Visitasi Akreditasi di Prodi Pendidikan Akuntansi

Akreditasi di perguruan tinggi menjadi bukti bahwa proses penyelenggaraan pendidikan di institusi tersebut ada dan berhasil. Semakin baik akreditasi, semakin berkualitas proses tersebut. Oleh karena itu, perguruan tinggi berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik agar akreditasi yang didapatkan juga baik. Kepercayaan masyarakat akan meningkat seiring kualitas pelayanan yang tinggi yang diwujudkan dengan nilai akreditasi yang sesuai.

Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) menjadi lembaga yang bertugas membantu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi melalui penilaian akreditasi tersebut. Tugas BAN-PT bukan menghakimi dan tidak terjebak pada hal-hal teknis semata. Melalui para asesornya, mereka melakukan klarifikasi, konfirmasi, dan observasi terhadap berbagai data yang dimiliki suatu program studi (prodi) atau fakultas. Demikian disampaikan Made Sudarma dari Universitas Brawijaya saat visitasi akreditasi di prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Sabtu (21/10) lalu.

Sidharta melanjutkan, tugas para asesor sebagai utusan dari BAN-PT hanya mengamati semua data dan selanjutnya melakukan konfirmasi terhadap data tersebut. “Selain itu, BAN-PT juga memiliki kode etik yang mengikat setiap asesor. Mereka tidak diperbolehkan membocorkan hasil-hasil penilaian dari suatu institusi kepada institusi yang lain,” tambahnya.

Visitasi akreditasi di prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY ini melibatkan semua dosen yang ada di lingkungan prodi, para pejabat dekanat, serta mengundang perwakilan mahasiswa, alumni, dan para undangan dari sekolah, perusahaan, dan pelaku usaha yang merupakan pengguna jasa para alumni prodi tersebut. Selain Made Sudarma dari Universitas Brawijaya, BAN-PT juga mengutus Eka Ananta Sidharta dari Universitas Negeri Malang guna melakukan proses akreditasi. (fadhli)

Kunjungan SMK N 4 Klaten: PLT Membantu Kedua Pihak

Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) adalah sarana latihan bagi mahasiswa yang menempuh prodi kependidikan sebagai bekal mereka mempersiapkan diri menjadi calon guru. Mahasiswa diberikan kesempatan menjadi guru selama sekitar 1-2 bulan di sekolah yang ditunjuk oleh universitas. Program ini memberikan manfaat ke kedua belah pihak. Bagi universitas, mahasiswa calon pendidik akan lebih terasah dengan mengajar siswa sebenarnya setelah menempuh Microteaching (pengajaran mikro) bersama teman sekelasnya. Bagi pihak sekolah, kehadiran mahasiswa PLT bisa memberikan penyegaran dengan kreativitas yang mereka miliki sehingga siswa juga mendapatkan suasana pengajaran baru.

Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang memiliki tiga program studi kependidikan yaitu Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran juga mengirimkan mahasiswanya ke sekolah-sekolah melalui program PLT ini. Salah satunya adalah SMK N 4 Klaten, Jawa Tengah. Sejauh ini, para mahasiswa FE UNY yang berpraktik di sana disebut telah sangat baik dalam membimbing siswa memahami pengajaran, demikian Wakil Kepala Sekolah SMK N 4 Klaten Nuryani mengungkapkan saat kunjungan sekolahnya ke FE UNY, Kamis (26/10) lalu. Kunjungan sekitar 150 siswa tersebut disambut oleh Wakil Dekan I Sukirno dan dosen dari Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran.

Nuryani menambahkan, kunjungan ini selain untuk mengenalkan dunia kampus kepada para siswa, juga ditujukan untuk melanjutkan kerja sama yang selama ini sudah terjalin baik antara kedua pihak. “Sekolah sangat terbantu dengan adanya mahasiswa yang berpraktik mengajar di tempat kami,” terangnya.

