PRODI PENDIDIKAN EKONOMI UNY SANDANG AKREDITASI “A”

Akreditasi sebuah program studi (prodi) di perguruan tinggi akan memberi banyak dampak positif. Tidak hanya meningkatkan daya tawar bagi prodi yang bersangkutan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri para alumni. Di samping itu, hal ini akan memacu prodi dalam meningkatkan kualitas layanan dan mengembangkan berbagai program dan kerja sama. Demikian disampaikan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Tejo Nurseto, M.Pd. menanggapi akreditasi A yang dikeluarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bagi prodi Pendidikan Ekonomi FE UNY, baru-baru ini. Melalui Surat Keputusan (SK) BAN-PT Nomor 2012/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017, Prodi Pendidikan Ekonomi mendapatkan status Akreditasi A. Para mahasiswa, dosen, pegawai, dan alumni Prodi Pendidikan Ekonomi UNY menyambut gembira akreditasi ini. Sebelumnya Prodi Pendidikan Ekonomi memperoleh akreditasi B. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras semua stakeholder, terutama Tim Task Force Borang Akreditasi Prodi Pendidikan Ekonomi dan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi.

Tejo menyatakan keberhasilan ini merupakan buah kerja keras berbagai pihak mulai dari dosen, tendik, mahasiswa, hingga para pejabat di lingkungan FE UNY. “Tidak lupa ucapan terima kasih pada Ibu Dr. Djamilah Bondan Widjajanti, M.Si beserta Tim PENJAMU UNY yang dengan sabar terus membimbing Tim Borang dalam menyusun naskah borang hingga visitasi. Dengan Akreditasi A semoga segenap civitas akademika UNY semakin termotivasi untuk melakukan Tri Dharma Perguruan tinggi dengan lebih baik dan dapat dipertahankan pada periode selanjutnya. Setelah meraih Akreditasi A kami makin mantap untuk mengajukan izin membuka Program Pelatihan Profesi Guru (PPG) regular. Selama ini Prodi Ekonomi sudah menangani PPG alumni SM3T,” tambahnya.

Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono pun menyambut baik hal ini. “Ini menunjukkan bahwa pengelolaan lembaga fakultas sebagai pendukung prodi sudah mapan. Kami berharap fakultas semakin memantapkan pengelolaan, kepemimpinan, dan kelembagaan fakultas, termasuk dalam pemeliharaan dokumen-dokumen dan pengembangan sistem layanan akademik online. Kita juga berharap prodi-prodi yang lain mengadopsi perkembangan pengelolaan kelembagaan fakultas, sehingga ada sinergi antara manajemen kelembagaan prodi dengan fakultas,” urai Sugiharsono.

Senada dengan itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D juga mendorong kekompakan antar unit. “Semua prodi tidak bisa berdiam diri saat prodi lain sedang diakreditasi. Mereka bisa saling berbagi dokumen-dokumen yang diperlukan bersama. Lebih bagus lagi adalah kekompakan antara tim dan fakultas. Akreditas tidak hanya prodi, tetapi juga melibatkan perpustakaan, humas, perlengkapan, dan masing-masing harus menyiapkan segalanya,” ucapnya.

Guru Besar Pendidikan Ekonomi FE UNY, Prof. Suyanto, Ph.D. menegaskan kesiapan prodi mutlak dalam proses akreditasi. “Akreditasi sangat bertumpu pada kecanggihan pembuatan borang. Kalau persiapan ga baik, finished. Administrasi manajerial juga harus tertib. Berbagai bukti mengenai kegiatan harus ada bukti fisiknya. Tak kalah penting, harus kompak antara dosen dan mahasiswa ketika ditanya apa saja mengenai prodi,” pesannya. (fadhli)

