MAHASISWA BIDIKMISI UNY JUARAI LOMBA DEBAT SOSIAL POLITIK TINGKAT NASIONAL

Tiga mahasiswa UNY berhasil menjuarai lomba debat tingkat nasional yang diadakan di Jakarta, Sabtu sampai Minggu (29-30/10) kemarin. Ketiga mahasiswa ini adalah Listiady Gustian dari Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Eko Siam Muwardi dan Dian Isnawati dari Prodi Pendidikan Ekonomi dari Fakultas Ekonomi (FE). Mereka berhasil menjuarai lomba debat sosial politik tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Lomba tersebut dihadiri beberapa perguruan tinggi di tanah air, yakni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), International University Liaison Indonesia (IULI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Jaya Baya, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Universitas Hasanudin (UNHAS), Universitas Islam Negeri (UIN) SYARIF HIDAYATULAH, dan UNY.

Lomba debat kali ini mengangkat tema besar sosial politik, dengan sub tema ekonomi, sumber daya, pendidikan, kemaritiman, dan sosial politik. UNY meraih juara setelah mengalahkan IULI di babak penyisihan, Universitas Hasanudin (babak perempat final), STEI SEBI (babak semifinal), dan IPB (babak final). Pertanda kemenangan tim UNY mulai tampak setelah berhasil mengalahkan STEI SEBI di semifinal yang notabene adalah calon kuat peraih juara di lomba kali ini. Di babak final yang berlangsung di Aula Maftuhah UNJ, debat antara UNY dan IPB berlangsung sangat meriah. Masing-masing tim mengeluarkan semua argumen untuk memperdebatkan topik “pengampunan pajak”. Tim UNY berhasil unggul tipis atas tim IPB dengan selisih 3 poin sehingga mengantarkan TIM UNY menjadi juara lomba debat sosial politik nasional 2016 tersebut.

“Kami tidak menyangka mampu menang padahal kami dari kampus pendidikan,” kata Gustian saat diminta pendapatnya. Walau dari kampus pendidikan, namun dewan juri tidak meragukan kemampuan mereka dalam menganalisis masalah ekonomi, demikian dikemukakan para juri saat sesi komentar setelah pertandingan final. Eko Siam mengaku sangat bersyukur atas anugerah Allah SWT yang telah memberikan kelancaran. “Kami memang berasal dari kampus pendidikan, namun kami selalu berdiskusi mengenai masalah sosial politik, terlebih saya masih menjadi pengurus BEM FE UNY,” tambah Eko Siam setelah mendengar pengumuman tersebut. Ketiga anggota tim debat UNY tersebut sekarang masih menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan (ormawa) di UNY walau dengan ormawa yang berbeda-beda.

Selain menghasilkan juara debat, dalam perlombaan tersebut juga menghasilkan pembicara terbaik atau best speaker. Urutan pertama diraih oleh M. Indra dari IPB, kemudian urutan kedua dan ketiga diraih oleh tim UNY yakni Eko Siam Muwardi, dan Listiady Gustian. Menurut mereka, sedikit penghargaan ini didedikasikan kepada Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA. “Karena ini adalah akhir dari periode beliau dalam memimpin di kampus kami, dan piala ini juga didedikasikan kepada seluruh mahasiswa bidikmisi UNY agar tetap membidik prestasi agar mampu memotong rantai kemiskinan, juga kepada almamater dan kawan-kawan di kampus agar tetap berprestasi mengharumkan UNY,” tutup Eko. (dian/fadhli)

UNY Raih Best Category dalam National Accounting Student Conference

Tiga mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY yaitu Tegar Galang Anantha (2014), Zahra Tiara Rusyda (2014), dan Cahita Widasari (2014) berhasil meraih Best Category dalam kategori Akuntansi Keuangan dalam National Accounting Student Conference (NASC) pada 28-29 Oktober 2016 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tim ini dibimbing Patriani Wahyu Dewanti, M.Acc, dosen Program Studi Akuntansi FE UNY. Dalam kompetisi ini tim UNY mengambil judul “Analisis Kesiapan Perusahaan pada Indeks LQ45 Periode Agustus 2015-Januari 2016 dalam Menerapkan Integrated Reporting”.

