Wafatnya Darsono Kehilangan Besar bagi UNY

Universitas Negeri Yogyakarta dan secara khusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY kehilangan salah satu alumni terbaiknya kala Dr. (H.C.) Drs. H. Darsono meninggal dunia, Sabtu (30/12) lalu. Darsono adalah lulusan Pendidikan Ekonomi Koperasi kala UNY masih bernama IKIP Negeri Yogyakarta. Lahir dan tumbuh di keluarga yang tidak mampu, Darsono terpaksa bekerja sembari bersekolah SMA dan kuliah kala itu. Seusai lulus, Darsono kemudian menjalani sejumlah pekerjaan, mulai dari guru SMEA, berbisnis barang elektronik, hingga office boy.

Pria asal Bantul ini tidak lama kemudian mendirikan Yayasan Sasmita Jaya yang mengakuisisi pengelolaan Universitas Pamulang. Mimpinya untuk membantu kaum tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi terwujud di universitas ini. Universitas Pamulang menetapkan uang kuliah yang murah dan bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Dari yang semula jumlah dosennya lebih banyak, kini Universitas Pamulang sudah memiliki puluhan ribu mahasiswa dari berbagai kelompok masyarakat. Sasmita Jaya bahkan kini tidak hanya mengelola Universitas Pamulang, tetapi beberapa perguruan tinggi swasta dan sekolah.

Berkat kontribusinya ini, Darsono beberapa kali diundang ke stasiun televisi hingga kemudian mendapatkan gelar “Doktor Honoris Causa” Bidang Manajemen Perguruan Tinggi oleh Universitas Negeri Yogyakarta pada 2018 lalu. Mendapatkan gelar doktor tidak mengubah karakter Darsono yang peduli dengan kaum miskin. Dirinya tetap berupaya menjalankan berbagai bisnis agar usahanya di bidang pendidikan terus berkembang. Kini Sasmita Jaya memiliki sejumlah lini usaha lain seperti air minum kemasan, bank perkreditan rakyat, hingga perusahaan kontraktor.

UNY dan khususnya FEB UNY juga beberapa kali mengundangnya untuk menjadi narasumber terutama dalam acara-acara alumni. Kontribusi dan jejak semangatnya di bidang pendidikan tentu layak menjadi teladan bagi siapapun baik yang merasa tidak mampu secara ekonomi – karena dirinya pun berangkat dari ekonomi lemah – maupun yang merasa memiliki harta berlebih – karena usahanya dia gunakan untuk memajukan pendidikan. Semoga akan lahir Darsono-Darsono lainnya yang berjuang memberikan akses pendidikan berkualitas bagi kalangan tidak mampu. (fdhl-ed:ekky)

Nilai Tersirat Studi di Luar Negeri: Perjalanan Hani di Inggris

Hanifah Amalia Putri, mahasiswi FE UNY program studi D4 Akuntansi angkatan 2019, mengaku senang bisa menginjakkan kaki di Inggris. Saat ini, Hani berkesempatan belajar selama satu semester di University of Nottingham, UK melalui program beasiswa IISMA untuk program vokasi (IISMAVO). IISMA atau Indonesia International Student Mobility Awards merupakan skema beasiswa Pemerintah Republik Indonesia untuk mendanai mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri. Mahasiswa sarjana dan diploma dapat menghabiskan satu semester di universitas mitra di luar negeri untuk belajar, merasakan budaya negara tuan rumah, dan melakukan tugas praktik untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Hani berangkat dari Indonesia pada 30 September 2022, dan akan menyelesaikan studinya selama 4 bulan, hingga 28 Januari 2023. Hani mengatakan bahwa Inggris adalah negara impiannya sejak kecil yang hanya bisa dilihat di layar televisi. “Dari sini timbul keinginan saya untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Pilihan pertama saya adalah University of Nottingham, dan akhirnya panitia memutuskan untuk menempatkan saya di sini. Mimpi saya akhirnya menjadi kenyataan," jelas Hani.

