Dua Kunjungan ke Hima Prodi Pendidikan Ekonomi UNY

Di Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ekonomi (FE) adalah yang termuda. Berpisah secara resmi dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) pada 22 Juni 2011, FE akan mencapai usia keempatnya pada 22 Juni 2015 mendatang. Program Studi (Prodi) Pendidikan Ekonomi sendiri adalah salah satu yang tertua dan sudah ada semenjak UNY masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta. Oleh karena itu, banyak dinamika yang telah terjadi di prodi tersebut, termasuk juga pada organisasi kemahasiswaan tingkah fakultas yaitu Himpunan Mahasiswa (Hima). Hal ini yang nampaknya menarik mahasiswa dari dua universitas di Jawa Tengah, Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto untuk mengunjungi FE UNY pada Sabtu (6/6) lalu.

Di sesi pagi, rombongan dari Hima Jurusan Pendidikan Ekonomi UNNES lebih dahulu tiba. Rombongan diterima segenap pengurus Hima Pendidikan Ekonomi (PE) FE UNY. Sebanyak 64 orang mahasiswa Unnes yang mengenakan jas almamater kuning datang untuk mengetahui lebih lanjut seputar kegiatan kemahasiswaan di FE UNY. Cahya Purnomo, selaku Ketua Hima PE Unnes menyatakan, Jurusan Pendidikan Ekonomi membawahi Prodi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Administrasi Perkantoran, dan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

“FE UNNES baru terlahir sembilan tahun lalu. Sementara itu, Jurusan Pendidikan Ekonomi resmi ditetapkan sebagai peningkatan status prodi Pendidikan Ekonomi pada 2010. Hima PE sendiri baru lahir 2011 lalu,” terang Cahya.

Sementara itu, di sesi sore rombongan dari Hima Pendidikan Ekonomi (HMPE) UNSOED berganti giliran menjadi tamu bagi Hima PE UNY. Dipimpin oleh Ketua Periode 2015 ini, Suryo Sapto Nugroho, HMPE UNSOED pun bermaksud untuk belajar lebih lanjut seputar kegiatan kemahasiswaan di Jurusan Pendidikan Ekonomi dan saling bertukar pikiran seputar program kerja selama setahun.

“Program Studi Pendidikan Ekonomi baru berdiri pada 2013 lalu. Prodi ini memiliki tiga konsentrasi, yaitu Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Pendidikan Tata Niaga. Pada awal pelaksanaannya sebelum bergabung menjadi satu dalam wadah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi akan berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSOED,” terang Sapto.

Pandu Baniadi selaku Ketua HMPE FE UNY menyatakan kebahagiaannya bisa menyambut rombongan dari kedua universitas. “Semoga dengan saling berbagi tentang berbagai hal dalam organisasi kita membuat program kerja selama setahun semakin maksimal dan bisa menjadi referensi bagi perbaikan di tahun selanjutnya,” ujarnya. (fadhli)

Lomba Voli dan Tenis Meja Semarakkan Dies Natalis ke-4 FE UNY

Guna memeriahkan Dies Natalis ke-4 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, panitia dies mengadakan serangkaian lomba yang melibatkan segenap civitas akademika di FE UNY. Dosen, karyawan, serta mahasiswa diajak untuk turut serta menyemarakkan hajatan tahunan ini. Pada Jumat (5/6) lalu, panitia menyelenggarakan lomba voli dan tenis meja di taman gazebo dan barat gedung pusat layanan akademik. Yang unik dari lomba voli ini adalah penggunaan jaring dari kain terpal yang tidak tembus pandang. Hal ini untuk menambah unsur kejutan, sehingga masing-masing tim tidak bisa menebak dari arah mana bola akan datang.

Tim dari dekanat berhasil menguasai semua ajang secara mengesankan. Beranggotakan Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd., Guru Besar FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D., dan juga staf Dekanat Roni Septianto, S.Pd., mereka sukses menjadi pemenang di masing-masing cabang.

Di arena voli, untuk menuju final, tim dekanat berhasil mengalahkan berturut-turut tim dari jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran dan tim mahasiswa. Di babak final, meski menghadapi tim karyawan yang sebagian besar masih berusia lebih muda, tim dari dekanat mampu tampil baik dan memenangi babak final dengan skor 15-7. Voli ini memang menggunakan sistem skor sampai 15 untuk mempersingkat waktu.