Prestasi Mahasiswa FE UNY di PORDA DIY 2017

Kursi di bangku perkuliahan tidak mesti dilalui dengan cara tes tertulis. Pemerintah dan perguruan tinggi memberikan kesempatan kepada mereka yang berprestasi di bidang non akademik untuk menikmati pendidikan tinggi. Oleh karena itu, bakat dan minat unik yang dimiliki seseorang hendaknya tetap dikembangkan selama itu masih positif. Hal ini yang tampaknya disadari betul oleh Auzan Armi Rasis, Thalita Hania Fatika, dan Annisa Rahayu Savitri, ketiga mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Berbekal prestasi di bidang mereka masing-masing, ketiganya berhasil masuk di jurusan yang terbilang favorit di UNY. Auzan atau akrab disapa Osa tercatat sebagai mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen angkatan 2015. Prestasinya di olahraga tenis lapangan yang selama ini ditekuni tak lepas dari dukungan orang tua dan kegigihannya berlatih. Putra bungsu dari tiga bersaudara pasangan Anom Sungkowo (60 tahun) dan Admini Sugiyono (54) ini pertama kali berkenalan dengan raket tenis sejak usia dini karena tertarik melihat kakak-kakaknya bermain tenis.

Tak beda jauh dengan Osa, Thalita juga mahasiswa Prodi Akuntansi S1 yang aktif berprestasi dalam olahraga. Gadis lulusan SMA N 2 Ngaglik, Sleman ini luwes mengayunkan raket tenis sejak di bangku kelas 3 SD. Dari yang awalnya hanya menemani bapaknya, Hari Yuliarto, M.Kes. (50) bermain tenis di tempat kerjanya, Thalita bergabung dengan sebuah sekolah tenis guna mengembangkan kemahirannya. Berbagai kejuaraan rajin ia ikuti hingga akhirnya mengantarkannya ke bangku kuliah.

Kedua mahasiswa ini bahkan bertemu di Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY XIV 2017 di Bantul awal Agustus lalu di babak final. Osa yang tergabung dalam tim tenis Bantul berhasil merebut emas mengungguli Thalita yang menjadi anggota kontingan Sleman yang harus berpuas dengan perak. Osa berhasil meraih emas dalam nomor Beregu Putra dan perunggu pada nomor Ganda Putra. Sedangkan Icha yang juga menjabat Bendahara di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis di UNY ini harus puas dengan perolehan perak di nomor Beregu Putri. Thalita menambah catatan prestasinya dengan mengantar tim Tenis Lapangan UNY menjuarai UiTM International Sport Fiesta (UISF) 2017 di Malaysia, 1-6 Agustus lalu.

Lain lagi dengan Annisa. Gadis yang biasa dipanggil Icha ini merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi S1 dan berprestasi dalam cabang olahraga Karate. Lulusan SMA N 1 Bangsri, Jepara ini memilih Karate sebagai tempatnya mengasah kepercayaan diri. Prestasinya di tingkat regional Asia Tenggara sebagai Juara 1 Kumite perorangan kategori 55 kg, Juara 2 Kumite Beregu Putri pada ajang South East Asian Karate Championship 2015, dan juara 1 kata beregu, juara 2 Kumite beregu di ajang yang sama tahun lalu menjadi salah satu puncak prestasinya.

Di ajang PORDA DIY XIV 2017 lalu, Icha yang juga pernah menjabat sebagai public relation di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Diksi) ini berhasil meraih 3 medali. Medali emas didapatnya dari nomor Kata Beregu, sedangkan dua medali perak buah kerja kerasnya pada nomor Kumite Beregu dan Kumite Perorangan -55kg. Prestasi serupa juga dipersembahkannya saat mengikuti Silent Knight Karate Tournament 2017 lalu di Jakarta dengan meraih Juara 2 di nomor Kumite 50 kg.

