FE UNY Tuan Rumah Temilreg FoSSEI Yogyakarta 2017

Halal lifestyle atau gaya hidup halal saat ini tengah menjadi tren global. Banyak negara-negara di berbagai belahan dunia tengah berupaya menerapkan sistem halal lifestyle dalam kehidupan sehari-hari. Negara-negara yang berupaya menerapakan halal lifestyle tidak hanya dari kalangan negara muslim saja, akan tetapi negara yang berpenduduk mayoritas non muslim juga tengah berupaya keras untuk menerapkan halal lifestyle dalam kehidupan mereka. Penerapan halal lifestyle dilatarbelakangi oleh peningkatan kesadaran masyarakat muslim untuk memperbaiki hidupnya agar sesuai dengan syariah atau ketentuan dalam agama Islam. Sederhananya mereka beranggapan bahwa segala sesuatu yang halal sudah pasti akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupan mereka.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentu saja mempunyai potensi yang besar untuk menjadi pusat perkembangan halal lifestyle dunia. Sekitar 81%  dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia adalah penduduk muslim. Namun sayangnya, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia belum mampu menangkap tren halal lifestyle yang mendunia dan masih menduduki posisi peringkat ke-10 dalam industri dan pasar halal dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki berbagai hal yang dapat dikembangkan dalam konsep industri halal lifestyle, di antaranya potensi fashion muslim yang dimiliki Indonesia, makanan khas yang beragam, hingga bidang pendidikan yang apabila dikelola dengan optimal maka akan mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat halal lifestyle dunia.

Mengingat segudang potensi yang dimiliki Indonesia terkait dengan tren halal lifestyle dalam tataran global, menjadikan Indonesia sebagai pusat halal lifestyle dunia tentu bukan hal yang mustahil. Maka kita harus mampu mengelola sumber daya tersebut secara optimal, sehingga nantinya kita bisa memenuhi kebutuhan pasar akan halal lifestyle, baik pasar domestik maupun internasional.

Berdasarkan pemaparan di atas, Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Center of Islamic Economic Studies (CIES) Fakultas Ekonomi (FE) UNY bekerjasama dengan Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Regional Yogyakarta melaksanakan temu ilmiah regional dengan tema “Indonesia as the Center of World Halal Lifestyle by Maintaining the Character of Islam and the Development of Halal Industry” pada 18-19 Maret 2017 mendatang.  Dengan tema tersebut diharapkan akan dapat menjadikan budaya halal lifestyle sebagai karakter bangsa Indonesia, sehingga Indonesia tidak hanya terkenal sebagai negara yang mayoritas muslim penduduknya, namun juga mampu menjadi pusat industri halal lifestyle dunia.

Beberapa kegiatan yang akan diadakan antara lain, Islamic Economic Seminar, Islamic Economic Olympiad, Islamic Economic Paper Competition, Islamic Short Movie Competition, Islamic Business Plan Competition, dan Sarasehan FoSSEI Yogyakarta. Dr Betania Kartika Muflih, Deputy Director of Academic and Training of INHART dari International Islamic University Malaysia (IIUM) akan menjadi pembicara pada sesi seminar. Selain itu, Meika Hazim, pemilik Cokelat nDalem dan Iffah M. Dewi pengusaha Batik Sogan akan berbagi pengalamannya dengan peserta. Seminar akan diadakan pada Sabtu, 18 Maret 2017 pukul 08.30 WIB di Auditorium FE UNY. (fadhli)

Sutirman Hasilkan Modul Pembelajaran Manajemen Kearsipan Elektronik

Arsip menjadi bagian penting suatu organisasi dalam pemeliharaan sumber informasi. Perkembangan dan kegiatan suatu organisasi akan terjaga jika arsip yang menjadi sumber informasi di organisasi tersebut juga dijaga dengan baik. Pegawai administrasi merupakan salah satu komponen organisasi yang penting dalam pengelolaan arsip. Mereka diharuskan memiliki kompetensi tertentu agar kegiatan pemeliharaan arsip organisasi, baik manual maupun elektronik, dapat berjalan dengan baik. Demikian sebagian argumen yang dipaparkan Dr. Sutirman, M.Pd. dalam disertasinya yang berhasil dipertahankan dengan baik di depan para penguji pada Ujian Terbuka Program Doktoral S-3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNY, Jumat (10/3) lalu.