Sejak duduk di bangku SMA, Hani sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri karena percaya dengan berbagai manfaat mengenyam pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, mengikuti program tersebut menjadi langkah awal dan motivasi tersendiri baginya untuk mengasah soft skill dan hard skill, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta belajar beradaptasi dengan negara lain. “Menurut saya, belajar dan tinggal di luar negeri adalah cara yang tepat untuk berkembang dan mengeluarkan versi terbaik dari diri saya dengan mengeksplorasi keterampilan dan minat saya di berbagai bidang. Selain itu tentunya pengalaman berharga ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperluas sudut pandang saya. Saya tidak hanya belajar tentang sistem pendidikan, tetapi juga tentang cara hidup, persahabatan, dan banyak lagi," jelas Hani.

Hani menikmati kehidupannya di kampus, baik akademik maupun non akademik. Dia terpesona oleh budaya dan kehidupan mahasiswa di sana. “Menyenangkan dan nyaman. Kampusnya mengesankan, dan fasilitasnya lengkap. Dosen di sini menyiapkan dan menjelaskan materi dengan totalitas,” ungkapnya. “Ditunjang dengan fasilitas dan teknologi yang mumpuni, sistem yang terstruktur, dan dosen juga selalu berusaha membuat mahasiswanya nyaman dan memahami materi yang disampaikan,” tambahnya.

Namun, pada awalnya, ia mengaku proses adaptasi di Inggris cukup berat. Hani kesulitan memahami logat British ketika dosen sedang menjelaskan perkuliahan. Namun, kata dia, justru itulah tantangannya. Dengan begitu, dia harus belajar dua kali lebih keras. Tidak hanya adaptasi bahasa, Hani juga harus menyesuaikan diri dengan cuaca di Inggris. Pada bulan pertama, ia mengaku mengalami perubahan drastis. Dia tidak enak badan selama beberapa hari karena cuaca. “Tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa. Kalau ada yang paling saya rindukan dari Indonesia tentu saja makanannya, karena orang lokal Inggris tidak makan nasi. Yang ternyata menarik orang-orang di sini antusias menyapa. dan saling mengenal. Tapi ini tetaplah United Kingdom. Rakyatnya menjunjung tinggi prinsip liberalisme," tegasnya.

Hal yang paling membuat Hani terkesan adalah ketika dia bisa belajar, bersosialisasi, dan bisa mengenalkan Indonesia kepada orang-orang di luar negeri. “Senang sekali bisa merasakan belajar di kelas, berinteraksi dengan orang-orang dari dalam dan luar negeri, mengenalkan budaya dan kehidupan dari negara sendiri, dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang hanya bisa saya lihat di internet atau televisi,” ujar mahasiswa prodi D4 Akuntansi ini.

Michelle Obama pernah berkata, “Manfaat belajar di luar negeri hampir tidak ada habisnya,” — dan Hani membuktikan sendiri pernyataan itu. Ia mengajak mahasiswa FE UNY untuk tidak berhenti berusaha jika ingin meraih cita-citanya, terutama belajar di luar negeri. “Untuk mencapai tujuan membutuhkan proses dan waktu; dan hasilnya bukan sekarang, tapi pasti suatu saat nanti. Karena itu yang hanya bisa kita perjuangkan adalah jangan menyerah, terus tingkatkan ilmu dan kemampuan, raih prestasi, dan jangan ragu untuk berusaha,” pungkas Hani. (hani/fdhl-ed:lia)

 

 

The Untold Value of Study Abroad: IISMA's Journey in the United Kingdom

Hanifah Amalia Putri, an FEB UNY student majoring in Diploma in Accounting class of 2019, admitted that she was happy to have set foot in the United Kingdom. Currently, Hani has the opportunity to study for one semester at the University of Nottingham, UK through the IISMA scholarship program for vocational students (IISMAVO). IISMA is the Indonesian International Student Mobility Award, which is the Government of the Republic of Indonesia’s scholarship scheme to fund Indonesian students for mobility programs at top universities overseas. Undergraduate and vocational students can spend one semester at the overseas partner university to study, experience the host country's culture, and undertake practical assignments to enhance their skills.

Hani departed from Indonesia on September 30, 2022, and will complete her studies for 4 months until January 28, 2023. Hani said that the United Kingdom had been her dream country since childhood, which could only be seen on television screens. "From here, my desire arose to get a scholarship to study abroad. My first choice was the University of Nottingham and finally, the committee decided to place me here. My dream has finally come true," Hani said in her statement.

