Program GSM untuk Tekan Angka Nikah Dini di Gunungkidul

Riqi

Pernikahan dini di Gunungkidul dari tahun ke tahun kian meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pengajuan dispensasi menikah di Pengadilan Agama Wonosari. Dari data tahun 2011, terdapat sebanyak 145 pemohon dispensasi menikah untuk wanita usia di bawah 16 tahun dan laki-laki di bawah 19 tahun. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 172 pemohon. Salah satu penyumbang angka pernikahan dini tertinggi di Gunungkidul adalah kecamatan Tepus. Dari 172 pemohon pada tahun 2012, 94 pemohon sendiri berasal dari kecamatan Tepus. Rata-rata yang mengajukan permohonan tersebut merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas 2 SMP hingga kelas 2 SMA.

Maraknya pernikahan dini tersebut tak lepas dari pergaulan bebas di kalangan remaja serta pengaruh lingkungan. Pola pikir yang terjadi di masyarakat, merupakan hal yang sangat mendasar mempengaruhi tingginya angka pernikahan dini. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat setempat mengubah pola pikir tentang menikah di usia dini supaya kualitas hidup meningkat.

Oleh karena itu, salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UNY yang diketuai Riqi Astuti (Pend. Akuntansi 2012) berinisiatif membuat Program Kreativitas Mahasiswa “Gerakan Siap Menikah (GSM) sebagai Upaya Menurunkan Angka Pernikahan Dini di Dusun Blekonang, Tepus, Gunungkidul” sebagai langkah memberikan pengetahuan dan solusi konkret untuk mengatasi hal tersebut. Tim yang dibimbing Setyabudi Indartono, Ph.D yang juga Ketua Jurusan Manajemen FE UNY ini beranggotakan Karyati (Pend. Akuntansi 2012), Gede Sangu Gemi, Ridwan Budiyanto, dan Ingge Septia Cahyadi, masing-masing dari Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas MIPA. Tim ini berhasil lolos seleksi untuk maju ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, 25-29 Agustus ini.

Program PKM ini dimaksudkan untuk membentuk Komunitas Gerakan Siap Menikah (GSM) di Dusun Blekonang, Tepus yang beranggotakan remaja usia SMP – SMA dan kurang dari 25 tahun yang belum menikah. Komunitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk melakukan pencerdasan terhadap diri sendiri dan masyarakat mengenai persiapan-persiapan sebelum menikah serta risiko pernikahan dini.

“Dengan kegiatan tersebut, harapan kami ada perubahan pola pikir di masyarakat, untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri baik dari segi fisik (usia), mental, ekonomi, serta pengetahuan sebelum melangsungkan pernikahan. Sehingga, angka pernikahan dini di Gunungkidul dapat ditekan seminimal mungkin. Semakin siap, semakin tidak dini dalam menikah,” ungkap Riqi.

Program kegiatan yang dilaksanakan komunitas GSM terdiri dari penyuluhan remaja tentang persiapan-persiapan sebelum menikah dan resiko pernikahan dini, penyuluhan berumahtangga, serta penguatan tokoh masyarakat (dukuh) dengan layanan konsultasi. Program kegiatan lain yang dilaksanakan yakni, training parenting (pendidikan anak), pengembangan keterampilan, dll.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, komunitas GSM juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Pelaksana Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Tepus, Lembaga Pengembangan Potensi Remaja (Quantum Remaja) Sleman, serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY.