Menurut dosen di Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu institusi pendidikan yang mengajarkan kompetensi keahlian administrasi perkantoran dituntut siap melahirkan tenaga kerja yang berkualitas sesuai bidang keahlian yang dimiliki. Mengutip Thomson (1973:95), pendidikan menjadi suatu cara menguasai keterampilan dasar yang esensial untuk kompetisi yang adil di pasar kerja.

Melakukan penelitian di 29 SMK Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran (KKAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutirman menemukan bahwa banyak guru mata pelajaran Kearsipan yang belum mengajarkan materi arsip elektronik kepada siswanya. Salah satu alasannya adalah tidak adanya bahan ajar untuk materi manajemen arsip elektronik. Buku-buku tentang manajemen arsip elektronik masih sangat jarang. Oleh karena itu, Sutirman melakukan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan bahan ajar yang terintegrasi dengan strategi pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning.

Hasil pengembangan tersebut berupa modul pengajaran arsip elektronik yang bisa diakses melalui laman manajemenarsip.com, dan bisa diakses oleh siapapun baik guru, siswa, ataupun karyawan yang ingin belajar tentang manajemen arsip. Selain divalidasi para ahli, produk modul elektronik ini juga diujicobakan kepada guru-guru mata pelajaran kearsipan sejumlah 24 orang dan siswa SMK KKAP di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 120 orang.

Dr. Sutirman, M.Pd. mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan E-Module Berbasis Experential Learning Untuk Pembelajaran Manajemen Arsip Elektronik di SMK” di hadapan para penguji yang terdiri dari Ketua Prof. Soenarto, Ph.D., Dr. Sugiharsono selaku Sekretaris, Promotor Prof. Dr. Muhyadi, Ko-Promotor Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D., Penguji 1 Dr. Priyanto, M.Kom., dan Penguji 2 Prof. Adhi Susanto, Ph.D.

Muhyadi berharap agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi pengajaran kearsipan di SMK. “Terutama, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan citra arsip di masyarakat. Selama ini arsip masih diremehkan nilainya. Padahal, kinerja suatu institusi atau organisasi bisa terlihat salah satunya dari bagaimana mereka memelihara arsip tersebut,” pesannya. (fadhli)

Nita dan Alta, Bidikmisi Peraih IPK Tertinggi Yudisium FE Februari 2017

Kuliah ternyata masih menjadi momok bagi sebagian besar kalangan kurang mampu. Orang tua dihinggapi kekhawatiran tidak mampu membiayai pendidikan anaknya di perguruan tinggi. Oleh karena itu, masih jamak ditemui sebagian orang tua mendorong anaknya bekerja selepas lulus dari SMA/SMK. Hal ini juga dialami oleh Nita Lestari dan Altakiyah, lulusan Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang menjalani upacara Yudisium periode Februari, Jumat (10/3) kemarin.

Nita dan Alta, demikian sebagaimana mereka biasa disapa, lulus dari Program Studi Pendidikan Akuntansi S1 FE UNY dengan raihan IPK 3,89, tertinggi pada periode tersebut. Keduanya merupakan penerima Beasiswa Bidikmisi. Diwawancarai seusai upacara yudisium, Nita yang merupakan alumnus SMK N 1 Bantul menceritakan bahwa dirinya sempat bekerja setahun sebelum berkuliah.

“Saat itu, saya bekerja sebagai staf admin dari pukul 7 pagi dan pulang jam setengah 9 malam, dengan istirahat dua kali. Sepulang bekerja saya kemudian belajar. Selama setahun itu juga saya terus membujuk orang tua dan memberi pengertian tentang beasiswa. Alhamdulillah akhirnya mereka bisa paham dan mengizinkan saya berkuliah,” terang putra pasangan Marjiyo (umur 46 tahun) dan Tumiyem (44) ini.

