Magfirani: Sekilas Pengalaman Pertukaran Mahasiswa

Waktu berlalu begitu cepat. Saya masih ingat betapa gugupnya saya di hari pertama saya di kelas, dan sekarang saya sudah harus bersiap untuk meninggalkan negara ini.

Belajar di Universitas Kasetsart (KU) di Thailand dan mendapatkan kesempatan untuk mengambil jurusan keahlian saya adalah bagian paling menarik dari program pertukaran mahasiswa ini. Saya bisa belajar lebih banyak tentang pemasaran. Saya bisa mengenal penduduk setempat dengan baik karena mayoritas teman saya adalah orang Thailand. Saya dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya, baik itu berbicara, mendengarkan, dan menulis. Saya juga bisa keluar dari zona nyaman.

Di sini, saya terdaftar di tiga kelas berbeda, yaitu pemasaran pariwisata, komunikasi pemasaran terpadu, dan pemasaran digital. Masing-masing kelas ini memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebelum kita masuk ke detail masing-masing kelas, saya ingin memberi tahumu tentang bagaimana kami memanggil profesor kami di Thailand. Jadi, di Thailand, ada dua kata yang digunakan untuk kata "guru". Mereka adalah 'Kru' dan 'Ajarn' dalam bahasa Thailand. Keduanya berarti guru. Tapi kami biasanya memanggil profesor kami "Ajarn". Nah, sekarang, mari kita gali lebih dalam seperti apa kelas yang saya ikuti.

Di kelas pemasaran pariwisata, dosen lebih cenderung mengarahkan para mahasiswa untuk bekerja dalam kelompok, dan ada kuis kecil sebelum memasuki minggu ujian tengah semester dan akhir semester. Sedangkan di kelas komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication), profesor kami menekankan kerja kelompok untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis saat membuat kampanye pemasaran yang kreatif. Dan terakhir, dalam pemasaran digital, Profesor Matthew memberi para mahasiswa kesempatan untuk memilih apakah akan bekerja secara kelompok atau individu. Dia biasanya memberi kami tugas mingguan dan bahkan memberi kami buku gratis yang ditulis olehnya.

Selain kelas perkuliahan, saya juga bergabung dengan klub yaitu Klub Muslim Universitas Kasetsart. Di klub ini, saya bisa berbagi pengalaman religius saya dengan teman-teman muslim Thailand; kami membahas isu-isu terkini dan bagaimana menghadapinya sebagai perwakilan pemuda; dan masih banyak lagi. Saya juga dapat bertemu dengan mahasiswa muslim Thailand lainnya di luar universitas saya; yaitu dari Universitas Thammasat dan Universitas Chulalongkorn.

Ketika orang bertanya kepada saya, "Apakah kamu hanya punya teman Thailand di sana?" Jawabannya adalah tidak. Berkat asrama saya, banyak mahasiswa internasional dari Jepang, Prancis, Rusia, Republik Ceko, India, Kamboja, Myanmar, dan masih banyak lagi yang tinggal di asrama kami. Pengalaman multikultural yang tidak bisa kami dapatkan dari tempat lain ini adalah sesuatu yang sangat saya syukuri.

Keikutsertaan dalam program pertukaran mahasiswa ini telah membuka mata saya tentang seberapa besar pengaruhnya bagi saya secara pribadi. Saya dapat merasakan tempat dan budaya baru, berteman dengan orang dari seluruh dunia, dan mendapatkan perspektif global.

Seluruh pengalaman ini akan bertahan dalam hati dan pikiran saya selamanya.

Saya tidak percaya bahwa saya berada dalam posisi di mana saya telah menyelesaikan ujian akhir dan tugas akhir saya. Sekarang saya magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok dan saya ditempatkan di Fungsi Ekonomi.

Last but not least - sedikit kutipan. Ucapan selamat tinggal mungkin terasa selamanya. Kata perpisahan seolah akhir segalanya. Tapi di hatiku ada kenangan dan kamu akan selalu ada. (mgfrn-trnslt-fdhl)