Komunitas GSM juga sudah mulai berjalan mandiri dengan selalu mendapat pendampingan dari tim PKMM UNY. Program ini menjadi langkah dan solusi konkret dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai persiapan pernikahan, resiko menikah dini, dan wawasan seputar parenting. Selain itu, juga sudah terjalin kerja sama positif dengan berbagai instansi. Bahkan, PLKB Kecamatan Tepus memberikan apresiasi dan berencana menjadikan GSM sebagai model untuk daerah lain. (fadhli)

Mahasiswa Berprestasi FE Ikuti Sit-In di Filipina

Sebagai salah satu bentuk penghargaan, UNY memberangkatkan mahasiswa berprestasinya di tahun 2014 ini dalam program Sit-In di De La Salle University (DLSU), Filipina pada tanggal 2-13 Agustus 2014. Siti Maesyaroh, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) yang pada tahun ini mendapat Juara 1 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FE ini ikut dalam rombongan tersebut. Mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2011 tersebut mengikuti serangkaian acara di DLSU-Dasmarinas Filipina selama sepuluh hari. Setelah tiba kota Dasmarinas (3/8) pada malam hari,  pada pagi harinya May, begitu dia biasa disapa, diajak berkeliling sekitar kota Manila bersama Ms. Maria Grace. Selain Manila, May juga diperkenalkan dengan keindahan kota Tagaytay city dari berbagai sudut. Sekitar pukul 11.30 siang waktu setempat, dihadiri oleh Vice Chancellor for Mission: Dr. Myrna C. Fajardo-Ramos, Director of University Linkages Office: Mr. Nathaniel S. Golla, De La Salle University-Dasmarinas secara resmi menyambut kedatangan mahasiswa UNY yang saat itu didampingi oleh Dr.-Ing Satoto Endar Nayono, M.Eng., M.Sc yang merupakan Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY.

Selasa (5/8) dijadwalkan untuk mengikuti kelas pertama, namun karena ada peringatan badai taifun hari itu, pada pagi harinya kuliah diliburkan. May bersama dengan rombongan mahasiswa UNY lainnya akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kedutaan Besar Indonesia di Manila bertemu dengan Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., Atase Pendidikan KBRI Republik Indonesia.

Selain itu, rombongan juga mengikuti serangkaian kegiatan lain seperti pertukaran budaya melalui pentas seni, observasi pembelajaran di SD, kunjungan ke pusat rehalibitasi Bagau Pag Asa Director, perkuliahan di kelas, dan juga sharing bersama jajaran birokrasi setempat.

“Ini adalah pengalaman pertama saya keluar negeri, dan benar apa kata orang bahwa di belahan bumi lain masih sangat banyak yang perlu kita pelajari dan jelajahi. Semoga program ini benar-benar akan menambah pengetahuan, pengalaman dan juga rasa syukur kita atas kebesaran Tuhan,” tutur May di sela-sela aktivitas di Dasmarinas, Filipina. (fadhli)

Kang Abik Semarakkan Syawalan Keluarga Besar FE UNY

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Jauh sebelum Rasulullah Muhammad saw menjadi seorang Nabi, beliau sudah dibekali dengan budi pekerti yang baik. Dengan demikian, Islam sebenarnya merupakan ajaran yang penuh rahmat, bukan sebagaimana yang diperlihatkan oleh organisasi bernama ISIS akhir-akhir ini. Demikian sebagaimana disampaikan Ust. Habiburrahman El Shirazy, seorang novelis, dai, sutradara, sekaligus penyair kondang tanah air dalam acara Syawalan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (11/8). Bertempat di ruang Auditorium, Ustadz Habiburrahman yang naik daun berkat novel “Ayat-ayat Cinta”nya ini menjadi pengisi tausiyah di hadapan lebih dari 100 dosen, karyawan, mahasiswa, serta purnakarya FE UNY. Turut hadir Ketua Senat FE, Dr. Nahiyah Jaidi F., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., serta Sardiman, AM, M.Pd yang pernah menjabat ketika FE dan FIS menjadi satu keluarga FISE.

Dalam sambutannya selaku Ketua Penyelenggara, Drs. Budi Sulistya berharap semoga ada banyak hikmah yang bisa diambil oleh semua yang hadir. “Semoga membuat iman dan taqwa kita semakin meningkat dan bagi yang mendengar bisa meneruskan dengan pasal-pasal cinta yang lain,” selorohnya yang disambut tawa para hadirin.

