ACCELERATION 2016 Sukses Datangkan Ribuan Pengunjung

Acceleration (Accounting Cloth, Meal, Service, Art, and Passion)  kembali diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY untuk kedua kalinya. Pada tahun ini Acceleration diadakan di Benteng Vredeburg dengan mengusung tema“Act Your Passion!”. Acceleration 2016 merupakan hajatan tahunan dan juga rangkaian acara dari UNY Accounting Fair 2016. Acara yang berlangsung selama dua hari (5-6/11) ini menyediakan berbagai macam bazar yang terdiri dari 20 stan makanan, 17 stan pakaian, 2 stan jasa, dan satu stan lainnya. Selain itu juga diadakan tiga macam unjuk bakat atau passion, yaitu Photo Hunt, Coloring Competition, dan Acoustic Competition.

Pada Sabtu (5/11) diadakan Photo Hunt yang menjadi wadah bagi para fotografer untuk menyalurkan hobi dalam dunia Fotografi. Pada kesempatan ini, tiga model dihadirkan oleh panitia untuk peserta Photo Hunt dan dibagi dalam dua sesi pemotretan. Sesuai dengan tema acceleration, model menggunakan kebaya pada sesi pertama dan kasual pada sesi dua.

Berbagai komunitas FE juga turut serta memeriahkan acara hari pertama di antaranya ialah komunitas musik dan tari. Sementara itu, Coloring Competition dilaksanakan pada hari Minggu, 6 November dan diikuti oleh 47 peserta dari berbagai TK se-DIY dengan tema “Berwarna dalam Ragam Budaya Indonesia”. Pada hari yang sama juga diadakan Acoustic Competition dan diikuti oleh 17 band peserta yang berasal dari SMA dan SMK se-DIY dan Jawa Tengah. Peserta menyanyikan dua buah lagu, dengan salah satu lagu merupakan lagu wajib. Pemenang dari lomba ini adalah Rain Maker (SMA N 1 Ngaglik). Bersamaan dengan jalannya Coloring Competition dan Acoustic Competition juga diadakan live doodle dari Doodle Art Yogyakarta.

Jumlah pengunjung yang datang pada Acceleration 2016 melebihi ekspektasi panitia. Pada hari pertama terdapat 2088 orang yang mengunjungi stan bazar, sedangkan pada hari kedua meningkat menjadi 2510 orang. Jadi, jumlah keseluruhan pengunjung Acceleration 2016 adalah 4598 orang. “Acaranya sangat seru, masuknya juga gratis, dan stan yang ada lengkap. Makanannya enak-enak dan semoga acara seperti ini bisa diadakan lagi,” ujar Bekti dan Ratih, pengunjung acara Acceleration 2016.

Jumlah pengunjung yang terbilang fantastis serta acara yang menarik tidak terlepas dari doa dan kerja keras seluruh panitia, hiburan dari pengisi acara, dan. keberadaan stan bazar. Salah satu pengisi tenant bazar, Dika dari stan Okonomiyaki berkata,”Pelayanan panitia untuk tenant bazar sudah sangat baik karena panitia mau membantu loading barang. Acaranya juga sangat asyik, tapi pengunjung masih merasa ragu untuk masuk melihat-lihat bazar.” Ia juga memberikan saran untuk panitia, “Tempat bagi pengunjung lebih diatur lagi, supaya mereka merasa lebih nyaman dan tidak kepanasan. Namun, secara keseluruhan acaranya sudah bagus.”

Acceleration 2016 juga menampilkan beberapa pengisi acara baik yang berasal dari pihak dalam (FE UNY dan Unit Kegiatan Mahasiswa UNY) maupun pihak luar untuk menghibur pengunjung. Pengisi acara dari luar seperti Clavage, Ben Harlem, dan Blue Train mampu memeriahkan suasana. Acara puncak Acceleration 2016 ditutup dengan penampilan energik DJ Wisnan.

