Pelatihan Dasar Jurnalistik bagi Mahasiswa FE

1

Jajaran III Fakultas Ekonomi UNY bekerjasama dengan Pengelola Swara Kampus Harian Kedaulatan Rakyat menggelar Pelatihan Dasar Jurnalistik Angkatan I. Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 50 orang peserta ini dilaksanakan Jumat, 31 Oktober 2014. Hadir sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut ialah Krisno Wibowo, yang merupakan koordinator Swara Kampus dan Eric Trihadi, wartawan Swara Kampus. Dalam sambutannya Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY, Siswanto, M.Pd menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk menggali potensi menulis mahasiswa khususnya dalam penulisan berita. “Banyak kegiatan menarik yang dilaksanakan oleh mahasiswa, mengundang tokoh penting, namun kurang terpublikasi dengan baik, sehingga harapan kami kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan menulis di kalangan mahasiswa,” ungkap Siswanto.

Senada dengan itu, Dekan FE UNY, Dr. Sugiharsono, M.Si yang membuka acara pelatihan tersebut mengatakan, “Setiap Selasa saya membaca ada rubrik khusus bagi mahasiswa di Kedaulatan Rakyat, namun mengapa mahasiswa FE UNY jarang ada yang menjadi penulis di sana? Untuk itu, besar harapan saya dari semua mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini, 10%-nya nanti dapat aktif menulis di Swara Kampus.”

Menurut Krisno Wibowo, selaku komandan Swara Kampus, “Sebenarnya kami rutin mengadakan pelatihan penulisan jurnalistik bagi mahasiswa. Setidaknya sebulan sekali Swara Kampus mengajak mahasiswa untuk belajar bagaimana menulis berita yang baik. Pelatihan tersebut dapat dilaksanakan di Kantor Kedaulatan Rakyat maupun di universitas-universitas. Sehingga, mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti pelatihan jurnalistik lanjutan kami persilakan untuk datang ke kantor dan mengikuti pelatihan selanjutnya. Selain itu, bagi teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk menjadi penulis di Swara Kampus silakan mengirimkan tulisannya untuk dimuat di Swara Kampus,” jelas Krisno. (lina)

Mahasiswa Bidikmisi Raih IPK Tertinggi Yudisium Oktober

Heni

Heni Susilowati, alumni Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY angkatan 2010 meraih IPK tertinggi pada upacara Yudisium FE UNY periode Oktober, Jumat (31/10). Remaja Bantul yang lahir 22 tahun lalu ini merupakan salah satu penerima beasiswa Bidikmisi. Dengan predikat ini, Heni, begitu dia biasa disapa, berhasil mencapai Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi di antara peserta yudisium lainnya dengan 3,68. Dalam yudisium yang diikuti sebanyak 43 peserta dan dihadiri Senat, jajaran Dekanat, Kajur, Kaprodi, serta Kabag dan Kasubag di lingkungan FE UNY ini, Heni tampak khidmat memimpin teman-temannya membacakan Prasetya Alumni.

Diwawancarai seusai upacara, Heni yang mengagumi sosok dosennya, Losina Purnastuti, M.Ec, Dev., Ph.D., ini berbagi tips bagi segenap mahasiswa. “Tetapkan tujuan atau impian, karena dengannya kita menjadi lebih semangat dan fokus,” pesannya. “Selain itu, jangan lupa tekun belajar dan berdoa. Saya fleksibel dalam belajar. Kalau ada waktu luang, saya sempatkan untuk membaca,” ujar alumni SMK N 1 Bantul ini menambahkan.

Heni melanjutkan, berkuliah di FE UNY menjadi kesan tersendiri baginya. “Para pengajarnya ramah, dan saya mendapat pembimbing yang luar biasa pada sosok Bu Losina. Beliau adalah sosok yang smart dan penuh inspirasi, saya beruntung dibimbing beliau,” tandas putri kedua dari empat bersaudara pasangan Surono (almarhum) dan Kartiyem ini. Selama masa kuliah, Heni cukup kenyang menjalani kegiatan di luar perkuliahan, seperti menjadi bendahara di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) hingga bekerja paruh waktu sebagai enumerator di Bank Indonesia.