Kang Abik, begitu Ustadz Habiburrahman biasa disapa, menjelaskan bahwa sebagian besar dari kita ternyata masih kurang menghayati keislaman kita. Tidak sebagaimana yang diamalkan para generasi terdahulu. “Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya, ‘Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,’ yang menunjukkan bahwa beliau telah ditunjukkan apa saja yang akan menimpa manusia di alam Barzakh kelak,” terangnya.

Rasulullah juga kerap mengabarkan beberapa sahabatnya yang sudah dijamin masuk surga karena amalannya. Di antaranya, Bilal bin Rabah yang merupakan bekas seorang budak dari Afrika. “Rasulullah menggambarkan, suara sandal Bilal terdengar di Surga. Ini menggambarkan bahwa Bilal sudah dijamin kelak akan berada di Surga. Ternyata, Bilal memiliki kebiasaan, menjaga wudhu setiap hadats, dan kemudian sholat dua roka’at seusai wudhu,” lanjutnya.

Islam tidak pernah menolak kebiasaan baik. “Dahulu sebelum Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Rasul, ada kebiasaan suku Arab ‘tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan zholim atau dizholimi,’ artinya, kalau ada seorang teman berbuat jahat, maka dia akan menolong temannya itu dalam perbuatan jahat itu. Tetapi di masa kenabiannya, Rasul juga bersabda sama persis, sehingga para sahabat bertanya, ‘bagaimana kita menolong sahabat kita yang zholim?’ dan Rasul menjawab,’dengan mencegahnya berbuat kezholiman itu’,” tegas Kang Abik.

Dekan Dr. Sugiharsono berharap, semoga kehadiran Ustadz Habiburrahman El Shirazy menambah keberkahan bulan Syawal. “Beliau sudah berkenan meluangkan waktunya berkunjung ke FE UNY. Oleh karena itu, sepatutnya kita simak dengan baik nasihatnya. Semoga kualitas silaturrahmi kita meningkat,” harapnya. (fadhli)

Yudisium FE UNY Juli 2014: Kisah Kasih Ibu terhadap Anaknya

Kasih Ibu memang tiada tara. Pengorbanan yang dia lakukan untuk anaknya tidak akan setengah-setengah. Apapun akan dilakukannya demi kesuksesan anak-anaknya. Demikian pula Dra. Sri Juhariyah, ibunda dari seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang baru saja menjalani upacara yudisium pada Selasa (22/7) kemarin. Adalah Azizah Dianingtyas, peserta yudisium peraih IPK tertinggi (3,84) pada periode Juli 2014 yang beruntung dikaruniai seorang Ibu penuh kasih sayang tersebut. “Ibu selalu mendoakan saya setiap saat, dan beliau berpuasa sunnah setiap saya menempuh ujian,” terang mahasiswa yang biasa disapa Tyas ini. Lajang kelahiran Bantul 22 tahun lalu ini pun tak ketinggalan berikhtiar. “Saya juga rutin belajar setelah Isya meski sedikit, dan akhir-akhir ini saya tambah ibadah tahajud saya dan berpuasa Daud,” bebernya.

Tyas yang juga alumni SMA N 1 Bantul ini tidak hanya berprestasi dalam hal akademik. Semasa kuliah, dia tetap mengembangkan kemampuan softskill-nya dengan menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen, Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan UKM Bahasa Asing SAFEL (Student Activity of Foreign Languages). Berbeda dengan kedua orang tuanya yang berprofesi guru, Tyas, yang ketika masuk UNY mendaftar melalui jalur undangan ini, mengatakan lebih ingin berkarir di bidang industri. “Saya ingin mencoba berkarir di perusahaan,” ungkapnya. Pengagum Ibu Dr. Nahiyah Jaidi Farraz, M.Pd ini merasa senang berkuliah di UNY. “Banyak ilmu yang saya dapatkan di UNY. Selain itu, saya berharap FE UNY terus meningkatkan kualitas pelayanannya,” tambah putri pasangan Bapak Basrowi, S.Pd. dan Dra. Sri Juhariyah ini.