Acceleration 2016 yang berjalan selama dua hari mendapat respon positif dari berbagai pihak. Menurut Vania, panitia Acceleration 2016, “Acceleration tahun ini lebih terkonsep dengan baik, lebih rapi, dan lebih jelas pembagiannya. Target yang direncanakan tercapai dan benar-benar di luar ekspektasi panitia.” Vania juga berpesan, “Semoga tahun depan Acceleration lebih baik lagi. Intinya komunikasi tetap harus dijaga karena itu kunci keberhasilan suatu acara. Satu kata untuk Acceleration 2016 adalah Bombastis!” (fatikha/fadhli)

Resep Sukses Dibyo di Tanah Rantau

Sebagian mahasiswa di Yogyakarta, tak terkecuali di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, adalah mahasiswa perantau. Mereka meninggalkan orang tua dan kampung halamannya demi menuju tempat menuntut ilmu. Di Yogyakarta, mereka lantas bersinggungan dengan banyak hal baru. Teman baru dari berbagai daerah di Indonesia, serta kebiasaan dan lingkungan baru di Yogyakarta yang belum pernah ditemui di daerah asal, semuanya memberikan pengaruh dalam kehidupan si perantau. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan mental agar mahasiswa perantau bisa merasa betah di tanah rantau. Demikian pula yang dialami Dibyo Waskito Guntoro, lulusan terbaik pada Yudisium FE UNY Periode Oktober 2016.

Alumnus program studi (prodi) S1 Pendidikan Ekonomi ini mengatakan, salah satu kunci agar kita bisa maksimal menempuh studi di perantauan adalah membuat diri kita betah. “Keluarga selalu berpesan, ‘kamu yang menjalani kuliah di sana, kamu yang tinggal di lingkungan itu, jadi, buatlah lingkunganmu senyaman mungkin,’ dan itu saya rasakan betul selama di Jogja. Saya berusaha membuat diri saya merasa nyaman di sini,” ucap anak kedua pasangan Dimin (52 tahun), dan Suryawati (48) ini.

Lulus dengan IPK 3,78, Dibyo tidak hanya mengasah kemampuan akademiknya, tapi juga non akademiknya. Dibyo tidak ragu mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kompetisi guna mengasah keterampilan softskill-nya. Mulai dari aktif di Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Ekonomi, menjadi Kepala Departemen (Kadep) di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas, hingga menduduki posisi Direktur Islamic Mini Bank (IMB) FE UNY pada 2015 lalu telah menjadi nilai tambah bagi curriculum vitae-nya.

Selain itu, peraih Peringkat 2 Siswa Berprestasi program IPS di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 ini juga pernah memperoleh Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Esai pada gelaran NERS VAGANZA WILAYAH II ILMIKI AND NURSING FAIR 2014 di Universitas Sriwijaya dua tahun lalu. “Orang tua saya sebenarnya sempat meragukan pilihan jurusan saya saat di SMA. Bahkan kakak juga seolah tak percaya saya lebih memilih IPS daripada IPA. Tapi saya mampu buktikan, ini memang pilihan paling tepat untuk saya,” terang lulusan SMA N 1 Muaraenim ini.

Dalam upacara yudisium Periode Oktober , Senin (31/10) lalu, FE UNY meluluskan 83 orang yang terdiri dari 16 orang S1 Kependidikan, 45 orang S1 Non Kependidikan, dan 22 orang Program D3. “Peraih predikat Dengan Pujian sebanyak 16 orang, atau 19,28 %. Dibyo Waskito Guntoro menjadi yang terbaik dengan raihan 3,78. Sedangkan rata-rata keseluruhan IPK pada periode ini adalah 3,38,” ungkap Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D dalam laporannya di bidang akademik. (fadhil)