Perjuangan Nita tak berhenti di situ saja. Berangkat sebelum matahari terbit sudah bukan hal yang mengherankan bagi sosok yang juga gemar menulis ini. “Saya biasanya bangun jam 2 atau sebelum subuh untuk membaca-baca sedikit karena memang suasananya mendukung sekali. Jam 5 pagi sudah berangkat dari rumah di Badan, Panjangrejo, Bantul, dengan menggunakan bus. Pulangnya jam 5 sore pulang lagi dengan bus, atau dijemput bapak kalau sudah tidak ada transportasi umum,” ceritanya.

Karena hal ini, Nita lebih fokus dalam berkuliah dan memutuskan tidak terlalu aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa). Namun, dirinya sempat menjadi anggota Tim Audit Internal Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNY pada 2015 lalu. “Selain itu, saya juga mengajar les untuk anak-anak SD di dekat rumah,” ungkap Nita.

Alta, tak jauh beda, adalah putri bungsu dua bersaudara pasangan Mujiyanto (53) dan Mutiah (47). Bapaknya adalah seorang buruh bangunan yang sudah sakit-sakitan dalam setahun terakhir ini. Sedangkan Ibunya, selain menjadi buruh, juga menerima pesanan makanan ringan. Alta lulus dari SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, Magelang dan kemudian diterima di FE UNY melalui jalur SBMPTN Bidikmisi.

Gadis asal Biyetan RT 04/06, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang ini terbilang aktif di kegiatan ormawa. Tak kurang dari 3 ormawa diikutinya, yakni Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Diksi), Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas (UKMF) Al Fatih, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY. Bagi Alta, kesibukan justru membantu dirinya lebih fokus.

“Semakin sibuk, kita akan dituntut untuk pintar membagi waktu. Fokus dengan kegiatan yang sedang dilakukan, jangan memikirkan yang lain dulu. Kalau terlalu banyak luang jadi sia-sia,” ujar pengidola dosen FE UNY Sukanti, M.Pd. ini. Bagi Alta dan Nita yang sama-sama ingin menjadi guru ini, keadaan yang terbatas bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita. “Tidak ada yang sia-sia,” ucap Alta. “Kalau ada kemauan, pasti ada jalan,” sambung Nita.

Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., Yudisium periode Februari 2017 di FE UNY meluluskan sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 13 orang S1 Kependidikan, dan 5 orang dan S1 Non Kependidikan. Rata-rata raihan IPK adalah sebesar 3,53, dan rerata masa studi sebesar 4,38 tahun. (fadhli)

Kunjungan SMK Pancasila 6 Jatisrono ke FE UNY

Sejumlah 80 siswa beserta guru pendamping dari SMK Pancasila 6 Jatisrono, Wonogiri mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (28/2) kemarin. Sekolah yang berdiri pada 1985 ini berkunjung ke FE UNY guna mengetahui lebih lanjut dunia perkuliahan secara umum dan seputar jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran di FE UNY secara khusus. Rombongan diterima oleh Wakil Dekan I FE UNY, Prof. Sukirno, Ph.D. serta beberapa dosen di lingkungan jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY.

Dalam sambutannya, Sukirno menyatakan bahwa FE UNY berkembang terus menerus. “Meskipun usianya yang paling muda, tetapi laboratorium di sini sudah lengkap. Bahkan, laboratorium-laboratorium yang dimiliki Pendidikan Administrasi Perkantoran mungkin salah satu yang terbaik di Indonesia,” terangnya.

“Di UNY juga terdapat Program Studi (Prodi) S-2 Pendidikan Ekonomi, dan sebentar lagi akan dibuka S-1 Ekonomi Islam, S-2 Manajemen, dan S-3 Ilmu Ekonomi Pendidikan. Dalam menerima mahasiswa melalui jalur prestasi, prestasi apapun itu, baik juara tari, debat, hafal Al Quran, bisa dipakai sebagai bahan untuk masuk UNY,” tambah Guru Besar FE UNY ini.