Dalam yudisium ini, sebanyak 105 orang dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik maupun administratif. Peserta yudisium tersebut terdiri dari 51 orang S1 Kependidikan, 31 orang S1 Non Kependidikan, dan 23 orang Program D3. Dalam laporannya, Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M menyatakan sebanyak 25 orang meraih predikat Dengan Pujian, sedangkan 79 orang atau sebesar 75% meraih predikat Sangat Memuaskan, dan hanya 1 orang yang meraih predikat Memuaskan.

“Pada periode kali ini, aplaus patut diberikan kepada Prodi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, yang meraih rata-rata masa studi terpendek, yaitu 3,81 tahun. Selain itu, Program D3 semuanya juga memiliki rata-rata masa studi yang pendek, tidak sampai 3 tahun, yaitu 2,92 tahun,” lanjut Prof. Moer.

“Semoga bulan Ramadhan ini menjadi keberkahan bagi para peserta yudisium semua, dan kita diampuni kesalahan-kesalahan kita selama ini melalui Maghfirah-Nya di bulan ini. Selamat kepada para lulusan!” ucap Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya. (fadhli)

Pratiwi Adhiati Berprestasi Lewat Renang Indah

Fakultas Ekonomi (FE) UNY tidak hanya mendorong para mahasiswanya untuk berprestasi secara akademik, namun juga mempersilakan mereka mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minatnya. Pratiwi Adhiati Kusumawardani, mahasiswa Manajemen FE UNY berhasil meraih tiga medali perunggu pada 2nd South East Asia Swimming Championships 22-24 Juni 2014 di Singapura. Pada kejuaraan ini Pratiwi menang untuk kategori team technical routine, team free routine, dan team combination. South East Asia Swimming Championships diikuti oleh enam negara, yaitu: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Indonesia mengirimkan delapan orang atlet termasuk Pratiwi dan dari semua kategori Indonesia mendapatkan medali perunggu.

Gadis kelahiran 28 Maret 1993 ini telah mengikuti klub renang sejak duduk di bangku kelas 5 SD, dan mulai menggeluti renang indah mulai sekolah menengah pertama. Kurang lebih 50 medali telah dikumpulkan Pratiwi dari prestasi renangnya. Prestasi lain yang juga tidak kalah bergengsi dan pernah diikuti  oleh Pratiwi ialah SEA GAMES 2011 di Palembang dan pada 2015 mendatang Pratiwi telah dinyatakan lolos timnas SEAGAMES 2015 untuk cabang renang indah.

Saat ditanya suka dukanya menjadi atlet Pratiwi mengatakan, “Renang indah lebih sulit dari jenis renang yang lain, karena di renang indah kami harus menghafalkan gerak, mendengarkan music, perlu stamina yang kuat dan harus bekerjasama dengan teman satu tim untuk mendapatkan gerakan yang sempurna. Meskipun satu kali tampil tim renang indah hanya memerlukan waktu 4 menit namun untuk mempersiapkan satu pertandingan kami harus latihan setiap hari dan berenang minimal 5.000 meter perhari”, jelas Pratiwi.  Tentu saja menjelang pertandingan atau kejuaraan besar Pratiwi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk latihan. Setiap hari ia sudah berada di kolam renang sejak jam 4 dinihari sampai pukul 8 pagi, dan sorenya latihan lagi  mulai pukul 14.00-18.00. Sehingga untuk berkumpul bersama teman-teman kuliahnya atau hanya sekedar hangout di mall praktis tidak ada waktu.  Namun semua itu akan terbayarkan tatkala Pratiwi menerima medali kejuaraan dan mengharumkan nama bangsa lewat cabang renang indah.

