Nilai Tersirat Studi di Luar Negeri: Perjalanan Hani di Inggris

Hanifah Amalia Putri, mahasiswi FE UNY program studi D4 Akuntansi angkatan 2019, mengaku senang bisa menginjakkan kaki di Inggris. Saat ini, Hani berkesempatan belajar selama satu semester di University of Nottingham, UK melalui program beasiswa IISMA untuk program vokasi (IISMAVO). IISMA atau Indonesia International Student Mobility Awards merupakan skema beasiswa Pemerintah Republik Indonesia untuk mendanai mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri. Mahasiswa sarjana dan diploma dapat menghabiskan satu semester di universitas mitra di luar negeri untuk belajar, merasakan budaya negara tuan rumah, dan melakukan tugas praktik untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Hani berangkat dari Indonesia pada 30 September 2022, dan akan menyelesaikan studinya selama 4 bulan, hingga 28 Januari 2023. Hani mengatakan bahwa Inggris adalah negara impiannya sejak kecil yang hanya bisa dilihat di layar televisi. “Dari sini timbul keinginan saya untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Pilihan pertama saya adalah University of Nottingham, dan akhirnya panitia memutuskan untuk menempatkan saya di sini. Mimpi saya akhirnya menjadi kenyataan," jelas Hani.

Sejak duduk di bangku SMA, Hani sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri karena percaya dengan berbagai manfaat mengenyam pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, mengikuti program tersebut menjadi langkah awal dan motivasi tersendiri baginya untuk mengasah soft skill dan hard skill, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta belajar beradaptasi dengan negara lain. “Menurut saya, belajar dan tinggal di luar negeri adalah cara yang tepat untuk berkembang dan mengeluarkan versi terbaik dari diri saya dengan mengeksplorasi keterampilan dan minat saya di berbagai bidang. Selain itu tentunya pengalaman berharga ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperluas sudut pandang saya. Saya tidak hanya belajar tentang sistem pendidikan, tetapi juga tentang cara hidup, persahabatan, dan banyak lagi," jelas Hani.

Hani menikmati kehidupannya di kampus, baik akademik maupun non akademik. Dia terpesona oleh budaya dan kehidupan mahasiswa di sana. “Menyenangkan dan nyaman. Kampusnya mengesankan, dan fasilitasnya lengkap. Dosen di sini menyiapkan dan menjelaskan materi dengan totalitas,” ungkapnya. “Ditunjang dengan fasilitas dan teknologi yang mumpuni, sistem yang terstruktur, dan dosen juga selalu berusaha membuat mahasiswanya nyaman dan memahami materi yang disampaikan,” tambahnya.

Namun, pada awalnya, ia mengaku proses adaptasi di Inggris cukup berat. Hani kesulitan memahami logat British ketika dosen sedang menjelaskan perkuliahan. Namun, kata dia, justru itulah tantangannya. Dengan begitu, dia harus belajar dua kali lebih keras. Tidak hanya adaptasi bahasa, Hani juga harus menyesuaikan diri dengan cuaca di Inggris. Pada bulan pertama, ia mengaku mengalami perubahan drastis. Dia tidak enak badan selama beberapa hari karena cuaca. “Tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa. Kalau ada yang paling saya rindukan dari Indonesia tentu saja makanannya, karena orang lokal Inggris tidak makan nasi. Yang ternyata menarik orang-orang di sini antusias menyapa. dan saling mengenal. Tapi ini tetaplah United Kingdom. Rakyatnya menjunjung tinggi prinsip liberalisme," tegasnya.

Hal yang paling membuat Hani terkesan adalah ketika dia bisa belajar, bersosialisasi, dan bisa mengenalkan Indonesia kepada orang-orang di luar negeri. “Senang sekali bisa merasakan belajar di kelas, berinteraksi dengan orang-orang dari dalam dan luar negeri, mengenalkan budaya dan kehidupan dari negara sendiri, dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang hanya bisa saya lihat di internet atau televisi,” ujar mahasiswa prodi D4 Akuntansi ini.

Michelle Obama pernah berkata, “Manfaat belajar di luar negeri hampir tidak ada habisnya,” — dan Hani membuktikan sendiri pernyataan itu. Ia mengajak mahasiswa FE UNY untuk tidak berhenti berusaha jika ingin meraih cita-citanya, terutama belajar di luar negeri. “Untuk mencapai tujuan membutuhkan proses dan waktu; dan hasilnya bukan sekarang, tapi pasti suatu saat nanti. Karena itu yang hanya bisa kita perjuangkan adalah jangan menyerah, terus tingkatkan ilmu dan kemampuan, raih prestasi, dan jangan ragu untuk berusaha,” pungkas Hani. (hani/fdhl-ed:lia)