Wakil Dekan I Sukirno dalam paparannya menjelaskan bahwa UNY tidak hanya berfokus meluluskan mahasiswanya. “UNY menerapkan pendidikan karakter. Di berbagai sudut kampus, termasuk di FE UNY, banyak ditemui banner-banner yang mengajarkan karakter-karakter positif,” terangnya.

Sukirno melanjutkan, bagi yang ingin berkuliah D3 tetapi ingin tetap tinggal di kota, UNY sudah mengoperasikan shuttle bus yang mengantarkan karyawan, dosen, dan mahasiswa dari UNY Kampus pusat ke Kampus Wates dan sebaliknya. “Selain itu, bagi yang tidak mampu, negara membantu dengan Bidikmisi. Tetapi syaratnya, mahasiswa harus selesai dalam 8 semester. Mereka juga tidak boleh menikah dan tidak boleh putus di tengah jalan,” tambah Sukirno.

Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran Siti Umi Khayatun Mardiyah menyampaikan bahwa di jurusannya, mahasiswa diajarkan berbagai hal. "Bahkan, meskipun sudah ada komputer yang canggih untuk mengetik, kami juga tetap mengajarkan mengetik manual dengan menggunakan mesin ketik manual dan elektronik guna mengajarkan mengetik 10 jari. Dengan fasilitas yang lengkap, dan laboratorium yang menunjang, P ADP sering menjadi rujukan bagi banyak guru, sekolah, dan perguruan tinggi lainnya," terangnya. (fadhli)

AKSI DONOR DARAH DAN PEMILIHAN PUTRA-PUTRI SEHAT UNY KAMPUS WATES

D3 Sekretari UNY menggelar aksi donor darah untuk menyambut hari kesehatan Nasional ke-53 yang jatuh pada tanggal 12 November. Selain aksi donor darah, D3 Sekretari UNY juga melaksanakan rangkaian acara pemilihan putra-putri sehat UNY Kampus Wates 2017. Kegiatan donor darah dan pemilihan putra-putri sehat dilakukan di hall UNY Kampus Wates, Selasa (07/11) lalu bekerja sama dengan PMI Kulonprogo. Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswi D3 Sekretari ini setidaknya lebih dari 70 orang mendonorkan darahnya. Para peserta terdiri dari mahasiswa, karyawan, dan masyarakat di lingkungan kampus Wates. “Sebagian besar dari peserta yang mendaftar rata-rata banyak yang lolos, dan sebagian kecil yang tidak lolos disebabkan tekanan darah dan hemoglobinnya tidak memenuhi syarat,” jelas petugas PMI.

Mega Ulfa Baity, ketua panitia aksi donor darah dan pemilihan Putra-Putri Sehat mengatakan kegiatan donor darah dan pemilihan putra-putri sehat ini diadakan oleh D3 Sekretari angkatan 2015. Selain dalam rangka menyambut hari Kesehatan Nasional yang ke-53, even ini juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Event Organizer yang diampu oleh Rr. Chusnu Syarifa Diah Kusuma, S.A.B., M.Si. 

 

“Kegiatan donor darah merupakan wujud kepedulian UNY Kampus Wates terhadap stok darah di PMI Kulonprogo. Selain itu kami mengadakan pemilihan putra-putri sehat UNY Kampus Wates yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat di kalangan mahasiswa UNY Kampus Wates dan sebagai ajang pencarian bakat,” ujar Mega.

 

Aksi donor darah ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat umum. Salah satunya Yessinta Ayu, siswi SMA Sedayu yang baru pertama kali melakukan donor darah. Ia mengaku awalnya takut, namun setelah darahnya diambil ia merasa biasa saja.
“Semoga darahnya dapat bermanfaat bagi orang yang membutuhkan dan semoga lain waktu dapat mengikuti aksi donor darah lagi,” harapnya.