Yudisium pada periode Oktober ini meluluskan 43 orang yang terdiri dari 21 orang S1 Kependidikan, 17 orang S1 Non Kependidikan, dan 5 orang program D3. “Jumlah peserta yang meraih predikat Dengan Pujian adalah sebanyak 7 orang atau 17%, sedangkan rata-rata IPK periode ini adalah 3,29,” terang Wakil Dekan III Siswanto, M.Pd dalam laporannya.

Menyampaikan arahannya, Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menganjurkan para lulusan untuk melanjutkan studinya. “Bagi yang berpredikat cum laude bisa memperoleh kemudahan untuk melanjutkan studi, baik S1 bagi yang lulusan D3, ataupun S2 bagi yang S1. IPK tinggi juga bisa menjadikan peluang kerja lebih besar. Meskipun demikian, tidak perlu berkecil hati bagi yang memiliki IPK tidak terlalu tinggi. IPK tinggi bukan penentu kesuksesan karir, akan tetapi karakter dan kerja keraslah yang bisa membantu kalian,” pesan Sugiharsono. (fadhli)

Indonesian Lawyers Club ala BEM FE UNY

ILC

Mahasiswa selaku kaum intelektual diharapkan memiliki pengetahuan yang luas, sehingga dengan bekal pengetahuan tersebut mahasiswa memiliki kepahaman serta daya pikir yang kompleks terhadap setiap kondisi yang ada di lingkungan sekitar. Tak hanya itu, mahasiswa diharapkan juga mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi setiap permasalahan tersebut. Berdasarkan hal itulah, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FE UNY) menyelenggarakan diskusi bersama mahasiswa yang membahas tentang “Penghapusan Subsidi BBM di Indonesia”. Agenda ini merupakan serangkaian agenda diskusi yang sebelumnya sudah dilaksanakan oleh Departemen Kajian Strategis BEM FE UNY pada tanggal 21 Oktober 2014 bertempat di Auditorium FE UNY.

Sore itu, Kamis 23 Oktober 2014 bertempat di taman rumput FE UNY, tak kurang dari 50 mahasiswa yang dikoordinatori oleh BEM FE UNY melaksanakan diskusi bersama membahas masalah penghapusan subsidi BBM di Indonesia. Acara dimulai pukul 16.15 WIB yang dipandu oleh Ari Suryani selaku moderator. Diskusi pada kesempatan ini mengambil konsep seperti model acara Indonesian Lawyers Club (ILC), di mana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok atau grup, dan setiap kelompok menempati satu meja bundar yang digunakan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

“Model ini dipakai agar mahasiswa merasa tertarik dengan acara yang diselenggarakan, karena pada saat sekarang mahasiswa sudah sangat jarang dan malas untuk berdiskusi, oleh sebab itu kita membuat konsep seperti acara di televisi agar mahasiswa yang lain juga tertarik dan ikut bergabung,” ungkap Dibyo Waskito selaku Ketua Departemen Kajian Strategis BEM FE UNY.

Acara diskusi ini dimulai oleh moderator yang menyampaikan tema diskusi dan sedikit pengantar tentang tema tersebut, kemudian setiap kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan argumen masing- masing. Satu kelompok memberikan argumen, kemudian kelompok yang lain boleh memberikan komentar, sanggahan, atau bahkan  kontra dengan pendapat yang telah disampaikan oleh kelompok awal. Walaupun kadang-kadang diskusi diselingi dengan candaan, akan tetapi nuansa saling mengunggulkan kelompok masing-masing sangat kentara. Bahkan saling menjatuhkan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain.

Setelah semua kelompok sudah mendapat giliran untuk menyampaikan argumen masing- masing, di akhir acara sebelum penutupan, moderator menyampaikan closing statement sebagai kesimpulan dari diskusi yang telah dilaksanakan bersama. Terlepas dari teman kelompok atau bukan, semua mahasiswa kembali bersapa ramah seperti dulu kala.