MAHASISWA BIDIKMISI UNY JUARAI LOMBA DEBAT SOSIAL POLITIK TINGKAT NASIONAL

Tiga mahasiswa UNY berhasil menjuarai lomba debat tingkat nasional yang diadakan di Jakarta, Sabtu sampai Minggu (29-30/10) kemarin. Ketiga mahasiswa ini adalah Listiady Gustian dari Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Eko Siam Muwardi dan Dian Isnawati dari Prodi Pendidikan Ekonomi dari Fakultas Ekonomi (FE). Mereka berhasil menjuarai lomba debat sosial politik tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Lomba tersebut dihadiri beberapa perguruan tinggi di tanah air, yakni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), International University Liaison Indonesia (IULI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Jaya Baya, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Universitas Hasanudin (UNHAS), Universitas Islam Negeri (UIN) SYARIF HIDAYATULAH, dan UNY.

Lomba debat kali ini mengangkat tema besar sosial politik, dengan sub tema ekonomi, sumber daya, pendidikan, kemaritiman, dan sosial politik. UNY meraih juara setelah mengalahkan IULI di babak penyisihan, Universitas Hasanudin (babak perempat final), STEI SEBI (babak semifinal), dan IPB (babak final). Pertanda kemenangan tim UNY mulai tampak setelah berhasil mengalahkan STEI SEBI di semifinal yang notabene adalah calon kuat peraih juara di lomba kali ini. Di babak final yang berlangsung di Aula Maftuhah UNJ, debat antara UNY dan IPB berlangsung sangat meriah. Masing-masing tim mengeluarkan semua argumen untuk memperdebatkan topik “pengampunan pajak”. Tim UNY berhasil unggul tipis atas tim IPB dengan selisih 3 poin sehingga mengantarkan TIM UNY menjadi juara lomba debat sosial politik nasional 2016 tersebut.

“Kami tidak menyangka mampu menang padahal kami dari kampus pendidikan,” kata Gustian saat diminta pendapatnya. Walau dari kampus pendidikan, namun dewan juri tidak meragukan kemampuan mereka dalam menganalisis masalah ekonomi, demikian dikemukakan para juri saat sesi komentar setelah pertandingan final. Eko Siam mengaku sangat bersyukur atas anugerah Allah SWT yang telah memberikan kelancaran. “Kami memang berasal dari kampus pendidikan, namun kami selalu berdiskusi mengenai masalah sosial politik, terlebih saya masih menjadi pengurus BEM FE UNY,” tambah Eko Siam setelah mendengar pengumuman tersebut. Ketiga anggota tim debat UNY tersebut sekarang masih menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan (ormawa) di UNY walau dengan ormawa yang berbeda-beda.

Selain menghasilkan juara debat, dalam perlombaan tersebut juga menghasilkan pembicara terbaik atau best speaker. Urutan pertama diraih oleh M. Indra dari IPB, kemudian urutan kedua dan ketiga diraih oleh tim UNY yakni Eko Siam Muwardi, dan Listiady Gustian. Menurut mereka, sedikit penghargaan ini didedikasikan kepada Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA. “Karena ini adalah akhir dari periode beliau dalam memimpin di kampus kami, dan piala ini juga didedikasikan kepada seluruh mahasiswa bidikmisi UNY agar tetap membidik prestasi agar mampu memotong rantai kemiskinan, juga kepada almamater dan kawan-kawan di kampus agar tetap berprestasi mengharumkan UNY,” tutup Eko. (dian/fadhli)

UNY Raih Best Category dalam National Accounting Student Conference

Tiga mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY yaitu Tegar Galang Anantha (2014), Zahra Tiara Rusyda (2014), dan Cahita Widasari (2014) berhasil meraih Best Category dalam kategori Akuntansi Keuangan dalam National Accounting Student Conference (NASC) pada 28-29 Oktober 2016 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tim ini dibimbing Patriani Wahyu Dewanti, M.Acc, dosen Program Studi Akuntansi FE UNY. Dalam kompetisi ini tim UNY mengambil judul “Analisis Kesiapan Perusahaan pada Indeks LQ45 Periode Agustus 2015-Januari 2016 dalam Menerapkan Integrated Reporting”.

