meraih tiga medali perunggu pada 2nd South East Asia Swimming Championships 22-24 Juni 2014 di Singapura. Pada kejuaraan ini Pratiwi menang untuk kategori team technical routine, team free routine, dan team combination. South East Asia Swimming Championships diikuti oleh enam negara, yaitu: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Indonesia mengirimkan delapan orang atlet termasuk Pratiwi dan dari semua kategori Indonesia mendapatkan medali perunggu.

Gadis kelahiran 28 Maret 1993 ini telah mengikuti klub renang sejak duduk di bangku kelas 5 SD, dan mulai menggeluti renang indah mulai sekolah menengah pertama. Kurang lebih 50 medali telah dikumpulkan Pratiwi dari prestasi renangnya. Prestasi lain yang juga tidak kalah bergengsi dan pernah diikuti  oleh Pratiwi ialah SEA GAMES 2011 di Palembang dan pada 2015 mendatang Pratiwi telah dinyatakan lolos timnas SEAGAMES 2015 untuk cabang renang indah.

Saat ditanya suka dukanya menjadi atlet Pratiwi mengatakan, “Renang indah lebih sulit dari jenis renang yang lain, karena di renang indah kami harus menghafalkan gerak, mendengarkan music, perlu stamina yang kuat dan harus bekerjasama dengan teman satu tim untuk mendapatkan gerakan yang sempurna. Meskipun satu kali tampil tim renang indah hanya memerlukan waktu 4 menit namun untuk mempersiapkan satu pertandingan kami harus latihan setiap hari dan berenang minimal 5.000 meter perhari”, jelas Pratiwi.  Tentu saja menjelang pertandingan atau kejuaraan besar Pratiwi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk latihan. Setiap hari ia sudah berada di kolam renang sejak jam 4 dinihari sampai pukul 8 pagi, dan sorenya latihan lagi  mulai pukul 14.00-18.00. Sehingga untuk berkumpul bersama teman-teman kuliahnya atau hanya sekedar hangout di mall praktis tidak ada waktu.  Namun semua itu akan terbayarkan tatkala Pratiwi menerima medali kejuaraan dan mengharumkan nama bangsa lewat cabang renang indah.

Meski masih berstatus mahasiswa, namun Pratiwi sudah memiliki penghasilan sendiri. Setiap ada kejuaraan KONI selalu memberikan dana kepada atletnya, tentu saja disertai target untuk mendapatkan medali emas dari cabang renang indah. Disamping itu Pratiwi juga mengajar ekstra kurikuler renang di SMP dan SMA Budi Mulya. Seminggu tiga kali ia berbagi ilmu dengan murid-muridnya sebelum berangkat ke kolam lain untuk melatih staminanya. Pratiwi berharap dari olahraga renang indah yang digelutinya  saat ini akan bisa membuat bangga orangtua dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. (lina)

 

Pages