BEM FE UNY Selenggarakan Diskusi Bersama tentang Migas

Diskusi

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, tak terkecuali dalam sektor Minyak dan Gas Alam (Migas). Dengan kekayaan alam yang melimpah tersebut, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan dukungan Sumber Daya Alam tersebut, namun sampai saat ini Indonesia masih belum mampu mengelola secara maksimal Sumber Daya Alam tersebut terutama dalam sektor Migas. Selain pengelolaan yang belum maksimal, sektor Migas juga menuai banyak kontroversi dikarenakan banyak mafia yang sering merugikan negara. Atas dasar itulah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FE UNY) menyelenggarakan diskusi mahasiswa yang  bertemakan “Kontroversi Pembatasan Minyak Bersubsidi untuk Memberantas Mafia Minyak Di Indonesia”. Agenda ini dilaksanakan pada Selasa, 21 Oktober 2014 bertempat di ruang Auditorium FE UNY, dan merupakan serangkaian agenda yang dilaksanakan oleh Departemen Kajian Strategis BEM FE UNY. Tak kurang dari 100 mahasiswa hadir dalam agenda ini.

Membuka acara, Wakil Dekan I FE UNY, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., MM, menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa ekonomi sudah selayaknya mengetahui segala aspek yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, termasuk sektor Migas. “Walaupun basic sebagian besar mahasiswa adalah pendidikan, pengetahuan umum juga sangat perlu ditingkatkan,” ungkapnya. Hadir pula dari jajaran birokrasi FE UNY Moh. Djazari, M.Pd, dan Siswanto, M.Pd, selaku Wakil Dekan II dan III FE UNY.

Sebagai narasumber pertama, Rimawan Padiptyo, Ph. D yang juga dosen FEB UGM menyampaikan analisis tentang pengelolaan sektor Migas yang di Indonesia, dikomparasikan dengan negara-negara lain yang sudah maju dalam hal pengelolaan Migas. Termasuk kontroversi mafia yang sering merugikan negara dalam sektor tersebut. Materi yang disampaikan sangat menarik sehingga para peserta sangat antusias mendengarkan presentasi yang disampaikan olehnya.

Dilengkapi oleh pembicara kedua, Supriyanto, MM, yang menyampaikan argumen tentang pro dan kontra untuk penghapusan subsidi BBM. Dengan berbagai pertimbangan yang disampaikan oleh dosen FE UNY ini, mahasiswa pun acap memberikan tepuk tangan karena materi yang diberikan juga menarik.

Di akhir presentasi, sebelum acara ditutup, dibuka sesi tanya jawab untuk peserta yang hadir. Karena materi yang disampaikan sangat menarik, banyak peserta yang bertanya dan berdiskusi dengan pembicara.

Dapatkan Jeneng Dulu, Jenang Akan Mengikuti

Pendidikan adalah hal yang penting dan fundamental bagi kehidupan seseorang. Dengan mendapatkan pendidikan yang baik, seseorang akan mendapatkan kehidupan yang lebih menjamin masa depannya. Selain itu, pendidikan juga membuat seseorang memiliki kebijaksanaan. Tetapi terkadang ketidaktahuan seseorang terhadap informasi yang benar membuatnya terhalang dari pendidikan. Seringkali siswa memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah, tetapi orang tua tidak mau, karena alasan tidak mampu. Padahal beasiswa sebenarnya tersedia bagi mereka yang mau sedikit bekerja keras mencari informasi tersebut. Salah satu yang bisa dilakukan bagi sekolah untuk mendapatkan akses mengenai beasiswa tersebut adalah dengan melakukan kunjungan ke perguruan tinggi. Begitu pula yang dilakukan SMK Maarif NU Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang berkunjung ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY pada Rabu (22/10) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, SMK Maarif NU Bawang mengajak sekitar 60 siswa dari bidang keahlian Akuntansi beserta guru pendamping. Rombongan diterima di Ruang Auditorium FE UNY oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Siswanto, M.Pd.

“Kami mengadakan kunjungan industri ke FE UNY ini untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan melanjutkan studi di UNY. Kalaupun siswa kami kelak tidak melanjutkan studi di UNY, paling tidak kami harap FE UNY bisa memberikan motivasi agar para siswa memiliki tekad kuat untuk mau berkuliah,” harap Maghfur, M.M., dalam sambutannya mewakili sekolah.

