Fahmi dkk Berprestasi di MTQ Dies Natalis UNY ke 50

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional yang diselenggarakan oleh UKM Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) UNY tanggal 9-11 Mei tahun 2014 diadakan dalam rangka memperingati DIES Natalis UNY Emas ke 50.  Agenda ini diadakan secara nasional dengan diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi di Indonesia antara lain dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan beberapa kampus lain di Jawa Timur, Jawa Tengah serta Yogyakarta lainnya. Ada sedikitnya 8 cabang lomba yang diluncurkan dalam agenda tersebut yaitu Musabaqoh Syarhil Quran (MSQ), Musabaqoh Khattil Quran (MKQ), Debat Kandungan Alquran Bahasa Inggris (DKABing), Musabaqoh Karya Tulis Alquran (MKTA), MFQ (Musabaqoh Fahmil Quran), M-TarQ (Musabaqoh Tartil Quran), MTQ (Musabaqoh Tilawatil Quran), serta MHQ (Musabaqoh Hifdzil Quran).

Pada kesempatan lomba tersebut hampir di semua cabang Musabaqah diikuti oleh mahasiswa UNY dari berbagai Fakultas, salah satunya cabang Musabaqah Fahmil Qur’an yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) yaitu Fahmi Nediyansyah Program Studi (Prodi) Pendidikan Administrasi Perkantoran Mahasiswa Bidikmisi semester 6 angkatan 2011. Mahasiswa kelahiran Pekalongan, 23 Maret 1993 ini menuturkan bahwa Lomba Musabaqah Fahmil Qur’an merupakan jenis lomba pemahaman atau pendalaman Al Qur’an dengan penekanan pada pengungkapan Ilmu Al Qur’an dan pemahaman kandungan ayat dalam bentuk cerdas cermat. Cabang lomba ini merupakan wahana bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan terhadap pemahaman Al Qur’an yang biasa diaplikasikan dalam bidang ilmu Ulumul Qur’an, Aqidah, Akhlak, Fiqih Islam, Sejarah Islam, dan Memahami kandungan Al Qur’an dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Putra keempat dari pasangan Muh. Riasto Adi dan Neneng Susirelawati ini juga mengatakan bahwa Lomba MFQ ini adalah lomba beregu yang terdiri dari 3 orang di mana satu orang sebagai juru bicara dan yang lainnya sebagai pendamping. Dalam lomba tersebut Fahmi dibantu oleh relasi yang sekaligus sebagai partnernya yaitu Annisah Latifatun Hasanah Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2010 serta Mayong Primaji Prodi Kimia Angkatan 2010. Menurut pengalaman Fahmi yang sering mengikuti dan menjuarai berbagai lomba ini, baru kali ini lomba yang dia ikuti sangat membutuhkan usaha keras serta kerjasama yang solid dan kompak karena lawan tim mereka saat final adalah kafilah atau perwakilan dari UGM dan UIN Suka yang sudah pengalaman di lomba MFQ Nasional.

“Sempat ada sedikit kecemasan dari tim kami saat babak penyisihan karena kami bertanding dalam putaran pertama di mana lawannya dari kampus UGM, dan kami bersaing cukup sengit pada saat bertanding untuk masuk ke babak final,” tutur Fahmi yang sempat menyabet predikat sebagai Mahasiswa Prestasi 2 FE UNY 2013. Alhamdulillah, Tim Fahmi bisa membawa nama baik UNY umumnya dan FE khususnya dengan menyabet Juara 2. Fahmi berpesan, janganlah takut untuk selalu berkompetisi dalam berbagai hal meskipun kita tahu lawan kita sudah lebih berpengalaman. “Karena hal itulah yang bisA membuat diri kita lebih memperoleh ilmu dan pengalaman baru yang membuat kita akan berbeda dari orang lain,” pungkasnya. (fadhli)

