SDGs #13 Iklim

ICEBESS 2025 Highlights Global Academic Collaboration for Sustainable Development

The 2025 International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Sciences (ICEBESS), organized by the Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY), once again served as a global forum for academic dialogue. Held virtually via Zoom, the conference gathered more than 500 participants, including lecturers and students from various universities in Indonesia and abroad, to explore the intersection of ethics, economics, and sustainability.

ICEBESS 2025 featured three distinguished keynote speakers representing both academic and professional expertise: Ms. Elizabeth Voong from Elizabeth Voong and Company CA, Dr. Amelia Pérez García from the University of Murcia, Spain, and Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D. from Universitas Sebelas Maret (UNS), Indonesia. In addition to the plenary session, the conference also hosted 53 papers presented in parallel sessions covering a wide range of topics, including economics, education, and management.

In his opening remarks, Dr. Sutirman, M.Pd., Dean of FEB UNY, expressed that ICEBESS serves as a vital platform for strengthening academic contributions to global challenges. Prof. Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro, M.Pd., Ph.D., Vice-Rector for Academic Affairs at UNY, also highlighted the importance of cross-disciplinary research and collaboration in achieving sustainable development.

The first keynote speaker, Ms. Elizabeth Voong, presented a session titled “Fraud Observation and Business Sustainability”, emphasizing the importance of ethical governance in maintaining business continuity. She pointed out that integrity-based corporate practices not only prevent financial loss but also build public trust. Data-driven approaches to fraud detection, she noted, are essential in fostering transparency and accountability in organizations.

Meanwhile, Dr. Amelia Pérez García delivered a presentation on “Sustainability as a Driver for Growth and Development”, discussing how education, technology, and innovative business models are becoming the key enablers of sustainable progress. Through four main pillars—human capital, social cohesion, economic prosperity, and environmental protection—she argued that sustainability should no longer be seen as a cost, but as a source of innovation, resilience, and competitiveness.

The final keynote, Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D., explored the nexus between financial inclusion, digital technology, and economic growth. Drawing on data from 84 countries, he demonstrated that digital innovation significantly enhances financial access and drives economic expansion, especially in developing nations. He further emphasized that FinTech has the potential to create new employment opportunities and reduce unemployment when supported by adaptive labor market policies.

ICEBESS 2025 reaffirmed its relevance to the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly Goal 8 (Decent Work and Economic Growth), Goal 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), and Goal 13 (Climate Action). By integrating education, technology, and ethical policymaking, the conference underscored academia’s essential role in advancing inclusive and sustainable development. (fdh)

ICEBESS 2025 Tekankan Kolaborasi Akademik untuk Pembangunan Berkelanjutan

Konferensi Internasional on Ethics of Business, Economics, and Social Sciences (ICEBESS) 2025 yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) kembali menjadi ruang diskusi ilmiah lintas negara. Mengusung tema besar etika dan keberlanjutan dalam ekonomi dan bisnis, kegiatan yang digelar secara daring melalui Zoom ini diikuti lebih dari 500 peserta, terdiri atas dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.

ICEBESS 2025 menghadirkan tiga pembicara utama yang mewakili perspektif akademik dan profesional internasional: Ms. Elizabeth Voong dari Elizabeth Voong and Company CA, Dr. Amelia Pérez García dari University of Murcia, Spanyol, serta Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D. dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Indonesia. Sesi Plenary ini dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FEB UNY, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D. Selain sesi plenary, konferensi ini juga memuat 53 makalah yang dipresentasikan dalam sesi paralel mencakup bidang ekonomi, pendidikan, dan manajemen.

Dalam sambutannya, Dekan FEB UNY, Dr. Sutirman, M.Pd., menyampaikan bahwa konferensi ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kontribusi akademisi terhadap isu-isu global. Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Rektor UNY Bidang Akademik, Prof. Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro, M.Pd., Ph.D., yang menekankan pentingnya riset lintas disiplin untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan.

Pembicara pertama, Ms. Elizabeth Voong, mengulas topik “Fraud Observation and Business Sustainability”, menyoroti pentingnya tata kelola yang berintegritas dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Ia menekankan bahwa praktik bisnis beretika tidak hanya mencegah kerugian finansial, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi. Pendekatan deteksi dan pencegahan kecurangan yang berbasis data disebutnya sebagai kunci dalam menciptakan budaya transparansi di sektor korporasi.

Sementara itu, Dr. Amelia Pérez García membawakan materi bertajuk “Sustainability as a Driver for Growth and Development”. Ia menjelaskan bagaimana pendidikan, teknologi, dan model bisnis baru kini menjadi motor penggerak utama bagi pembangunan berkelanjutan. Melalui empat pilar — human capital, social cohesion, economic prosperity, dan environmental protection — Dr. García menegaskan bahwa keberlanjutan tidak lagi dipandang sebagai biaya, melainkan sebagai sumber inovasi, ketahanan, dan daya saing ekonomi global.

