Asesor BAN-PT Kunjungi D4 Manajemen Pemasaran Secara Virtual

Pintu sukses (dalam suatu bisnis) itu salah satunya adalah dengan bagaimana kita memaksimalkan marketing/pemasaran; bagaimana kita mengoles, memasarkan kemampuan kita. Barang yang terlihat biasa, harus kita poles supaya value-nya bertambah sehingga khalayak luas bisa memanfaatkan. Demikian disampaikan Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto dalam sambutannya membuka acara Asesmen Lapangan Program Studi D4 Manajemen Pemasaran di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (28/6) lalu.

Dalam asesmen lapangan yang dilaksanakan secara virtual ini, Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengutus Prof. Dr. R. Andi Sularso, S.E., M.S.M. dari Universitas Jember dan Dr. Vera Pujani, S.E., M.M.Tech, dari Universitas Andalas sebagai asesor. Selama dua hari Senin dan Selasa (28-29/6) kedua asesor tersebut bertugas mendapatkan dan mengonfirmasi data dari prodi vokasi ini.

Sumaryanto melanjutkan, prodi D4 Manajemen Pemasaran sebagai bagian dari FE UNY diharapkan secara aktif-proaktif bisa meningkatkan eksistensinya. “Dengan masukan-masukan dari asesmen lapangan ini nantinya, semoga prodi ini bisa makin berkontribusi bagi negara dan masyarakat,” tambahnya.

Vera menyampaikan maksudnya sebagai asesor adalah sebagai perwakilan dari BAN-PT melakukan akreditasi sebuah program studi. “Kami mengklarifikasi, mengkonfirmasi berbagai data, capaian, dan pernyataan yang ada pada program studi secara khusus dan juga fakultas secara umum,” jelasnya.

“Kami juga adalah kolega Bapak-Ibu; sebagai dosen. Pada prinsipnya masalah yang Bapak-Ibu temui, bisa jadi kami temui juga di tempat kami. Jadi, bukan hal yang asing seandainya masih ada persoalan-persoalan yang kita dapatkan selama perjalanan program studi ini,” imbuhnya.

Sementara Andi menjelaskan bahwa sejak 2020 lalu BAN-PT mengubah kategori peringkat akreditasi. “Sesuai peraturan BAN-PT No.1 Tahun 2020 tentang Mekanisme Akreditasi untuk Akreditas BAN-PT, predikat akreditasi menjadi ‘Unggul’, ‘Baik Sekali’, dan ‘Baik’,” terangnya.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FE UNY Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. mengenalkan FE UNY sebagai fakultas yang masih berkembang. “Fakultas Ekonomi adalah fakultas termuda di UNY, tetapi sejauh ini sudah berusaha keras berlari untuk mengejar. Kami mencoba fokus pada indikator-indikator yang ada di berbagai perangkingan, termasuk di antaranya QS dan dari kementerian,” tegasnya.

Dekan Dr. Siswanto, M.Pd. mengucapkan apresiasi atas kunjungan asesmen lapangan ini meskipun secara virtual. “Terima kasih kami haturkan kepada kedua asesor. Hasil rekomendasi akan kami jadikan referensi dalam pengembangan program vokasi kami sehingga bisa menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat,” kesannya. Asesor berkesempatan mengunjungi secara virtual berbagai fasilitas di kampus FE UNY dan juga secara khusus pada prodi D4 Manajemen Pemasaran, serta berjumpa dengan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan di prodi secara virtual.

Dalam kesempatan ini, hadir secara luring di Auditorium FE UNY jajaran dekanat, Ketua Jurusan Manajemen Agung Utama, M.Si., Koorprodi D4 Manajemen Pemasaran Wardana, M.Pd., serta segenap tim Taskforce yang diketuai Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D. Selain itu, turut hadir pula Sekretaris Pengelola UNY Kampus Wates Joko Kumoro, M.Si., dan Unit Penjaminan Mutu FE UNY yang diketuai Bambang Suprayitno, M.Sc. (fadhli)

Lulusan Terbaik FE UNY Periode Juni 2021, Kompak Sampai Lulus

Apa yang bisa terjadi kala dua orang yang bersahabat begitu kompak menjalani aktivitasnya? Ririn Susanti dan Nurul Rusmavita, dua wanita ini disatukan sejak semester pertama mereka berkuliah di FE UNY, tepatnya program studi Pend. Akuntansi S1, 2017 lalu. Jalinan persahabatan membawa mereka ke sederet tugas, rapat organisasi, hingga lomba-lomba di berbagai daerah.Nurul Rusmavita

Motivasi yang tinggi untuk berkuliah sudah mereka tunjukkan sejak sebelum menjadi mahasiswa. Nurul, lulusan SMK N 1 Depok, Sleman ini bahkan mendapatkan nilai 10 pada mata pelajaran Matematika di Ujian Nasional SMK. Sementara Ririn, meskipun sempat harus bekerja selama satu tahun selepas lulus SMK, tetapi pengalamannya saat ikut Lomba Cerdas Cermat Akuntansi (LCCA) serta pekerjaannya menjadi staf accounting membuat lulusan SMK N 1 Godean ini tetap termotivasi belajar mempersiapkan tes SBMPTN pada tahun berikutnya.