“Manfaatkan sebaik mungkin kesempatan berkunjung ke Yogyakarta ini untuk mencari informasi, karena tidak mungkin kita mendatangkan pihak UNY ke sekolah,” pesannya.

Sementara itu, Siswanto menyatakan kegembiraannya menyambut rombongan sekolah tersebut. “Bukan tanpa alasan memilih UNY sebagai lokasi kunjungan industri. Begitu banyak universitas lain dengan berbagai jurusan. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih. Kami pun juga harus memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk menyampaikan berbagai informasi karena kami tak mungkin bisa harus berkunjung ke berbagai sekolah di tanah air,” ujarnya.

“Secara yuridis formal, FE masih berusia muda. Casing baru, tetapi isi lama. Dulu tahun 1964 FE masih bergabung di rumpun sosial, setelah berbagai perubahan nama, sampai IKIP Yogyakarta menjadi UNY, dan akhirnya muncul berbagai program studi non kependidikan. Rumpun ekonomi kemudian dirasa mengalami keterbatasan untuk berkembang jika masih bergabung dengan sosial, sehingga berpisahlah Fakultas Ekonomi dari Fakultas Ilmu Sosial,” ungkapnya.

“Jika kalian ingin melanjutkan studi, berprestasilah. Dengan berprestasi di bidang akademik ataupun non akademik, ada banyak peluang menanti. Beasiswa tersedia, pekerjaan pun seakan menghampiri. Sebagaimana pepatah orang Jawa, golek jeneng ndisik, jenange nututi. Carilah nama dulu, rezeki akan mengikuti. Berprestasilah dahulu, niscaya berbagai kemudahan akan mengikuti. Dengan berprestasi, pekerjaan tidak perlu dicari, justru akan mendatangi kita,” pesan Siswanto kepada para siswa. (fadhli)

Seminar Nasional Tiga Kerabat Bangsa

Pada hari Sabtu (18/10) kemarin, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Aksi) Fakultas Ekonomi UNY mengadakan seminar nasional dengan tema “Menguak Tiga Kerabat Bangsa: Pendidikan, Moral, Korupsi”. Peserta seminar kali ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNY saja, namun terdapat peserta dari berbagai daerah yang juga termasuk peserta dalam paper competition. Peserta yang hadir di antaranya dari UIN Makassar, UM Magelang, Universitas Gontor, dan Binus Jakarta. Beberapa narasumber yang hadir dalam seminar nasional kali ini adalah: Drs. Sarana Tamtana Yuda, M.M. (Audit Ahli Madya Inspektorat DIY), Gatot Trihargo (plt. Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa), Dwi Amalia Sari (BPK Training Centre), dan Doni Hapsoro (dosen STIE YKPN dan FEB UGM). Beberapa hal yang sangat penting dan mendasar yang dibahas dalam seminar kali ini adalah semakin parahnya korupsi di Indonesia yang terbukti dari survei bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara terkorup di ASEAN.

Dalam sambutannya, Sukirno, M.Si., Ph.D. dan Siswanto, M.Pd. mengatakan sangat bangga dan mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang masih peduli terhadap keadaan bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini marak kasus korupsi. Mahasiswa sebagai generasi muda, diharapkan bisa menjadi agen pembaharuan dan harapan di masa depan untuk membuat Indonesia lebih baik, khususnya dalam bidang pemberantasan korupsi.

Memang tidak mudah untuk memberantas korupsi karena perlu memperbaiki mental dan moral bangsa ini yang terlanjur terbiasa dengan hal-hal yang tidak jujur dan permisif layak/tidak benar serta gaya hidup masyarakat yang semakin lama semakin hedonis. Maka dari itu peran keluarga dalam mendidik generasi penerus bangsa yang lebih baik sangat diperlukan. Keluarga diharapkan bisa membentuk karakter dan moral anak bangsa sejak dini, menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran. Dengan adanya pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kejujuran dan moral, kasus-kasus korupsi di negeri ini bisa berkurang. Walaupun kesempatan untuk melakukan korupsi akan selalu ada.