Meski masih berstatus mahasiswa, namun Pratiwi sudah memiliki penghasilan sendiri. Setiap ada kejuaraan KONI selalu memberikan dana kepada atletnya, tentu saja disertai target untuk mendapatkan medali emas dari cabang renang indah. Disamping itu Pratiwi juga mengajar ekstra kurikuler renang di SMP dan SMA Budi Mulya. Seminggu tiga kali ia berbagi ilmu dengan murid-muridnya sebelum berangkat ke kolam lain untuk melatih staminanya. Pratiwi berharap dari olahraga renang indah yang digelutinya  saat ini akan bisa membuat bangga orangtua dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. (lina)

 

Mahasiswa UNY Mengikuti International Martial Arts and Culture Camp di Thailand

Program International Martial Arts and Culture Camp merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Suranaree University of Technology (SUT), Nakhon Ratchasima, Thailand.  Dalam kegiatan ini mahasiswa UNY mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai Muay Tai, yaitu seni bela diri asal Thailand, berbagai tarian tradisional, dan field trip ke beberapa tempat budaya di Nakhon Ratchasima, Thailand. Kegiatan yang berlangsung pada 25-30 Juni 2014 diikuti oleh 9 mahasiswa dan 1 dosen pendamping. Adapun 9 mahasiswa tersebut terdiri dari 6 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, 1 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pendidikan, 1 mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, dan 1 mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni.

Arum Darmawati, MM selaku dosen pembimbing mengatakan, “International Martial Arts and Culture Camp ini diikuti oleh 158 peserta, yang berasal dari berbagai negara di wilayah Asia, yaitu Indonesia, China, Rusia, Jepang, Kamboja, Laos, Malaysia, dan Vietnam”. Lebih lanjut Arum menjelaskan, “Tujuan kegiatan ini ialah memberikan pengalaman internasional, pengembangan kreativitas dan sarana memperkenalkan kebudayaan Indonesia di Thailand bagi mahasiswa UNY. Sehingga harapannya setelah kegiatan ini mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai martial arts dan budaya Thailand serta mampu memperluas jaringan karena mendapatkan rekan-rekan baru yang berasal dari negara lain. Selain itu kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa juga mengalami peningkatan,” imbuh Arum.

Dalam kegiatan tersebut delegasi Indonesia tidak hanya berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta saja tetapi juga dari Universitas lain.  Rangkaian kegiatan Martial Arts and Culture Camp 2014 diawali dengan upacara pembukaan yang dihadiri oleh pimpinan Suranaree University of Technology, Pemerintah Daerah Nakhon Ratchasima, dan diikuti oleh seluruh peserta International Martial Arts and Culture Camp 2014. Dalam acara pembukaan ditampilkan sejarah munculnya seni bela diri “Muay Thai”. Sejarah Muay Thai ditampilkan dalam bentuk pertunjukkan drama yang menggambarkan bahwa Muay Thai berasal dari sejarah masa lalu dan budaya nenek moyang bangsa Thailand.

Kegiatan lain yang dilaksanakan ialah latihan Muay Thai, kunjungan ke beberapa tempat budaya di Thailand, menyaksikan pertandingan Muay Thai professional secara langsung di arena boxing Suranaree University of Technology, Test Kelulusan Muay Thai dan Farewell Party. “Dalam acara Farewell Party setiap negara diminta untuk menampilkan kesenian ataupun seni bela diri masing-masing negara. Pada kesempatan itu, delegasi Indonesia terdiri dari 4 mahasiswa UNY dan 4 mahasiswa UMY menampilkan seni bela diri tapak suci, seni bela diri pencak silat dan seni tarik suara. Penampilan dari Indonesia mendapatkan apresiasi yang sangat baik, bahkan standing applause dari seluruh peserta,” jelas Arum.