Temu Alumni di FE UNY

Sabtu (17/05) lalu, para alumni Fakultas Ekonomi (FE) UNY dari berbagai angkatan bertemu di kampus kenangan mereka. Setelah mengikuti acara di Gedung Olah Raga UNY bersama seluruh fakultas, alumni FE berkumpul di halaman barat Gedung FE UNY. Turut hadir dalam temu alumni di FE ini, jajaran dekanat, kabag, kasubag, serta segenap dosen dan karyawan di lingkungan FE UNY. Beberapa alumni yang tampak dalam acara tersebut adalah Drs. H. Darsono (Ketua Yayasan Sasmita Jaya, pemilik Universitas Pamulang), Prof. Suyanto, Ph.D. (Rektor UNY 1999-2006 dan mantan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdiknas), serta Drs. H. Muji Mulyatno, M.M. (Kepala Sekolah SMK N 1 Wonosari). Dihadiri lebih dari 300 alumni yang berasal dari berbagai jurusan dan angkatan, suasana temu alumni tersebut tampak cair.

Dekan FE Dr. Sugiharsono, M.Si dalam sambutannya turut memperkenalkan para ketua jurusan yang hadir pada siang tersebut. “Fakultas Ekonomi sebenarnya sudah ada embrionya sejak berdiri 50 tahun lalu melalui Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial (FKPS) di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta. Sekarang, FE sudah berkembang setelah sebelumnya bergabung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE),” terangnya.

Sementara Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M yang didaulat memberikan sambutan selaku Ketua Ikatan Alumni FE UNY (IKAFE) menyatakan, banyak alumni FE yang sudah berkarya besar. “Kita memiliki Prof. Suyanto, Ph.D., Drs. H. Darsono, Drs. H. Muji Mulyatno, M.M., dan Dr. Nahiyah Jaidi Farraz,” ujarnya. IKAFE memiliki beberapa program seperti program pemberdayaan (empowering) dan program pencerahan (enlighting).

Dalam sesi talkshow yang menghadirkan Darsono, Dayat Hidayat, dan Muji Mulyatno, Darsono yang semasa kuliah merupakan teman satu angkatan Dekan FE ini mengatakan, malu menerima penghargaan. “Ketika menerima penghargaan dari UNY tadi pagi sebagai salah satu alumni berprestasi, saya malu. Semasa kuliah, tentu para dosen sudah banyak tahu  kapasitas saya,” terangnya. Meskipun semasa kuliah dia harus menyelesaikan studinya selama 7 tahun, siapa sangka dia mampu mendirikan sebuah universitas swasta dengan jumlah mahasiswa hingga lebih dari empat puluh ribu orang.

“Dulu saya hanya punya 120 mahasiswa, tapi tahun ke sepuluh ini saya bisa memiliki 40.000 dengan 1400 dosen dan karyawan. Setiap bulan saya harus keluarkan 3,5 Milyar rupiah untuk upah dosen dan karyawan,” ungkap pria kelahiran Bantul ini. “Karena pesatnya pertumbuhan Universitas Pamulang, kami bahkan sempat dicurigai sebagai pengumpul dana teroris. Tapi Alhamdulillah Dirjen Dikti sudah menengok, dan sekarang sudah memberikan kemudahan-kemudahan dalam pembuatan surat izin,” terangnya.

Kini, Universitas Pamulang (UNPAM) menjadi kampus pilihan yang diminati masyarakat di Indonesia karena biayanya murah dan tetap berkualitas. “Biaya rata-rata kuliah di UNPAM per semester adalah 1,2 juta, dan bagi mahasiswa yang hanya bisa mencapai Indeks Prestasi 2,0 di semester 3 dan seterusnya, akan otomatis Drop Out,” terang Drs. Dayat Hidayat, M.M yang ditunjuk menjadi Rektor UNPAM.

Muji Mulyatno yang merupakan Kepala Sekolah SMK N 1 Wonosari juga adalah alumni FE UNY yang sukses. “Awalnya setelah lulus, saya hanya guru honorer biasa di SMEA Wonosari – yang kemudian berubah menjadi SMK N 1 Wonosari. Kemudian, setelah lulus dalam tes PNS, dan mengabdi di sini akhirnya bisa menjadi kepala sekolah,” ungkapnya.