NASC tahun ini mengangkat tema Transformasi Akuntan Indonesia sebagai Penggerak Roda Perekonomian Negara dalam MEA.  Tema tersebut memberikan ide bagi tim UNY untuk meneliti kesiapan perusahaan di Indonesia dalam menerapkan integrated reporting. Integrated reporting adalah model pelaporan baru yang banyak diterapkan di banyak perusahaan di berbagai negara. Integrated reporting tidak hanya menghasilkan pelaporan tunggal yang terintegrasi saja, melainkan esensinya adalah perusahaan dapat meninjau dan mengevaluasi aktivitas bisnis dalam rangka penciptaan nilai berkelanjutan. 

NASC menyeleksi peserta melalui beberapa tahapan yaitu seleksi abstrak, seleksi full paper, dan 17 tim terpilih diundang ke Universitas Sanata Dharma untuk melakukan tahapan presentasi paper dan konferensi. Hari pertama seluruh tim terpilih melakukan presentasi paper yang dibagi ke dalam tiga kategori sesuai paper yang dikirimkan, yaitu Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial dan Sektor Publik, serta Audit dan Sistem Informasi. Pada hari kedua seluruh tim dikumpulkan dalam satu ruangan besar untuk melakukan konferensi. Seluruh tim diajak untuk berpikir kritis secara cepat dan saling menanggapi argumen satu tim dengan tim yang lain pada saat kasus diberikan kepada peserta. Terdapat enam studi kasus yang mengajak seluruh tim mengkritisi mengenai MEA secara mendalam.

Acara ini mempertemukan mahasiswa-mahasiswa akuntansi dari banyak perguruan tinggi di Indonesia, di antaranya dari Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Magelang, Batam, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Bali. Dalam acara ini UNY berhasil meraih Best Category dalam kategori Akuntansi Keuangan. Best Category dalam kategori Akuntansi Managerial dan Sektor Publik diraih oleh Universitas Katolik (UNIKA) Soegijopranoto. Best Category dalam kategori Audit dan Sistem Informasi diraih oleh UGM. Sedangkan Best Team secara berurutan diraih oleh Universitas Bina Nusantara, Universitas Widya Mandala, dan Universitas Parahyangan. (tegar/fadhli)

Kunjungan Industri SMK Darussalam di FE UNY

Guna mengetahui lebih jauh seputar perkembangan di dunia usaha dan pendidikan saat ini, sebanyak 117 siswa beserta guru pendamping dari SMK Darussalam Karangpucung, Majenang, Cilacap berkunjung ke Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (19/10) kemarin. Rombongan diterima Wakil Dekan III Isroah, M.Si dan dosen di lingkungan jurusan.  Selain informasi dunia usaha kontemporer, rombongan juga mendapatkan pengetahuan mengenai perkuliahan yang diadakan di FE UNY.

“Banyak hal yang bagus yang bisa kita lihat di UNY ini begitu turun dari bus. Lingkungan juga tampak hijau. Kami harap dengan kunjungan ini bisa didapatkan berbagai informasi seputar UNY sebagai salah satu referensi perguruan tinggi di Yogyakarta. Setelah lulus, para siswa bisa mendapatkan info guna melanjutkan studi. Selain itu, kami juga berharap bisa menindaklanjuti perkembangan-perkembangan di dunia ekonomi dan mengaplikasikan dan mengembangkannya di lingkungan sekolah kami,” terang ketua rombongan Zaidin, M.Pd.

Mewakili fakultas, Isroah menyambut baik kunjungan industri tersebut. “Fakultas Ekonomi merupakan fakultas termuda di UNY. Usianya baru 5 tahun. Tetapi animonya salah satu yang terbesar di UNY. Oleh karena itu, teruslah belajar dan kembangkan potensi kalian, apapun itu, karena itu bisa jadi salah satu tiket mendapatkan kursi di UNY ini kelak,” terang Isroah.

Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY yang menerima rombongan, Arief Zuliyanto, M.Sc menguraikan berbagai hal seputar perkuliahan di FE UNY, khususnya di Pendidikan Akuntansi. “Jurusan Pendidikan Akuntansi memiliki tiga prodi, yaitu S1 Pendidikan Akuntansi, S1 Akuntansi, dan D3 Akuntansi. Kami tidak hanya mencetak calon guru Pendidikan Akuntansi, tetapi juga calon-calon profesional di Akuntansi, serta wirausahawan yang unggul,” terang Arief.

“Selain itu, kami juga memiliki kelas unggulan, atau kelas internasional. Perkuliahan diselenggarakan secara bilingual, dan penyelesaian tugas akhir skripsi juga dengan menggunakan Bahasa Inggris. Kami ingin para lulusan bisa bersaing secara internasional,” tambah Arief.

Antusiasme para siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Para siswa menanyakan seputar penyelenggaraan kelas unggulan, beasiswa yang tersedia, hingga berbagai kegiatan kemahasiswaan yang diadakan di UNY. (fadhli)

Lawatan Universitas Kanjuruhan Malang ke FE UNY

Sebanyak lebih dari 150 mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kanjuruhan (Unika) Malang berkunjung ke Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kamis (13/10) lalu. Didampingi beberapa dosen jurusan, Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) ini juga mengikutsertakan beberapa pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen FEB Unika. Selain berbagi mengenai kurikulum yang dilaksanakan kedua pihak, kunjungan ini juga menjadi sarana bertukar pikiran antara HMPS Manajemen FEB Unika dengan Himpunan Mahasiswa (Hima) Manajemen FE UNY.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III Isroah, M.Si mengatakan, kegiatan kemahasiswaan perlu terus didorong. “Dengan saling bertukar pikiran, akan tercipta ide-ide baru bagi kegiatan organisasi. Jangan berhenti mengasah softskills kalian melalui organisasi kemahasiswaan,” ucapnya.

Ketua rombongan Drs. Harinoto, MM menyampaikan, kunjungan ini diharapkan bisa lebih mendekatkan kedua pihak. “Selain itu, kedua organisasi kemahasiswaan bisa bertukar pikiran secara langsung. FEB Unika sendiri memiliki 4 program studi (prodi), yakni Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, dan Magister Manajemen,” urainya.

Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNY, Arum Darmawati, MM menerangkan, sejak 2009, Manajemen mewajibkan Magang. “Mahasiswa diwajibkan mencari sendiri perusahaan tempatnya magang. Selain itu, kami juga mendorong program pasporisasi mahasiswa. Mereka harus mencari pengalaman internasional. Sejauh ini, sudah tiga kali Sit-in yang diikuti oleh mahasiswa manajemen, yaitu ke Malaysia, Thailand, dan Malaysia lagi pada tahun lalu,” urai Arum.

“Kurikulum kami menginginkan mahasiswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Mereka tidak kami dorong hanya untuk menjadi seorang  calon manajer, tetapi juga calon ilmuwan, dan calon wirausahawan. Bahkan, tanpa disuruh, banyak mahasiswa kami yang berwirausaha sampai akhirnya lulus,” tambah Arum.

Ketua Hima Manajemen FE UNY 2016, Iqbal Setiawan menjelaskan, tugas Hima adalah mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh mahasiswa Manajemen. “Oleh karena itu, berbagai program kerja kami adakan untuk menjadi sarana berekspresi mahasiswa Manajemen dalam melatih kemampuan mereka. Di antaranya adalah Share and Care, Marketing Day, dan Seminar Entrepreneur,” jelasnya. (fadhli)

UNY Tuan Rumah Temu Fisik Mahasiswa Ekonomi Indonesia Oktober 2016

Lebih dari 50 mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia (FMEI) berkumpul di UNY, Rabu hingga Jumat (12-14/10) lalu dalam acara Temu Fisik Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia. Forum yang saat ini beranggotakan 9 universitas di Indonesia merupakan sarana pemerkuat jaringan FE dan FEB di Indonesia. Dengan adanya forum ini, persebaran informasi dan komunikasi menjadi lebih intensif. Dikutip dari laman resmi FMEI, keberadaan FMEI juga merupakan bentuk peran mahasiswa ekonomi anggota FMEI dalam membangun perekonomian Indonesia melalui kajian.