Di cabang tenis meja, tim dekanat yang mengandalkan pasangan Sugiharsono dan Roni Septianto berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Di babak pertama, menghadapi pasangan dari jurusan Pendidikan Ekonomi, Prof. Suyanto, Ph.D dan Daru Wahyuni, M.Si, tim dekanat sempat kerepotan. Skill dari Suyanto yang merupakan Rektor UNY 1999-2006 dan Daru Wahyuni selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi ternyata begitu baik. Namun di akhir laga, tim dekanat tetap mampu menundukkan pasangan tersebut.

Di babak final, tim dekanat sudah ditunggu tim jurusan Manajemen yang di babak semifinal mengalahkan tim Karyawan II. Tim Manajemen yang bersenjatakan pasangan Winarno, M.Si dan Wardana, SE tampil cukup tangguh. Smash tajam dan bola melintir dari Winarno memang merepotkan, tetapi Sugiharsono tetap mampu mengembalikan dengan baik. Dekanat pun berhasil mengalahkan pasangan tim Manajemen dua set langsung. (fadhli)

Siswa SMK N 2 Purworejo Bertandang ke FE UNY

Mengejar cita-cita harus diupayakan oleh setiap manusia selama nyawa masih dikandung badan. Dengan mengerahkan segenap potensi yang dianugerahkan Tuhan, lalu berdoa dan memasrahkan segala ikhtiar pada-Nya, tidak ada yang tidak mungkin untuk terwujud. Para pembesar negeri ini tak sedikit yang berasal dari keluarga sederhana dan tinggal di desa yang jauh dari keramaian. Oleh karena itu, carilah ilmu setinggi mungkin. Keluarlah dari desa, carilah pengalaman sebanyak-banyaknya agar wawasan lebih terbuka. Demikian yang disampaikan Drs. Mahfud dari SMK N 2 Purworejo dalam kunjungannya bersama lebih dari 100 orang siswa kelas X dan guru pendampingnya ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kamis (4/6) lalu. Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY Joko Kumoro, M.Si, Sekretaris Jurusan Purwanto M.M., M.Pd., serta beberapa dosen di jurusan tersebut.

Mahfud menambahkan, meskipun banyak siswa SMK N 2 Purworejo yang berasal dari pelosok Purworejo, jangan minder untuk menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. “Saya dulu mendaftar kuliah di UNY sampai harus mengantri selama tiga hari hanya untuk mendapatkan formulir pendaftarannya. Sesuatu yang didapatkan dengan perjuangan akan membuat hidup kita lebih termotivasir, daripada yang didapatkan tanpa perjuangan,” ujarnya.

Dalam kunjungan ini, rombongan mendapatkan penjelasan singkat seputar sejarah FE UNY dan Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran secara umum serta kegiatan perkuliahan sehari-hari. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan mencoba secara langsung praktik di laboratorium Teknologi Perkantoran, laboratorium Simulasi Perkantoran, dan laboratorium Kearsipan Digital yang juga berfungsi sebagai laboratorium komputer.

Di bawah bimbingan dosen Siti Umi Khayatun Mardliyah, M.Pd., kunjungan di laboratorium Simulasi Perkantoran begitu bersemangat karena para siswa-siswi saling mencoba peran sebagai resepsionis, tamu, sekretaris, hingga kepala kantor di sebuah perusahaan. Sementara itu, Arwan Nur Ramadhan, M.Pd, menyajikan penjelasan seputar metode pengarsipan digital yang dikembangkannya di UNY.

Laboratorium-laboratorium di jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran semakin sering dikunjungi dan banyak dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi mereka yang ingin menjadi laboran administrasi perkantoran yang handal. (fadhli)

Pelepasan Lulusan FE UNY Mei 2015: Atik Jadi Lulusan Terbaik

Pelepasan lulusan FE UNY periode wisuda Mei 2015 menetapkan Atik Fajaryani, dari Prodi Akuntansi sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dengan skor 3,88. Gadis asal Pajangan, Bantul ini berhasil menyelesaikan masa studi selama 3,6 tahun. Dalam kesempatan tersebut, Atik menyampaikan rasa bahagia sekaligus bangga bisa menjadi peraih IPK tertinggi di FE UNY. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, dan menjadi penerima Bidik Misi, Atik mampu menunjukkan motivasi yang tinggi. Bahkan, beasiswa Bidik Misi yang didapatkannya menjadi berkah tersendiri karena menjadi lulusan terbaik di FE UNY. Atik sendiri merupakan siswa peraih nilai UAN SMK tertinggi se-Indonesia pada 2011 lalu.