Topik berikutnya disampaikan oleh Prof. Irwan Trinugroho, Ph.D., yang membahas hubungan antara financial inclusion, digital technology, dan economic growth. Berdasarkan kajiannya terhadap 84 negara, ia menunjukkan bahwa teknologi digital berperan penting dalam memperluas akses keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di negara berkembang. Prof. Irwan juga menyoroti peran FinTech dalam menciptakan peluang kerja baru serta menekan angka pengangguran ketika didukung oleh regulasi ketenagakerjaan yang adaptif.

Konferensi ini menegaskan relevansi penelitian terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke-8 (Decent Work and Economic Growth), ke-9 (Industry, Innovation and Infrastructure), serta ke-13 (Climate Action). Melalui sinergi pendidikan, teknologi, dan kebijakan publik yang beretika, ICEBESS 2025 menegaskan peran penting dunia akademik dalam memperkuat fondasi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. (fdh)

Satu Pohon, Satu Harapan, Satu Masa Depan: Mahasiswa FEB UNY Tanamkan Kepedulian Lingkungan Lewat Program GROW

Tim mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Student Development Program (SDP) dengan tema “(GROW) Green Responsibility for Our World: One Tree, One Hope, One Future”. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan di kalangan siswa SMP Negeri 2 Manisrenggo melalui edukasi, diskusi, dan aksi nyata peduli lingkungan.

Tim pelaksana kegiatan terdiri atas mahasiswa FEB UNY dengan A. Soffi sebagai fasilitator, diketuai oleh Aqila Evania Fidela, dibantu oleh Najma Salsabila Putri (Sekretaris), Khoirin Giantika (Bendahara), serta beberapa koordinator dan staf bidang, di antaranya Niken Syafitri, Melda Aulia, Afiq Isnan Fathin, Kalisa Nova Hartamaji, Zildjianiko Firdzan Organi, Dzaki Nur Dzihni Akmal, Nabila Husnul Lathifah, Irene Mellyshaningrum, dan Melani Eviana Dewi.

Kegiatan GROW dilaksanakan pada Selasa, 23 September 2025, bertempat di SMP Negeri 2 Manisrenggo, dengan dukungan dari para guru dan pihak sekolah. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan dari pihak sekolah, ketua pelaksana, serta fasilitator, diikuti dengan penyerahan simbolis sertifikat dan tanaman sebagai tanda dimulainya program.

Rangkaian kegiatan GROW terdiri atas empat bagian utama, yaitu penyuluhan, diskusi kelompok, aksi lingkungan, dan presentasi apresiasi. Pada sesi penyuluhan, peserta mendapatkan materi mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup dan dampak nyata dari aktivitas manusia terhadap bumi. Para siswa diajak memahami bagaimana peran kecil mereka dapat memberi dampak besar dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau.

Selanjutnya, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) diadakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam forum ini, siswa berdiskusi mengenai permasalahan lingkungan di sekitar sekolah dan mencari solusi sederhana yang bisa diterapkan, seperti pengelolaan sampah, penanaman pohon, dan efisiensi penggunaan air.

Tahapan berikutnya adalah Action Plan, di mana seluruh peserta secara langsung melakukan aksi penanaman pohon dan pembersihan lingkungan sekolah. Selain itu, mereka juga diajak membuat karya ecoprint, yaitu proses mencetak motif alami dari daun pada kain mori sebagai media kampanye kreatif untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga menguatkan pesan bahwa pelestarian lingkungan bisa dilakukan melalui seni dan kolaborasi.

Setelah sesi aksi, setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi dan karya mereka dalam kegiatan presentasi dan awarding. Tim pelaksana memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif dan ide kreatif mereka dalam mendukung program lingkungan di sekolah.

Selama pelaksanaan kegiatan, antusiasme peserta terlihat tinggi. Para siswa menunjukkan semangat dalam berdiskusi, bekerja sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan lapangan. Guru pendamping pun menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini karena sejalan dengan visi sekolah dalam mewujudkan lingkungan belajar yang hijau dan berkelanjutan.

Selain memberikan pengalaman edukatif, kegiatan GROW juga menanamkan nilai-nilai kerja sama, tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap lingkungan di kalangan generasi muda. Melalui kegiatan ini, tim pengabdi berharap siswa dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah.

Kegiatan GROW: Green Responsibility for Our World berjalan dengan lancar, interaktif, dan penuh semangat. Melalui aksi penanaman pohon, pembuatan karya ecoprint, dan diskusi inspiratif, kegiatan ini memberikan harapan bahwa satu langkah kecil dapat membawa masa depan yang lebih hijau bagi bumi.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan program GROW dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat budaya peduli lingkungan di SMP Negeri 2 Manisrenggo serta menjadi program yang mendukung Adiwiyata dan Tri Darma Perguruan Tinggi.

Sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan, program GROW berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Goal 4: Quality Education melalui pembelajaran kontekstual di bidang lingkungan, Goal 13: Climate Action melalui aksi penanaman pohon dan mitigasi perubahan iklim, serta Goal 15: Life on Land dengan menjaga keberlanjutan ekosistem darat. Selain itu, kegiatan ini juga mencerminkan Goal 17: Partnerships for the Goals melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dalam membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan. (sff)

Pages