FE UNY Ajak Peduli Pantai

Kebudayaan bukan hanya soal seni pertunjukan. Tetapi segala hal yang menjaga kelestarian alam semesta. Dalam kebudayaan Jawa, ada konsep Tri Hita Karana. Konsep ini mengharuskan manusia menjaga keharmonisan antara manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan sesamanya. Akhir-akhir ini, kita dikejutkan dengan fenomena alam yang meresahkan. Tak bisa disangkal, hal ini juga disebabkan sebagiannya karena ulah manusia sendiri. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo Untung Waluyo dalam acara Bersih-Bersih Pantai di Pantai Glagah Kulonprogo, Minggu (03/12) lalu.

Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa D3 Sekretari “Society of Secretary” (SOS) Fakultas Ekonomi (FE) UNY sebagai praktik mata kuliah Event Organizer yang diampu oleh dosen Rr. Chusnu Syarifa Diah Kusuma. Dalam sambutannya, Chusnu mengungkapkan acara ini merupakan acara kelas sekaligus sosial. “Semoga berguna bagi masyarakat. Selain itu, semoga menambah softskill para mahasiswa. Ini bekal yang penting bagi mahasiswa; bagaimana membuat proposal yang menarik, lobbying, negosiasi, dan lain-lain,” ujar Chusnu.

Ketua Pengelola Pantai Glagah Badri memberikan apresiasinya terhadap kepedulian kampus. “Ini menjadi inspirasi bagi anggota paguyuban dalam menjaga kebersihan dan keindahan pantai,” terang Badri.

Diikuti oleh lebih dari 80 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi serta masyarakat setempat, para peserta membersihkan kotoran-kotoran dan sampah di sejumlah tempat di Pantai Glagah. Dalam acara yang didukung oleh Kementerian Agama DIY, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pariwisata Kulonprogo, dan Dinas Kebudayaan Kulonprogo ini, para peserta dihadapkan tantangan pantai yang baru saja terkena siklon Cempaka sepekan sebelumnya. Hal ini tampak dari bangkai pohon dan tanaman yang memenuhi garis pantai dan sejumlah kios pedagang yang tergenang air dari laguna.

Para peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan berlomba untuk mengumpulkan sampah terbanyak. Dalam membersihkan pantai, rombongan juga dibantu oleh Paguyuban Warga Terdampak Bandara Pantai Selatan (Patra Pansel). Acara juga diramaikan oleh seni pertunjukan Jathilan oleh Sanggar Seni Tanjungsari serta bazaar dari para pihak pendukung acara. (fadhli)

FIA UI dan FE UNY Diskusikan Pendidikan Vokasi

Sebanyak enam orang dosen dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia berkunjung ke FE UNY, Senin (27/11) lalu. Rombongan ini dipimpin oleh dosen Ilmu Administrasi Negara Drs. Moh. Riduansyah Anza, M.Si. Dalam sambutannya mengawali pertemuan dengan dosen-dosen dari Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY, Riduansyah menyatakan bahwa kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui kurikulum dan proses perkuliahan yang ada di Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY.

“Selain itu, kami ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana FE UNY mengembangkan laboratorium administrasi perkantorannya,” terang Riduansyah.

Menyambut rombongan, Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY Joko Kumoro, M.Si menyatakan pendidikan vokasi saat ini memang tengah gencar untuk dikembangkan. “Oleh karena itu, kurikulum vokasi hendaknya disamakan agar bisa sejalan dengan permintaan pasar. Tim pengembangan dan penjaminan mutu dan kurikulum berperan penting di sini,” terang Joko.