Keduanya memiliki tantangan yang sama kala ingin melanjutkan pendidikan, yaitu kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan. Ayah Ririn hanya seorang buruh tani, sedangkan ayah Nurul mencari nafkah sebagai seorang buruh bangunan. Kedua pasang orang tuanya sempat ragu anaknya bisa melanjutkan kuliah. Tapi berkat Bidikmisi, keduanya bisa diterima di Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNY.

Pertemuan Ririn dan Nurul di UNY sudah terjadi sebelum mereka menjadi mahasiswa di FE UNY. Kala masih duduk di bangku SMK, mereka beberapa kali dipertemukan dalam lomba bidang keahlian Akuntansi. Berada di satu kelas yang sama, keduanya kemudian menjalin persahabatan. Mereka sama-sama bergabung di kepengurusan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Diksi).

Ririn mengisahkan, saat mereka menjadi panitia lomba di FE UNY, mereka mendapat info adanya lomba di kampus lain. Mereka pun mengikuti lomba di kampus itu sebagai satu tim dengan tujuan mempromosikan lomba yang mereka adakan sendiri kepada peserta lainnya di kampus tersebut. Sejak saat itu, setidaknya lima prestasi di lomba bidang akuntansi tingkat nasional berhasil mereka raih dalam kurun waktu hampir 3 tahun bekerjasama sebagai tim.

Kejutan mencuat di akhir masa studi saat mereka wisuda secara bersamaan pada periode Juni 2021, dengan perolehan yang sama persis, yakni 3,93. Menanggapi hal ini, baik Nurul dan Ririn mengaku terkejut. Ririn meyakini, prestasi ini tentu sudah Kehendak Yang Maha Kuasa. “Jika kita menemukan orang yang tepat  untuk berkolaborasi pada waktu yang tepat maka bisa saja akan membawa pada hasil yang tepat pula,” ujarnya.

Selamat dan sukses!

Workshop IUP: Benefit dan Insentif Unsur Penting Keunggulan Kelas Internasional

Sesuai dengan Rencana Strategis UNY 2020-2025, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ingin mengembangkan diri menuju World Class University (WCU) 2025. Menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD) dengan beberapa pencapaian seperti peningkatan kolaborasi, daya saing kompetitif, serta daya saing komparatif yang mencakup tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional di bidang pendidikan, kebudayaan, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat dengan tetap berjati diri lokal dan nasional Indonesia adalah definisi World Class University yang ingin diwujudkan oleh UNY. Salah usaha dalam pencapaian WCU adalah dengan meningkatkan kerja sama atau kolaborasi tingkat internasional.

Fakultas Ekonomi (FE) yang menjadi salah satu bagian dari UNY juga berusaha mewujudkan pencapaian WCU dengan peningkatan kerja sama internasional dan pengembangan International Undergraduate Program (IUP). Untuk itu, Unit Urusan Internasional dan Kerjasama (U2IK) FE mengadakan workshop yang bertajuk “Pengembangan International Undergraduate Program”.

Workshop Pengembangan International Undergraduate Program bertujuan untuk sharing knowledge tentang bagaimana persiapan dan langkah membangun IUP serta bagaimana menjadikan kelas internasional agar dapat menarik mahasiswa internasional untuk masuk dan menyiapkan mahasiswa FE untuk siap berkompetisi di tingkat global. Workshop ini diselenggarakan pada Kamis, 15 Juli 2021 pukul 08.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di YouTube FE (feunyofficial). Dosen-dosen dari FE UNY dan 12 LPTK yang telah bekerja sama dengan FE UNY hadir sebagai peserta pada workshop ini. Pembicara yang dihadirkan adalah orang-orang yang telah berpengalaman dalam bidang program internasional. Pembicara pertama adalah Tota Panggabean, Ph.D dari California State University Sacramento, Amerika Serikat. Materi yang disampaikan oleh Tota Panggabean, Ph.D bertajuk “How to Establish and Maintain International Program”.