“Salah satu kesan yang mendalam bagi saya adalah ketika diamanahkan untuk membuat sekolah baru di Kecamatan Girisubo pada 2004 lalu, dan tak lama bisa mengantar salah satu siswa menjadi peraih NEM tertinggi di Gunungkidul dan Juara II Lomba Debat tingkat Provinsi,” tambahnya. Acara dimeriahkan dengan pembagian doorprize yang dipandu oleh Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd. (fadhli)

Kunjungan SMK Pertiwi Kartasura ke FE UNY

SMK Pertiwi Kartasura mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (13/05). Dalam kunjungan ini, SMK Pertiwi membawa 110 siswa dan 9 guru dari bidang keahlian Akuntansi dan Administrasi Perkantoran dipimpin Sriyono, S.Pd selaku kepala sekolah. Kunjungan ini untuk memberikan wawasan kepada para siswa tentang teknis penerimaan mahasiswa baru dan mengetahui suasana perkuliahan di UNY. Turut menyambut rombongan SMK tersebut, Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M., Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd., dan beberapa dosen di lingkungan FE UNY.

Sriyono menjelaskan, SMK Pertiwi sudah lama ingin melakukan kunjungan ke UNY. “Kami ingin melakukan kunjungan ke laboratorium milik Akuntansi dan Administrasi Perkantoran. Hal ini agar siswa kami lebih paham terhadap alat-alat peraga di laboratorium tersebut. Selain itu, kunjungan ini agar sekolah kami lebih termotivasi mengembangkan sarana dan laboratorium di sekolah untuk memenuhi tuntutan dunia industri,” jelasnya panjang lebar.

Sementara Moerdiyanto menerangkan bahwa untuk masuk di S1 cukup ketat. “Untuk menjadi mahasiswa Akuntansi, sebanyak 7800 orang harus berlomba memperebutkan 100 kursi yang tersedia setiap tahunnya, dan 100 kursi Manajemen harus diperebutkan 10600 pendaftar,” katanya.

“Jika untuk masuk S1 begitu ketat, calon mahasiswa bisa mencoba D3 dahulu. Satu pendaftar D3 hanya mendapat saingan 1 atau 2 orang. Jika lulus D3 dengan IPK 3,5 atau di atasnya, langsung mendapat fasilitas melanjutkan S1,” tambahnya.

Sedangkan Siswanto memotivasi siswa agar mau melanjutkan kuliah meski tidak memiliki kemampuan finansial. “Ada banyak beasiswa yang tersedia. Bidik Misi, Prestasi Peningkatan Akademik, Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa yang sekarang dinamakan BBP-PPA, dan beasiswa dari berbagai yayasan. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak kuliah bagi mereka yang pintar tetapi dari keluarga yang tidak mampu,” pesannya. (fadhli)

Prestasi Nadya di Datsun Rising Challenge

Nadya

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. Para pelaku UMKM membantu pemerintah dalam menyediakan devisa nasional dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Pemerintah tidak tinggal diam dengan fenomena tumbuhnya peminat pelaku UMKM ini. Mereka turut membantu dalam hal permodalan. Namun, terkadang masyarakat sendiri enggan memulai bisnis. Kalaupun ada, kebanyakan tidak memiliki inovasi dan kreativitas. Oleh karena itu, generasi muda yang umumnya memiliki semangat yang berlebih diharapkan mampu mengambil peran ini. Mereka yang kreatif dan berani memulai usaha akan memiliki satu keunggulan tersendiri dalam dunia bisnis. Karakter ini bisa terlihat pada sosok Dionisia Nadya Sri Damayanti, mahasiswa Akuntansi (2012) Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang pada 6 Mei lalu menjadi salah satu runner up terbaik pada kompetisi Datsun Rising Challenge (DRC) 2014.

DRC 2014 adalah kompetisi yang mengundang masyarakat umum, terutama generasi muda (18-35 tahun) untuk mengembangkan jiwa bisnis dan impian bisnisnya dalam suatu proposal bisnis. Baik siswa sekolah, mahasiswa, maupun masyarakat diperbolehkan ikut dalam kompetisi yang diadakan PT Nissan Motor Indonesia ini. Salah satu syaratnya adalah modal bisnis tersebut tidak boleh lebih dari 150 juta rupiah.