Forum kali ini mengambil tema “Pengaruh Teknologi terhadap Perekonomian Indonesia”. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY selaku tuan rumah forum kali ini, Muhammad An’am Fatkhurrohman mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu pesat tak luput dari perhatian mahasiswa. Semakin majunya teknologi mengakibatkan makin beragamnya metode dalam bertransaksi dan pemasaran. Hal ini mendorong perekomonian penduduk makin meningkat.

Dalam sambutannya membuka rangkaian acara, Dekan Dr Sugiharsono, M.Si memberikan apresiasinya terhadap acara ini. “Mahasiswa harus terus memikirkan solusi-solusi bagi masalah perekonomian di Indonesia. Potensi kekayaan ekonomi Indonesia tidak bias dimanfaatkan oleh seluruh rakyat. Kesenjangan sosial juga masih tampak. Rumah mewah bersebelahan dengan rumah reyot,” terang Sugiharsono.

“Dengan kemajuan yang ada sekarang ini, menjadi PR kita bersama untuk memanfaatkan teknologi sehingga bisa memajukan kesejahteraan masyarakat.  Kesenjangan sosial harus dipangkas semaksimal mungkin, karena social gap menyebabkan disintegrasi bangsa, serta memicu perilaku anarkis di masyarakat,” tambah Sugiharsono.

An’am menerangkan, selain kesembilan anggota FMEI, forum kali ini juga mengundang 3 calon anggota baru. “Setelah UNY, UGM, Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Brawijaya, institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sriwijaya, keanggotaan akan segera bertambah dengan kehadiran Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, dan Universitas Mulawarman,” urai An’am. (fadhli)

Studi Banding FKIP UMM Lampung ke FE UNY

Delegasi dari Universitas Muhammadiyah Metro (UMM) Lampung berkunjung ke sejumlah fakultas di UNY, di antaranya Fakultas Ekonomi (FE) pada Rabu (5/10) kemarin. Wakidjo, M.Pd dan Siti Suprihatin, M.Pd dari Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UMM Lampung diterima oleh segenap jajaran dekanat serta dosen dari jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai ajang saling berbagi pandangan seputar kurikulum di jurusan terkait. Kedua pihak mendiskusikan bagaimana kurikulum Pendidikan Ekonomi selama ini berjalan serta berbagai perkembangan yang terjadi dalam dunia ekonomi mempengaruhi dinamika kurikulum.

Wakidjo menjelaskan, studi banding kurikulum ini diperlukan mengingat tuntutan dunia usaha juga terus bertambah. “Di sekolah, guru-guru juga menjelaskan beberapa hal yang ternyata masih perlu diajarkan dan belum tertuang dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu, studi ini bisa membantu kami merumuskan kurikulum yang lebih baik,” terang Wakidjo.

Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY, Daru Wahyuni, M.Si mengatakan, secara umum, teori dirancang selesai dalam 6 semester di UNY. “Selama waktu itu, mahasiswa diharapkan telah menempuh 144-160 SKS. Ada beberapa konsentrasi pilihan yang bisa diambil guna membantu calon lulusan yang berminat memfokuskan pada satu masalah khusus,” urai Daru.

“Selain itu, menyikapi perkembangan di dunia usaha, kami juga menyediakan mata kuliah seperti Strategi Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bagi calon guru mata pelajaran tersebut, Pasar Modal, Agroindustri, serta Kewirausahaan. Khusus kewirausahaan juga tidak hanya teori tetapi praktik pun kami berikan. Mereka diberikan tugas pendirian student company secara berkelompok. Tidak heran, sebagian mahasiswa kami sudah memiliki bisnis sejak mereka masih kuliah,” tambah Daru.