Ever since she was in high school, Hani had dreamt of going to study abroad because she believed in the various benefits of education and experience. Therefore, participating in such a program becomes her first step and her motivation to hone her soft skills and hard skills, improve her knowledge and experience, and learn to adapt to other countries. “In my opinion, studying and living abroad is the right way to evolve and bring out the best version of myself by exploring my skills and interests in various fields. Besides that, of course, this valuable experience is very useful to add insight and broaden my point of view. Not only do I learn about education systems, but also about ways of life, friendships, and many more," explained Hani.

Hani enjoys her life on campus, both academic and non-academic. She was fascinated by the culture and student life there. “It's fun and comfortable. The campus is impressive and the facilities are equipped. The lecturers here prepare and explain the material with totality," she said. "It is supported by qualified facilities and technology, a structured system, and the lecturers also try to make their students comfortable and understand the material presented," she added.

However, at first, she admitted that the adaptation to life while in the United Kingdom was quite heavy. Hani had difficulty understanding the British accent when the lecturer was explaining lectures. However, she said, that is precisely the challenge. That way, she has to study twice as hard. Not only language adaptation, but Hani also has to adjust to the weather in the United Kingdom. In the first month, she admitted that she experienced a drastic change. She had not been feeling well for several days due to the weather. "But eventually I got used to it. If there's something I miss the most from Indonesia, it's, of course, the food, because local people don't eat rice. What's also interesting, it turns out that people here are enthusiastic to greet and get to know each other. But this is still the United Kingdom. The people uphold the principles of liberalism," she insisted.

The thing that impressed Hani the most was when she was able to study, socialize, and be able to introduce Indonesia to people abroad. "It is great to experience learning in class, interacting with people from within and outside the country, introducing culture and life in my own country, and of course traveling to places that I could only see on the internet or television," said this Accounting student.

Michelle Obama once said, “The benefits of studying abroad are almost endless,” — and Hani lives up to that statement. She invited FEB UNY students not to stop trying if they wanted to achieve their dreams, especially studying abroad. “To achieve your goal requires process and time; the result is not now, but definitely at some point in the future. In consequence, what we can only strive for is not to give up, keep on to increase knowledge and abilities, gain achievements, and don't hesitate to try," concluded Hani. (hani/fdhl-ed:lia)

Kisah Alya di Jepang: Sekarang Kamu Mandiri!

Alya Tarisha Ramadhina Imam Putri, mahasiswa Program Studi Akuntansi berhasil mengikuti program Student Exchange dari Aichi University of Education di Jepang (AUE). Dia berbagi kisah tentang aktivitasnya, berbagai pengalamannya, dan teman-temannya selama programnya.

"Kabar menakutkannya adalah kamu sendirian, tapi kabar baiknya adalah sekarang kamu mandiri".

Saya menemukan sebuah video saat saya sedang melihat-lihat TikTok yang mengatakan bahwa "sendirian" akan membuatmu tidak nyaman, dan saya bisa memahaminya. Waktu itu, saya sangat senang mendengar kabar saya terpilih sebagai mahasiswa pertukaran, tetapi pada saat yang sama saya dapat merasakan kegugupan dalam diri saya dan seketika itu bahkan saya ragu apakah saya pantas dan mampu. Tak disangka, semua rasa pahit itu sirna begitu saja saat menginjakkan kaki di sini, di Jepang. Dua bulan telah berlalu dengan cepat. Beradaptasi dengan budaya baru, bersosialisasi dengan teman yang beragam, dan belajar di luar bidang studi saya, semuanya berjalan dengan sangat baik.

Percaya atau tidak, bisa beradaptasi dengan budaya baru adalah sesuatu yang saya cari ketika saya memutuskan untuk mendaftar di program ini. Saya senang bisa perlahan-lahan membenamkan diri dalam budaya Jepang sambil memperkenalkan budaya Indonesia di sini. Selain itu, saya juga mendapatkan paparan budaya yang lebih beragam dan unik saat saya bertemu teman-teman dari seluruh dunia di asrama saya di sini. Bagian terbaiknya adalah saya dapat mempelajari budaya mereka secara pribadi dari teman sejati dan mencoba memahami sudut pandang mereka! Saya sangat bersemangat untuk meningkatkan pengetahuan saya tentang nilai, norma, bahasa, adat, tradisi, agama, dan makanan mereka!