Ditemui di kampus FE UNY, Nadya, begitu biasa lajang manis ini disapa, mengaku sangat bahagia dengan pencapaiannya ini. Meskipun proposal bisnisnya yang berjudul “’BUNAGA’, with Datsun 620 Modification”, tidak mendapat hadiah utama berupa satu buah mobil Datsun terbaru, pengalaman yang ia dapatkan akan sangat berarti. Juri yang berpengalaman juga menjadi kesan tersendiri baginya.

“BUNAGA adalah singkatan dari Burger Nasi Goreng Api. Saya ingin membuka bisnis dengan memanfaatkan mobil sebagai toko berjalan. Di ajang ini kami tidak hanya berkompetisi, tetapi juga diajari bagaimana menjadi seorang entrepreneur yang baik dan tidak memiliki mental ingin menjadi sekedar karyawan,” ujar lulusan SMP N 1 dan SMA N 2 Yogyakarta ini.

“Di acara puncak, saya bisa bertemu Reza Nurhilman (Presiden/Owner Maicih), Wempi Dyocta Koto (Global Marketer), dan Angkie Yudistia (Founder Thisable Enterprise). Terutama Angkie Yudistia, seorang wanita Tuna Rungu yang begitu berwawasan dan memberikan kami inspirasi,” ungkapnya. (fadhli)

Siksa Allah Tidak Hanya Menimpa Orang Zhalim

Dekan

Adil tidak berarti sama rata. Adil lebih dekat artinya dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Mengenakan sepatu di kaki, dan topi di kepala itu berarti adil. Sedangkan zhalim berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Sepatu dipakai di kepala, topi dikenakan di kaki, ini adalah perbuatan zhalim. Padahal, jika ada orang yang zhalim di antara kita, siksa Allah mungkin saja akan turun dan menimpa mereka, tidak saja yang zhalim, tetapi juga yang tidak tahu apa-apa. Demikian sebagian paparan ustadz Drs. Masyhuri dalam acara pengajian keluarga Fakultas Ekonomi (FE) UNY, bertempat di kediaman Drs. Sudaryanto, M.Si., Tamanan, Banguntapan, Bantul, Ahad (11/05).

Acara ini diikuti lebih dari 50 dosen, karyawan, serta mahasiswa beserta keluarga. Selain itu, jajaran dekan juga turut hadir membersamai para hadirin di rumah yang berarsitekturkan Jawa tersebut. Acara ini rutin diadakan secara rutin untuk memberikan siraman rohani. “Meskipun FE sedang banyak kegiatan, Alhamdulillah kita masih bisa menyempatkan untuk datang kemari. Semoga siraman rohani ini bisa menyegarkan kembali jiwa kita untuk beraktivitas keesokan harinya,” ucap Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si.

Dalam berinteraksi dengan keluarga harus ada pedoman. Bagi seorang muslim, tentu Al Quran adalah pedoman terbaik. “Quu anfusakum wa ahlikum naaroo,” kata Masyhuri. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Jika di dalam rumah suatu keluarga terbiasa dibacakan Al Quran, akan ada malaikat yang mendoakan kebaikan,” tambahnya.

“Jika kita memiliki kebiasaan membaca Al Quran, tadabbur terhadap arti dan tafsirnya, maka setiap satu hurufnya akan diganti dengan 10 malaikat yang mendoakan kita. Malaikat-malaikat itu akan berdoa akan penghuni rumahnya diberikan barokah, rizqi yang tak terduga, diberi anak-anak yang sholih-sholihah, dan dijauhkan dari neraka jahannam,” katanya.

“Ketika anak bandel dengan kita, bisa jadi karena amalan kita yang kurang baik, al Quran yang tidak dibaca, atau dosa yang kita perbuat,” lanjut ustadz lulusan Gontor ini.

“Dalam surat Al Anfaal ayat 25, kita diperintahkan untuk takut dan berhati-hati terhadap siksaan Allah yang menimpa tidak hanya orang-orang zhalim di antara kita. Artinya, siksaan Allah tersebut akan merata kepada semuanya diakibatkan perbuatan orang yang zhalim di antara mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu tawashau bil haqqi, dan tawashau bish shobri,” pesannya. (fadhli)