“Untuk membekali lulusan dengan karakter yang kuat, kami mewajibkan para mahasiswa diploma di tahun pertamanya untuk tinggal di rusunawa (rumah susun mahasiswa). Setelah itu, mereka dibebaskan untuk tinggal di kos atau di rumah,” tambah Joko. (fadhli)

Personal Branding: Ketika IPK Tidak Lagi Utama

Kepercayaan diri adalah sesuatu yang penting untuk dimiliki tenaga kerja profesional. Sebagian besar mahasiswa saat ini masih diliputi rasa kurang percaya diri saat menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, perlu semangat dan daya juang yang tinggi untuk mempersiapkan diri setelah kelulusan. Demikian disampaikan Wakil Dekan III Isroah, M.Si. dalam sambutannya membuka Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja Periode November 2017, Rabu (22/11) lalu. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 lulusan FE UNY yang diwisuda pada November ini. Dosen Program Studi Psikologi UNY Rosita Endang Kusmaryani, M.Si. dan Dosen Pendidikan Ekonomi Supriyanto, M.M. didaulat memberikan motivasi kepada para peserta.

Menurut Rosita, personal branding adalah bagaimana seseorang menciptakan penampakan luar diri kita dengan menggunakan skill, karakter, dan keunikan diri. “Semuanya dikemas menjadi sesuatu yang istimewa yang membedakan kita dengan orang lain. Personal Branding tidak sama dengan pencitraan,” tambah Rosita.

“Saat ini, IPK bukan lagi yang utama. Bahkan saat mencari kerja, tidak cukup hanya dengan mengandalkan profil kita dari universitas ternama, tetapi harus memiliki softskill yang handal dan mendukung dalam pekerjaan kita,” ujarnya.

Sementara Supriyanto menekankan pentingnya karakter yang kuat. “Milikilah cita-cita yang muluk, jangan yang biasa saja. Orang yang sukses adalah orang yang tuli, tidak mendengarkan perkataan orang lain yang cenderung negatif dan pesimis. Milikilah winning characters: komunikatif, proaktif, kooperatif, gigih, cerdas, dan etis,” terang dosen yang juga berwirausaha ini. (fadhli)

Yulia dkk. Raih Emas di Taiwan

Salah satu mahasiswa FE UNY berhasil mendapatkan Gold Medal pada ajang International Inovation and Invention Competition (IIIC) pada tanggal 28-29 November 2017 di Ambassador, Hotel Taipei, Taiwan. Acara ini merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Chinese Innovation and Invention Society (CIIS) yang juga bekerjasama dengan Asian Inventor Association (AIA). Tim yang dipimpin oleh Fauziah Dyah Anggita Sari (Kimia)  dan beranggotakan Yulia Citra Pesona (Pendidikan Akuntansi), Titik Wulandari (Matematika), Anjasmoro Adi Nugroho (Pendidikan Teknik Informatika), dan Anisa Putri Anggiani (Kimia) mengajukan karya ilmiah yang berjudul Utilization Of Baggase (Saccharum officinarum L.) As An Alternative Adsorbent Heavy Metal Cd.

Penelitian tersebut memanfaatkan potensi dari ampas tebu untuk dijadikan Adsorbent limbah logam berat. Sehingga dapat dijadikan alternatif untuk limbah perindustrian yang ada di Indonesia. Ampas tebu termasuk ke dalam kategori limbah padat karena harga penjualan ampas tebu relatif terjangkau.

Yulia mengatakan, “Ada beberapa level dalam mengikuti kompetensi tersebut, inventor profesional dan mahasiswa, jenis penelitiannya pun berbeda. Untuk level mahasiswa, penghargaan yang diberikan berupa medali emas, perunggu, maupun perak, sedangkan untuk yang profesional mendapat penghargaan khusus. Total peserta dua ratusan inventor, dan ada 30-an tim untuk universitas.”

Manfaat yang dapat diambil dari kompetisi ini, “menambah pengetahuan dan pengalaman, kemudian tahu inovasi dari berbagai orang untuk di-apply di kehidupan,” ujarnya. (mag/fadhli)

Tim UNY Lahirkan Inovasi Aplikasi Pelatihan Haji

Berawal dari kepedulian terhadap keluarga yang mengalami kesulitan saat menjalankan ibadah haji, tim mahasiswa dari UNY berhasil meraih Silver Medal pada ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series 2 2017 di Cameron Highland, Pahang, Malaysia, Ahad (18/11) lalu. Produk tim mahasiswa UNY berupa Hajj Trainer ini mendapat apresiasi yang baik dari para juri di seri kedua InIIC pada tahun 2017 ini.