 

Tidak hanya donor darah, D3 Sekretari juga mengadakan pemilihan putra-putri sehat UNY Kampus Wates 2017. Terdapat 3 tahap seleksi yaitu tes kebugaran, tes kesehatan, dan fashion show. Peserta putra-putri sehat yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY Kampus Wates angkatan 2016 dan 2017. Pada tes kebugaran peserta disisihkan 10 orang (5 putra dan 5 putri) untuk maju ke babak final. Di babak final mereka mengikuti tes kesehatan yang dibantu oleh petugas PMI dan dilanjutkan fashion show. Di tahap terakhir sebanyak 3 putra dan 3 putri memasuki sesi tanya jawab yang langsung dinilai oleh ketiga juri yaitu Muhammad Tri Santoso dan Michel Ike Permatasari selaku perwakilan panitia, serta Ummi Sabrina Solekhah Diajeng Kulonprogo 2017. Havid Aji Persada D3 Manajemen Pemasaran 2016 keluar sebagai Juara 1 Putra Sehat dan Hinin Alizya Haznah D3 Sekretari 2017 sebagai Juara 1 Putri Sehat.

 

“Mengikuti kegiatan pemilihan putra putri sehat dari awal sampai akhir sangat mengesankan. Ternyata banyak sekali manfaat dan pengalaman yang saya rasakan dari tes kebugaran, sampai dengan masuk ke 5 besar finalis itu sebuah kebanggaan. Apalagi saya diberi kesempatan menjadi Juara 1 Putri Sehat UNY Kampus Wates 2017 ini. Semoga acara Donor Darah dan Pemilihan Putra Putri UNY Kampus Wates 2017 ini dapat terus diadakan setiap tahunnya dan lebih baik lagi,” harap Hinin. (tina/fadhli)

Minimnya Wirausahawan di Indonesia

Jumlah wirausahawan di Indonesia dirasa masih perlu ditambah jika melihat proporsinya dengan keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Data BPS pada 2017 menunjukkan jumlah tersebut meningkat menjadi 3,1 %, dibandingkan tiga tahun lalu di mana masih berjumlah 1,67 persen. Meskipun angka tersebut sudah di atas 2 persen dari total populasi penduduk sebagai ambang batas prasyarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera, jumlah itu masih di bawah negara-negara lain. Sebagai perbandingan, negara raksasa Tiongkok 10 persen, Jepang 11 persen, dan Amerika Serikat 12 persen. Hal ini menjadi PR bagi pemerintah, tak terkecuali dunia pendidikan melalui perguruan tinggi dan sekolah.

Selain itu, terus berkembangnya teknologi menuntut perguruan tinggi untuk tak ketinggalan berinovasi dan meningkatkan kualitas lulusannya sesuai permintaan pasar. Pendidikan di perguruan tinggi yang kini berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas lulusan. Guna menyelaraskan langkah, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan studi banding ke FE UNY, Kamis (19/10) lalu.

Ainur Roqif, Sekretaris Jurusan Manajemen FEB UB menyampaikan, timnya berkunjung ke Yogyakarta untuk mengembangkan Jurusan Manajemen di kampusnya, dan saling berbagi informasi dalam berbagai hal. “Untuk mempelajari kewirausahaan, selain di UNY, kami juga silaturrahim ke Universitas AMIKOM. Alumni atau lulusan jangan sampai jadi pengangguran. Oleh karena itu, kami juga menyelenggarakan prodi entrepreneurship,” ujar Rofiq.

Muniya Altesa, selaku Gugus Penjaminan Mutu Jurusan Manajemen FE UNY menjelaskan, berbagai pedoman pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, standar kemahasiswaan dan alumni, dan standar kerja sama di jurusan mengacu pada pusat. “Di FE UNY, mahasiswa diwajibkan memberikan monitoring dan evaluasi perkuliahan sebagai syarat mengikuti ujian semester,” terangnya.

Ketua Jurusan Setyabudi Indartono menyatakan bahwa jurusan juga membatasi jumlah mahasiswa sesuai kapasitas kursi yang bisa tertampung agar kualitas pengajaran terjamin. “Terjadi dinamika jumlah mahasiswa per angkatan akibat perkembangan kampus. Di tahun 2014 prodi Manajemen bisa menerima 98. Sampai tahun 2015, kami batasi 78 mahasiswa per angkatan,” urainya.