Ketika ditanya soal suka duka mengikuti kegiatan tersebut Arum Darmawati mengatakan, “Kegiatan ini bertepatan dengan awal Ramadan, sehingga kami sempat kelelahan ketika mengikuti kegiatan. Namun, seiring berjalannya waktu alhamdulillah kami bisa menyesuaikan diri dan menyelesaikan kegiatan ini dengan baik. Panitia penyelenggara sangat menghormati dan menghargai peserta yang dari Indonesia, yang mayoritas beragama Islam, sehingga mengakomodasi kebutuhan peserta muslim dengan menyediakan makanan halal selama proses berlangsung. Bahkan ketika sudah memasuki bulan puasa, panitia menyediakan makan pagi yang sudah siap pada pukul 03.00 pagi untuk sahur. Sejak awal kami sudah berkomunikasi via email dengan panitia penyelenggara perihal hal ini, sehingga Alhamdulillah kebutuhan peserta muslim dapat terpenuhi,” ungkap Arum. (lina)

Dosen FE UNY ikuti The 10th Annual Asia Law and Economics Association Conference 2014 di Taiwan

AsLEA Conference 2014 adalah konferensi yang diselenggarakan untuk membahas tentang hukum dan ekonomi serta kaitannya baik dari sisi perkembangan teori maupun empirisnya serta eksperimen. AsLEA Conference 2014 mengundang para peneliti, akademis, dan professional di seluruh dunia, khususnya di seluruh Asia untuk berbagi ide dan mendiskusikan hal-hal tentang hukum dan ekonomi untuk mempresentasikan papernya baik dalam sisi teori, empiris atau paper penelitian yang bersifat eksperimental. Konferensi ini meliputi seminar dan presentasi paper secara oral. Paper yang terpilih, penulisnya diundang dalam acara The 10th Annual AsLEA Conference 2014 untuk hadir mempresentasikan paper dan bergabung dalam acara tersebut.

Bambang Suprayitno, M. Sc yang merupakan dosen dari Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE UNY berkesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dalam penjelasannya Bambang mengatakan, “Kegiatan ini bertujuan untuk mendiskusikan dan mencari solusi bersama permasalahan yang timbul dalam kaitannya antara ekonomi dan hukum sebagai dampak dari aktivitas manusia dalam melakukan kegiatan ekonominya. Selain itu kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana bertukar pikiran antara peneliti dan akademisi yang hadir, sehingga wawasan delegasi akan bertambah guna memberikan solusi cerdas dalam isu ekonomi dan hukum.”

Kegiatan yang dihadiri 123 delegasi dari berbagai negara dan dengan berbagai latar belakang profesi tampil sebagai presenter, keynote speaker maupun discussant. Adapun negara-negara yang menjadi peserta dalam acara ini antara lain, Australia, China, Perancis, Jerman, Hong Kong, Indonesia, Iran, Israel, Jepang, Malaysia, Belanda, Philipina, Singapore, dll. Setidaknya terdapat 65 makalah yang ditampilkan oleh para peserta dalam sesi oral presentation di mana makalah tersebut telah melalui proses seleksi sebelumnya.

Menurut Bambang, “Kegiatan konferensi ini adalah kegiatan tahunan yang ke-10 yang diadakan oleh Asia Law & Economics Association yang kali ini diadakan di National Taiwan University (NTU), Taipei, Taiwan, universitas terbesar dan ternama di Taiwan. Meski dilaksanakan oleh AsLEA, konferensi ini diikuti oleh partisipan dari berbagai negara,” imbuh Bambang. Lebih lanjut lagi menurut Bambang dari kegiatan ini, didapatkan banyak manfaat untuk dosen, di antaranya ialah dosen mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan makalahnya di seminar internasional yang dihadiri para akademisi maupun praktisi bidang Hukum dan Ekonomi di tingkat internasional serta yang paling penting ialah mendapatkan kesempatan untuk menjaring networking yang lebih luas dengan peserta lain. Sehingga kedepan kesempatan untuk melakukan kolaborasi penelitian maupun pengabdian juga terbuka lebar.  (lina)

Delegasi FEB Universitas Ma Chung Kunjungi FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali mendapatkan kunjungan. Senin (14/7) tiga delegasi dari Universitas Ma Chung, yaitu Dr. Anna Triwijayati, SE, M.Si., Etsa Astridya Setiyati, SE., PGDipBus., M.Com. dan Wike Asteria Lucas, SS., SP, berkunjung dan menemui jajaran dekanat dan Ketua Jurusan Manajemen. Universitas Ma Chung merupakan universitas muda – 7 Juli lalu baru berusia 7 tahun – di kota Malang, Jawa Timur yang lahir dari SMA Ma Chung yang bersejarah di Malang. Kunjungan delegasinya ke FE UNY guna menjajaki kerja sama dalam berbagai hal, seperti kerja sama lintas mata kuliah dan pertukaran tenaga pengajar.