Acara Pelepasan Lulusan FE UNY yang digelar pada Selasa, 2 Juni 2015 di Auditorium FE UNY tersebut dihadiri kurang lebih 260 calon wisudawan dari FE UNY beserta orang tua/wali. Dalam kesempatan tersebut Wakil Dekan III FE UNY, Siswanto menjelaskan bahwa dari 131 lulusan, “Untuk program S1 rata-rata IPK yang berhasil diraih lulusan FE UNY sebesar 3,38, dengan IPK tertinggi 3,88. Sedangkan untuk program studi D3 rata-rata IPK sebesar 3,42 dengan IPK tertinggi 3,67,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi peraih IPK tertinggi setiap jurusan. Lina Widyawati dari Prodi Pendidikan Akuntansi meraih IPK 3,81, Silvia Margaret dari Prodi Pendidikan Ekonomi meraih IPK 3,67, Fais Apriliani dari Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran meraih IPK 3,44, Novita Sari dari Prodi Manajemen meraih IPK 3,83, dan Atik Fajaryani dari Prodi Akuntansi meraih IPK 3,88. Sedangkan dari Program Studi D3 IPK tertinggi diraih Siti Hapsoh dari Prodi Akuntansi dengan IPK 3,67 dan Kiki Septiana Susanti dari Prodi Administrasi Perkantoran meraih IPK 3,4.

Mewakili orang tua dan wali, Drs. Setyo Budi Takarina, M.Pd menjelaskan bahwa para orang tua berterima kasih kepada segenap dosen dan karyawan di FE UNY yang telah membantu selesainya studi anak-anak mereka. “Kami yakin, dengan jargon FE BRIGHT, yang merupakan singkatan dari Bermoral, Rasional, memiliki Integritas, Gigih, Humanis, dan Taqwa, FE UNY bisa membantu anak-anak kami menemukan karakter yang diperlukan baik bagi dunia kerjanya maupun masyarakat secara luas,” terangnya.

Sementara dalam sambutannya, Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si menyampaikan bahwa indeks prestasi yang tinggi bukan merupakan jaminan untuk sukses. “Sukses akan didapatkan ketika kemampuan akademis diimbangi dengan karakter atau kepribadian. Sehingga, jadilah pribadi yang menarik dan menjadi manusia wajib. Artinya kehadiran kita dinantikan oleh semua orang,” jelas Sugiharsono. Untuk mencari kerja diperlukan kepribadian yang baik sehingga Dekan mengharapkan lulusan FE UNY memiliki integritas baik dan kemampuan akademis yang baik pula.

Dalam suasana tersebut, sebanyak 10 orang mahasiswa FE UNY juga diberikan piagam penghargaan sebagai apresiasi atas prestasi mereka baik di tingkat provinsi, maupun nasional. Di antaranya adalah Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Coastal Planning Planopolis di Surabaya dan Juara I Festival ABITA (Aku Bangga Indonesia Tanah Air 2015 di Semarang. (fadhli)

Yudisium FE UNY Periode Mei 2015

Yudisium adalah upacara resmi yang mengesahkan seorang mahasiswa menjadi sarjana atau diploma di bidang keahliannya. Dengan mengikuti yudisium, seorang mahasiswa sudah berhak menyandang gelar. Dengan gelar ini, kontribusi tentu harus lebih daripada ketika dia masih berstatus mahasiswa. Demikian sebagaimana disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNY Dr. Sugiharsono, M.Si dalam upacara yudisium FE UNY periode Mei 2015, Senin (1/6) lalu di Ruang Auditorium FE UNY. Yudisium kali ini diikuti oleh 40 orang lulusan dan dihadiri segenap jajaran dekanat, ketua jurusan dan/atau ketua program studi, serta kepala bagian dan subbagian di lingkungan FE UNY.