NASC tahun ini mengangkat tema Transformasi Akuntan Indonesia sebagai Penggerak Roda Perekonomian Negara dalam MEA.  Tema tersebut memberikan ide bagi tim UNY untuk meneliti kesiapan perusahaan di Indonesia dalam menerapkan integrated reporting. Integrated reporting adalah model pelaporan baru yang banyak diterapkan di banyak perusahaan di berbagai negara. Integrated reporting tidak hanya menghasilkan pelaporan tunggal yang terintegrasi saja, melainkan esensinya adalah perusahaan dapat meninjau dan mengevaluasi aktivitas bisnis dalam rangka penciptaan nilai berkelanjutan. 

NASC menyeleksi peserta melalui beberapa tahapan yaitu seleksi abstrak, seleksi full paper, dan 17 tim terpilih diundang ke Universitas Sanata Dharma untuk melakukan tahapan presentasi paper dan konferensi. Hari pertama seluruh tim terpilih melakukan presentasi paper yang dibagi ke dalam tiga kategori sesuai paper yang dikirimkan, yaitu Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial dan Sektor Publik, serta Audit dan Sistem Informasi. Pada hari kedua seluruh tim dikumpulkan dalam satu ruangan besar untuk melakukan konferensi. Seluruh tim diajak untuk berpikir kritis secara cepat dan saling menanggapi argumen satu tim dengan tim yang lain pada saat kasus diberikan kepada peserta. Terdapat enam studi kasus yang mengajak seluruh tim mengkritisi mengenai MEA secara mendalam.

Acara ini mempertemukan mahasiswa-mahasiswa akuntansi dari banyak perguruan tinggi di Indonesia, di antaranya dari Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Magelang, Batam, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Bali. Dalam acara ini UNY berhasil meraih Best Category dalam kategori Akuntansi Keuangan. Best Category dalam kategori Akuntansi Managerial dan Sektor Publik diraih oleh Universitas Katolik (UNIKA) Soegijopranoto. Best Category dalam kategori Audit dan Sistem Informasi diraih oleh UGM. Sedangkan Best Team secara berurutan diraih oleh Universitas Bina Nusantara, Universitas Widya Mandala, dan Universitas Parahyangan. (tegar/fadhli)

Kunjungan Industri SMK Darussalam di FE UNY

Guna mengetahui lebih jauh seputar perkembangan di dunia usaha dan pendidikan saat ini, sebanyak 117 siswa beserta guru pendamping dari SMK Darussalam Karangpucung, Majenang, Cilacap berkunjung ke Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (19/10) kemarin. Rombongan diterima Wakil Dekan III Isroah, M.Si dan dosen di lingkungan jurusan.  Selain informasi dunia usaha kontemporer, rombongan juga mendapatkan pengetahuan mengenai perkuliahan yang diadakan di FE UNY.

“Banyak hal yang bagus yang bisa kita lihat di UNY ini begitu turun dari bus. Lingkungan juga tampak hijau. Kami harap dengan kunjungan ini bisa didapatkan berbagai informasi seputar UNY sebagai salah satu referensi perguruan tinggi di Yogyakarta. Setelah lulus, para siswa bisa mendapatkan info guna melanjutkan studi. Selain itu, kami juga berharap bisa menindaklanjuti perkembangan-perkembangan di dunia ekonomi dan mengaplikasikan dan mengembangkannya di lingkungan sekolah kami,” terang ketua rombongan Zaidin, M.Pd.

Mewakili fakultas, Isroah menyambut baik kunjungan industri tersebut. “Fakultas Ekonomi merupakan fakultas termuda di UNY. Usianya baru 5 tahun. Tetapi animonya salah satu yang terbesar di UNY. Oleh karena itu, teruslah belajar dan kembangkan potensi kalian, apapun itu, karena itu bisa jadi salah satu tiket mendapatkan kursi di UNY ini kelak,” terang Isroah.

Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY yang menerima rombongan, Arief Zuliyanto, M.Sc menguraikan berbagai hal seputar perkuliahan di FE UNY, khususnya di Pendidikan Akuntansi. “Jurusan Pendidikan Akuntansi memiliki tiga prodi, yaitu S1 Pendidikan Akuntansi, S1 Akuntansi, dan D3 Akuntansi. Kami tidak hanya mencetak calon guru Pendidikan Akuntansi, tetapi juga calon-calon profesional di Akuntansi, serta wirausahawan yang unggul,” terang Arief.

“Selain itu, kami juga memiliki kelas unggulan, atau kelas internasional. Perkuliahan diselenggarakan secara bilingual, dan penyelesaian tugas akhir skripsi juga dengan menggunakan Bahasa Inggris. Kami ingin para lulusan bisa bersaing secara internasional,” tambah Arief.

Antusiasme para siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Para siswa menanyakan seputar penyelenggaraan kelas unggulan, beasiswa yang tersedia, hingga berbagai kegiatan kemahasiswaan yang diadakan di UNY. (fadhli)

Lawatan Universitas Kanjuruhan Malang ke FE UNY

Sebanyak lebih dari 150 mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kanjuruhan (Unika) Malang berkunjung ke Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kamis (13/10) lalu. Didampingi beberapa dosen jurusan, Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) ini juga mengikutsertakan beberapa pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen FEB Unika. Selain berbagi mengenai kurikulum yang dilaksanakan kedua pihak, kunjungan ini juga menjadi sarana bertukar pikiran antara HMPS Manajemen FEB Unika dengan Himpunan Mahasiswa (Hima) Manajemen FE UNY.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III Isroah, M.Si mengatakan, kegiatan kemahasiswaan perlu terus didorong. “Dengan saling bertukar pikiran, akan tercipta ide-ide baru bagi kegiatan organisasi. Jangan berhenti mengasah softskills kalian melalui organisasi kemahasiswaan,” ucapnya.

Ketua rombongan Drs. Harinoto, MM menyampaikan, kunjungan ini diharapkan bisa lebih mendekatkan kedua pihak. “Selain itu, kedua organisasi kemahasiswaan bisa bertukar pikiran secara langsung. FEB Unika sendiri memiliki 4 program studi (prodi), yakni Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Manajemen, dan Magister Manajemen,” urainya.

Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNY, Arum Darmawati, MM menerangkan, sejak 2009, Manajemen mewajibkan Magang. “Mahasiswa diwajibkan mencari sendiri perusahaan tempatnya magang. Selain itu, kami juga mendorong program pasporisasi mahasiswa. Mereka harus mencari pengalaman internasional. Sejauh ini, sudah tiga kali Sit-in yang diikuti oleh mahasiswa manajemen, yaitu ke Malaysia, Thailand, dan Malaysia lagi pada tahun lalu,” urai Arum.

“Kurikulum kami menginginkan mahasiswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Mereka tidak kami dorong hanya untuk menjadi seorang  calon manajer, tetapi juga calon ilmuwan, dan calon wirausahawan. Bahkan, tanpa disuruh, banyak mahasiswa kami yang berwirausaha sampai akhirnya lulus,” tambah Arum.