UNY pada acara kali ini mengirim beberapa tim di antara 180 tim dari berbagai negara seperti tuan rumah Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Asia lainnya. Tim Hajj Trainer beranggotakan Dwi Novita Sari (Pendidikan Akuntansi 2015), Novi Syaifatun Kamala (Akuntansi 2016), Anindya Muliawati (Pendidikan Ekonomi 2016), Fajar Indra Prasetyo (Pendidikan Ekonomi 2014), dan Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika 2014) di bawah bimbingan dosen Adeng Pustikaningsih.

Hajj Trainer adalah aplikasi pelatihan haji yang memanfaatkan ponsel pintar berbasis Android dan teknologi Virtual Reality. Dengan aplikasi ini, calon jamaah haji bisa berlatih dengan pembimbingan berupa video dan suara sekaligus. Memanfaatkan fitur text-to-speech pada Google, jamaah haji bisa mendengarkan secara langsung bimbingan haji tersebut.

Selain fitur suara, pemakaian Virtual Reality Box seolah akan menempatkan si pengguna berada secara langsung di lokasi ibadah Haji. Virtual Reality Box atau disingkat menjadi VR Box adalah alat yang dikenakan di kepala di mana mata pengguna akan langsung berhadapan dengan layar ponsel, sehingga seolah-olah si pengguna ada di tempat yang terlihat di layar ponsel. Dibantu sensor-sensor yang ada pada ponsel pintar, setiap gerakan pengguna juga bisa dirasakan langsung melalui VR Box tersebut. “Kalau dia bergerak maju, di VR Box juga akan mengalami gerakan maju mendekat. Itu yang membedakan kami dari aplikasi tim-tim lain,” terang Fajar.

Ide aplikasi ini muncul setelah Anindya atau akrab disapa Anin melihat Pakdhe (paman) dan Budhenya agak mengalami kesulitan menghafalkan doa-doa untuk haji pada beberapa bulan lalu. “Dari situ, saya berpikir bagaimana caranya membantu para calon jamaah haji supaya lebih cepat mengerti ibadah haji dan bisa diulang-ulang di mana pun mereka inginkan,” ungkap Anin.

InIIC Series 2/2017 ini diikuti oleh lebih dari 180 tim dan mewajibkan setiap tim untuk mempresentasikan karyanya melalui stan-stan yang didirikan selama acara berlangsung. Terbagi dalam tiga kategori, tim Hajj Trainer tergabung dalam kategori Higher Students, dan bersaing dengan lebih dari 100 tim dari perguruan tinggi lainnya, termasuk sesama perguruan tinggi Indonesia. (fadhli)

Yudisium FE UNY November 2017

Sebanyak 16 orang dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik maupun administratif dalam upacara Yudisium periode November program S1 dan D3 di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (24/11) lalu. Dalam upacara tersebut, 7 orang lulus dari S1 Kependidikan, 7 orang S1 Non Kependidikan, dan 2 orang dari Program D3. Sejumlah 4 orang di antaranya lulus dengan predikat “Dengan Pujian”. Demikian sebagaimana dilaporkan oleh Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D. Upacara dihadiri segenap jajaran dekanat beserta ketua jurusan dan program studi di lingkungan FE UNY.

Dalam upacara periode November tersebut, Rina Sukmawati dari Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi dengan IPK sebesar 3,67. Diwawancarai seusai upacara, gadis yang kerap disapa Rina ini tidak melewati masa studinya dengan semata kuliah lalu pulang. Semasa aktif berkuliah, Rina juga aktif di organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurusan Pendidikan Ekonomi (HMPE) pada dua periode 2014-2015.