Bagi mereka bertiga, pilihan untuk terus mengejar prestasi di tengah-tengah proses menunaikan kewajiban sebagai penuntut ilmu tentu menyimpan konsekuensi tersendiri. “Sering harus lembur dengan tugas, padahal kondisi tubuh sudah capek seusai latihan,” kata Fika. “Waktu untuk keluarga, teman, dan organisasi jelas makin berkurang. Sukanya, dari kesibukan ini menjembatani ke hal-hal lain yang bermanfaat. Beasiswa, teman baru, jaringan baru, dan lain-lain,” tambah Osa yang juga aktif di Hima Manajemen FE UNY ini. (fadhli)

Yudisium FE UNY Periode Juli 2017: Profil Cahya dan Ayod

Sejumlah 142 orang yang terdiri dari 43 orang S1 Kependidikan, 55 orang S1 Non Kependidikan, dan 44 orang Program D3 dinyatakan lulus dalam upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Juli 2017, Senin (31/7) lalu. Upacara yudisium diikuti seluruh peserta dan dihadiri jajaran dekanat, ketua jurusan dan program studi (prodi), serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY. Para peserta mendapatkan Surat Keputusan Dekan yang menetapkan bahwa mereka sudah berhak mendapatkan gelar akademik baik Sarjana Ekonomi, Sarjana Pendidikan, maupun Ahli Madya.

Dalam laporannya, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D. menyatakan bahwa sebanyak 71 peserta atau hampir 50 % meraih predikat Dengan Pujian. “Peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada periode ini adalah saudari Cahyani Arumdani dari prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran S1 dengan IPK 3,85,” ungkapnya.

Ditemui seusai upacara, Cahya, demikian dia biasa disapa, menceritakan tipsnya agar bisa lulus dengan baik. “Tugas jangan ditunda, dan rajin-rajin menemui dosen,” kata gadis kelahiran Kulonprogo, 28 Juli 1995 ini.

Semasa aktif kuliah, Cahya aktif menjadi anggota Komisi IV di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FE UNY. Selain itu, pada 2014 sempat menjadi staf Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (Hima ADP). Sebelum aktif di bidang keorganisasian, pemilik tinggi badan 165 cm ini merupakan atlet Pekan Olahraga Daerah (Porda) Kulonprogo cabang Basket di tahun 2013.

Satu lagi lulusan berpredikat Cum Laude yang juga merupakan pegiat mahasiswa adalah Ayodya Dwi Permadi dari Prodi Manajemen S1. Memperoleh IPK 3,67, lulusan SMA N 1 Sewon Bantul ini merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen di tahun 2015. Selain itu, sebagai penerima beasiswa Bank Indonesia, pria yang kerap disapa Ayod oleh teman-temannya ini dipercaya menjadi Bendahara GenBI (Generasi Baru Bank Indonesia) Yogyakarta.

Selain sama-sama aktif di kegiatan kemahasiswaan, Cahya maupun Ayod juga tak sungkan menjajal berwirausaha. Sejak kelas 2 SMA, Cahya berbisnis coklat. Kini dibantu dengan media sosial Instagram, Cahya mencoba memasarkan dengan menggunakan nama @philokiochoco. Tak hanya coklat, Cahya juga mencoba menawarkan produk backdrop paper flower, mini dekorasi yang menjadi pemanis ruangan di kala momen-momen istimewa seperti wisuda, ulang tahun, atau lainnya. Bisnis yang baru dirintisnya sejak Juni lalu ini bisa dilihat melalui akun @kiodis_paperflower.

Sedikit berbeda dengan Cahya, Ayod memilih bekerjasama dengan rekannya di bidang kuliner. “Kami sempat berbisnis kedai susu. Tapi kemarin sempat vakum. Semoga bisa lanjut lagi,” harap lajang yang juga berprofesi sebagai tukang ojek online ini. Ke depan, Cahya dan Ayod berharap bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Saya ingin melanjutkan S2 dan menjadi dosen,” kata Cahya. “Kalau saya, ingin menjadi Manajer Rumah Sakit,” tukas Ayod. (fadhli)

PERGURUAN TINGGI INDONESIA DITUNTUT LEBIH SIAP MENGHADAPI TANTANGAN ABAD 21

Tantangan mahasiswa di abad 21 makin beragam. Mahasiswa dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship, di samping juga keterampilan softskill guna mengantisipasi mismatch antara kebutuhan industri dengan output lulusan yang beragam. Demikian sebagaimana dipaparkan para pemateri dalam seminar International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2017, Jumat (28/7) kemarin. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1, S2, hingga S3, beserta dosen. Bertindak selaku pembicara adalah Dr. Mohsin Shaikh dari SKN College of Engineering, India, Dr. Jamalludin Helmi dari Universiti Sultan Azlan Shah, Malaysia, dan Dr. Sumiyana dari UGM Indonesia.