Ketua Hima Manajemen FE UNY 2016, Iqbal Setiawan menjelaskan, tugas Hima adalah mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh mahasiswa Manajemen. “Oleh karena itu, berbagai program kerja kami adakan untuk menjadi sarana berekspresi mahasiswa Manajemen dalam melatih kemampuan mereka. Di antaranya adalah Share and Care, Marketing Day, dan Seminar Entrepreneur,” jelasnya. (fadhli)

UNY Tuan Rumah Temu Fisik Mahasiswa Ekonomi Indonesia Oktober 2016

Lebih dari 50 mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia (FMEI) berkumpul di UNY, Rabu hingga Jumat (12-14/10) lalu dalam acara Temu Fisik Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia. Forum yang saat ini beranggotakan 9 universitas di Indonesia merupakan sarana pemerkuat jaringan FE dan FEB di Indonesia. Dengan adanya forum ini, persebaran informasi dan komunikasi menjadi lebih intensif. Dikutip dari laman resmi FMEI, keberadaan FMEI juga merupakan bentuk peran mahasiswa ekonomi anggota FMEI dalam membangun perekonomian Indonesia melalui kajian.

Forum kali ini mengambil tema “Pengaruh Teknologi terhadap Perekonomian Indonesia”. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY selaku tuan rumah forum kali ini, Muhammad An’am Fatkhurrohman mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu pesat tak luput dari perhatian mahasiswa. Semakin majunya teknologi mengakibatkan makin beragamnya metode dalam bertransaksi dan pemasaran. Hal ini mendorong perekomonian penduduk makin meningkat.

Dalam sambutannya membuka rangkaian acara, Dekan Dr Sugiharsono, M.Si memberikan apresiasinya terhadap acara ini. “Mahasiswa harus terus memikirkan solusi-solusi bagi masalah perekonomian di Indonesia. Potensi kekayaan ekonomi Indonesia tidak bias dimanfaatkan oleh seluruh rakyat. Kesenjangan sosial juga masih tampak. Rumah mewah bersebelahan dengan rumah reyot,” terang Sugiharsono.

“Dengan kemajuan yang ada sekarang ini, menjadi PR kita bersama untuk memanfaatkan teknologi sehingga bisa memajukan kesejahteraan masyarakat.  Kesenjangan sosial harus dipangkas semaksimal mungkin, karena social gap menyebabkan disintegrasi bangsa, serta memicu perilaku anarkis di masyarakat,” tambah Sugiharsono.

An’am menerangkan, selain kesembilan anggota FMEI, forum kali ini juga mengundang 3 calon anggota baru. “Setelah UNY, UGM, Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Brawijaya, institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sriwijaya, keanggotaan akan segera bertambah dengan kehadiran Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, dan Universitas Mulawarman,” urai An’am. (fadhli)

Studi Banding FKIP UMM Lampung ke FE UNY

Delegasi dari Universitas Muhammadiyah Metro (UMM) Lampung berkunjung ke sejumlah fakultas di UNY, di antaranya Fakultas Ekonomi (FE) pada Rabu (5/10) kemarin. Wakidjo, M.Pd dan Siti Suprihatin, M.Pd dari Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UMM Lampung diterima oleh segenap jajaran dekanat serta dosen dari jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai ajang saling berbagi pandangan seputar kurikulum di jurusan terkait. Kedua pihak mendiskusikan bagaimana kurikulum Pendidikan Ekonomi selama ini berjalan serta berbagai perkembangan yang terjadi dalam dunia ekonomi mempengaruhi dinamika kurikulum.

Wakidjo menjelaskan, studi banding kurikulum ini diperlukan mengingat tuntutan dunia usaha juga terus bertambah. “Di sekolah, guru-guru juga menjelaskan beberapa hal yang ternyata masih perlu diajarkan dan belum tertuang dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu, studi ini bisa membantu kami merumuskan kurikulum yang lebih baik,” terang Wakidjo.

Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY, Daru Wahyuni, M.Si mengatakan, secara umum, teori dirancang selesai dalam 6 semester di UNY. “Selama waktu itu, mahasiswa diharapkan telah menempuh 144-160 SKS. Ada beberapa konsentrasi pilihan yang bisa diambil guna membantu calon lulusan yang berminat memfokuskan pada satu masalah khusus,” urai Daru.