Wakil dari SMK Pancasila 6 Jatisrono yang juga Ketua Prodi Administrasi Perkantoran di sekolah tersebut, Lena Dwisepteri, S.Pd. menyampaikan harapannya agar kunjungan ini bisa bermanfaat bagi kedua pihak. “Semoga para siswa bisa sebanyak-banyaknya mengambil pelajaran dari FE UNY. Kami harap kerja sama ini bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” ujar Lena.

Sekretaris Jurusan P. Adm. Perkantoran FE UNY, Muslikhah Dwihartanti, M.Pd.  memaparkan beberapa hal mengenai jurusan secara umum. “Di FE UNY, lulusan Pendidikan Administrasi Perkantoran tidak hanya diharapkan menjadi seorang guru Administrasi Perkantoran yang baik. Akan tetapi juga siap menjadi manajer, tenaga laboran, atau praktisi MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition),” urainya.

Didampingi para dosen dan laboran, para siswa juga berkunjung dan menjalani sebagian kecil praktik perkuliahan di beberapa laboratorium. Laboratorium yang dipakai untuk praktik di antaranya adalah Lab. Simulasi Perkantoran, Lab. Teknologi Perkantoran, Lab. Mengetik, dan Lab. Komputer/Kearsipan Digital. (fadhli)

FE Berkesempatan Wakili UNY di MTQMN 2017

Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY berhasil meraih prestasi dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) UNY, Ahad (26/2) lalu, guna mendapatkan kesempatan menjadi anggota kafilah UNY dalam ajang MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2017, Juli mendatang di Malang. Dari 11 cabang yang dipertandingkan, FE memperoleh prestasi gemilang di 3 cabang berbeda. Ajang MTQ UNY 2017 ini menjadi sarana memilih bibit-bibit terbaik untuk kemudian dibina dan menjadi kafilah UNY dalam gelaran MTQMN.

Pada cabang Musabaqah Syarhil Quran (MSQ), Mei Indriani dari Pendidikan Ekonomi 2014 yang bekerja sama dengan Nadia Nida’ul Fadhila (Pend. Administrasi Perkantoran 2014) dan Kharisa Rachmi Khoirunnisa (Pend. Akuntansi 2013) meraih juara 1. Dengan tema “Membangun Remaja dan Pemuda Beriman Sebagai Generasi Penerus Bangsa”, karya mereka berhasil meyakinkan dewan juri. “Mengambil landasan Alquran Surat An-Nisa ayat 9 dan Al Kahfi ayat 13, kami menyoroti lemahnya moral para remaja yang ditandai dengan merebaknya narkoba dan seks bebas,” terang Mei.

Sementara itu, Sayyidatul Maghfiroh dari Pendidikan Ekonomi 2013 berhasil menyelesaikan Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) Kelompok 15 Juz di posisi terbaik kedua. Posisi terhormat di cabang Musabaqah Fahmil Quran (MFQ) berhasil disandang Syahri Damas Sutrisno (Pend. Ekonomi 2014) yang bermitra dengan mahasiswa FMIPA.

Setelah mengikuti MTQ UNY, para pemenang akan mendapatkan pembinaan dan seleksi lanjutan guna mewakili UNY dalam MTQMN XV di Malang. Ribuan kontestan dari berbagai perguruan tinggi tanah air di Indonesia akan bersaing memperebutkan predikat yang terhormat dalam ajang yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia ini. (fadhli)

Februari 2017, FE Lepas 128 Lulusan

Fakultas Ekonomi melepas 128 alumninya dalam acara Pelepasan Lulusan Periode Februari 2017 di kampus setempat, Jumat (24/2) lalu. Sebanyak 118 orang di antaranya merupakan lulusan Program S1, dan 10 orang Diploma. Hadir dalam acara tersebut para pejabat dekanat, ketua jurusan dan program studi, kepala bagian dan sub bagian, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan. Acara ini merupakan pertemuan terakhir mahasiswa, orang tua, dengan pihak fakultas sebelum kemudian para alumni menjalani prosesi wisuda esok harinya.

Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Isroah, M.Si., Indeks Prestasi Kumulatif rata-rata pada pelepasan lulusan periode Februari 2017 ini adalah 3,43. “Peraih IPK Tertinggi adalah Ari Pratiwi dari Program Studi (Prodi)  Pendidikan Akuntansi dengan perolehan sebesar 3,92. Masa studi rata-rata untuk S1 adalah 4,5 tahun, dan 3,5 untuk Diploma,” urai Isroah.

Mewakili para lulusan, Ari Pratiwi mengucapkan banyak terima kasih atas peran berbagai pihak. “Berada di sini merupakan kebanggaan bagi kami, dan juga tentu menjadi kebanggaan bagi orang tua. Kami telah menyelesaikan amanah orang tua. Sekarang saatnya berkontribusi di berbagai lini kehidupan. Tugas kita membantu bangsa ini mencapai apa yang ingin mereka tuju,” terang gadis penerima beasiswa Bidik Misi yang akrab disapa Tiwi ini.

“Masih banyak permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Tugas kita untuk hadir sebagai bagian dari solusi. Kita adalah pemain dari masa depan kita,” tambah alumni SMK N 1 Pengasih Kulonprogo ini.

Sementara itu, sambutan dari wakil orang tua disampaikan oleh Ir. Ardi Pujiyanto, M.T. Ardi menyampaikan bahwa tanggung jawab orang tua masih belum berakhir di titik ini. “Kalau masih mampu, masih diberikan kesempatan, berikan pendidikan setinggi-tingginya. Pendidikan yang tinggi merupakan pengembangan dimensi kapasitas. Tidak hanya diperlukan anak-anak kita, tetapi juga diperlukan negara dalam rangka pembangunan yang lebih luas. Tantangan bangsa ini tidak hanya bisa dihadapi dengan hardskill, tetapi juga softskill,” ujar Ardi. (fadhli)

Pelatihan Job Hunting FE UNY Periode Februari 2017

Curriculum Vitae (CV) sering disepelekan orang, terutama para pencari kerja. Mereka merasa cukup puas dengan deretan organisasi yang mereka ikuti, banyaknya penghargaan yang didapatkan, dan IPK yang cukup besar. Mereka tidak menyadari, bahwa tidak semua hal tersebut harus dicantumkan. Yang justru lebih penting adalah, bagaimana perusahaan dapat menemukan keahlian yang diperlukan dengan mudah melalui CV para pelamar yang menarik. Demikian disampaikan Head of Online Branch Mandiri Sekuritas DIY Jawa Tengah, Yogiswara Perdana, M.M., dalam Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja periode Februari 2017 di FE UNY, Rabu (22/2) lalu.

Sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia, Lina Nur Hidayati, M.M. di hadapan lebih dari 80 peserta mahasiswa FE UNY, pelatihan ini merupakan bekal terakhir yang diberikan fakultas bagi mahasiswa. “Sebelum mereka diwisuda, ini yang bisa kami berikan. Harapannya, baik bagi mereka yang mencari kerja maupun yang membuka lapangan kerja bisa mendapat gambaran bagaimana dunia kerja yang akan mereka hadapi selepas lulus nanti,” ujarnya.

Membuka acara ini, Wakil Dekan II Nurhadi, M.M. mengharapkan para peserta untuk mengubah mindset-nya. “Setelah lulus, jangan hanya terpaku untuk mencari kerja, tapi bagaimana bisa menjadi seorang entrepreneur. Menjadi leader dan pioneer di area tertentu,” pesannya.

Sementara itu, pemateri sesi kewirausahaan, Fika Ambar Puspitasari menceritakan kisahnya keluar dari pekerjaannya di bank. “Teman saya bertanya-tanya, mengapa saya sampai berani keluar, padahal saya sudah jadi kepala unit. Tapi saya memang ingin lebih leluasa menjalani kehidupan saya. Kalau jadi pegawai, cuti pekerjaan hanya sedikit sekali dalam setahun. Belum lagi tuntutan tugas yang terus berdatangan, bahkan hingga malam hari saat tidur, hape saya masih berdering,” urainya.