Dalam acara yang dibuka oleh Rektor UNY ini, Dr. Mohsin Shaikh mengupas seputar Manajemen Sumber Daya Manusia di perguruan tinggi. Menurut Shaikh, ada empat tantangan bagi perguruan tinggi dalam era saat ini. “Yang pertama adalah pendanaan. Kedua, jarak yang lebar antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri. Ketiga, globalisasi dan persaingan yang meningkat. Keempat, penggunaan teknologi informasi,” urainya.

“Dalam aspek SDM, ada beberapa tantangan bagi perguruan tinggi. Dalam hal perekrutan misalnya, beberapa perguruan tinggi mengalami masalah kekurangan SDM, penundaan dalam proses seleksi, hingga kurangnya pengalaman dalam proses wawancara. Dalam pelatihan dan perkembangan, sering kurang pengetahuan dalam manajemen dan administrasi, tidak cukup pelatihan kepemimpinan. Selain itu, kompensasi dan performance appraisal juga sering menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi,” tambah Kepala Jurusan Manajemen di SKN College of Engineering, Pune, India ini.

Sedangkan Dr. Jamalludin Helmi membahas pendidikan kewirausahaan bagi perguruan tinggi. Senada dengan Shaikh, Helmi juga menegaskan bahwa mental kewirausahaan harus dimiliki para mahasiswa. “Mental kewirausahaan harus dibimbing. Sebagian besar peneliti sepakat bahwa kewirausahaan 20% berasal dari bakat (nature) dan 80% muncul dari pendidikan (nurture),” tandas Helmy.

Sumiyana dari UGM menyampaikan isu-isu seputar etika bisnis yang saat ini terjadi di Indonesia. Menurut Sumiyana, kasus suap hingga fraud yang kerap terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia memang masih mendukung tindakan tersebut tumbuh subur. “Negara yang masih berkembang, demokrasi yang lemah, birokrasi yang berbelit-belit dan menyusahkan, atau rezim pemerintah yang terlalu kuat, merupakan lahan empuk bagi munculnya perilaku bisnis yang tidak etis,” urai Sumiyana.

ICEBESS 2017 juga menjadi sarana pemaparan makalah dari berbagai peneliti. Lebih dari 30 pemakalah menyampaikan tulisan ilmiahnya pada sesi paralel yang terbagi dalam lima kelompok. ICEBESS merupakan ajang ilmiah tahunan yang mengundang pemakalah dari dalam hingga luar negeri guna membahas berbagai isu seputar ekonomi, pendidikan, dan berbagai ilmu sosial. (fadhli)

Menjadi Mahasiswa Kelas Dunia

Sebanyak lebih dari 150 mahasiswa kelas Unggulan 2014 Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengikuti guest lecture bersama dua pembicara dari Malaysia, Dr.Seloamoney Palaniandy dan Dr. Jamalludin Helmy Hashim di FE UNY, kemarin. Dr. Seloamoney Palaniandy merupakan pengajar di Infrastructure University Kuala Lumpur (IUKL), sedangkan Dr. Jamalludin Helmy menjadi dosen di Fakulti Manajemen dan Teknologi Informasi di Universiti Sultan Azlan Shah, Perak, Malaysia. Para mahasiswa kelas unggulan yang terdiri dari berbagai program studi di FE UNY ini diajak untuk menjadi mahasiswa berorientasi kelas dunia.

Dr. Seloamoney Palaniandy yang juga kerap disapa Selva menyatakan, tidak bisa disangkal, kemampuan Bahasa Inggris menjadi salah satu kunci terpenting. “Memang ada banyak bahasa di dunia ini, tetapi Bahasa Inggris tetap menjadi bahasa yang wajib dikuasai,” katanya. Di samping itu, mimpi juga akan membantu manusia lebih bersemangat dalam hidup. “Mimpi bukanlah apa yang kita lihat di dalam tidur. Mimpi adalah apa yang membuat kita tidak bisa tidur. Ada cita-cita yang ingin kita kejar. The sky is the limit,” lanjut Selva.