Al Fatih Prakarsai Sarasehan Nasional LDFE

Sidang

Sabtu-Minggu (18-19/10) lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Keluarga Mahasiswa (KM) Al Fatih Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Sarasehan Nasional Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi (LDFE) yang bertempat di Auditorium FE UNY. Sarasehan Nasional LDFE  yang bertema “Integrasi Lembaga Dakwah dalam Mempererat Ukhuwah sebagai Tonggak Kemajuan Ekonomi Bangsa” ini diikuti tiga belas (13) universitas di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universtas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Islam Indonesia (UII), STIE YKPN Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selaku tuan rumah.

“Ada beberapa universitas yang telah kami hubungi namun tidak bisa  turut hadir yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Lampung (UNILA), dan Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang,” jelas Muhammad Mujiburrohman selaku ketua panitia Sarasehan Nasional LDFE.

  Rangkaian acara sarasehan nasional LDFE ini diawali dengan tabligh akbar oleh Ustadz Syatori Abdurrouf (Ketua IKADI Sleman) tentang Peran Pemuda Muslim dalam Memajukan Ekonomi Bangsa. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh peserta delegasi, tetapi juga dibuka untuk umum.

Acara dilanjutkan dengan talkshow bersama Koordinator BK Isu Dunia Islam FSLDK Indonesia, Arif Nurhayanto. Dengan dimoderatori Taat Setiabudi, Arif menyampaikan perlunya integrasi LDFE Nasional untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dakwah di Fakultas Ekonomi.

Acara inti Sarasehan Nasional ini adalah musyawarah pembentukan jaringan nasional LDFE. Dalam musyawarah ini disepakati terbentuknya Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi Indonesia atau disingkat FULDFEI. Forum ini juga memutuskan dan mengesahkan AD/ART FULDFEI serta mengangkat Koordinator Nasional (Kornas) dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) FULDFEI periode 2014-2015 yaitu Nur Maulana Yusuf (IPB) dan Ujang Hartato (UNY) .

“Semoga forum integrasi atau jaringan nasional ini tidak hanya menjadi pemanis narasi atau CV saja, tapi juga benar-benar bisa memberikan inspirasi dan wadah berbagi bagi para penggiat dakwah Fakultas Ekonomi yang tidak kenal lelah menyiarkan nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi-nya masing-masing,” tutur Nur Maulana selaku Kornas terpilih.

Field Trip menuju candi Prambanan menjadi penutup serangkaian acara sarasehan nasional yang mengawali terbentuknya FULDFEI sebagai langkah awal menjadi Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi yang kuat dan terintegrasi. (tia/asti)

Studi Banding FE Unesa ke FE UNY

Kamis (16/10) lalu, dua perwakilan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bertandang ke Ruang Sidang Dekanat FE UNY. Adalah Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si dan Dr. Ulil Hartono, S.E., M.Si yang mewakili Prodi Manajemen FE Unesa untuk menemui Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M dan Ketua Jurusan Manajemen, Setyabudi Indartono, Ph.D. Kedatangan mereka berdua adalah untuk mengetahui perkembangan kurikulum di UNY terutama di Jurusan Manajemen FE UNY. Selain itu, kedua pihak juga saling bertukar pikiran mengenai pemutakhiran kurikulum. “Ada beberapa mata kuliah yang berbeda di sini. Oleh karena itu, kami ingin bertanya beberapa hal yang ada di Kurikulum jurusan Manajemen di FE UNY ini,” ungkap Anang.

“Ada yang menarik di FE UNY ini di mana meskipun tidak ada prodi syariah tetapi mampu mendirikan Islamic Mini Bank, sedangkan banyak yang sudah membuka prodi syariah malah belum memiliki lembaga syariah seperti Islamic Mini Bank ini,” kata Ulil saat menemui pengurus Islamic Mini Bank (IMB) di ruangan Laboratorium Perbankan. Selain mengunjungi IMB, delegasi FE Unesa ini juga melihat secara langsung kondisi EEC.