Jurusan juga memberikan pelatihan Softskills sebagai upaya menjaga motivasi dan kinerja mahasiswa dalam suasana akademik yang kondusif. “Lingkungan sangat besar dalam memengaruhi perkembangan mahasiswa. Di semester satu dua masih bagus, tapi semester tiga bisa jadi mulai berubah. Kami berikan pelatihan softskills guna memberikan mahasiswa berbagai bekal tambahan yang membantu keberhasilan studi mereka, di antaranya seperti Speed Reading, Skripsi Camp, dsb,” tambahnya. (fadhli)

Beli Masa Depan Dari Sekarang

Pendidikan adalah investasi masa depan. Banyak orang berkata pendidikan adalah politik tertinggi, bahkan konon senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Oleh karena itu, dengan menempuh pendidikan, berarti bersiap diri untuk masa depan. Mengunjungi perguruan tinggi adalah salah satu cara sekolah memotivasi siswanya melanjutkan studi. Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik saat memimpin lawatan sekolahnya ke Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (17/10) lalu.

Diikuti oleh lebih dari 200 siswa beserta guru pendamping, kunjungan ini dimaksudkan agar para siswa lebih mengenal dunia perkuliahan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan sekolah. Dekan Sugiharsono berkesempatan menyambut secara langsung dan menjelaskan berbagai hal terkait universitas secara umum dan FE UNY secara khusus.

Sugiharsono menjelaskan, FE UNY menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai pendidik maupun sebagai professional di dunia industri dan bisnis. “Kalau mau jadi guru, di sini sangat mungkin. Kurikulum dan fasilitasnya lengkap untuk mendidik calon guru. Tapi kalau mau berpenghasilan besar, jadilah wirausahawan. Penghasilannya tidak terbatas,” ujar Sugiharsono.

Menjawab pertanyaan salah satu siswa, Sugiharsono membagikan tips agar sumber daya manusia di Indonesia berdaya saing tinggi. “Pertama, kuasai IT (teknologi informasi), karena sekarang semua berkembang melalui teknologi. Kedua, pelajari bahasa asing, terutama bahasa internasional yang diakui PBB. Yang terakhir, kembangkan daya kreasi dan inovasi. Cobalah untuk berbeda dengan mengamati yang sudah ada,” terangnya. (fadhli)

FE UNY Bekali Siswa Keterampilan Pengarsipan Elektronik

Laboratorium penting keberadaannya sebagai penunjang proses pembelajaran. Siswa akan lebih menguasai keterampilan yang dibutuhkan di dunia sebenarnya melalui praktik yang diselenggarakan di laboratorium. Fakultas Ekonomi (FE) UNY sebagai pencetak tenaga pendidik dan professional di bidang pendidikan dan ekonomi memiliki sejumlah laboratorium yang terbilang sangat lengkap. Berbagai sekolah, musyawarah guru mata pelajaran, hingga instansi pemerintah dan perguruan tinggi lainnya kerap memanfaatkan fasilitas ini baik sekedar kunjungan biasa maupun praktik guna menambah keterampilan tertentu.

Sebanyak 67 siswa didampingi guru dari SMK Hamong Putera I Pakem, Sleman mengunjungi FE UNY, Senin (16/10) kemarin. Dua kelas dari keahlian Administrasi Perkantoran dan 1 kelas keahlian Akuntansi mengikuti kunjungan tersebut. Sebagaimana diutarakan koordinator program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hamong Putera I Pakem, Kuswinarti Caturini, S.Pd., kunjungan ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan keterampilan para siswa di bidang keahliannya masing-masing. Para siswa mengikuti kegiatan praktik di Laboratorium Simulasi Perkantoran, Lab. Kearsipan Elektronik, dan Lab. Akuntansi Manual dibimbing para dosen dan laboran.

Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si. menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan ini. “Ini bukti bahwa kami masih dipercaya berbagai pihak. Dengan dukungan laboratorium yang lengkap, dosen dan laboran yang profesional, FE akan berusaha memberikan kualitas pendidikan yang terbaik,” terangnya.

Siswa keahlian Administrasi Perkantoran menjalani praktik Simulasi Perkantoran dan Kearsipan Elektronik. Di Lab. Simulasi Perkantoran, dibimbing Yuliansyah, M.Pd. para siswa memerankan sejumlah posisi yang umumnya ada di suatu perusahaan, mulai dari penerima tamu, pengarsip surat, sekretaris, hingga direktur. Sedangkan di Lab. Kearsipan Elektronik, Dr. Sutirman, M.Pd. memandu mereka memahami prosedur pengarsipan surat dan dokumen secara digital, serta memahami program dan perlengkapan yang digunakan dalam kearsipan elektronik.

Dalam laboratorium Akuntansi Manual, para siswa dikenalkan dengan mesin kasir manual dan langkah-langkah keuangan melalui mesin tersebut di bawah arahan Diana Rahmawati, M.Si. dan Afrida Putritama, M.Sc., Ak. Mesin kasir yang selama ini hanya bisa dilihat di rumah makan atau swalayan-swalayan besar bisa langsung mereka pelajari dalam praktik kali ini. (fadhli)

Berjual Beli Dengan Allah

Hidup di dunia, kalaulah tidak mengalami kesenangan, akan mengalami kesusahan. Keduanya merupakan hal yang pasti akan dilewati manusia. Kedua hal ini pulalah yang menguji manusia; mana yang ingat kepada-Nya, dan mana yang lupa. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. Demikian disampaikan ustaz Saijan dalam pengajian yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi UNY, Ahad (8/10) lalu. Pengajian dihadiri oleh lebih dari 50 dosen, karyawan, dan mahasiswa FE UNY.

Saijan melanjutkan, orang yang mau percaya dengan janji Allah akan menuai keuntungan. “Saya sudah kerap mengalami. Jual beli dengan Allah sungguh menguntungkan. Ikhlaskan sebagian harta kita di jalan Allah, maka pasti Allah akan membalas dengan yang jauh lebih baik,” katanya.

“Tidak ada jaminan hidup kita akan bahagia dengan harta yang kita miliki. Menderita sekali orang yang sepanjang hidupnya hanya mengumpulkan harta. Sebagian orang hanya mau mengingat Allah saat susah, tetapi sedikit yang mau berdoa di kala senang,” tambah Saijan.

Dalam pengajian tersebut juga digalang dana dari para pegawai, dosen, dan mahasiswa FE UNY bagi pengungsi Rohingya. Dekan Sugiharsono menjelaskan, pembinaan rohani merupakan salah satu wujud revolusi mental. “Degradasi moral di berbagai kehidupan terjadi. Mereka tahu melanggar (norma) tetapi secara terbuka melakukan. Sudah terbiasa akhirnya dianggap benar,” jelas Sugiharsono. (fadhli)

Cerdas Finansial di Era Digital

Perkembangan teknologi yang begitu pesat memacu setiap orang untuk tetap update. Pesatnya teknologi ini bahkan merambah tidak hanya di dunia industri, namun juga pendidikan, komunikasi, hingga bisnis, sehingga para pelaku usaha di bidang barang dan jasa yang tak mau berubah akan tertinggal seketika. Mau tak mau, mereka mengembangkan berbagai jenis usaha yang lebih beragam dan dengan metode yang lebih interaktif dengan memanfaatkan teknologi. Tak terkecuali dunia investasi yang kini mulai mengembangkan segmentasi yang lebih luas. Kini, berkat teknologi, investasi bukan barang asing lagi bagi remaja dan pelajar. Dibutuhkan kecerdasan finansial guna mengantisipasi keterbukaan informasi saat ini.