Dalam yudisium kali ini, sebanyak 17 orang merupakan lulusan S1 Kependidikan, 18 orang S1 Non Kependidikan, dan 5 orang dari Program D3. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 orang atau sebesar 35% meraih predikat kelulusan Dengan Pujian, dan peraih IPK tertinggi untuk periode ini adalah Nurul Hidayati dari program studi (prodi) Akuntansi D3,” jelas Wakil Dekan I Nurhadi, MM dalam laporannya.

Nurul, begitu dia acap disapa, bersama Irna Setiyanningrum yang juga dari Akuntansi D3, menjadi peraih IPK tertinggi pada yudisium kali ini dengan capaian IPK sebesar 3,78. Tanpa mengecilkan usaha Irna, catatan khusus pantas disematkan pada Nurul. Alumni SMK N 1 Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu ini hanya berasal dari pedagang sayur biasa.

Putri keempat dari 10 bersaudara pasangan Sutrisno dan Purwati ini memang berasal dari keluarga transmigran asal Kebumen. Lahir di Kebumen, Nurul kecil kemudian menghabiskan sebagian besar hidupnya di Simpang Nangka, Rejang Lebong, Bengkulu. Oleh karena itu, Nurul merasa sangat bersyukur bisa lulus dengan IPK yang tinggi. “Bagi saya, tidak ada yang tidak mungkin. Selama kita berusaha dan berdoa, pasrahkan saja kepada Yang Maha Kuasa, semua pasti bisa tercapai,” ucapnya.

Irna menambahkan, untuk bisa menyelesaikan studi, terutama skripsi, mahasiswa harus menjaga semangatnya karena memang di akhir-akhir masa studi semangat justru sering menurun akibat berbagai cobaan dan tantangan. “Jangan mudah menyerah saat bimbingan. Jangan sampai kemarahan dosen menyebabkan bimbingan kita terhambat,” ujarnya.

“Kerjakan tugas sendiri, selesaikan seawal mungkin. Jangan tunda menyelesaikan tugas sampai menjelang tenggat waktu pengumpulan, karena itu justru menjadikan kita semakin malas. Selain itu, cari referensi di mana saja, jangan tergantung kepada dosen,” pungkas Nurul. (fadhli)

FE UNY Canangkan Dies Natalis Ke-4

Dengan tema “Mewujudkan Fakultas Ekonomi yang Unggul dalam Menghasilkan Insan Cerdas dan Berkarakter Pancasila”, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mencanangkan Dies Natalis ke-4 pada Jumat (29/5) lalu. Upacara pencanangan Dies ini diwujudkan dalam acara Senam Massal yang diikuti lebih dari 600 civitas akademika di lingkungan FE UNY. Selain itu, upacara tersebut juga dimeriahkan dengan Lomba Senam antar prodi bagi mahasiswa dan dosen serta karyawan, Gelar Produk Mahasiswa, Open House Organisasi Mahasiswa FE UNY, dan Pentas Seni Mahasiswa. Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan I FE UNY Nurhadi, M.M., dengan melepaskan balon dan empat ekor merpati oleh Wakil Dekan II, III, dan Kepala Bagian Tata Usaha FE UNY. Nurhadi mengatakan, dengan semakin bertambahnya usia FE, maka tentu ada tuntutan lebih dari masyarakat terhadap peran FE secara nyata. “Dengan usia keempat ini, kualitas pelayanan akademik harus lebih meningkat, dan kualitas lulusan juga harus lebih berkontribusi bagi dunia usaha dan masyarakat,” tegas Nurhadi yang mewakili Dekan.

Senada dengan itu, Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd. yang juga bertindak selaku ketua panitia Dies Natalis kali ini berujar bahwa FE harus beranjak dari sejarah untuk menyambut masa depan. “FE harus lebih keras mengejar masa depan yang diimpikan daripada memandang sejarah emas di masa lalu. Secemerlang apapun masa lalu, jauh lebih penting meniti masa depan,” ucapnya.