Menurut Tota Panggabean, Ph.D, the best practice untuk membangun dan mempertahankan kelas internasional adalah benefit dan insentive, baik untuk mahasiswa dan pengajar. Benefit dan insentive yang dimaksud adalah seperti apakah yang akan didapat oleh mahasiswa jika mereka bergabung di kelas internasional, skill dan kompetensi apa yang ditawarkan oleh fakultas untuk mahasiswa, pengalaman belajar seperti apa yang akan didapat mahasiswa nantinya di kelas internasional, serta bagaimana sistem insentif yang akan didapat oleh pengajar jika mengajar di kelas internasional.

Ada tiga kontrol yang perlu dijaga oleh penyelenggara kelas internasional agar kelas internasional dapat bertahan dan tumbuh dengan baik, yaitu input control, throughput control, dan output control. Input control terdiri dari mahasiswa dan fakultas, yaitu tentang bagaimana cara memilih pengajar untuk kelas internasional, apa syarat minimum yang perlu dipenuhi oleh calon pengajar, dan bagaimana cara fakultas menwarkan program kelas internasional kepada mahasiswa. Throughput control adalah bagaiamana pelaksanaan kelas internasional yang dapat diuraikan dengan penjabaran mengenai berapa biaya untuk bergabung di kelas internasional, bagaimana metode pengajaran pada kelas internasional, dan program kolaborasi internasional seperti apa yang ada di kelas internasional. Sedangkan untuk output control, tahap ini lebih difokuskan kepada hasil atau outcome dari kelas internasional, seperti reputasi, penempatan kerja untuk para lulusan, peningkatan pendaftar, dan lain-lain.

Pembicara kedua adalah Drs. Agung Praptapa, MBA, Ak, yang merupakan Ketua Program Internasional Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Agung lebih banyak menyampaikan mengenai pengalaman dalam merintis dan mengembangkan program internasional yang ada di UNSOED. Agar kelas internasional dapat berkembang dengan baik, kualitas adalah menjadi fokus utama.

Kendala yang sering dialami dari pendirian kelas internasional adalah mencari pengajar yang kompeten. Untuk mengatasinya, beliau menjelaskan bahwa pemenuhan pengajar yang kompeten dapat dilakukan dengan pendatangan praktisi, seperti direktur-direktur dari BUMN, sebagai dosen di kelas internasional. Di samping itu, UNSOED juga menghadirkan pengajar-pengajar dari luar negeri yang dikemas dalam bentuk internship lecturer dan volunteer. Pengajar-pengajar tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan, seperti harus mempunyai gelar master untuk internship lecturer dan gelar bachelor untuk volunteer.

Selain itu, Agung juga menjelaskan bahwa penyelenggara juga perlu memperjelas apa yang membedakan kelas internasional dengan kelas reguler. Program-program seperti double degree, summer course, international internship, dan program internasional lainnya dijadikan benefit yang akan didapatkan mahasiswa internasional. Agung juga menambahkan bahwa lulusan kelas internasional harus berbeda dengan lulusan kelas reguler. Sebelum dinyatakan lulus, mahasiswa tingkat akhir harus mencapai standar-standar internasional, seperti skor TOEFL minimal 500, memiliki pengalaman internasional, dan memiliki serfikat kompetensi.

Peserta Workshop Pengembangan International Undergraduate Program sangat antusias selama acara berlangsung. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta pada kedua pembicara. Diskusi yang terjadi sebelum akhir acarapun berlangsung menarik. Beberapa kajur, kaprodi, dan pengelola fakultas sangat bersemangat menggali informasi seputar kelas internasional. Acara diakhiri dengan foto bersama yang dipandu oleh moderator. Acara ini dapat disaksikan kembali melalui link YouTube https://youtu.be/3oqoL3V0BAk.

WORKSHOP LINK AND MATCH: INOVASI DORONG KEMAJUAN TEKNOLOGI INDONESIA

Fakultas Ekonomi (FE) UNY melalui Unit Urusan Internasional dan Kerjasama (U2IK) mengadakan kegiatan “Workshop Link and Match” yang berkaitan dengan Tri Dharma dosen dalam dan luar negeri. Workshop diadakan pada Selasa, 29 Juni 2021 pukul 09.00 WIB. Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Siswanto, M.Pd, selaku Dekan FE UNY yang mendorong kegiatan penjalinan kerjasama perguruan tinggi khususnya fakultas ekonomi dengan praktisi di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Workshop ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom, dan diikuti oleh dosen-dosen fakultas ekonomi dari berbagai universitas di Indonesia.