Hal ini mendorong Himpunan Mahasiswa (HIMA) Akuntansi FE UNY menyelenggarakan Seminar Nasional mengenai Literasi Keuangan dengan mengusung tema "Cerdas Mengelola Keuangan dengan Menganalisis Peluang Investasi di Era Digital" pada Sabtu (14/10) di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Seminar ini merupakan rangkaian acara dalam Accounting Fair #3 yang bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat, terutama peserta seminar, untuk lebih memahami literasi keuangan, sehingga acara ini diharapkan mampu membantu mewujudkan generasi yang well literate.

Panitia menghadirkan tiga pembicara berpengalaman dalam acara ini. Pembicara tersebut di antaranya Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho, perencana keuangan Andreas Hartono, serta praktisi sekuritas Branch Manager FAC Yogyakarta, Hery Gunawan Muhammad yang dimoderatori oleh Ratna Candra Sari, dosen UNY penggagas Generasi Cerdas Keuangan. Acara dibuka oleh Wakil Rektor III Sumaryanto.

Acara yang dihadiri oleh 250 peserta ini mengupas lebih dalam mengenai literasi keuangan, program yang menjadi salah satu tugas pokok OJK. Para peserta juga mempelajari pengelolaan keuangan yang lebih baik. Selain itu, adanya pembahasan mengenai produk-produk keuangan menjadikan peserta lebih mengetahui sarana investasi yang mampu diimplementasikannya dalam jasa keuangan. Dengan diselenggarakan acara ini, diharapkan mampu memberikan manfaat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui literasi keuangan. (rachell/fadhli)

Maryana dan Hindri: Kembali Pulang Untuk Mengabdi

Berkuliah dengan sarana program kerjasama menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Beberapa universitas termasuk UNY memiliki ikatan kerjasama dengan pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi. Dalam yudisium periode September kemarin, Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan beberapa mahasiswa yang terlibat dalam program kerjasama. Dua di antaranya yang menonjol adalah Maryana dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi dan Aulia Hindriani dari Prodi Manajemen S1.

Maryana merupakan lulusan Prodi Pendidikan Akuntansi yang kerap menjuarai kompetisi karya tulis di tingkat provinsi hingga nasional. Juara I Kategori Koperasi dan Ekonomi “Youth Summit on Cooperatives Entrepreneurship and Economic Democracy” di UGM pada 2015, Juara II LKTIM KAKTUS 2015 di Politeknik Negeri Sriwijaya, serta Juara I Lomba Call for Paper ITB Cooperative Day 2016 di Bandung menjadi catatan manisnya selama berkuliah di FE UNY.

Maryana menceritakan, guna menghidupi keluarga, bapaknya membuka bengkel las di rumahnya. “Bapak pernah jualan kain keliling kota, jualan pisang, sampai jasa angkut juga pernah dijalani sebelum kemudian membuka wirausaha bengkel las di rumah,” terangnya.

Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Hendri dan Suharti ini mendapatkan beasiswa hasil kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan UNY. Oleh karena itu, kesempatan kali ini tidak disia-siakan alumnus SMK N 1 Palembang ini. “Orang tua tahunya prestasi itu diwujudkan melalui piala. Jadi saya cari berbagai lomba-lomba. Saya masuk ke Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bidang penelitian dan Alhamdulillah bisa juara,” kisah Maryana.

Sementara itu, Aulia Hindriani yang akrab disapa Hindri ini menempuh kuliah di UNY sebagai wujud kerjasama antara UNY dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Hindri diterima di UNY pada 2013 dan menjadi pembuka awal kerjasama mahasiswa yang dikirim dari daerah tersebut. Pada tahun berikutnya baru dikirim 4-5 orang mahasiswa.

Hindri yang juga merupakan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemda Kab. Kep. Anambas mengungkapkan, kuliah di UNY memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman. “Banyak dosen yang menginspirasi. Selain itu, walaupun banyak yang lebih muda, teman-teman sekelas tetap mudah bergaul. Saya menjadi belajar untuk bisa lebih menyelaraskan diri,” ujar lulusan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ini.