Selain Dr. Anna Triwijayati, SE., M.Si yang selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, kedua utusan lain juga merupakan pemegang jabatan penting di Universitas Ma Chung. Etsa Astridya Setiyati, SE., PGDipBus., M.Com merupakan Kepala Program Studi Manajemen. Sedangkan Wike Asteria Lucas, SS., SP merupakan Koordinator Sekretariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dr. Anna Triwijayati menjelaskan, kunjungan ini perlu dilakukan untuk pengembangan universitas. “Sasaran yang ingin kami tuju dalam kunjungan ini adalah menjajaki kemungkinan kerja sama lintas mata kuliah untuk S1, serta studi banding Program Pasca Sarjana,” ungkapnya.

Menanggapi pengantar kunjungan tersebut, Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si mengatakan FE UNY siap menjalin kerja sama. “Nanti akan kita siapkan rancangannya. Tentu terlebih dahulu dengan membuat Memorandum of Understanding dengan UNY,” terangnya. “Untuk Pasca Sarjana di UNY, pengelolaannya diselenggarakan terpisah dengan fakultas dan berdiri sendiri, agar pengelolaannya lebih profesional dan memadai. Untuk pertukaran tenaga pengajar juga bisa kita programkan karena kami sudah beberapa kali melakukannya selama ini,” tambahnya. (fadhli)

Pentingnya Akuntansi bagi Pelaku UKM

Pewarna pakaian yang selama ini digunakan oleh para pengusaha sering tidak disadari telah mencemari lingkungan. Temuan di Pekalongan menunjukkan sungai-sungai di sekitar pengrajin/perusahaan batik tercemari limbah pewarna. Tak hanya itu, para warga bahkan mengeluh air sumur tidak lagi bisa digunakan karena bau, rasa, atau warnanya sudah berubah. Oleh karena itu, para pengrajin perlu mempertimbangkan pemakaian pewarna pakaian alami, agar dampak kerusakan bisa terkurangi. Demikian sebagaimana dipaparkan Prof. Dr. Sri Atun, dosen Fakultas Matematika dan Illmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY dalam pelatihan di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Sabtu (12/07). Pelatihan ini merupakan Pelatihan “Pembuatan Pewarna Alam dan Akuntansi bagi UKM” yang diselenggarakan FE UNY melalui UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Corner.

Ketua Penyelenggara yang juga merupakan Koordinator UKM Corner, Dr. Ratna Candra Sari, S.E., M.Si, Akt mengatakan, UKM Corner menjadi sarana penghubung antara pihak akademisi dengan pihak praktisi. Selama ini pihak praktisi dalam hal ini para pemilik UKM sulit mengembangkan usahanya karena minimnya kesempatan untuk bertemu dengan pihak akademisi. Dengan makin banyaknya kesempatan bagi mereka bertemu akademisi, tentu akan menjadi lebih banyak kesempatan untuk berkembang.

“Rencana ke depan di FE UNY akan dibentuk Klinik UKM sebagai sarana bagi UKM untuk berkonsultasi langsung tentang usahanya. Tidak hanya wanita yang perlu dipercantik, UKM juga perlu dipercantik, dan Klinik UKM ada untuk mempercantik UKM,” ungkap doktor termuda FE UNY ini.

Selain dari Prof. Dr. Sri Atun, para pelaku UKM juga mendapat tips dan kiat praktis Akuntansi UKM dari Dr. Sony Warsono, MAFIS, Ak. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM) dan Endra Murti Sagoro, S.E., M.Sc (FE UNY). Kedua narasumber menekankan pentingnya akuntansi bagi pelaku UKM. Meskipun para pengusaha kecil merasa tidak terlalu penting untuk mempelajari akuntansi, keuangan perusahaan akan jauh lebih baik jika mereka menerapkan akuntansi dalam pengelolaannya.