Secara umum, kurikulum kedua pihak tidak jauh berbeda. “Di perguruan tinggi Muhammadiyah, kami tambahkan mata kuliah-mata kuliah kemuhammadiyahan dan keislaman,” tukas Wakidjo. Dekan FE UNY menyampaikan, FE UNY siap bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum di UMM Lampung. “Jika diperlukan, kami berangkatkan dosen kami ke sana untuk berbagi pengembangan kurikulum,” kata Sugiharsono. (fadhli)

SEMINAR NASIONAL HIMA AKUNTANSI: PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI DI ERA KOMPETISI

Di era kompetisi seperti saat ini di mana Indonesia telah masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadikan setiap negara harus siap bersaing dan bisa berkompetisi. Salah satunya adalah tenaga kerja. Dalam hal ini, masih sedikit masyarakat yang belum menyadarinya, seperti halnya mahasiswa. Oleh karena itu Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Hima AKSI) UNY mengadakan Seminar Nasional yang merupakan salah satu acara dalam rangkaian UNY Accounting Fair 2016 dengan mengambil tema “Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Kompetisi” pada Sabtu (15/10) kemarin.

Seminar yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY ini dihadiri lebih dari 250 peserta dan tamu undangan. Peserta terdiri atas mahasiswa diploma, sarjana, dan pascasarjana dari banyak perguruan tinggi di Yogyakarta serta dari instansi pemerintahan. Seminar ini menghadirkan empat pembicara yaitu Dr. Sugiarto Sumas, M.T selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Bonardo Aldo Tobing selaku perwakilan Badan Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dr. Dwi Martani, CPA, CA., selaku Dewan Pimpinan Nasional IAI dan Dewan Penguji Sertifikasi CPA IAPI, dan Mety Yusantiati selaku Direktur The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Seminar ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY Isroah, M.Si dan dimoderatori oleh Ketua Program Studi Akuntansi S1 Dr. Denies Priantinah, M.Si, Ak., CA.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas sertifikasi profesi secara umum dengan pembicara Sugiarto dan Aldo. Sugiarto menegaskan untuk berkompetisi dibutuhkan kompetensi oleh karena itu diperlukan sertifikasi. Selain itu dipaparkan pula posisi Indonesia terkait sertifikasi profesi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Aldo memaparkan tentang BNSP dan jenis-jenis sertifikasi profesi. Dijelaskan pula mitos-mitos yang berkembang di Indonesia dan pembenarannya terkait tenaga kerja seperti halnya pekerja asing dari negara-negara ASEAN akan membanjiri pasar tenaga kerja Indonesia. “Faktanya adalah komitmen negara-negara ASEAN hanya terkait pergerakan tenaga kerja terampil seperti akuntan, perawat, arsitek, praktisi medis, insinyur, dokter gigi, tenaga survei, dan tenaga pariwisata,” ujar Aldo.

Pada seminar sesi kedua membahas sertifikasi profesi di bidang akuntansi dan pasar modal dengan pembicara Dwi Martani dan Mety. Dwi menegaskan untuk mampu survive maka kita harus berbeda, untuk menjadi berbeda maka diperlukan sertifikasi profesi. “Beberapa sertifikasi profesi akuntansi seperti Chartered Accountant, Certified Public Accountant, dan Profesi Penilai,” papar Dwi.

Mety memaparkan sertifikasi profesi keahlian pasar modal. Adapun sertifikasi profesi yang dipaparkannya antara lain Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), Wakil Manajer Investasi (WMI), Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE), dan Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM). (tegar/fadhli)

Delapan Jam Sehari Berbuah Medali

Menyumbangkan medali bagi tanah kelahiran tentu sebuah kebanggaan tersendiri. Demikian pula yang dirasakan Pratiwi Adhiati Kusumawardani, mahasiswa Jurusan Manajemen angkatan 2012 Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Perjuangannya selama setahun terakhir ini berbuah manis. Bersama rekan setimnya, Tiwi, begitu biasa dia dipanggil, turut menyumbang medali emas bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di renang indah nomor Aquatic Synchronized Swimming di Pekan Olahraga Nasional 2016 di Bandung.