Jamalludin Helmi berbagi tips agar mahasiswa bisa menjadi manusia yang unggul di zaman penuh persaingan ini. “Seorang mahasiswa harus memiliki niat yang kuat. Selain niat, mereka harus pintar dalam manajemen waktu. Tak kalah pentingnya, seorang manusia harus mempertahankan empati. Untuk menjadi cemerlang, kita harus memiliki perbedaan,” terang Helmi.

Kedua pembicara sepakat bahwa usia muda adalah saat yang tepat untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin. “Bagi saya, mengajar sudah menjadi passion. Karena itu, saya sudah mengunjungi berbagai negara untuk mengajar. Banyak orang salah menebak usia saya. Mereka mengira saya lebih muda. Ini bisa jadi karena memang saya senang mengajar,” ungkap Selva. (fadhli)

FE UNY Juara Umum Kompetisi GIPSI 2017

Jurusan Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi (FE) UNY sukses memborong medali dalam lomba GIPSI (Gebyar Ilmu Perkantoran Se-Indonesia) 2017 yang diselenggarakan di Program Vokasi Universitas Indonesia pada tanggal 24-26 Juli 2017. Kegiatan GIPSI 2017 ini menjadi ajang bergengsi yang pertama kali diselenggarakan Forum Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (FORMAPSI) se-Indonesia. Melalui FORMAPSI, mahasiswa dengan rumpun ilmu yang sama dapat saling bertukar informasi dan bersilaturahmi untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki guna menyongsong kompetisi kerja saat ini. Hari pertama kegiatan GIPSI diisi dengan seminar dengan materi “Manajemen Perkantoran Berbasis Digital” yang disampaikan oleh Mirza Manthovani (Perwakilan Bank BNI Syariah), kemudian sesi materi kedua disampaikan oleh Borries Putra (Praktisi) dengan tema  “Culture at Tech Startup: are you ready for it?”, Materi berikutnya yaitu Workshop (Manajemen Alat Kearsipan) oleh Ferry Faried (Deputi Marketing Manager P.T. Bino Mitra Sejati (Bantex), Materi sesi keempat yaitu “Workshop (Office 365, The Productivity of Cloud Office Service)”  oleh Wahyu Noviantoro (Dosen Vokasi UI).

Kegiatan lomba dilakukan pada hari kedua secara paralel. Kompetisi GIPSI ini diikuti oleh beberapa universitas di  Indonesia yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Politenik Negeri Bandung (POLBAN), Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita Jakarta, Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI), dan Universitas Sriwijaya (UNSRI). Dalam ajang kompetisi ini UNY meraih 12 medali dan dinobatkan sebagai Juara Umum GIPSI 2017.

Tim dari UNY sendiri terdiri dari 12 orang, dengan 7 orang mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Administrasi Perkantoran dan 5 orang Prodi Sekretari D3. Bidang yang dilombakan dalam kompetisi GIPSI meliputi Grooming and Public Speaking Indonesia, English Public Speaking, Creative Super Resume, Sensational Power Point, Microsoft Excel, 10 Fingers Typing, dan English Correspondence.