Materi diberikan oleh dua orang narasumber yang merupakan praktisi industri dari dalam dan luar negeri. Narasumber pertama merupakan Muhammad Arief Budiman, Ph.D., sebagai Direktur PT Orion Biosains dan Senior Scientist Orion Genomics USA. Arief menyampaikan materi terkait dengan gambaran kegiatan perusahaan dan sangat terbuka untuk pelaksanaan kerjasama dengan FE UNY. Kegiatan kerjasama yang dapat dilakukan oleh FE UNY dengan PT Orion Biosains adalah kerjasama dalam bentuk joint research dan magang mahasiswa atau dosen di laboratorium utama PT Orion Biosains yang berada di Singapura.

Narasumber kedua adalah Arief Mustain selaku Director and Chief Strategy and Innovation Office di PT Indosat Ooredoo, Tbk. Narasumber kedua tersebut memaparkan materi mengenai pentingnya inovasi terutama di bidang digital, guna mendorong kemajuan teknologi dan internet di Indonesia. PT Indosat Ooredoo sendiri, menyediakan berbagai kegiatan yang dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang, seperti Virtual Hackathon, Idea Program, dan lainnya.

Kegiatan Workshop Link and Match ini diharapkan mampu memberi gambaran bagi dosen-dosen untuk melakukan kerjasama dalam hal Tri Dharma dengan dunia usaha dan industri yang ada di dalam maupun luar negeri.

Pentingnya Kemitraan Untuk Hadirkan Pendidikan Berkualitas

Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut semua lini kehidupan juga harus mengikuti, tak terkecuali dunia pendidikan. Institusi pendidikan dituntut untuk menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tuntutan kemajuan di masa depan. Demikian disampaikan Prof. Dr. Agus Rahayu dalam orasi ilmiahnya secara virtual pada Upacara Dies Natalis ke-10 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (22/6) lalu.

Guru besar yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Universitas Pendidikan Indonesia ini melanjutkan, di tengah pandemi yang masih terus berlangsung, perguruan tinggi nasional juga harus menghadapi tantangan dari berbagai hal seperti pemeringkatan, revolusi industri dan masyarakat 5.0, serta kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

Di samping itu, perguruan tinggi tak boleh lupa dengan komunitas/masyarakat profesi maupun ilmu. Berbagai asosiasi profesi, ilmu, dan secara khusus juga masyarakat ekonomi, menjadi salah satu sarana perguruan tinggi dalam berkolaborasi maupun komunikasi mengarungi perkembangan di bidang masing-masing.

"Hal ini untuk membentuk ekosistem kemitraan strategis antara perguruan tinggi, perguruan tinggi lain, industri, pemerintah, masyarakat profesi/organisasi nonprofit, lembaga keuangan, dan/atau elemen lainnya dalam merespon tantangan lingkungan dan persaingan," jelasnya.

FE UNY yang kini telah berusia sepuluh tahun pun terus berupaya mengembangkan diri. Mengamini pernyataan guru besar UPI tersebut, Dekan FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd. menyatakan FE UNY menjadikan berbagai variabel yang ada pada Indikator Kinerja Utama (IKU), penilaian pemeringkatan nasional, dan QS sebagai rujukan kinerja. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Upacara Dies Natalis ke-10 FE UNY mengambil tema "Optimalisasi Peran Pendidikan dan Bisnis dalam Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Menyongsong Era Masyarakat 5.0". Upacara yang dibuka secara virtual oleh Ketua Senat FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D. ini dihadiri oleh para dosen, tendik, dan perwakilan mahasiswa di ruang pertemuan virtual Zoom. (fadhli)

Heny dkk. Raih 2 Penghargaan di Ajang U-NITECH

Tim UNY berhasil menjadi Juara 1 dalam ajang U-NITECH (UNY-National Innovation Technology) 2021 sekaligus mendapatkan predikat The Best Presentation di ajang tersebut, beberapa waktu lalu.

Tim UNY yang beranggotakan Umar Aminudin (mahasiswa prodi D4 Teknik Otomotif 2019), Heny Rahmawati (D4 Administrasi Perkantoran 2019), dan Enggar Larassati (PGSD 2020), dan diberi nama Agrotech ini berhasil mengungguli lawan-lawannya.