Tim Renang Indah DIY yang dilatih juara olimpiade Beijing 2008 asal Rusia, Anna Nasekina, mendominasi cabang renang indah dengan menyapu bersih 3 medali emas yang disediakan. Tiwi merasakan keberadaan pelatih asal Rusia tersebut sangat berpengaruh terhadap penampilan tim. “Anna adalah pelatih yang bagus. Saya yakin dia juga bisa menjadi pelatih yang baik untuk tim nasional jika memang diperlukan,” terang Tiwi.

Apakah Tiwi merasa berat dengan metode yang diterapkan oleh Anna? “Kami sudah terbiasa berenang berjam-jam dalam sehari. Kalau ada pertandingan atau kompetisi, kami harus berlatih selama 8 jam. Empat jam di pagi hari, 4 jam di sore hari. Kalau libur kompetisi, cukup 2-3 jam sehari. Di bawah bimbingan kepelatihan Anna, kami memadukan berbagai kombinasi gerakan agar harmonis, dan untuk itu, dia sangat perfeksionis. Setiap individu diperhatikan betul-betul,” urainya.

Bagi Tiwi, ini merupakan prestasi kesekiannya di bidang non akademik. Selain menjadi kontingen Indonesia di dua SEA GAMES terakhir, Tiwi juga meraih perunggu pada perhelatan 2nd South East Asian Swimming Championship di Singapura pada 2014. Kuliah di Jurusan Manajemen bukan halangan baginya mendulang prestasi. “Saya memilih Jurusan Manajemen juga demi masa depan saya. Tadinya memang banyak yang mengira saya dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, tapi setelah dijelaskan, mereka jadi lebih apresiasi,” tambah lulusan SMA N 1 Godean, Sleman ini.

Memulai karir keolahragaannya sejak kelas 5 SD, awalnya Tiwi hanya dimasukkan ke klub renang oleh orang tuanya agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk pergi bermain yang tidak jelas. Memasuki kelas 6 SD, pilihannya di cabang renang indah menjadi awal keseriusan putri sulung pasangan Musriadi Muhammad dan Suyatmi ini di dunia renang.

“Renang indah memang tidak mementingkan kecepatan. Tetapi metode latihannya luar biasa menguras tenaga dan pikiran. Dalam kondisi di bawah air, para atlet harus konsentrasi berhitung (ketukan lagu), melihat posisi masing-masing, dan harus menahan perih. Selain itu, ukuran tubuh juga harus sama,” tambah Tiwi.

Namanya yang kerap berprestasi hingga tingkat nasional menjadikannya buah bibir di lingkungan sekitar tempat ia tinggal. Kini, selepas PON di Jawa Barat, Tiwi kembali berkonsentrasi menyelesaikan skripsinya. Hadiah uang yang kurang lebih Rp. 90 juta akan digunakannya untuk memberangkatkan ibunya umroh dan sebagian sisanya akan ditabung. “Selepas lulus, ada beberapa pilihan dan tawaran yang diberikan pada saya. Di antaranya, menjadi pelatih di sebuah sekolah internasional di Bali. Tapi, itu semuanya akan saya pikirkan baik-baik sebelum memutuskan,” pungkasnya. (fadhli)

Training of Trainers Perbankan Syariah Kerjasama FE UNY dan BRISyariah Yogyakarta

Menindaklanjuti penandatanganan perjanjian kerjasama antara Fakultas Ekonomi (FE) UNY dan PT BRISyariah Yogyakarta, kedua pihak mengadakan Training of Trainers (ToT) Perbankan Syariah kepada mahasiswa dan dosen di FE UNY, Jumat (30/9) lalu. Sebanyak 50 mahasiswa dan dosen dari FE UNY mendapatkan materi seputar layanan di Bank Syariah, serta dilatih singkat bagaimana menjadi seorang customer service, atau teller, melalui penggunaan Sistem Aplikasi Laboratorium Minibanking BRISyariah (SALAM BRIS). Pelatihan ini dipandu oleh beberapa instruktur dari BRI Syariah Yogyakarta.