“Dalam Dies kali ini, ada beberapa acara yang akan diadakan oleh FE UNY. Untuk hari ini, selain lomba senam, ada gelar produk dari Student Company yang dimiliki mahasiswa FE. Selain itu, juga ada Bakti Sosial Berbasis UMKM, Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa, dan Upacara Dies pada 22 Juni 2015 dengan orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Dawam Rahardjo. Di samping itu, Dies kali ini juga akan dimeriahkan lomba-lomba seperti lomba Futsal, lomba voli, lomba tenis meja, dan lomba memasak antara mahasiswa, dosen, dan karyawan”, tambah Siswanto.

Pada undian doorprize yang diadakan, empat pemenang yang dinyatakan sebagai peraih hadiah utama adalah Erna, mahasiswa Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran 2012 yang mendapatkan satu buah TV LED 22”, serta Abu Ismail (Pend Akuntansi 2012), Santi (Pend. Ekonomi 2013), dan Wulan Oktavian (Pend. Administrasi Perkantoran 2013) yang masing-masing mendapatkan satu buah sepeda gunung. Pada lomba senam, peraih predikat Yel-yel Terbaik adalah dari Jurusan Manajemen, sedangkan juara I adalah Jurusan Pend. Administrasi Perkantoran.

Beberapa jam selepas lomba senam, balon berhadiah menemukan pemenangnya. Adalah Suwandi, petani berusia 60 tahun yang tinggal di Desa Tlogokotes, Kecamatan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah yang berhasil mendapatkan balon tersebut. Awal mulanya Suwandi sama sekali tak percaya balon itu berhadiah. Akan tetapi, setelah dibujuk oleh Dwi, salah seorang tetangganya, akhirnya Suwandi memanjat pohon jati tempat balon itu tersangkut. “Awalnya saya tidak yakin, tapi katanya balon seperti itu biasanya berhadiah, jadi saya panjat, dan ternyata benar (ada hadiahnya),” tuturnya.

Ditemui di kampus seusai menempuh perjalanan selama 1,5 jam dari rumahnya, Suwandi berencana untuk membagi uang tersebut bersama anak-anak sekitar rumah. “Ya, untuk dibagi-bagi dengan tetangga dan anak-anak yang sering main di sekitar rumah saja, Mas,” tutupnya. (fadhli)

Job Hunting FE UNY: IPK Hanya Antarkan Sampai Meja Wawancara

Saat seorang mahasiswa melewati gerbang kelulusan, dia akan beralih status sebagai penganggur terdidik. Oleh karena itu, dia harus menyiapkan diri sebaik-baiknya, agar tidak menganggur terlalu lama. Masa tunggu kerja yang pendek adalah harapan, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga institusi pendidikan yang meluluskan. Oleh karena itu, sepatutnya bagi institusi pendidikan untuk menyiapkan berbagai rancangan program yang diniatkan untuk membekali para lulusannya dengan keterampilan-keterampilan prospektif. Demikian sebagaimana disampaikan oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Siswanto, MPd dalam Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja periode Mei 2015, (28/05) lalu di kampus setempat. Pelatihan yang kerap disebut sebagai Job Hunting ini diikuti lebih dari 100 lulusan FE UNY yang diwisuda pada 3 Juni.

“Untuk menyiapkan lulusan dengan masa tunggu yang pendek, FE UNY sudah merancang berbagai program bahkan semenjak mahasiswa menjalani OSPEK di semester awal. Mulai dari pelatihan karakter, leadership, sampai program kewirausahaan, pada dasarnya itu adalah untuk dijadikan bekal bagi mahasiswa semua,” terangnya.

“Pertanyaannya adalah, apakah dengan dimanja banyaknya program tersebut, mahasiswa bisa menjadi lebih kuat dalam menghadapi dunia usaha yang sebenarnya? Karena terkadang, seseorang jika dimanja dengan kenikmatan, dia akan begitu kesusahan saat ditimpa musibah. Banyak orang yang lebih tahan banting dan tahan lapar justru saat dia tidak diberikan fasilitas,” tambahnya.

Sementara itu, Rosita Endang Kusmaryani dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Konseling sebagai narasumber pertama mengatakan, banyak orang meremehkan proses wawancara, dan lebih terfokus pada IPK. “Padahal, kebanyakan IPK hanya bisa mengantarkan calon pekerja ke meja pewawancara. Selebihnya, softskills-lah yang bekerja,” ujar Rosita.