Meneropong Perekonomian Indonesia 2015

Menjelang tahun 2015, Indonesia akan menyambut ASEAN Economic Community (AEC). Perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlangsung sejak 2003 lalu dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Produk-produk dari negara tetangga mengisi rak-rak di toko dan swalayan di negara kita. Di satu sisi, pengusaha di Indonesia akan mengalami penurunan pendapatan karena tingkat persaingan yang makin tinggi. Di sisi lain, masyarakat kita yang tinggal di daerah yang dekat dengan negara tetangga justru dimudahkan karena bisa mendapatkan harga barang sejenis yang lebih murah. Dengan diberlakukannya AEC, ASEAN menjadi terkoneksi. Koneksi dalam konteks ASEAN mencakup koneksi dalam fisikal, institusional, dan orang-ke-orang. Demikian sebagaimana dipaparkan Faisal Basri dalam Seminar Nasional “Meneropong Perekonomian Indonesia Pasca 2014”, Sabtu, (10/05) di Kantor Pusat Layanan Terpadu Fakultas Teknik (KPLT FT) UNY.

Acara ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) UNY dalam rangka Dies UNY Emas. Acara ini berhasil menghadirkan Menteri BUMN, Dr. (H.C.) Dahlan Iskan, dan Pengamat Ekonomi Indonesia, Faisal Basri. Turut hadir dalam acara tersebut, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, M.Si, Dekan FT Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd., Kepala Biro Umum Perencanaan dan Keuangan (BUPK) Drs. Setyo Budi Takarina, M.Pd., Kepala Kantor Humas, Promosi, dan Protokol (KHPP) Dr. Anwar Efendi, M.Si., para dosen, dan lebih dari empat ratus peserta seminar yang terdiri dari dosen, guru, mahasiswa, dan umum.

Dahlan Iskan hadir dengan pakaian kemeja putih dan sepatu olahraganya. Yang unik, baru sekejap Dahlan duduk di kursi VIP, dia bergabung dengan paduan suara mahasiswa yang mengisi pembukaan seminar. Hal ini kemudian diikuti Rektor UNY. Dahlan Iskan bahkan tak canggung menari mengikuti gerakan anggota paduan suara yang lain. Peristiwa ini segera mengundang tawa dan peserta berebut mengabadikannya melalui ponsel dan kamera yang mereka bawa.

Dalam sambutan sekaligus membuka acara, Rochmat Wahab menyatakan posisi Indonesia yang cukup kuat di mata internasional. “Dalam dua periode kepemimpinan SBY, Indonesia mampu melewati masa krisis. Sempat terjatuh, namun bisa bangun lagi. Indonesia sebenarnya mampu melakukan banyak hal asal mau,” ungkapnya. Rochmat Wahab melanjutkan, seminar ini turut memeriahkan Dies Natalis UNY yang ke-50. “satu hal yang istimewa ketika UNY merayakan Dies dan Bapak Menteri BUMN bisa hadir di sini,” ujarnya.

Sementara itu Dahlan menyoroti perusahaan-perusahaan asing yang kini mampu dibeli Indonesia. ”Perusahaan-perusahaan yang tadinya kurang berkembang, kini makin berkembang pesat. Mereka menjadi milik publik yang lebih  menguntungkan, lebih sehat, dan lebih kuat,” ungkapnya.

Sedangkan Faisal Basri  menyoroti aspek dinamika ekonomi di Indonesia dan menyajikan komparasinya dengan dunia. “Bangsa Indonesia sudah dilewati Timor Leste dalam Pendapatan Domestik Bruto. Dalam hal belanja di bidang Research and Development, belanja Indonesia hanya sebesar 28,1 %. Belanja R & D negara-negara maju, seperti Swiss, Swedia, dan Inggris mencapai di atas 50 %,” bebernya.