Selama kuliah pula, Rina tak sungkan menerima pekerjaan paruh waktu memberikan les pelajaran kepada anak-anak SD di dekat rumahnya. Putri tunggal pasangan Maryata dan Waginah yang lahir di Jakarta ini memang memiliki cita-cita sebagai guru. “Untuk waktu dekat ini, ingin kerja di perusahaan dulu. Syukur-syukur bisa mengumpulkan modal untuk studi lanjut S2,” terang penyuka warna biru muda ini.

“Satu pengalaman yang berkesan yaitu waktu menjadi koordinator pengumpul soal untuk Lomba Cerdas Cermat Ekonomi (LCCE) tingkat SMA. Menjelang hari pelaksanaan, soal yang harusnya dikoreksi oleh dosen belum juga selesai. Dosen saat itu juga susah dihubungi. Tapi yang penting di hari H semuanya bisa berjalan lancar,” ungkap gadis yang kerap menduduki peringkat 5 besar di SMA ini. (fadhli)

Hujan Tak Surutkan Antusiasme Siswa Sidoarjo di FE UNY

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menerima Study Visit dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo pada Jumat, (24/11) lalu. Fakultas Merah Muda ini didatangi lebih dari 50 siswa dari berbagai jurusan dan beberapa guru pendamping yang ada di SMA Muhamadiyah 2 Sidoarjo. “Study visit ini merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo dalam dunia perkuliahan, dengan harapan para siswa bisa termotivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi,” terang Yudi selaku guru pendamping SMA Muhamadiyah 2 Sidoarjo.

Syabaniasri Aisah wakil ketua dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY memberikan sambutan di Ruang Ramah Tamah dan menjelaskan bahwa pihak dekanat telah memberikan tanggungjawab untuk menyambut kunjungan tersebut dikarenakan sedang diadakannya rapat kerja di fakultas ini.

UNY merupakan universitas yang memiliki tujuh fakultas dengan Fakultas Ekonomi sebagai fakultas termuda. FE UNY memiliki delapan program studi (prodi) yang terbagi menjadi lima prodi S1 dan tiga prodi D3. Semua prodi S1 yang ada di FE UNY telah memiliki Akreditasi A dan masih ada dua program D3 yang berakreditasi B. Prodi S1 Manajemen merupakan prodi favorit yang ada di UNY. “Saya dulu awalnya juga mendaftar di Prodi Manajemen di pilihan pertama dan Pendidikan Ekonomi di pilihan kedua, namun ternyata saya lebih berjodoh dengan Pendidikan Ekonomi,” ungkap gadis yang akrab disapa Ais ini.

Ketika dibuka sesi tanya-jawab, salah seorang siswa dari SMA Muhamadiyah 2 Sidoarjo menanyakan tentang bagaimana persaingan dan passing grade dan daya tampung yang ada di Kampus ini. “Untuk passing grade sebenarnya sampai sekarang saya juga belum mengetahui bagaimana cara kerjanya, saya pikir itu hanya perkiraan yang dibuat oleh suatu lembaga bimbingan belajar untuk memberikan gambaran kepada para siswanya mengenai daya saing yang ada di perguruan tinggi. Dan untuk daya tampung setiap tahunnya, kampus kami mengalami perubahan sesuai dengan kapasitas kemampuan kampus ini sendiri,” jelas Ais ketika menjawab pertanyaan dari siswa tersebut.

Setelah selesai sesi tanya-jawab, para siswa diajak untuk berkeliling menuju Plaza UNY yang merupakan gedung pengembangan kewirausahaan mahasiswa di UNY. Walaupun hujan turun, namun semangat dari siswa-siswi SMA Muhamadiyah 2 Sidoarjo ini tidak kendor. Mereka sangat antusias mengikuti arahan dari pengurus BEM FE ketika berada di Plaza UNY. (bem/fadh)

Tags: 

Peluang Masyarakat Melalui Sektor Ekonomi Kreatif

Menyambut generasi emas 2045, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM FE UNY mengadakan Studium Generale dengan tajuk “Tokoh Inspirasi: Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Pancasila untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045”. Acara tersebut menghadirkan Asisten Deputi Menteri Koperasi dan UKM, Wardoyo, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia yang diwakili Dian Permanasari, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, dan Pengamat Ekonomi Faisal Basri. Dekan FE UNY Sugiharsono menjadi moderator pada acara yang dihadiri lebih dari 300 mahasiswa dan dibuka oleh Rektor UNY tersebut.