Fika melanjutkan, impiannya untuk jalan-jalan ke luar negeri membuatnya beralih menjadi pebisnis dari rumah. “Rhenald Kasali pernah berujar, pergilah ke luar negeri. Dengan itu, kamu bisa melihat dirimu sendiri yang sebenarnya. Di negeri yang kamu tidak kenal siapa-siapa, mau tidak mau kamu harus bisa bergantung pada dirimu sendiri. Dengan impian itu, saya makin termotivasi untuk berwirausaha,” terang pelaku bisnis Multi-Level Marketing (MLM) di bidang kecantikan ini.

“Selama MLM itu jelas produknya, benar-benar berjualan barang yang bermanfaat, kenapa tidak? Dari usaha ini, saya makin belajar untuk membuka diri dan berkomunikasi. Seorang pebisnis, di bidang apapun, pada dasarnya adalah seorang sales, karena itu harus pintar berkomunikasi dengan berbagai orang,” tambah wanita berputra dua yang sudah memiliki bisnis tiket promo online, homestay, dan guest house ini. (fadhli)

Media Pembelajaran yang Baik Visualisasikan Konsep Abstrak

Lebih dari 50 mahasiswa beserta beberapa dosen dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nurul Huda Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan berkunjung ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (17/2) kemarin. Rombongan dari Pulau Sumatera tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan,  Effendi, M.Pd. serta didampingi oleh Hj. Dwi Susanti, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Ekonomi di STKIP Nurul Huda. Sebagaimana dijelaskan Effendi dalam sambutannya, kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui kurikulum dan proses pengajaran yang berlangsung di FE UNY, khususnya pada Prodi Pendidikan Ekonomi FE UNY. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY Tejo Nurseto, M.Pd. dan beberapa pengurus organisasi kegiatan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) FE UNY menyambut rombongan tersebut.

Effendi menjelaskan, sebagai perguruan tinggi yang masih berusia muda, STKIP Nurul Huda masih terus berbenah. “Oleh karena itu, FE UNY menjadi salah satu tempat menimba ilmu yang paling tepat. Selain itu, kami juga ingin lebih banyak mengetahui bagaimana kegiatan kemahasiswaan di kampus ini,” ungkapnya.

Tejo menerangkan, FE secara resmi baru berdiri pada 2011 lalu. “Tetapi embrionya sudah ada sejak UNY awal berdiri. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta berubah menjadi UNY pada 1999. Pada tahun 2011, FE memisahkan diri dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Sempat berganti-ganti nama karena mengikuti tren pasar atau perkembangan kurikulum, kini jurusan ini bernama Pendidikan Ekonomi,” urai Tejo.

Selain mendidik menjadi guru, Pendidikan Ekonomi UNY juga berusaha melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru. “Guna menjadi guru yang professional dan unggul, kami selalu berusaha menyampaikan perkuliahan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media yang baik dan interaktif akan mampu menampilkan konsep-konsep abstrak ilmu ekonomi secara visual agar bisa lebih mudah dipahami para mahasiswa. Diharapkan, mereka juga bisa menerapkannya saat menjadi guru kelak,” tambah Tejo.

Di samping berbagi mengenai kurikulum, kedua belah pihak juga bertukar pikiran mengenai program-program di organisasi kemahasiswaan dan pengelolaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) agar bisa bersaing hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). (fadhli)

Jasser Auda Beri Kuliah Umum di FE UNY

Ekonomi Islam semakin menjadi primadona di kalangan pelaku ekonomi. Di belahan bumi Eropa, banyak masyarakat yang mulai tertarik menggunakan produk ekonomi berbasis syariah. Hal ini tak lepas dari kegagalan ekonomi konvensional dalam mempertahankan kelangsungan suatu perusahaan atau bahkan basis ekonomi suatu negara. Sayangnya, belum ada sistem ekonomi makro yang benar-benar mencerminkan nilai Islam. Demikian disampaikan Prof. Dr. Jasser Auda, guru besar di bidang hukum dan maqoshid asy syariah, di hadapan lebih dari 300 mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY serta beberapa dosen di lingkungan FE UNY dalam Studium Generale, Kamis (16/2) kemarin. Jasser Auda merupakan Executive Director di Maqasid Institute Inggris, dan profesor tamu dalam bidang Hukum Islam di Carleton University, Kanada.