Mengangkat judul "Farm Effective Innovation (FEI)" Heny dkk. merancang alat teknologi berbasis mikrokontroler terintegrasi Internet of Things (IoT) yang diterapkan pada sistem pengolahan sawah agar efektif dalam meningkatkan kualitas tanaman padi. Selain itu, alat ini juga diklaim dapat melakukan pemantauan data lapangan, pengontrol perairan sawah, pengusir hama, serta menjalankan sistem perabukan otomatis. (fadhli)

Elsa Raih Prestasi Bidang Kearsipan Tingkat Nasional

Elsa Angelina Hendra Ong mahasiswi program studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran 2019 FE UNY mendapatkan Juara Harapan 1 untuk Kategori Lomba Kearsipan dalam Secretary Business Competition yang diselenggarakan oleh kolaborasi dari Universitas Pamulang dan Bina Insani University, Sabtu (29/5) lalu.

Kegiatan Lomba Kearsipan ini diikuti oleh puluhan peserta dari 15 universitas yang berasal dari 5 provinsi di Indonesia.

Elsa mengajak kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa administrasi perkantoran untuk mengasah ilmu yang sudah mereka dapatkan di dalam kelas (salah satunya ilmu kearsipan) untuk turut dikompetisikan di ajang perlombaan yang ada.

Jairus dkk. Gaet Silver Medal Lewat Karya SineasHub

Tim mahasiswa UNY yang terdiri dari Jairus Asher Purdy (program studi D4 Manajemen Pemasaran 2020), Bestiana Sekti Winahyu (D4 Administrasi Perkantoran 2020), Fikria Reza Pratama (S1 Pendidikan Teknik Mekatronika 2019), Herlina Ayuni Sani (D4 Akuntansi 2019), dan Laela Indah Pratiwi (D4 Manajemen Pemasaran 2019) berhasil membawa gagasan mereka berjudul SineasHub pada raihan Silver Medal di ajang bisnis plan.

Dalam ajang bertajuk Indonesia Education International Innovative Competition (IEI2C) 2021 yang diselenggarakan Sabtu hingga Minggu (19-20/6), Jairus dkk. membawakan karya "Empowerment of Creative Industry Human Resources through the SineasHub Website".

"SineasHub berfungsi sebagai wadah media perfilman Indonesia. Website ini dirancang menampung dan menyalurkan aktivitas perfilman yang ada di Indonesia melalui satu platform," urainya. (fadhli)

Tim UNY Raih Gold Medal IEI2C 2021

Merokok menjadi salah satu bentuk kecanduan yang diidap sebagian penduduk Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2018 setiap perokok di Indonesia rata-rata mengonsumsi 12,3 batang per hari. Selain kecanduan, badan kesehatan dunia WHO menyatakan jutaan perokok juga ternyata memiliki kebiasaan membuang puntung rokok secara sembarangan. Hal ini tentunya berbahaya bagi lingkungan sekitar. Ini mendorong sekelompok mahasiswa UNY untuk berinovasi mengendalikan dan memanfaatkan puntung rokok yang dibuang sembarangan.

Sailendra Pangesti, mahasiswa prodi S1 Akuntansi angkatan 2019, bersama timnya yang terdiri dari Reno Nurdiyanto (Pendidikan Fisika 2017), Musa Beni Ricardo Aruan (Pendidikan Teknik Mekatronika 2018), Enggal Pangestu (Sastra Inggris 2018), dan Machlisatul Qolbiyah (Kimia 2017), bertarung dalam Indonesian Education International Innovative Competition (IEI2C) 2021 yang diselenggarakan 19-20 Juni 2021 lalu.

Membawakan gagasan berjudul "Smart Cigarette Bin: Arduino Based Biopesticide with The Utilization of Cigarette Stub Litter", mereka menempati peringkat 6 dan berhak membawa pulang Gold Medal dalam ajang yang diselenggarakan oleh Indonesian Federation Publisher of Research Innovation (IFPRI) ini. Alat ini dirancang untuk memanfaatkan tembakau yang tersisa dari puntung rokok sebagai biopestisida yang bermanfaat bagi pertanian. (fadhli)

Bengkel Yuk Juara I Business Plan Competition HIMA IPA 2021

Tim dari UNY yang beranggotakan Inaz Azmi Auliannisa (mahasiswa program studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran 2019), Agnesti Cahya Diartyani (S1 Pendidikan Akuntansi 2018), Fairus Rahmi (S1 Akuntansi 2019), dan Arief Kurniawan (S1 Pendidikan IPA 2019), berhasil meraih Juara 1 dalam acara Business Plan Competition 2021 yang diselenggarakan HIMA IPA UNY, Sabtu (12/6) lalu.

Membawa ide berjudul Platform Service-Go, tim yang diberi nama "Bengkel Yuk" ini berhasil keluar sebagai pemenang dari sepuluh tim yang masuk pada babak final.

Pages