Terkait kesediaannya memenuhi undangan sebagai pembicara, Dahlan Iskan menceritakan, “saya salut, panitia sudah ada di Monas sejak jam 5 pagi. Saya lebih menghormati panitia yang bekerja sungguh-sungguh, daripada yang hanya mengirim surat tapi tidak dikontrol sejauh mana surat telah sampai.” (fadhli)

"SMK Adalah Pasar bagi Fakultas Ekonomi"

Lebih dari seratus siswa dan guru dari SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta memadati Ruang Ramah Tamah Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (7/5), untuk mendapatkan informasi seputar pendidikan di UNY. Rombongan SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta dipimpin oleh Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kurikulum Saman, S.E. Siswa yang dibawa adalah dari Kelas XII bidang keahlian Administrasi Perkantoran. Sedangkan turut menyambut dari pihak FE UNY Dekan, Wakil Dekan I dan III, Ketua Jurusan Pend. Administrasi Perkantoran, Sekretaris Jurusan Pend. Administrasi Perkantoran, dan Kadiv Humas FE UNY. “Semoga dengan kunjungan ini bisa menambah keinginan siswa untuk melanjutkan studi mereka di UNY. Rasa ingin tahu mereka sangat besar, dan semoga beberapa siswa kami kelak bisa mengenakan almamater UNY,” harap Saman. “Kami ingin kelak ada semacam forum alumni SMK kami di universitas ini,” tambahnya.

Sedangkan Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si menerangkan, FE UNY memiliki 74 dosen dan 3200 mahasiswa. “Ada empat jurusan di FE UNY, yaitu Pendidikan Administrasi Perkantoran, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Manajemen. Dalam empat jurusan tersebut, terdapat delapan program studi, dengan lima program S-1 dan tiga program D-3. FE UNY memiliki 12 laboratorium untuk menunjang kegiatan perkuliahan.,” bebernya.

Sementara Wakil Dekan I, Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M mengungkapkan bahwa SMK adalah salah satu pasar FE. FE mendidik calon pendidik dan calon profesional di bidang Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, dan Administrasi Perkantoran. “Tingkat keketatan untuk masuk FE UNY sangat tinggi. Pada Penerimaan Mahasiswa Baru 2013, jumlah pendaftar untuk program studi Manajemen mencapai 10600, padahal yang diterima hanya 100. Sedangkan untuk Akuntansi, sebanyak 7800 orang harus berlomba memperebutkan 100 kursi yang tersedia,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Dekan III, Siswanto, M.Pd. menerangkan bahwa ada banyak beasiswa di UNY. “Jika kalian pandai, tetapi merasa dari keluarga tidak mampu, bisa masuk melalui jalur Bidik Misi. Tetapi jika tidak bisa melalui Bidik Misi, ada banyak yayasan dan sponsor yang menawarkan beasiswa. Hampir 80 % mahasiswa FE adalah penerima beasiswa,” ungkapnya. (fadhli)

“ICON” LAHIRKAN PRODUK KREATIF MAHASISWA

Tantangan kedepan bagi bangsa Indonesia semakin berat. Setelah disetujuinya ASEAN Economics Community (AEC) 2015 oleh seluruh negara di ASEAN termasuk Indonesia, generasi muda sepatutnya mencari peluang sekaligus mencari solusi atas ancaman-ancaman yang sangat mungkin terjadi. ASEAN Economic Community akan terdiri dari lima elemen inti yang akan disoroti yakni aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas investasi, aliran bebas modal dan aliran tenaga kerja terampil. Seluruh elemen inti tersebut bisa saja mengakibatkan ancaman tersendiri bagi Indonesia karena Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar di ASEAN yang artinya akan menjadi sasaran utama pasar ASEAN.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Komunitas Riset dan Penalaran (KRISTAL) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan kompetisi karya tulis ilmiah Innovation Contest (ICON). ICON merupakan agenda tahunan UKMF KRISTAL Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, yang tahun 2014 ini telah ketiga kalinya diselenggarakan. Innovation Contest (ICON) adalah kompetisi karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional yang tahun ini memiliki tema “Pengembangan Produk Kreatif dan Inovatif dalam Menghadapi ASEAN Economics Community 2015”. Rangkaian acara diselenggarakan dari tanggal 2 - 4 Mei 2014, yang terdiri dari acara technical meeting, presentasi karya tulis, dan fieldtrip.

Sebelumnya pada tanggal 24 April 2014 telah diumumkan 15 tim yang lolos ke tahap final dan diundang untuk mempresentasikan karyanya di hadapan juri. Tim yang lolos tersebut terdiri dari satu tim dari Universitas Negeri Padang, dua tim dari Universitas Tanjungpura, satu tim dari Institut Pertanian Bogor, empat tim dari Universitas Brawijaya, tiga tim dari Universitas Negeri Yogyakarta, satu tim dari Universitas Gadjah Mada, satu tim Universitas Pendidikan Ganesha, satu tim dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan satu tim dari Universitas Negeri Semarang.