“Kemampuan menjual diri, atau selling yourself menjadi penting saat wawancara. Hal ini bisa dimulai dari good dressing, menjaga eye contact dengan pewawancara, hingga belajar menggunakan kekuatan kata-kata dan melatih bahasa tubuh,” tambah Rosita.

Minta Harsana selaku narasumber kedua mengatakan, pola pikir mahasiswa setelah lulus harus segera berubah. Mental sebagai mahasiswa harus berkembang mengikuti perkembangan teknologi dan dunia usaha. “Dunia usaha jauh berbeda dengan perkuliahan. Bagi yang ingin berwirausaha, manfaatkan dengan baik program seperti PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), atau Student Company di FE UNY,” terang Ketua Pusat Pengembangan Karir (PPK) UNY ini.

“Jalur karir bagi mereka yang mau berusaha sebetulnya banyak. Yang pertama, jalur formal, yaitu dunia kerja formal baik sektor publik atau privat. Yang kedua, jalur non-formal dan kewirausahaan, misalnya menjadi wiraswasta. Ketiga, yaitu jalur profesi formal, seperti dokter dan pengacara. Terakhir, jalur profesi non-formal, yaitu seperti artis, penari, MC, atau pelawak,” tambahnya. (fadhli)

Kunjungan FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu ke FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menerima kunjungan akademik dari mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Rabu (27/05) lalu. Sebanyak lebih dari 50 delegasi tersebut diterima oleh Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd., serta didampingi Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY, Daru Wahyuni, M.Si dan beberapa dosen di prodi tersebut. Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk lebih mengetahui kegiatan perkuliahan di FE UNY, terutama di Prodi Pendidikan Ekonomi. Selain itu, mahasiswa dari FKIP UMB juga ingin mengetahui kegiatan kemahasiswaan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi Pendidikan Ekonomi.

Siswanto mengharapkan agar kunjungan ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir. “Kami harapkan ada keberlanjutan dari hubungan ini. Ambillah apa-apa yang baik dari kunjungan ini, dan tinggalkan apa yang buruk. Begitu pula kami akan mengambil apa yang bermanfaat bagi kami dari kunjungan ini,” terangnya.

Daru Wahyuni menjelaskan, Prodi Pendidikan Ekonomi tidak bernama sebagaimana saat ini. “Awalnya prodi ini bernama Prodi Ekonomi Perusahaan. Lalu berubah menjadi Pendidikan Koperasi sampai dengan tahun 1992. Kemudian sempat menjadi Bidang Keahlian Khusus (BKK) Pendidikan Ekonomi Koperasi di bawah Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU) sampai tahun 2000. Setelah berubah lagi menjadi Prodi Pendidikan Ekonomi Koperasi di bawah Jurusan PDU selama 6 tahun, nama prodi ini beralih menjadi Prodi Pendidikan Ekonomi di bawah Jurusan Pendidikan Ekonomi hingga sekarang,” urainya.

Sementara itu, Pandu Baniadi selaku Ketua Hima Pendidikan Ekonomi UNY mengatakan bahwa kegiatan kemahasiswaan terutama Hima di FE UNY sangat didukung oleh dosen dan birokrasi. Bahkan, anggaran pun tersedia baik dari universitas maupun fakultas. “Kami juga rutin menyelenggarakan forum diskusi antara dosen dan mahasiswa, sebagai sarana curhat baik dari mahasiswa ke dosen, ataupun sebaliknya, sehingga imbasnya kegiatan perkuliahan mengalami perbaikan.,” ujarnya. (fadhli)

Siswa SMK Roudlotul Huda Kunjungi Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY

Sebagai yang paling akhir bergabung di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Pendidikan Administrasi Perkantoran menjadi salah satu jurusan yang paling banyak dikunjungi oleh sekolah. Hal ini tak lepas dari kegiatan perkuliahan dan sarana yang di antaranya berupa laboratorium yang mutunya terus ditingkatkan di jurusan ini. Pada Senin (25/05) lalu, SMK Roudlotul Huda Magetan, Jawa Timur mengunjungi FE UNY untuk mengetahui lebih lanjut berbagai hal seputar perkuliahan dan fasilitas di jurusan ini. Dengan membawa serta siswa dan guru dari bidang keahlian Administrasi Perkantoran sebanyak 30 orang, rombongan kemudian diterima oleh Sekretaris Jurusan Purwanto, MPd., MM dan beberapa dosen di jurusan tersebut.