Sugiharsono mengungkapkan, acara ini memiliki nilai yang sangat strategis. “Pada masa abad 21 yang berbasis teknologi seperti sekarang ini, akan lebih banyak lagi pelaku ekonomi yang akan lahir. Dengan acara ini diharapkan makin banyak lahir pelaku ekonomi yang memajukan kehidupan masyarakat sekitarnya,” harapnya.

Dian Permanasari sebagai Kasubdit Metodologi & Analisis Riset Bekraf menjelaskan, peran teknologi dan media sosial saat ini sangat penting dalam membantu perkembangan suatu daerah. “Kita lihat saja beberapa tahun lalu. Sebelum Laskar Pelangi, Bangka Belitung bukanlah daerah yang terkenal pariwisatanya. Bahkan lebih dikenal sebagai pertambangan timah. Tapi setelah novel dan filmnya meledak di pasaran, pariwisata di daerah tersebut maju pesat,” ujar Dian.

“Di Korea Selatan, mall di tengah kota isinya UKM masyarakat setempat. Hanya satu mall yang tidak. Sementara di Taiwan, pusat UKM ada di pusat kota, bukan di pinggiran kota. Ini bisa menjadi satu pembelajaran untuk kita di Indonesia bagaimana turut bersama mengembangkan UKM dan pada akhirnya memajukan kesejahteraan masyarakat. Di Kulonprogo, saya galakkan seluruh pegawai untuk memakai batik lokal khas Kulonprogo serta membeli sejumlah toko waralaba dan menjadi Tomira, Toko Milik Rakyat,” ucap Hasto Wardoyo.

“PR saat ini adalah bagaimana meningkatkan jumlah masyarakat yang melek teknologi informasi (IT). Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat akan mampu memanfaatkan IT supaya memajukan ekonomi lokal. Adaptif dan fleksibilitas adalah satu satu ciri kemampuan/keterampilan abad 21,” tambahnya.

Faisal Basri mengingatkan, kegiatan ekonomi hendaknya tidak melupakan tujuan dasar. “Sektor ekonomi hendaknya mampu meningkatkan quality of life. Selain itu, juga harus memikirkan dampaknya secara luas terhadap lingkungan. Dan tetap memegang prinsip justice and equality. Apa yang dilakukan Hasto di Kulonprogo adalah contoh baik bagaimana pemerintah mampu secara kreatif mengendalikan sektor ekonomi,” urai Faisal. (fadhli)

PRODI D3 SEKRETARI FE UNY BERBAGI ILMU DALAM GROOMING CLASS  

Penampilan merupakan suatu aspek penting dalam dunia kerja perkantoran, namun hal ini kerap kali dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, D3 Sekretari Angkatan 2015, tahun ini melaksanakan kegiatan Grooming Class guna memberikan pengetahuan dan ilmu mengenai penampilan serta pengembangan diri. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (12/11)  di Auditorium GLA Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Wates mengusung tema “The Power To Be Elegant”. “Tema ini diambil sebagaimana tujuan dari kegiatan ini adalah membiasakan menjadi seorang wanita yang elegan dengan menguasai penampilan diri sendiri,” ujar ketua panitia Hanif Masyitoh memberikan keterangan tentang kegiatan tersebut.

Grooming Class kali ini akan menjadi wadah di mana penampilan akan dibahas mulai dari tata rias wajah hingga etika sederhana dari berpakaian dan berjalan. “Kegiatan ini terdiri dari empat materi yaitu kesehatan kulit, pemilihan make-up yang sesuai dengan kulit, beauty demo dan grooming. Setiap sesi memiliki konsep yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan meningkatkan kesadaran mengenai penampilan di dalam dunia perkantoran,“ Hanif menambahkan.