Selain bersosialisasi dengan teman-teman internasional, universitas saya juga mengadakan kegiatan dengan banyak komunitas Jepang. Sampai sekarang, saya sudah mengikuti acara komunitas berkebun. Di sana saya membantu para anggota komunitas untuk membersihkan kebun dan memanen makanan. Yang menyenangkan, saya sempat diwawancarai dan tampil di TV dengan berpartisipasi dalam program ini. Saya juga mengikuti homestay online (via zoom) dengan sejumlah orang tua dan mereka sangat senang berbicara dengan saya dan juga tertarik dengan budaya Indonesia. Selasa ini, saya juga akan berpartisipasi dalam klub origami dengan siswa sekolah menengah dan guru! Saya sudah tidak sabar lagi untuk mengikutinya.

Selain itu, kegiatan belajar juga menjadi sangat menantang, menarik, dan mengasyikkan karena mata kuliah yang saya pilih masih baru dan di luar bidang studi saya di Indonesia. Di sini saya dapat mengambil bagian dan berpartisipasi lebih banyak selama kelas. Di kelas Komunikasi Bahasa Inggris & Bahasa Inggris Lanjutan, saya dapat lebih banyak bercakap-cakap dengan beberapa siswa Jepang yang juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka. Kegiatan ini sangat menantang tetapi menyenangkan karena saya mendapat banyak teman baru melalui kelas-kelas ini. Di kelas Pendidikan Dunia & Komunikasi Lisan, saya mengikuti debat, membangun opini, dan berbicara dengan percaya diri selama kelas. Selanjutnya, di kelas Cross-Cultural Understanding, saya belajar tentang berbagai budaya yang berbeda secara ilmiah dari buku & sastra. Terakhir, di kelas bahasa Jepang, saya belajar bahasa Jepang mulai dari dasar. Sebelum mengikuti kelas, saya sangat khawatir dengan kemampuan bahasa Jepang saya, tetapi untungnya universitas memberi saya kelas dasar dengan dosen yang hebat. Saya bersenang-senang selama kelas ini karena saya belajar bahasa dari penutur asli.

Baru saja, video yang algoritmenya sudah dihitung secara cermat memengaruhi saya melakukan hal-hal yang menakutkan dan saya setuju dengan itu. Peluang datang bersamaan dengan rasa takut.. Jadi, ambil saja kesempatan itu dan mulailah lakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan. Percayalah, rasa takut akan sirna saat Anda melakukannya. (fdhl/alya-ed: lia)

A Story of Student Exchange to Japan: You're on Your Own Now

Alya Tarisha Ramadhina Imam Putri, a student in the Accounting Study Program has managed to participate in Aichi University of Education (AUE) Student Exchange program. She shared her story about her activities, her experiences, and her friends during the program.

“The scary news is you’re on your own, but the cool news is you’re on your own now”.

I bumped into a video as I scrolled down my TikTok saying that being on your own will lead you to bittersweet feelings and I can relate to that. I was thrilled to hear the news that I'm chosen as an exchange student. However, at the same time, I can feel nervous all over my body and I'm doubting my worth and capabilities. Unexpectedly, all those bitter feelings just faded away as I stepped my foot here, in Japan. Two months have passed swiftly. Adapting to new cultures, socializing with diverse friends, and studying beyond my field of study all went really well.

Believe it or not, being able to adapt to the new culture was something I'm looking for when I decided to enroll in this program. I'm glad that I can slowly immerse myself in Japanese culture while introducing Indonesia's culture here. On top of that, I also get more diverse and unique cultural exposure as I meet friends from all around the world in my dormitory here. The best part is that I can learn about their culture personally from real friends and try to understand their point of view! I'm really excited to enhance my knowledge about their value, norm, language, custom, traditions, religion, and food!

Besides socializing with international friends, my university also provides activities with many Japanese communities. Up until now, I have already participated in a gardening community event. There I helped members to clean the garden and then harvest the food. Fun fact, I got interviewed and appeared on TV by participating in this program. I also went to an online (zoom) homestay with the elderly. They were really excited to talk to me and interested in Indonesia's culture. This Tuesday, I will also participate in an origami club with middle schoolers and teachers! I'm really looking forward to that one.