Untuk mengikuti kegiatan perlombaan tersebut, tim UNY sendiri telah melaksanakan persiapan dan pelatihan dengan dosen-dosen pembimbing yang ahli sesuai bidang lomba selama 3 minggu berturut-turut sebelum hari pelaksanaan lomba.  Hasil dari kerja keras yang telah dilakukan akhirnya berbuah baik. UNY dapat meraih beberapa juara di antaranya yaitu Ekwina Anggraini Putri (Prodi Sekretari D3) meraih juara 1 lomba Grooming and Public Speaking Indonesia, Odilia Herlita Puspa Dewi (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 2 lomba Grooming and Public Speaking Indonesia, Andrian Eko Susanto (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 1 lomba Creative Super Resume dan juara 1 lomba Sensational Power Point, Michel Ike Permatasari (Prodi Sekretari D3) meraih juara 2 lomba Creative Super Resume dan juara 3 lomba English Correspondence, Dwi Ros Indah (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 1 Microsoft Excel dan juara 3 Creative Super Resume, Dina Faizah (Prodi Sekretari D3) meraih juara 2 Microsoft Excel, Isnani Sri Hartanti (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 2 lomba Sensational Power Point, Intan Kurnia F. (Prodi Sekretari D3) meraih juara 3 lomba Sensational Power Point, dan Teguh Wicaksono (Prodi Pend. Administrasi Perkantoran) meraih juara 3 lomba English Public Speaking. Akhir dari serangkaian kegiatan Lomba GIPSI (Gebyar Ilmu Perkantoran Se-Indonesia) pada Tahun 2017 adalah Company Visit ke PT Telkomsel Jakarta.  (ratna/Arwan).

Kunjungan PE FKIP Universitas Pamulang ke FE UNY

Sebanyak lebih dari 200 mahasiswa beserta dosen pembimbing dari Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pamulang (UNPAM), Tangerang, Banten mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (26/7) kemarin. Rombongan ditemui oleh Dekan, Wakil Dekan II, dan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY serta beberapa perwakilan pengurus Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Ekonomi FE UNY. Selain berbagi tentang kurikulum, kedua belah pihak juga melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama.

Dalam sambutannya mewakili Universitas Pamulang, Dekan FKIP Dr. Amin K. Elfachmi menyatakan bahwa Universitas Pamulang, terutama Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi masih harus banyak belajar dari berbagai perguruan tinggi. “Prodi kami baru berdiri pada 2013 lalu, dan kami memandang UNY adalah saudara tua yang tentu memiliki jauh lebih banyak pengalaman. Oleh karena itu, kunjungan ini tentu akan mendatangkan banyak manfaat,” terang Amin.

Sementara Wakil Dekan II Nurhadi, M.M. mewakili FE UNY memberikan apresiasinya atas kinerja Universitas Pamulang di usianya yang masih sangat muda. “Baru berdiri 2000 lalu, manajemen sumber daya manusia dan keuangan di UNPAM sungguh mengagumkan. Meskipun uang SPP terbilang murah, tetapi fasilitas yang diberikan tidak kalah dibandingkan kampus lain yang lebih dulu berdiri dan dengan tarif yang lebih mahal,” ujar Nurhadi.

Nurhadi menambahkan, penting bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan keterampilan berwirausaha. “Mahasiswa saat ini harus bisa berpikir bisnis apa yang paling jitu. Selain itu, persoalan-persoalan yang muncul di berbagai bidang juga harus dipecahkan secara cerdas,” lanjut Nurhadi.

Dalam pembahasan kerjasama, kedua pihak sepakat bekerjasama dalam berbagai upaya menjalankan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. “Kami siap membantu berbagi pengalaman dalam penerbitan jurnal maupun penelitian. Di samping itu, kerjasama juga bisa diwujudkan melalui pengiriman tenaga-tenaga ahli dan profesional di antara kedua belah pihak,” terang Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono. (fadhli)

Kunjungan SMK Muhammadiyah 1 Rumbia ke FE UNY

Semakin ketatnya persaingan di dunia industri, mau tak mau mengharuskan dunia pendidikan turut berbenah. Kompetensi lulusan diharapkan sudah siap menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, tren pendidikan pun turut berubah. Kini jamak ditemui para lulusan S1 yang langsung melanjutkan ke jenjang S2. Siswa SMK pun dibekali keterampilan yang lebih banyak dan sesuai perkembangan zaman. Di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa jurusan administrasi perkantoran juga dirancang tidak hanya terampil di kantor, tetapi juga berwirausaha atau menjadi event organizer handal. Demikian disampaikan Sekretaris Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Muslikhah Dwihartanti, M.Pd. di depan lebih dari 100 siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1 Rumbia, Lampung Tengah dalam kunjungan ke FE UNY, Rabu (19/7) lalu.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III Isroah, M.Si menambahkan, para siswa harus berani keluar dan mengembangkan diri semaksimal mungkin. “Apapun keahlian kalian, terus latih dan raih prestasi di bidang tersebut. FE UNY sebagai fakultas termuda di UNY juga akan membantu. Apalagi Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran juga memiliki fasilitas dan laboratorium yang sangat lengkap,” tambah Isroah.