FE Unesa sendiri sudah memiliki satu program studi S-1 Ekonomi Islam. “Pada tahun ajaran 2014/2015 yang baru beberapa bulan ini kami sudah menerima angkatan pertama S-1 Ekonomi Islam melalui jalur SPMB II Unesa,” ujar Anang.

“Pada dasarnya, ada keinginan dari FE UNY untuk mendirikan prodi syariah. Tetapi, untuk itu butuh bekal yang baik, terutama makro ekonominya, dan juga betul-betul memahami konsep maqoshid asy syariah dan ushul fiqh dalam Ekonomi Islam/Syariah. Jadi, memang tidak bisa sembarangan membuka,” ujar Tya, sapaan akrab Setyabudi Indartono. “Selain itu, memang akan lebih baik kalau studi Ekonomi Islam ini terwujud dalam bentuk prodi, bukan hanya konsentrasi,” lanjutnya.

“Selain IMB, FE UNY juga memiliki Entrepreneurship Education Center (EEC) untuk menjadi salah satu sarana mahasiswa dalam berwirausaha,” terang Moerdiyanto. EEC adalah salah satu cara untuk mengembangkan potensi kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa di bawah pengelolaan Dr. Endang Mulyani, M.Si.

“Di Jurusan Manajemen FE UNY juga ada Kalam, Keluarga Alumni Manajemen. Dengan adanya forum ini, komunikasi antar para alumni menjadi terjembatani, dan masa tunggu juga lebih pendek. Setiap tahun kami adakan evaluasi tracer study untuk mengetahui berbagai hal yang mendukung keberhasilan penerapan kurikulum terhadap outcomes,” beber Moerdiyanto.

“Tidak ada ilmu pengetahuan yang bebas nilai. Oleh karena itu, sebenarnya saya ingin selalu menyisipkan berbagai teori yang mendukung keilmuan, tanpa harus menyebut ini dari Islam. Di Eropa sendiri sudah banyak sistem syariah yang diadopsi tetapi tanpa ada embel-embel syariah. Sedangkan kita sudah banyak memakai nama syariah tetapi aplikasinya tidak ada,” ungkap Tya. (fadhli)

SMK N 1 Sukoharjo Kunjungi Laboratorium Pend. Adm. Perkantoran FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali menerima kunjungan Rabu (15/10) lalu. Kali ini, kunjungan berasal dari salah satu SMK di Jawa Tengah, yaitu SMK Negeri 1 Sukoharjo. SMK yang dipimpin Drs. Mujiono sebagai Kepala Sekolah ini, tiba di FE UNY dengan disambut oleh Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M, Sekretaris Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Purwanto, M.M., M.Pd., Ketua Divisi Humas FE Lina Nur Hidayati, M.M., dan salah satu dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, Siti Umi Khayatun M., M.Pd. Sebanyak sekitar 100 siswa SMK tersebut kemudian memadati Ruang Auditorium FE UNY untuk mendapatkan informasi seputar FE UNY dan seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNY.

Dalam sambutannya, Moerdiyanto menerangkan, FE merupakan fakultas termuda di UNY. “Jumlah mahasiswa di FE UNY mencapai 3200 orang, dan pada seleksi tahun ini, Jurusan Akuntansi dan Manajemen merupakan dua di antara program studi terfavorit di UNY,” ujarnya. Drs. Rusdan, M.Pd, yang memimpin rombongan SMK N 1 Sukoharjo pada hari itu berharap agar semua siswa bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.

“Bagi calon mahasiswa yang pandai namun tidak mampu secara ekonomi, ada beasiswa Bidik Misi dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, terutama dari penghasilan orang tua calon mahasiswa. Pihak UNY akan melakukan verifikasi secara langsung untuk memastikan kepatutan calon mahasiswa menerima Beasiswa Bidik Misi,” lanjut Moerdiyanto.

Drs. Rusdan, M.Pd. mewakili Mujiono, menyampaikan bahwa rombongan sekolah mereka terdiri dari dua kelas. “Yang kami berangkatkan ini dari jurusan Administrasi Perkantoran sejumlah 72 orang. Kami melakukan kunjungan industri ini untuk mengetahui bagaimana praktik administrasi yang berstandar nasional yang diakui. Kita adalah mitra yang saling membutuhkan,” tutur Rusdan.