Next, studying has also become really challenging, interesting, and exciting since the courses I chose were new and beyond my field of study in Indonesia. Here I get to take part and participate more during the class. In my English Communication & Advanced English class, I get to have more conversations with some Japanese students who also use English as their second language. It's challenging but fun because I made a lot of new friends through these classes. On the other side, in my World Education & Oral Communication class, I get to arguing, building opinions, and speaking confidently during class. Furthermore, in my Cross-Cultural Understanding class, I learn about different cultures scientifically from books & literature. Lastly, in my Japanese language class, I get to learn the Japanese language starting from the basics. Before joining the class, I was dead worried about my Japanese language skill, but luckily my university provides me with a basic class with a great lecturer. I had a good time during this class since I got to learn the language from a native speaker.

Just now, an algorithmically calculated video told me to do things scared, and I agree with that. New opportunities will come in a pack with fear. So, just take those opportunities and start to do things you want to do. Believe me, the fear will melt away as you do it. (fdhl/alya-ed: lia)

Lecturers of FE Help Improving Tourism Village in Community Services

Tourism is one sector that has attractiveness and plays an important role in improving the regional economy. The potential of nature, culture, and creative human resources can provide great benefits for the country and the region. Law Number 10 of 2009 concerning tourism states that tourism development is needed to encourage the equal distribution of business opportunities and gain benefits and be able to face the challenges of changing local, national, and global life (Ethika, 2016). Therefore, the development of soft skills and hard skills of the community in developing the potential of tourist areas is considered very important.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) through one of the activities of the Tridharma Perguruan Tinggi (Tridharma of Higher Education), namely Community Service, provides support for the development of the tourism sector in Kebonagung Tourism Village, Imogiri, Bantul, Yogyakarta Special Region (DIY). Previously, through the Holistic Village Development and Empowerment Program (PHP2D) organized by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, UNY also took part in repairing the Groundisill Park tourist spot belonging to the Kebonagung Tourism Village which was carried out by the Student Executive Board of the Student Families of the Faculty of Economics UNY ( BEM KM FE UNY) in 2021. This time, UNY plans to develop the Javanese Farmers Museum by implementing the E-Museum through the creation of a bilingual website and QR Code. This program is a form of devotion for FE lecturers through DIPA FE UNY funds in 2022 with devotees, namely Dr. Sutirman, S.Pd., M.Pd., Ariadie Chandra Nugraha, S.T.M., M.T., and Rullyana Puspitaningrum Mamengko, S.Pd., M.M. with several students of the Faculty of Economics. In practice, the service team developed the Kebonagung Tourism Village website to add interesting content, included the QR Code for the Java Tani Museum, and optimized features on the Online Travel Agent (OTA) account.

On August 22, 2022, the research team held a Community Service Forum Group Discussion (FGD) as well as Training on Making Tour Packages and Optimizing Online Travel Agent Accounts (OTA) in Kalurahan Kebonagung, Imogiri, Bantul, DIY. The event started with remarks from Sutirman as the head of the community service team, which was then continued by the chairman of the Tourism Awareness Group (POKDARWIS) Kebonagung Yulianto.

The participants received presentations on tour package training materials and registration and management of OTA accounts by Yusup Hendriyanto. The resource person presented the material theoretically and practically, and also tried to carry out two-way communication by inviting participants to discuss the material in the middle of the presentation.

At the FGD, the team also explained the website www.wisatadesakebonagung.com, its features, and the application of the QR Code. The activity went smoothly and enthusiastically, as seen from the enthusiasm of the participants in listening to the material and discussing in the question and answer session. In addition, participants provided some input to the team regarding the content of the website. The suggestion was well received by the team as input for improving the website.

Before the photo session, this FGD was closed with a closing session by Sutirman. In closing, Sutirman thanked the Kebonagung Village Head for the permission and support given, as well as to all parties who had participated in supporting the implementation of the FGD activities. It is hoped that through the FGD, the community can develop a tourism village marketing strategy through digital media platforms in the form of websites and social media. Tourism village managers are encouraged to enrich tour packages so that they can attract more tourists to visit the Kebonagung Tourism Village. Attractive tour packages will be able to increase the number of visitors and consequently provide an impact on increasing the income of the community and village government. (ed-fadhli/lia&ekky)

 

Sutirman, dkk. Bantu Pengelolaan Desa Wisata Kebonagung Melalui Optimalisasi Website & Akun OTA

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki daya tarik dan berperan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Potensi alam, budaya, maupun sumber daya manusia yang kreatif dapat memberikan keuntungan yang besar bagi negara maupun daerah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global (Ethika, 2016). Oleh karena itu, pengembangan soft skill dan hard skill dari masyarakat dalam mengembangkan potensi daerah wisata dinilai sangat penting. 