“Selain itu, menyikapi perkembangan di dunia usaha, kami juga menyediakan mata kuliah seperti Strategi Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bagi calon guru mata pelajaran tersebut, Pasar Modal, Agroindustri, serta Kewirausahaan. Khusus kewirausahaan juga tidak hanya teori tetapi praktik pun kami berikan. Mereka diberikan tugas pendirian student company secara berkelompok. Tidak heran, sebagian mahasiswa kami sudah memiliki bisnis sejak mereka masih kuliah,” tambah Daru.

Secara umum, kurikulum kedua pihak tidak jauh berbeda. “Di perguruan tinggi Muhammadiyah, kami tambahkan mata kuliah-mata kuliah kemuhammadiyahan dan keislaman,” tukas Wakidjo. Dekan FE UNY menyampaikan, FE UNY siap bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum di UMM Lampung. “Jika diperlukan, kami berangkatkan dosen kami ke sana untuk berbagi pengembangan kurikulum,” kata Sugiharsono. (fadhli)

SEMINAR NASIONAL HIMA AKUNTANSI: PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI DI ERA KOMPETISI

Di era kompetisi seperti saat ini di mana Indonesia telah masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadikan setiap negara harus siap bersaing dan bisa berkompetisi. Salah satunya adalah tenaga kerja. Dalam hal ini, masih sedikit masyarakat yang belum menyadarinya, seperti halnya mahasiswa. Oleh karena itu Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Hima AKSI) UNY mengadakan Seminar Nasional yang merupakan salah satu acara dalam rangkaian UNY Accounting Fair 2016 dengan mengambil tema “Pentingnya Sertifikasi Profesi di Era Kompetisi” pada Sabtu (15/10) kemarin.

Seminar yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY ini dihadiri lebih dari 250 peserta dan tamu undangan. Peserta terdiri atas mahasiswa diploma, sarjana, dan pascasarjana dari banyak perguruan tinggi di Yogyakarta serta dari instansi pemerintahan. Seminar ini menghadirkan empat pembicara yaitu Dr. Sugiarto Sumas, M.T selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Bonardo Aldo Tobing selaku perwakilan Badan Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dr. Dwi Martani, CPA, CA., selaku Dewan Pimpinan Nasional IAI dan Dewan Penguji Sertifikasi CPA IAPI, dan Mety Yusantiati selaku Direktur The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Seminar ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY Isroah, M.Si dan dimoderatori oleh Ketua Program Studi Akuntansi S1 Dr. Denies Priantinah, M.Si, Ak., CA.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas sertifikasi profesi secara umum dengan pembicara Sugiarto dan Aldo. Sugiarto menegaskan untuk berkompetisi dibutuhkan kompetensi oleh karena itu diperlukan sertifikasi. Selain itu dipaparkan pula posisi Indonesia terkait sertifikasi profesi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Aldo memaparkan tentang BNSP dan jenis-jenis sertifikasi profesi. Dijelaskan pula mitos-mitos yang berkembang di Indonesia dan pembenarannya terkait tenaga kerja seperti halnya pekerja asing dari negara-negara ASEAN akan membanjiri pasar tenaga kerja Indonesia. “Faktanya adalah komitmen negara-negara ASEAN hanya terkait pergerakan tenaga kerja terampil seperti akuntan, perawat, arsitek, praktisi medis, insinyur, dokter gigi, tenaga survei, dan tenaga pariwisata,” ujar Aldo.

Pada seminar sesi kedua membahas sertifikasi profesi di bidang akuntansi dan pasar modal dengan pembicara Dwi Martani dan Mety. Dwi menegaskan untuk mampu survive maka kita harus berbeda, untuk menjadi berbeda maka diperlukan sertifikasi profesi. “Beberapa sertifikasi profesi akuntansi seperti Chartered Accountant, Certified Public Accountant, dan Profesi Penilai,” papar Dwi.