“Hukum penggunaan dana itu sederhana. Kolom kiri dan kanan harus sama. Tapi perlu diingat, kiri dan kanan tidak selalu berarti debet dan kredit, atau tambah dan kurang. Pokoknya, setiap kali ada transaksi, kolom kiri dan kanan harus diisi, harus seimbang. Misalnya, jika kita membeli motor, tambahkan di kiri aset motor dan tuliskan pengeluaran di kolom kanan. Selalu seimbang seperti itu prinsipnya,” jelas Sony.

Sedangkan Endra menegaskan bahwa memisahkan aset bisnis dan pribadi itu penting. “Seringkali kita mencampur aset perusahaan dan personal dan bahkan ‘merampok’ kas perusahaan tanpa sisa. Agar tidak terjadi demikian, pisahkan keuangan usaha dan pribadi dan buatlah pembukuan sederhana. Saya siap membantu dengan piranti lunak akuntansi sederhana untuk UKM,” terang Endra.

Acara yang dihadiri sekitar 30 pelaku UKM di Yogyakarta ini dirasakan penting bagi mereka, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. “UKM Corner diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi UKM untuk menangani masalah-masalah dan kendala yang ditemui dalam mengembangkan usaha mereka,” kata Dhyah Setyorini, Kaprodi Akuntansi dalam sambutan sekaligus membuka acara. (fadhli)

Dua Kegembiraan Orang Berpuasa

Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Pembinaan Rohani bagi pengurus Organisasi Mahasiswa (ormawa) di lingkungan FE UNY, Kamis (10/07) lalu. Pembinaan Rohani yang diadakan di bulan Ramadhan 1435 Hijriyah ini dihadiri lebih dari 60 mahasiswa, dosen pembimbing kemahasiswaan, dan karyawan FE UNY. Selain itu, turut hadir pula Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd., dan Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M yang memberikan sambutan mewakili Dekan. Pembinaan rohani ini juga dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim antara mahasiswa, dosen pembimbing, serta karyawan dengan bingkai acara pengajian menjelang buka puasa dan buka puasa bersama.

“Semoga ibadah puasa kita ini menambah kualitas taqwa kita, sebagaimana Allah firmankan dalam ayat tentang puasa, la’allakum tattaquun, agar kamu sekalian menjadi orang-orang yang bertaqwa,” kata Moerdiyanto. “Diharapkan, adanya pengajian ini bisa mempererat tali silaturrahim kita semua dan semoga ibadah puasa kita diterima,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Ustadz M. Fatan Fantastik, alumni Psikologi UGM yang sudah menulis belasan buku menjadi narasumber utama pengajian tersebut. Dalam kesempatan ini, Ust. Fatan memotivasi para hadirin dengan salah satu hadits Nabi saw. “Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa; kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan di saat bertemu Rabb-nya,” ucapnya membacakan arti hadits tersebut.

“Berbuka puasa tentu saat yang membahagiakan orang berpuasa. Tapi kelak, jika memang puasanya sungguh-sungguh, ada kebahagiaan lagi yang jauh melebihi saat berbuka puasa. Kebahagiaan ini yaitu ketika orang-orang yang beriman pertama kali melihat Wajah Allah yang Mulia,” lanjutnya.

Di surga kelak, baik laki-laki maupun perempuan akan dimuliakan. “Di surga, semua orang akan dikembalikan ke usia muda. Bagi laki-laki yang shalih, kelak di surga minimal akan didampingi 2 bidadari. Sedangkan perempuan akan diberikan istana, diberikan pendamping yang tampan, tinggi, dan bahkan kentutnya pun wangi,” bebernya disambut tawa para hadirin. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama dan sholat Maghrib. (fadhli)

Pages