Senada dengannya, Dwihartanti juga menyatakan, laboratorium Pend. Adm. Perkantoran sering dimanfaatkan berbagai pihak terutama dari SMK maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai tempat praktik. “Laboran kami adalah satu-satunya Pranata Laboran Pendidikan (PLP) di bidang keahlian administrasi perkantoran di Indonesia. Sebagian besar laboran adalah laboran di bidang ilmu pengetahuan alam. Keberadaan laboran sangat penting dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran administrasi perkantoran,” lanjut Isroah.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Rumbia, Makhsum Kamawi, S.Pd. mengungkapkan, sekolah mereka terletak di pedalaman Lampung. Oleh karena itu, membawa para siswa ke FE UNY diharapkan bisa memunculkan motivasi. “Jurusan kami ada tiga, yaitu Administrasi Perkantoran, Teknik Komputer dan Jaringan, dan Perbankan. Sebagian alumni bahkan ada yang sudah diterima bekerja di Garuda Airlines,” ungkap Makhsum.

Pend. Adm. Perkantoran FE UNY yang diwakili beberapa dosennya menerima kunjungan 100 siswa-siswi kelas XII dari tiga jurusan tersebut. Para siswa didampingi 8 orang guru dan staf tata usaha melakukan serangkaian kunjungan ke beberapa perguruan tinggi dan perusahaan di Jawa. (fadhli)

Siswanto Teliti Integrasi Nilai-nilai Anti Korupsi di SMK

Saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah yang sangat besar yaitu korupsi. Masalah ini menjadi ancaman dalam berbagai aktivitas di sekitar kita sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu kelangsungan masa depan bangsa ini. Dalam berbagai media, setiap hari kita selalu disuguhi dengan berita tentang tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Maka sudah saatnya semua pihak melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit bangsa ini. Upaya pencegahan tindakan korupsi tidak hanya dilakukan pada satu generasi saja, melainkan secara terus-menerus, dan berkelanjutan. Pendidikan anti korupsi yang diberikan sejak dini, bisa menjadi harapan untuk menciptakan generasi yang bersih dari korupsi. Dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang efektif untuk menumbuhkan nilai karakter anti korupsi bagi peserta didik, sebab dalam proses pembelajaran ini terjadi proses internalisasi yang melibatkan berbagai unsur dan potensi siswa.

Peran pendidikan dalam pencegahan tindak korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Nilai-nilai karakter anti korupsi sangat tepat bila diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang sudah ada sejalan dengan wajibnya setiap pembelajaran untuk mengintegrasikan pendidikan karakter.

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Siswanto, M.Pd., mencoba melakukan kajian kuantitatif empiris bagaimana kontribusi variabel-variabel yang menopang pembelajaran. Menurutnya proses pembelajaran Akuntansi yang mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi secara dominan dipengaruhi oleh guru, rencana pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, dan kultur sekolah. Keempat elemen tersebut diprediksi memberikan pengaruh dan kontribusi yang dominan dalam proses pembelajaran.

Dalam karya penelitian disertasinya yang berjudul “Faktor Determinan Integrasi Nilai-Nilai Anti Korupsi dalam Pembelajaran Akuntansi sebagai Pengembangan Karakter Siswa di SMK”, dosen di Jurusan Pendidikan Akuntasi FE UNY ini menemukan bahwa perencanaan yang baik terkait penilaian pembelajaran, metode, serta strategi akan menentukan keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi. “Selain itu, kemauan pengembangan diri yang dimiliki oleh seorang guru mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada pembelajaran akuntansi, yang mengintegrasikan nilai anti korupsi. Adanya motivasi, dorongan yang berasal dari hasil pengembangan diri serta profesionalisme guru akan mendukung keberhasilan integrasi nilai-nilai anti korupsi dalam pembelajaran Akuntansi,” tegasnya.