Mar’atus Sholihah, S.Pd selaku ketua rombongan menerangkan bahwa para siswa ingin mengetahui secara langsung bagaimana suasana perkuliahan di FE UNY. “Kuliah dan sekolah tentu memiliki banyak perbedaan. Ada banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Dengan kunjungan ini, kami harap para siswa lebih termotivasi dalam belajar di sekolah. Selain itu, kami juga ingin mengetahui laboratorium yang ada di jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran di FE UNY,” tambahnya.

Purwanto menjelaskan bahwa Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran memang menjadi jurusan yang paling akhir bergabung di FE UNY. “Oleh karena itu, ada beberapa perubahan yang kami rasakan terutama dalam hal sarana. Laboratoriumnya memang tak sebaik dahulu sebelum pindah, tapi tetap merupakan salah satu rujukan laboratorium administrasi perkantoran terbaik di Indonesia,” ujarnya.

“Laboratorium kami juga melayani pelatihan bagi calon maupun yang sudah menjadi laboran administrasi perkantoran di sekolah ataupun perkantoran. Selama ini sudah beberapa sekolah maupun pemerintahan yang mengirimkan delegasinya ke sini untuk dilatih,” tambahnya.

Para siswa dan guru juga diajak mengunjungi laboratorium-laboratorium yang dimiliki jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY, seperti Laboratorium Simulasi Perkantoran dan Laboratorium Teknologi Perkantoran. Para siswa tampak antusias melihat suasana laboratorium dan memeragakan beberapa peralatan perkantoran yang tersedia. (fadhli)

Studium Generale Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY

Dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-4 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UNY mengadakan Studium Generale dengan tema “Memandirikan Perekonomian Indonesia Berdasarkan Demokrasi Ekonomi Pancasila”, Sabtu (23/5) kemarin. Hadir sebagai narasumber adalah Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2009-2014 Prof. Dr. Boediono, M.Ec., dan Guru Besar FEB UGM Prof. Mudrajad Kuncoro, PhD. Dalam studium generale ini, hadir lebih dari 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, guru, dan kalangan umum dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah di DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diadakan di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, acara ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Rektor I Wardan Suyanto, M.A., Ed.D., serta dibersamai oleh jajaran Dekanat FE dan dosen di lingkungan fakultas. Bertindak selaku moderator adalah Dekan FE Dr. Sugiharsono, MSi pada sesi pertama dan mahasiswa FE UNY Ikmal Nur Muflih pada sesi kedua.

Ketua DPM FE UNY, Abi Sofyan Risdiyantara mengatakan dalam sambutannya, acara ini diselenggarakan untuk membahas lebih jauh permasalahan ekonomi di Indonesia. “Dengan berdasarkan pada pasal 33 UUD 1945, sudahkah perekonomian kita mandiri? Ini yang semoga bisa sedikit terjawab melalui forum ini,” terangnya.

Sementara itu, Wardan Suyanto menyatakan bahwa mahasiswa harus bisa memanfaatkan studium generale ini sebagai sarana meraih ilmu yang bermanfaat. “Dengan narasumber yang berpengalaman di lapangan seperti Prof. Dr. Boediono, mahasiswa bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga,” harapnya.

Boediono menjelaskan, ilmu ekonomi adalah ilmu yang tidak bisa berdiri sendiri. Dia adalah ilmu yang berkaitan dengan ilmu lain. “Para pendiri bangsa ini, sudah memikirkan bagaimana caranya membangun negeri dalam satu konstitusi. Tetapi tentu semangat untuk membangun itu tidak semuanya bisa terangkum dalam UUD. Dibutuhkan penjabaran-penjabaran yang lebih lanjut,” ungkapnya.

“Kemandirian ekonomi tidak berarti meminimalkan interaksi dengan dunia luar. Bukan menutup diri. Indonesia tidak bisa seperti Korea Utara yang dikucilkan. Rakyatnya tentu akan menderita. Perdagangan, investasi, komunikasi dengan dunia luar adalah keniscayaan dalam situasi globalisasi dunia saat ini,” tambahnya.