SALAM BRIS menjadi salah satu program andalan BRISyariah dalam meningkatkan daya saing sumber daya insani dan teknologi pada sektor keuangan syariah. Mayoritas sumberdaya manusia di industri perbankan syariah, menurut Direktur Komersial BRISyariah Indra Praseno, merupakan migrasi dari industri perbankan konvensional. Hal ini mendorong BRISyariah untuk lebih menguatkan pengetahuan dan praktik perbankan syariah bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi dan literasi keuangan syariah di lembaga pendidikan serta masyarakat secara umum.

Salah satu instruktur BRISyariah yang memberikan sesi praktik pelatihan, Deni Setiawan, menjelaskan industri perbankan adalah bisnis kepercayaan. “Bank tidak memiliki uang. Masyarakatlah yang memiliki uang. Oleh karena itu, membangun kepercayaan masyarakat terhadap bank adalah hal yang penting,” terang Deni.

Perangkat SALAM BRIS ini merupakan fasilitasi mini banking BRISyariah di lebih dari 70 perguruan tinggi di Indonesia. Melalui aplikasi online ini, customer service, teller, atau supervisor bisa melakukan pelayanan kepada nasabah dan masyarakat dengan lebih cepat. Para peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mencoba aplikasi tersebut dengan menjalankan berbagai peran seperti supervisor, teller, atau customer service.

Pagi sebelumnya, FE UNY menandatangani perjanjian kerja sama dengan BRISyariah yang diwakili Budi Wiryadinata. Selain dengan BRISyariah, FE UNY juga menyepakati kerja sama dengan PT Telkom dalam pengembangan sarana prasarana teknologi dan informasi di FE UNY. General Manager PT Telkom Wilayah Telekomunikasi (Witel) Daerah Istimewa Yogyakarta, Firmansyah mengatakan, PT Telkom berkomitmen untuk terus membantu pendidikan yang berbasis ICT. (fadhli)

Basmah: Tidak Perlu Jenius, Yang Penting Rajin

Fakultas Ekonomi (FE) UNY kembali meluluskan mahasiswanya. Pada Periode September lalu, sebanyak 39 orang yang terdiri dari 10 orang S1 Kependidikan, 23 orang S1 Non Kependidikan, dan 6 orang dari program D3 dinyatakan lulus dalam upacara Yudisium, Jumat (30/9) lalu. Upacara Yudisium menjadi penanda bahwa seorang mahasiswa telah disahkan menjadi seorang Sarjana atau Ahli Madya. Turut hadir dalam upacara tersebut, segenap jajaran Dekanat dan Ketua Jurusan atau Program Studi di lingkungan FE UNY.

Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., melaporkan, sejumlah 12 orang peserta lulus dengan predikat Cum Laude. “Selamat kepada para lulusan. Cum Laude atau bukan, semoga hal ini bisa memicu Anda untuk lebih bersemangat dalam memberikan manfaat,” ucapnya.

Peraih Indeks Prestasi Tertinggi (IPK) tertinggi pada periode ini adalah Basmah Shakib dari Program Studi Manajemen S1 dengan IPK 3,74. Basmah, sebagaimana dia acap dipanggil, merupakan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) sewaktu kuliah. Beasiswa PPA merupakan bantuan dana yang berdasarkan pada prestasi mahasiswa, terutama indeks prestasi.

Selain prestasi di bidang akademik, gadis berdarah Arab-India-Jawa ini juga mengembangkan potensinya di bidang non akademik. Putri sulung pasangan bapak Shakib M. Mashabi dan ibu Sholehah ini gemar menekuni tarian modern dan tarik suara. “Saya dulu gabung di Management Voice, dan sempat mengikuti Lomba Modern Dance juga,” tambah alumnus SMA N 2 Wonosobo ini.

Bagi Basmah, tidak perlu terlahir pintar untuk bisa meraih IPK yang tinggi. “Saya biasa belajar atau membaca buku sebelum shubuh, lalu dilanjutkan setelah shubuh. Yang penting rajin belajar, tidak harus jenius,” pesan Basmah yang juga pernah meraih peringkat satu sejurusan IPS di SMA dulu. (fadhli)

Pages