Di hadapan dewan penguji promosi doktor Program Pascasarjana (PPs) UNY yang beranggotakan Dr. Sugito, MA (ketua), Dr. Sugiharsono (sekretaris), Prof. Suyanta, Ph.D. (promotor), Prof. Dr. Badrun Kartowagiran (promotor), dan Prof. Sukirno, Ph.D. (penguji internal), serta Fathul Himam, Ph.D. (penguji eksternal), Staf Ahli WR I UNY ini juga mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru, kepala sekolah dengan pola kepemimpinan yang bagus akan menjadi model yang bagus untuk warga sekolah dalam mengimplementasikan nilai karakter anti korupsi ini. “Akhirnya nilai-nilai anti korupsi ini dapat terbentuk dari kultur sekolah yang mengedepankan nilai jujur, tanggungjawab, berani adil, kerja keras, dan disiplin,” tutupnya.

Ujian terbuka yang telah digelar pada Kamis (13/7/2017) tersebut, akhirnya menjadi penentu bagi mantan WD III FE UNY untuk mampu mencapai gelar akademik tertinggi yaitu menjadi Doktor. Siswanto menjadi doktor ke-377 di PPs UNY. (Rubiman).

PRIHATIN DENGAN MASALAH BAU SEPATU, MAHASISWA UNY CIPTAKAN  BONEKA PENGHILANG BAU SEPATU

Bau kaki seringkali dialami oleh beberapa orang. Mulai dari kalangan anak-anak yang aktif melakukan kegiatan dan bermain, hingga remaja bahkan orang dewasa yang mengalami bau pada sepatu mereka. Hal ini dipicu oleh berbagai alasan di antaranya adalah cara perawatan yang dilakukannya selama ini, udara lembab yang dibiarkan begitu saja, penjemuran sepatu akibat hujan serta faktor-faktor lain yang menyebabkan timbul bau pada sepatu. Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY terdiri dari Yania Ifaty Taukhida (D3 Pemasaran), Delia Ratnawati (D3 Pemasaran), Sidiq Tri Sariyanto (D3 Pemasaran), Diana Rossa Prodi (D3 Pemasaran), dan Anindya Yuli Astuti Nazria (Prodi Pendidikan Ekonomi) berinisiatif membuat produk kreatif berbentuk boneka sebagai penghilang bau sepatu.

Produk ini diberi nama BONSOPI (Boneka Soda Kopi), merupakan boneka rajut yang berbahan dasar soda dan kopi. Soda dan kopi ini berguna untuk menyerap bau tidak sedap dari sepatu sedangkan kopi dapat memberikan keharuman dan bau kopi yang segar bagi sepatu. Sedangkan bahan nilon dipilih sebagai tampilan luar BONSOPI dikarenakan benang nilon yang dirajut memiliki pori-pori yang relatif besar sehingga bau kopi yang ada di dalamnya dapat tercium dan berfungsi sebagaimana mestinya. Bau kopi yang ditimbulkan dapat menyerap bau tidak sedap pada sepatu. Selain itu, bahan rajut relatif kuat dan tahan lama, memiliki motif unik dan lucu, serta lebih variatif dan dapat dibentuk sesuai dengan permintaan konsumen.

Selain diformulasikan sebagai boneka penghilang bau pada sepatu, boneka dengan model yang unik ini dapat digunakan pula sebagai alternatif untuk pemberian hadiah maupun cinderamata. Dengan demikian, akan membuka peluang usaha tersendiri bagi mahasiswa dan dapat menciptakan nilai guna yang lebih pada sepatu. Boneka ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.15.000-, per biji sehingga sangat cocok untuk semua kalangan, baik masyarakat umum maupun mahasiswa. (anin/fadhli)

Pages