Sesi acara presentasi pada hari kedua, Sabtu (3/5) dibuka dengan sambutan dari Dyna Herlina Suwarto, M.Sc. selaku pembimbing UKMF KRISTAL FE UNY sekaligus membuka acara Innovation Contest 2014 secara resmi. Dalam sambutannya, Dyna menyampaikan kabar yang membuat miris. “Dulu Indonesia ada pada peringkat kedua di negara ASEAN yang memiliki produk paling kompetitif. Tetapi, sekarang ternyata malah turun menjadi peringkat keempat ASEAN,” ungkapnya. Dyna juga menambahkan bahwa adanya ICON adalah untuk melahirkan bibit-bibit generasi muda yang kreatif dalam upaya mengembangkan produk yang berdaya saing tinggi.

Acara dilanjutkan oleh sambutan dari Ketua UKMF KRISTAL, Arin Pranesti. Beliau menyampaikan permasalahan terkait free flows of goods. “Nantinya pada tahun 2015, produk-produk dari semua negara di ASEAN akan bebas keluar masuk. Itu artinya kita juga bisa mengekspor dan mengimpor barang dari dan ke negara lain dengan bebas,” terangnya. Menurutnya hal itu memang menjadi peluang bagi Indonesia, namun di samping itu ternyata free flows of goods ini dapat mengakibatkan ancaman yang sangat serius bagi bangsa Indonesia. “Ancaman itu datang dari produk luar negeri yang akan membanjiri pasar di Indonesia, ketika produk kita kurang memiliki keunggulan kompetitif maka kita akan kalah,” tambah Arin.

Adapun juri ICON antara lain Ir. Polin MW Napitupulu, M.Si., Losina Purnastuti, M.Ec. Dev.Ph.D , dan Ghifari Yuristiadhi, SS. Juara pertama diraih tim yang diketuai oleh Ida Mursyidah dari Institut Pertanian Bogor dengan produknya “CAPRES” (Centong Analaog Praktis), juara kedua diraih tim yang diketuai oleh Rusmeianto dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan produknya “Minimarisu” (Desain Tempat Tidur Minimalis) dan juara ketiga diraih tim yang diketuai oleh Nurul Haqiqi dengan produknya “Deodoran Emut”.

Ketua Panitia, Zahra Nurda’Ali menyampaikan banyak terimakasih kepada finalis atas antusiasme dan partisipasinya untuk mengikuti ICON 2014 ini “Saya mewakili panitia ingin mengucapkan terimakasih atas partisipasinya, mudah-mudahan produk yang sudah dikembangkan akan mampu diimplementasikan di kehidupan masyarakat,” ujarnya. (fadhli)

Nilam Sempatkan Satu Jam Setiap Hari untuk Belajar

Nilam

Setelah menuntut ilmu, sudah tentu ada kewajiban untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh tersebut dalam kehidupan. Tanggung jawab menjadi semakin besar seiring keharusan untuk selalu konsisten dengan kebenaran ilmu yang diperoleh. Dengan dilaksanakannya yudisium di Ruang Ramah Tamah Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (29/04), sebanyak 93 mahasiswa FE UNY dinyatakan selesai masa studinya. Dengan itu pula, mereka diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Kelulusan mereka bukanlah akhir, melainkan awal dari masa yang baru. Demikian disampaikan Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya di depan para peserta yudisium, jajaran wakil dekan, Kajur, Kaprodi, serta Kabag dan Kasubag di lingkungan FE UNY.

Dalam laporannya, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M menyatakan, sebanyak 93 orang lulusan tersebut terdiri dari 59 orang S1 Kependidikan, 32 orang S1 Non Kependidikan, dan 2 orang dari Program D3. “Sebanyak 42 orang di antara 93 orang peserta yudisium kali ini, atau sebesar 45%, berhak digelari predikat Dengan Pujian, 51 orang Sangat Memuaskan, dan tidak ada yang berpredikat di bawahnya,” bebernya.