Boediono mendefinisikan kemandirian suatu bangsa secara khusus sebagai, “kemampuan suatu bangsa/negara untuk bisa tetap tegak dalam situasi apapun. Selain itu, negara itu juga memiliki kemampuan untuk mengatasi, melewati dengan selamat tantangan-tantangan yang dinamis.”

Berkaitan dengan tantangan, Boediono menegaskan, ada tiga kelompok tantangan yang menjadi penghambat atau pendukung ekonomi suatu bangsa. “Pertama, kelompok politik dan keamanan. Ukraina, Timur Tengah, dan kondisi di Laut Cina Selatan terkini adalah tantangan yang patut diwaspadai. Kedua, kelompok ekonomi dan keuangan. Di dunia secara umum terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tiongkok, Eropa, dan Jepang tampak melambat. Sementara Amerika Serikat tetap stabil pertumbuhannya dan mantap sebagai negara ekonomi terbesar dunia saat ini.

Ketiga yaitu kelompok alam dan iklim. Kekeringan, ancaman El Nino, dan perubahan topografi di pantai, hutan, di Indonesia menjadi tantangan yang tak bisa diremehkan. Perubahan iklim terjadi secara perlahan di berbagai dunia. Daerah yang tak pernah turun hujan atau salju kini ternyata mendapat hujan dan salju turun,” urainya.

Selain itu, Boediono juga menyoroti kemandirian di bidang pangan sebagai satu keharusan bagi Indonesia. “Kecukupan beras bisa tercapai jika sisi produksi dalam negeri mengalami kenaikan. Pada 1970-an, Indonesia mulai menyiapkan program Swasembada beras. Mulai dari bibit unggul, pupuk, irigasi, kredit bagi petani, dan pengaturan harga disiapkan oleh pemerintah. Hasilnya, 1984 swasembada beras tercapai, bahkan sampai bisa mengekspor ke luar.”

Ada tiga hal yang patut menjadi perhatian dalam pembangunan fondasi ekonomi suatu negara agar menjadi mandiri secara jangka panjang. “Saya rumuskan ini menjadi 3I, yaitu bangunlah Insannya, lalu bangunlah institusinya, dan terakhir bangunlah infrastrukturnya. Untuk jangka pendeknya, tentu saja merespon tantangan-tantangan dari berbagai kelompok tadi yang muncul,” pungkasnya.

Sementara itu, Mudrajad mengingatkan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN yang tinggal sejengkal lagi diberlakukan patut dijadikan perhatian semua pihak. Dengan liberalisasi di sektor barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja, maka negara-negara di ASEAN bebas mengalirkannya sesuai kemampuan yang mereka miliki.

“Dari segi pariwisata saja misalnya, Indonesia hanya dikunjungi 9 juta pengunjung pada tahun lalu. Sementara Malaysia, Thailand, dan Singapura yang tidak seberapa luas bisa mendatangkan 25 juta, 22 juta, dan 14 juta. Point of interest di Indonesia harus lebih dipertegas, dan penyusunan paket wisata juga perlu lebih kreativitas lagi,” ujarnya.

“Nawa Cita yang menjadi target kinerja kabinet Jokowi-JK, memang tidak jelek karena ini diderivasikan dari cita-cita Bung Karno yang berupa Tri Sakti. Tetapi, apakah ini bisa dicapai dalam lima tahun kepemimpinannya?” tuturnya.  Pemerataan dana bantuan bagi desa yang pemerintah usung juga patut disorot.

“Setiap desa memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Kota Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk 12 ribu orang per kilometer persegi. Sementara Jakarta 14ribu per km2. Sedangkan kabupaten termuda di Indonesia, Kabupaten Malinau, hanya 1,7 orang per km2. Tentu jumlahnya tidak bisa disamaratakan begitu saja. Koperasi di Indonesia sebenarnya sudah berjalan baik. Bahkan, beberapa di antara koperasi di Indonesia memiliki aset hingga trilyunan, seperti Kospin Jasa yang mencapai 1,6 trilyun.,” ujarnya. (fadhli)

Pages