Maryana dan Hindri berkeinginan untuk membalas kebaikan pemerintah yang telah memberikan kesempatan mendapatkan pendidikan secara cuma-cuma ini. “Saya akan mengajar di Palembang untuk jangka waktu 5 tahun,” terang Maryana. “Selepas yudisium ini, saya akan segera pulang dan langsung bekerja kembali. Saya baru akan ke Yogyakarta lagi saat wisuda lagi di November mendatang,” tukas Hindri yang bersuamikan seorang pria dari daerah setempat ini. (fadhli)

Prapti: Ingin Jadi Guru Berbekal Praktis

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan upacara Yudisium periode September 2017, Jumat (29/9) lalu. Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan I Bidang Akademik FE UNY Prof. Sukirno, Ph.D., yudisium kali ini diikuti oleh 38 orang yang dinyatakan lulus sesuai persyaratan akademik dan administratif. Sebanyak 14 orang merupakan lulusan S1 Kependidikan, 12 orang S1 Non Kependidikan, dan 12 orang dari program D3. Sebanyak 8 orang berhasil lulus dengan IPK pada rentang 3,51-4,00. Selain diikuti para peserta yang diluluskan, yudisium juga dihadiri oleh segenap jajaran dekanat, ketua jurusan dan program studi serta kepala bagian dan sub bagian di lingkungan FE UNY.

Pada yudisium kali ini, Praptiningsih menjadi peraih IPK tertinggi dengan raihan 3,78. Putri sulung dari dua bersaudara pasangan Supriyadi dan Ngateni ini lulus dari Program Studi (prodi) Pendidikan Akuntansi. Gadis yang akrab disapa Prapti ini masuk ke UNY melalui jalur SNMPTN dan menjadi penerima Bidikmisi. Bapaknya hanya merupakan buruh bangunan. Sebagai penerima Bidikmisi, Prapti membuktikan prestasinya terjaga dari awal sampai akhir studinya. Prapti menyumbangkan prestasi Juara III pada kompetisi karya tulis tingkat nasional di Universitas Negeri Semarang 2015 lalu.

Sebagai lulusan Prodi Kependidikan, Prapti ingin membagikan ilmunya kepada siswa. “Tapi saya ingin kerja dulu di bidang akuntansi yang murni. Dengan bekal praktis, ketika saatnya mengajar tidak datar, tetapi bisa cerita banyak hal. Guru yang sudah pernah bekerja di sektor riil biasanya bisa bercerita, dan tidak cuma tahu tentang teori. Apalagi SMK kan memang disiapkan supaya lulusannya siap bekerja,” cerita alumnus SMK N 1 Pengasih ini.

Lulusan berprestasi lainnya yang patut menjadi teladan adalah Rachmat Bayu Firdas. Bayu sebagaimana dia biasa disapa merupakan aktivis mahasiswa lulusan Prodi S1 Akuntansi yang kini mulai merintis usahanya di bidang Event Organizer. Berawal dari pengalamannya saat menangani program kerja di himpunan mahasiswa (HIMA) D3 kala masih menjadi mahasiswa D3, Bayu mulai mencoba bisnis event organizer pada 2014. Lulusan SMA N 3 Wates ini lantas berhasil mengelola belasan ajang besar di Kabupaten Kulonprogo seperti Parade Band tingkat SMA, hingga festival lampion di Pantai Glagah pada Agustus lalu. Kesibukannya ini bahkan mengantar putra sulung dari tiga bersaudara pasangan Hamdani dan Suryawati Sri Handayani menjadi Juara I Pemuda Pelopor tingkat Kabupaten pada 2016.

Festival Lampion menjadi even termegah yang bisa Bayu adakan. “Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi DIY dan Kabupaten Kulonprogo. Saya ingin rutinkan ini tiap tahun. Kalau bisa juga cakupannya diperluas lagi,” ujar Bayu yang kini juga mulai mencoba bisnis angkringan. “Angkringan ini baru jalan dua bulan ini jadi belum begitu berkembang,” tambahnya. (fadhli)

Pages