Nilam Pamularsih, peraih IPK tertinggi pada periode Yudisium ini dengan angka 3,82, menjadi pembaca Prasetya Alumni di depan teman sejawatnya. Nilam, begitu dia disapa, merupakan alumni SMA N 1 Wonosari, Gunungkidul. Lajang asli Semanu, Gunungkidul ini mengungkapkan rahasia kesuksesannya. “Dorongan dan motivasi dari orang tua sangat berpengaruh bagi saya. Saya selalu menyisihkan satu jam setiap hari sekedar membaca buku, baik ada atau tidak ada ujian,” ungkapnya.

Semasa aktif kuliah, Nilam menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi 2013 peringkat ketiga. Berkat prestasi akademiknya pula, Nilam yang juga pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK) ini menjadi salah satu mahasiswa yang mengikuti program Sit In di Universiti Teknologi Malaysia pada 2012.

Dengan seabrek prestasinya itu, tentu Nilam tidak kesulitan jika memiliki keinginan melanjutkan studi. “Kalau memang ada beasiswa, saya ingin melanjutkan studi di S2. Kalau tidak, saya siap melanjutkan bisnis wirausaha saya,” ujar gadis yang sedang merintis usaha di bidang susu sapi dan kaos distro ini. Putri dari pasangan Bapak Mujio Wahyudiharjo dan Ibu Marlina Endang Wahyuningsih ini memiliki motto ‘Be Inspiring’. “Di mana saja, dan kapan saja, harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain,” tutupnya. (fadhli)

Mahasiswa FE UNY Ciptakan Games Perpajakan

Asriyatun

Perpajakan masih dirasakan asing oleh masyarakat. Kesadaran objek pajak untuk menyetorkan pajaknya pun masih rendah. Hal ini berimbas pada pembangunan negara yang tidak berjalan lancar. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terlebih pelajar, untuk memahami pajak dengan baik. Di bidang pendidikan, sekolah menjadi tempat yang tepat untuk memberikan pemahaman yang baik tentang pajak. Dengan membuat media pembelajaran yang menarik, siswa akan bisa lebih memahami materi tentang pajak yang disampaikan guru tanpa rasa bosan. Imbasnya, dengan pemahaman pajak yang baik, kontribusi masyarakat pun akan lebih besar lagi terhadap pembangunan negara melalui pajak.

Asriyatun, mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengembangkan media pembelajaran pajak dalam bentuk games Roles Playing Game (RPG) yang disebutnya dengan Taxcellent. Mahasiswi asal Adipala, Cilacap, Jawa Tengah ini menciptakan permainan ini untuk memudahkan siswa memahami pajak. “Selama ini, pajak hanya dijelaskan secara monoton, dan siswa dipaksa untuk menghafal. Dengan membuat permainan ini, diharapkan siswa lebih cepat paham tanpa cepat merasa bosan,” ujarnya saat ditemui di kantor Humas FE UNY.

Dengan menggunakan software RPG Maker XP, Asri, begitu dia biasa disapa, menyusun permainan Taxcellent tersebut. “Ide dasar dari permainan ini, para pemain diharuskan menyelesaikan misi-misi yang sudah ditentukan,” jelasnya. Menurut Asri, misi yang ada dalam permainan ini dikaitkan dengan perpajakan.

“Untuk bisa naik ke level selanjutnya, pemain harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Ini bisa dilakukan dengan cara mengerjakan soal-soal yang diberikan selama permainan. Untuk bisa mengerjakan soal, materi tentang soal tersebut akan diberikan sebelumnya dengan cara-cara yang menarik, seperti bertemu orang-orang, membuka peti, atau belajar di sekolah,” bebernya.

Mahasiswi yang baru saja diyudisium pada 29 April 2014 ini mengaku butuh waktu empat bulan untuk menyelesaikan pembuatan permainan ini. “Dulu sewaktu PPL (Praktik Pengalaman Lapangan-red) saya merasa kesulitan menjelaskan materi perpajakan. Oleh karena itu, saya ingin membuat satu media yang menarik, lalu saya coba buat permainan ini. Setelah selesai dibuat, permainan ini saya ujikan ke siswa SMK N 1 Godean, dan hasilnya baik,” terang peraih IPK 3,70 ini. (fadhli)

Pages