Auda menjelaskan, ekonomi Islam diambil langsung dari Alquran dan As Sunnah. “Dia tidak berdasarkan semata pada buku satu atau dua orang saja. Islam tidak pernah dirancang untuk muslim saja. Tetapi juga untuk semua orang. Itulah kenapa banyak negara-negara di Eropa dan Amerika mulai mempelajari ekonomi Islam untuk diterapkan dalam sistem mereka,” urai Auda.

“Uang bukanlah pusat yang hendak dituju dalam Ekonomi Islam. Syariah Islam merupakan sistem yang menjaga agama, akal, keturunan, jiwa, dan harta. Oleh karena itu, perbaikan suatu negara tidak bisa selesai hanya dengan mengganti presiden atau pemerintahannya. Kita harus memperbaiki manusianya secara langsung, baik sosial, ekonomi, kultur dan kebiasaannya,” terang akademisi Mesir yang kini menetap di Kanada ini.

Auda melanjutkan, dalam ekonomi Islam, harta tidak boleh bersirkulasi di kalangan orang-orang kaya saja seperti yang disampaikan dalam Alquran Surat Al Hasyr ayat 7. “Segala produk aturan Islam dirancang untuk mengedarkan uang secara merata di kalangan masyarakat. Manusia harus dijadikan obyek utama. Menghasilkan manusia yang kuat, sehat, dan cerdas secara pikiran lebih penting daripada sekedar menghasilkan manusia yang penghasilannya banyak,” tambah Auda.

Acara ini dibuka oleh Dekan FE UNY Dr Sugiharsono, M.Si., serta dimoderatori oleh dosen FE UNY, Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. Selain itu, akademisi hukum Islam dari Universitas Islam Indonesia (UII) yang juga pernah dibimbing Jasser Auda, Dr Ali Moniem, menjadi notulen sekaligus penerjemah dalam kuliah umum yang disampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut. (fadhli)

Dosen FE UNY Dianugerahi OJK Award

Keberhasilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY dalam meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan tersebut tidak terlepas dari berbagai pihak pendukung program. Selasa (14/02) kemarin, OJK DIY menggelar Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan Tahun 2017 di Hotel Sahid Jaya Yogyakarta. Di antara acara yang berlangsung adalah penyerahan penghargaan kepada para pendukung program kegiatan yang diselenggarakan OJK DIY untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan DIY.

Universitas Negeri Yogyakarta berhasil mendapatkan penghargaan atas partisipasinya sebagai pendukung program kegiatan OJK tahun 2016. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X kepada  Dr. Ratna Candra Sari, M.Si. Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini menjadi tokoh inspiratif yang turut serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui pembelajaran literasi keuangan di beberapa sekolah dasar di Yogyakarta, membentuk komunitas Generasi Cerdas Keuangan, dan Rumah Cerdas Keuangan.

Ke depannya semoga Generasi Cerdas Keuangan dan Rumah Cerdas Keuangan dapat lebih baik lagi dalam upayanya membangun generasi-generasi cerdas keuangan. Upaya untuk memberikan literasi masyarakat baik pada anak-anak, remaja, maupun orangtua telah dilaksanakan oleh Generasi Cerdas Keuangan dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan DIY.

Acara tersebut dihadiri juga oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rektor UGM, Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhFDD; Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Ir Haryadi B Sukamdani MM; Rektor Universitas AMIKOM, Prof Dr M Suyanto MM, dan tamu undangan lainnya.

Keberhasilan Otoritas Jasa Keuangan DIY dalam meningkatkan tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2016 merupakan hal yang membanggakan. Berdasarkan hasil survei tercatat literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2013 yang lalu sebesar 27 % dan 58 %, sedangkan tahun 2016 menjadi 38,55 persen dan 76,73 persen. Bahkan tingkat literasi dan inklusi keuangan DIY lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional. Tercatat capaian tingkat nasional sebesar 21,84 persen dan 59,74 persen pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2016 menjadi 29,66 persen dan 67,82 persen. (desi/fadhli)

Pages