Dibuka dengan materi pengetahuan dasar mengenai kulit dan kesehatan kulit dengan narasumber dr. Dian Indah Vitarini, M.M.R. dari My Queen Skin Care Wates Kulon Progo, dilanjutkan dengan materi kedua yaitu tentang pemilihan make-up yang sesuai dengan kulit oleh MUA (Make Up Artist) Nurul Aeni serta pelaksanaan Beauty Demo bersama Wardah Kosmetik. “Sedangkan untuk materi terakhir adalah grooming yang disampaikan oleh seorang praktisi di bidang kesekretarisan, C. Ratih Setyowati membahas mengenai penampilan perkantoran from head to toe serta etika berjalan dan juga duduk yang baik dalam perkantoran,” terang sekretaris kegiatan ini Widya Dwi Indriastuti.

“Selain itu Grooming Class ini sendiri diadakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Event Organizer yang diampu oleh ibu Rr. Chusnu Syarifa Diah Kusuma, S.A.B., M.Si. Dan juga sebagai bentuk apresiasi kepada perempuan untuk lebih menghargai segala sesuatu yang ada dalam dirinya dengan mampu merawat dan menjadikan diri mereka menarik untuk mempersiapkan individu unggul dalam dunia kerja terutama perkantoran. Dengan adanya acara ini diharapkan mahasiswa dan juga peserta umum yang mengikuti mampu menghargai penampilan dan juga menjadi seorang individu yang menarik dan beretika sesuai dengan sebagaimana mestinya seorang wanita,” Sebri sebagai humas acara menambahkan.  (Han/Cs)

Mahasiswa FE UNY Juarai Debat Sospol

Kabar gembira kembali hadir dari kampus pendidikan UNY, pasalnya tiga mahasiswanya berhasil memperoleh juara 1 dalam lomba debat hukum dan politik tingkat DIY-Jateng. Ketiga mahasiswa ini adalah Dian Isnawati dari Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE), Aulia Nuradyta dari Prodi Akuntansi, dan Muh Afnan Razzak Gunarto dari Prodi Manajemen. Mereka berhasil menjuarai lomba debat hukum dan politik tingkat DIY-Jateng yang diselenggarakan oleh HIMA PKnH FIS UNY pada Minggu (12/11) lalu. Lomba dengan tema besar “Membangun Semangat Keindonesiaan dalam Bingkai Kebhinnekaan” tersebut menghadirkan kampus – kampus ternama di DIY-Jateng yakni UNDIP, UNNES, UGM, UIN SUKA Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta, dan UNY.

Lomba debat kali ini mengangkat tema besar hukum dan politik. UNY meraih juara setelah mengalahkan UIN SUKA Yogyakarta tim A dan UIN SUKA Yogyakarta tim B (babak penyisihan), UNY tim B (babak semi final) dan UIN SUKA Yogyakarta tim B (babak final). Di babak final yang berlangsung di Ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY, debat antara Dian dkk. dengan UIN SUKA Yogyakarta berlangsung sangat meriah. Masing-masing tim mengeluarkan semua argumen untuk memperdebatkan mosi tentang Amandemen UUD 1945 ke-5.

Awal seleksi untuk lomba debat kali ini mengharuskan peserta membuat esai terlebih dahulu, kemudian diambil 8 besar esai terbaik untuk maju pada tahap selanjutnya yaitu debat. “Kami berhasil mengugurkan 54 esai lainnya sehingga berhasil masuk ke tahap selajutnya. Selain itu, kami bertiga berasal dari mahasiswa FE yang mencoba belajar mengenai hukum dan politik. Ini bukanlah hal yang mudah bagi kami karena lawan debat kami adalah mahasiswa jurusan hukum atau Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH), namun berbeda dengan kami yang berasal dari Fakultas Ekonomi. Hal tersebut tidak mematahkan semangat kami untuk selalu berusaha dan berdoa untuk hasil yang terbaik,” ungkap Dian. (fadhli/dian)

Pages