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui salah satu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian pada Masyarakat, memberikan dukungan terhadap pengembangan bidang pariwisata di Desa Wisata Kebonagung, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelumnya melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, UNY juga ikut andil dalam memperbaiki spot wisata Taman Groundisill milik Desa Wisata Kebonagung yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY (BEM KM FE UNY) pada tahun 2021. Kali ini, UNY berencana mengembangkan Museum Tani Jawa dengan menerapkan E-Museum melalui pembuatan website bilingual dan QR Code. Program ini merupakan bentuk pengabdian dosen FE melalui dana DIPA FE UNY tahun 2022 dengan para pengabdi yaitu Dr. Sutirman, S.Pd., M.Pd., Ariadie Chandra Nugraha, S.T.M., M.T., dan Rullyana Puspitaningrum Mamengko, S.Pd., M.M. bersama beberapa mahasiswa Fakultas Ekonomi. Pada pelaksanaannya, tim pengabdi mengembangkan website Desa Wisata Kebonagung untuk menambahkan konten-konten yang menarik, pencantuman QR Code Museum Tani Jawa, dan optimalisasi fitur-fitur pada akun Online Travel Agent (OTA).

Pada 22 Agustus 2022, tim peneliti menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus Pelatihan Pembuatan Paket Wisata dan Optimalisasi Akun Online Travel Agent (OTA) di Kalurahan Kebonagung, Imogiri, Bantul, DIY. Acara dimulai dengan sambutan dari Sutirman selaku ketua tim pengabdi, yang kemudian dilanjutkan oleh ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kebonagung Yulianto.

Para peserta mendapatkan pemaparan materi pelatihan paket wisata dan pendaftaran serta pengelolaan akun OTA oleh Yusup Hendriyanto. Narasumber menyampaikan materi secara teoritis dan praktis, dan juga mencoba melakukan komunikasi dua arah dengan mengajak diskusi para peserta di tengah pemaparan materinya. 

 Pada FGD tersebut, tim pengabdi juga memaparkan tentang website www.wisatadesakebonagung.com, fitur-fiturnya, serta penerapan QR Code. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan penuh semangat, terlihat dari antusiasme peserta dalam menyimak materi dan berdiskusi pada sesi tanya jawab. Selain itu, peserta memberikan beberapa masukan kepada tim pengabdi terkait isi website. Saran tersebut diterima baik oleh tim pengabdi sebagai bahan masukan untuk mengembangkan website yang lebih baik lagi.

Sebelum sesi foto, FGD ini ditutup dengan sesi penutup oleh Sutirman. Sutirman mengucapkan terima kasih kepada Lurah Kebonagung atas izin dan dukungan yang diberikan, serta kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mendukung terselenggaranya kegiatan FGD. Harapannya, melalui FGD tersebut, masyarakat dapat mengembangkan strategi pemasaran Desa Wisata melalui platform media digital dalam bentuk website dan media sosial.  Para pengelola Desa Wisata didorong memperkaya paket-paket wisata agar dapat lebih menarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Kebonagung. Paket-paket wisata yang menarik akan dapat meningkatkan jumlah pengunjung sehingga berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah desa. (fdhl/rllyna-ed: ekky-lia)

SMK Ash Shofa Visit: Digital Archive Management is an Important Skill

The Faculty of Economics received a visit from SMK As-Shofa Tasikmalaya, Tuesday (18/10). This visit was attended by 25 students from the Accounting department and 7 teachers, taking part in the practice of digital document management at the Laboratory of Office Administration Education Study Program FE UNY. In his remarks, the Principal of SMK As-Shofa, Undang Faojudin, S.Ag, M.Pd., said that students were indeed invited to visit some universities and to gain useful experience and insight. While the Head of the Department of Administrative Education, Dr. Rosidah, M.Sc., said that this training does not seem to be related to the (Accounting) field of study. "But actually, digital archive management skills are very much needed nowadays and are still relevant to the accounting field," she said.