“Sekolah adalah mitra dan pasar bagi kami. Sedangkan FE UNY adalah penyedia jasa bagi Anda. Semoga kunjungan ini bisa membuat hubungan kedua pihak berkembang dan saling menguntungkan,” harap Moerdiyanto.

Seusai sambutan dan ramah tamah di Auditorium, siswa beserta guru diajak berkunjung ke laboratorium-laboratorium yang dimiliki Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran. Kunjungan tersebut dipandu oleh Purwanto, M.M., M.Pd, Siti Umi Khayatun M., M.Pd., dan Pranata Laboratorium Pend. Adm. Perkantoran Isti Kistiananingsih, S.Pd. (fadhli)

Debat Isu Ekonomi Nasional untuk Wujudkan Indonesia Emas

Lebih dari setengah abad Indonesia merdeka, namun sampai saat ini masih jauh dari kata layak untuk dikatakan maju. Negeri yang memiliki bonus demografi didukung letak negara yang berada tepat di garis khatulistiwa memberikan  harapan besar terhadap kemajuan negeri ini, hingga dicanangkan visi terwujudnya Indonesia Emas di tahun 2045. Hal ini didukung dengan adanya hasil evaluasi Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi nasional berpotensi untuk menjadi raksasa baru ekonomi dunia, yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia yang sedikit-demi sedikit beranjak meningkat. Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak persoalan ekonomi mendasar dan mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar. Persoalan tersebut mulai dari bursa saham yang mayoritas dikuasai pihak asing, infrastruktur yang masih minim, kemiskinan yang terkesan betah menghinggapi masyarakat, serta kebijakan pemerintah yang terkadang masih timpang. Masalah inilah yang harus diselesaikan melalui kerjasama mulai dari masyarakat, pemerintah, serta utamanya para akademisi.

Dalam hal ini para akademisi diharapkan mampu berkontribusi dengan mengkritisi serta memberikan solusi terhadap kebijakan yang ada. Hal ini yang melatarbelakangi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi (FE) UNY dan Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKMF) Komunitas Riset dan Penalaran (Kristal) FE UNY mengadakan ajang Debat Isu Ekonomi Nasional (DIEN) untuk mewadahi respon kritis serta ide solutif mahasiswa mengenai isu-isu ekonomi di Indonesia.

Acara Debat Isu Ekonomi Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 10-12 Oktober 2014 mengangkat tema “Mewujudkan Perekonomian Nasional Yang Tangguh Menuju Indonesia Emas”. Adapun rangkaian acara yang diselenggarakan yakni tanggal 10 technical meeting (TM), acara  puncak pada tanggal 11 Oktober, dan tanggal 12 Oktober peserta di ajak touring mengelilingi taman sari, benteng Vredeburg, serta Malioboro. Acara ini diikuti oleh 16 Tim yang berasal dari berbagai PTN dan PTS di seluruh Indonesia yakni Universitas Negeri Makassar, Universitas Bengkulu, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Padjajaran (UNPAD), Unversitas Sanatha Dharma, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Wahid Hasyim Semarang (UNWAHAS), UPN “Veteran” Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, serta Universitas Negeri Yogyakarta.

Hasil dari penilaian dewan juri Univesitas Jenderal Soedirman (UNSOED) mampu merebut juara I, kemudian UPN “Veteran” Yogyakarta II, Universitas Padjajaran III, serta harapan I dipegang oleh Universitas Negeri Sebelas Maret. Drs. Wardan Suyanto, M.A., Ed.D. (Wakil Rektor 1 UNY) dalam sambutannya mengatakan diharapkan para peserta dapat memanfaatkan wahana ini sebagai ajang berkompetisi serta tempat untuk menjalin silaturahmi. Harapannya kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan mengingat persaingan yang semakin ketat, sehingga mahasiswa dituntut cerdas dalam hal materi serta komunikasi guna tercetaknya calon pemimpin yang baik untuk 15-20 tahun kedepan. (Maryana)

 

Pages