Mety memaparkan sertifikasi profesi keahlian pasar modal. Adapun sertifikasi profesi yang dipaparkannya antara lain Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), Wakil Manajer Investasi (WMI), Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE), dan Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM). (tegar/fadhli)

Delapan Jam Sehari Berbuah Medali

Menyumbangkan medali bagi tanah kelahiran tentu sebuah kebanggaan tersendiri. Demikian pula yang dirasakan Pratiwi Adhiati Kusumawardani, mahasiswa Jurusan Manajemen angkatan 2012 Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Perjuangannya selama setahun terakhir ini berbuah manis. Bersama rekan setimnya, Tiwi, begitu biasa dia dipanggil, turut menyumbang medali emas bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di renang indah nomor Aquatic Synchronized Swimming di Pekan Olahraga Nasional 2016 di Bandung.

Tim Renang Indah DIY yang dilatih juara olimpiade Beijing 2008 asal Rusia, Anna Nasekina, mendominasi cabang renang indah dengan menyapu bersih 3 medali emas yang disediakan. Tiwi merasakan keberadaan pelatih asal Rusia tersebut sangat berpengaruh terhadap penampilan tim. “Anna adalah pelatih yang bagus. Saya yakin dia juga bisa menjadi pelatih yang baik untuk tim nasional jika memang diperlukan,” terang Tiwi.

Apakah Tiwi merasa berat dengan metode yang diterapkan oleh Anna? “Kami sudah terbiasa berenang berjam-jam dalam sehari. Kalau ada pertandingan atau kompetisi, kami harus berlatih selama 8 jam. Empat jam di pagi hari, 4 jam di sore hari. Kalau libur kompetisi, cukup 2-3 jam sehari. Di bawah bimbingan kepelatihan Anna, kami memadukan berbagai kombinasi gerakan agar harmonis, dan untuk itu, dia sangat perfeksionis. Setiap individu diperhatikan betul-betul,” urainya.

Bagi Tiwi, ini merupakan prestasi kesekiannya di bidang non akademik. Selain menjadi kontingen Indonesia di dua SEA GAMES terakhir, Tiwi juga meraih perunggu pada perhelatan 2nd South East Asian Swimming Championship di Singapura pada 2014. Kuliah di Jurusan Manajemen bukan halangan baginya mendulang prestasi. “Saya memilih Jurusan Manajemen juga demi masa depan saya. Tadinya memang banyak yang mengira saya dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, tapi setelah dijelaskan, mereka jadi lebih apresiasi,” tambah lulusan SMA N 1 Godean, Sleman ini.

Memulai karir keolahragaannya sejak kelas 5 SD, awalnya Tiwi hanya dimasukkan ke klub renang oleh orang tuanya agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk pergi bermain yang tidak jelas. Memasuki kelas 6 SD, pilihannya di cabang renang indah menjadi awal keseriusan putri sulung pasangan Musriadi Muhammad dan Suyatmi ini di dunia renang.

“Renang indah memang tidak mementingkan kecepatan. Tetapi metode latihannya luar biasa menguras tenaga dan pikiran. Dalam kondisi di bawah air, para atlet harus konsentrasi berhitung (ketukan lagu), melihat posisi masing-masing, dan harus menahan perih. Selain itu, ukuran tubuh juga harus sama,” tambah Tiwi.

Namanya yang kerap berprestasi hingga tingkat nasional menjadikannya buah bibir di lingkungan sekitar tempat ia tinggal. Kini, selepas PON di Jawa Barat, Tiwi kembali berkonsentrasi menyelesaikan skripsinya. Hadiah uang yang kurang lebih Rp. 90 juta akan digunakannya untuk memberangkatkan ibunya umroh dan sebagian sisanya akan ditabung. “Selepas lulus, ada beberapa pilihan dan tawaran yang diberikan pada saya. Di antaranya, menjadi pelatih di sebuah sekolah internasional di Bali. Tapi, itu semuanya akan saya pikirkan baik-baik sebelum memutuskan,” pungkasnya. (fadhli)

Pages