Students of SMK As-Shofa Tasikmalaya follow the practical activities of managing digital documents in the Laboratory of Office Administration Education Study Program FE UNY which is guided by lecturer Danang Setya Ramadhani, S.Pd., M.P.A and assisted by laboratory assistants for Office Administration Education. This practice explains all kinds of archives, how to store them, and the importance of digitally managing documents or archives. In addition to the theoretical explanation, students of SMK As-Shofa Tasikmalaya got the opportunity to practice digital archive storage using a scanner and then practice how to store digital archives using the subject system.

The students of SMK As-Shofa Tasikmalaya were very enthusiastic about learning to manage digital documents. It is hoped that they can better understand how important it is to manage documents or archives digitally in the current era. "Hopefully this laboratory visit can contribute to their competence," said Rosidah. (ed-fdhl-ekki)

Kunjungan SMK Ash Shofa: Kearsipan Digital Keterampilan Penting di Era Saat Ini

Fakultas Ekonomi menerima kunjungan dari SMK As - Shofa Tasikmalaya, Selasa (18/10). Kunjungan ini dihadiri oleh 25 siswa dan siswi dari jurusan Akuntansi dan 7 guru pendamping untuk mengikuti praktik pembelajaran mengelola dokumen digital di Laboratorium Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMK As-Shofa, Undang Faojudin, S.Ag, M.Pd., menyampaikan bahwa para siswa memang diajak untuk mengunjungi sejumlah perguruan tinggi dan mendapatkan pengalaman serta wawasan di luar kelas. Sementara Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi, Dr. Rosidah, M.Si., menyampaikan pelatihan ini memang kelihatannya tidak berhubungan bidang studi. “Tetapi sebenarnya keterampilan dan kemampuan pengelolaan arsip secara digital sangat diperlukan dalam dunia perkantoran saat ini dan masih relevan dengan bidang akuntansi,” ucapnya.

Siswa siswi SMK As-Shofa Tasikmalaya mengikuti praktik pembelajaran mengelola dokumen digital di Laboratorium Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY yang dipandu oleh dosen Danang Setya Ramadhani, S.Pd. M.P.A dan dibantu oleh para asisten laboratorium (aslab) Pendidikan Administrasi Perkantoran. Praktik ini menjelaskan mengenai serba-serbi arsip, bagaimana cara penyimpanannya, dan apa pentingnya melakukan pengelolaan dokumen atau arsip secara digital. Selain pemaparan materi, siswa siswi SMK As-Shofa Tasikmalaya mendapatkan kesempatan praktik penyimpanan arsip digital menggunakan scanner dan kemudian mempraktekkan cara penyimpanan arsip digital menggunakan sistem subjek.

Siswa-siswi SMK As-Shofa Tasikmalaya sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti rangkaian kegiatan praktik pembelajaran mengelola dokumen digital. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ke depannya mereka dapat lebih memahami bagaimana pentingnya mengelola dokumen atau arsip secara digital di era saat ini. “Semoga kunjungan laboratorium ini dapat memberikan dampak positif dan kebermanfaatan bagi kita semua,” pesan Rosidah. (ed-fdhl/ekki)

SMK N 1 Pengasih Had a Practical on FE UNY Laboratory

The Department of Administrative Education had a visit from SMK N 1 (State Vocational High School 1) Pengasih, Monday (3/10). Seventy-two students took part in office technology practical activities in the laboratory of the Department of Administrative Education. The students were accompanied by a supervisor who provided material and practical on how to use office equipment properly. The school delegation led by the Principal of SMK N 1 Pengasih was received by the Head of the Department of Administrative Education, Dr. Rosidah, M.Si. in the Auditorium FE UNY.

The practical of office technology training carried out at the Office Technology Laboratory and guided by Danang Setya Ramadhani, S.Pd., M.PA, and assisted by laboratory assistants. The practical in the office technology laboratory invited the students to know more about equipment that is often used in an office. They got an understanding of the use of these tools, the importance of these tools for offices, as well as the advantages and disadvantages of office equipment. In addition to oral material, the students also carried out document binding practical; they are guided on how to bind documents or put together documents using a binding machine.

Rosidah said in her welcome speech, with the introduction of office technology and the practical of using office tools, it is hoped that they can understand the urgency of office technology tools that are always updating and innovating. "Skills in mastering office technology will be very useful in the future," she said. (ed-fdhl/lia)

Pages