Developing Internal Quality Assurance System Planning Model for Vocational Schools, Umi Earns a Doctoral Degree

Siti Umi Khayatun Mardiyah, a lecturer in the Administrative Education Department of FEB UNY, successfully defended her dissertation in the Education Management doctoral program at the Faculty of Education and Psychology (FIPP), last Monday (5/6). The open doctoral exam session was led by the Chief Examiner Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd., and the board of examiners consisting of Prof. Dr. Lia Yuliana, M.Pd. (Secretary of Examiners), Prof. Dr. Muhyadi (Promoter 1), Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D. (Promoter 2), Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. (Examiner 2), and Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. (Examiner 1 from State University of Malang).

Umi defended her dissertation entitled "Model of Strategic Planning of Risk Management-Based Internal Quality Assurance Systems in Vocational High Schools in the Special Region of Yogyakarta". This dissertation aims to produce a model of a risk management-based internal quality assurance system (SPMI) for vocational high schools (SMK). This research seeks to find weaknesses and obstacles in the SPMI model that had been implemented, produce a new conceptual model, and test the model to determine its validity and practicality.

In her research, Umi stated that the SPMI model implemented currently has been in accordance with the demands of the Education Office. However, this model has not met the needs of quality assurance as a whole. Therefore, the risk management-based SPMI strategic planning model serves as a school guide in preparing a strategic plan by considering risk aspects. The results of the validity test of the SPMI strategic planning model based on risk management at SMK are very valid with an average score of 4.6. While the results of the practicality test of this model are very practical with an average score of 4.57. Thus the risk-based SPMI strategic planning model is declared suitable for use by SMKs as a guide for preparing SPMI strategic planning in schools.

Kembangan Model Perencanaan SPMI bagi SMK, Umi Raih Gelar Doktor

Dosen Departemen Pendidikan Administrasi FEB UNY, Siti Umi Khayatun Mardiyah berhasil mempertahankan disertasinya dalam program doktoral prodi Manajemen Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) UNY, Senin (5/6) lalu. Dalam sidang ujian terbuka yang dipimpin Ketua Penguji Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd., turut menjadi dewan penguji yaitu Prof. Dr. Lia Yuliana, M.Pd. (Sekretaris Penguji), Prof. Dr. Muhyadi (Promotor 1), Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D. (Promotor 2), Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. (Penguji 2), dan Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. (Penguji 1 dari Universitas Negeri Malang).

Umi mempertahankan disertasinya yang berjudul "Model Perencanaan Strategis Sistem Penjaminan Mutu Internal Berbasis Manajemen Risiko pada Sekolah Menengah Kejurusan di Daerah Istimewa Yogyakarta". Disertasi ini bertujuan untuk melahirkan model perencanaan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) berbasis manajemen risiko bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) . Penelitian ini berupaya menemukan kelemahan dan hambatan dalam model SPMI yang selama ini telah dijalankan, menghasilkan model konseptual yang baru, dan mengujicobakan model konseptual untuk mengetahui tingkat validitas dan kepraktisannya.

Dalam penelitiannya, Umi menyatakan bahwa model SPMI yang selama ini telah diterapkan sebenarnya sudah sesuai tuntutan Dinas Pendidikan. Namun model tersebut belum mempertimbangkan kebutuhan penjaminan mutu secara menyeluruh. Oleh karena itu, model perencanaan strategis SPMI berbasis manajemen risiko menjadi panduan sekolah dalam menyusun Rencana Strategis dengan mempertimbangkan aspek risiko. Hasil uji validitas model perencanaan strategis SPMI berbasis manajemen risiko pada SMK adalah sangat valid dengan rata-rata 4.6. Sedangkan hasil uji kepraktisan model ini adalah sangat praktis dengan rata-rata 4,57. Dengan demikian model perencanaan strategis SPMI berbasis risiko ini dinyatakan layak digunakan oleh SMK sebagai panduan untuk menyusun perencanaan strategis SPMI di sekolah. (fdhli)

Magfirani: Sekilas Pengalaman Pertukaran Mahasiswa

Waktu berlalu begitu cepat. Saya masih ingat betapa gugupnya saya di hari pertama saya di kelas, dan sekarang saya sudah harus bersiap untuk meninggalkan negara ini.

Belajar di Universitas Kasetsart (KU) di Thailand dan mendapatkan kesempatan untuk mengambil jurusan keahlian saya adalah bagian paling menarik dari program pertukaran mahasiswa ini. Saya bisa belajar lebih banyak tentang pemasaran. Saya bisa mengenal penduduk setempat dengan baik karena mayoritas teman saya adalah orang Thailand. Saya dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya, baik itu berbicara, mendengarkan, dan menulis. Saya juga bisa keluar dari zona nyaman.

Di sini, saya terdaftar di tiga kelas berbeda, yaitu pemasaran pariwisata, komunikasi pemasaran terpadu, dan pemasaran digital. Masing-masing kelas ini memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebelum kita masuk ke detail masing-masing kelas, saya ingin memberi tahumu tentang bagaimana kami memanggil profesor kami di Thailand. Jadi, di Thailand, ada dua kata yang digunakan untuk kata "guru". Mereka adalah 'Kru' dan 'Ajarn' dalam bahasa Thailand. Keduanya berarti guru. Tapi kami biasanya memanggil profesor kami "Ajarn". Nah, sekarang, mari kita gali lebih dalam seperti apa kelas yang saya ikuti.

Di kelas pemasaran pariwisata, dosen lebih cenderung mengarahkan para mahasiswa untuk bekerja dalam kelompok, dan ada kuis kecil sebelum memasuki minggu ujian tengah semester dan akhir semester. Sedangkan di kelas komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication), profesor kami menekankan kerja kelompok untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis saat membuat kampanye pemasaran yang kreatif. Dan terakhir, dalam pemasaran digital, Profesor Matthew memberi para mahasiswa kesempatan untuk memilih apakah akan bekerja secara kelompok atau individu. Dia biasanya memberi kami tugas mingguan dan bahkan memberi kami buku gratis yang ditulis olehnya.

Selain kelas perkuliahan, saya juga bergabung dengan klub yaitu Klub Muslim Universitas Kasetsart. Di klub ini, saya bisa berbagi pengalaman religius saya dengan teman-teman muslim Thailand; kami membahas isu-isu terkini dan bagaimana menghadapinya sebagai perwakilan pemuda; dan masih banyak lagi. Saya juga dapat bertemu dengan mahasiswa muslim Thailand lainnya di luar universitas saya; yaitu dari Universitas Thammasat dan Universitas Chulalongkorn.

Ketika orang bertanya kepada saya, "Apakah kamu hanya punya teman Thailand di sana?" Jawabannya adalah tidak. Berkat asrama saya, banyak mahasiswa internasional dari Jepang, Prancis, Rusia, Republik Ceko, India, Kamboja, Myanmar, dan masih banyak lagi yang tinggal di asrama kami. Pengalaman multikultural yang tidak bisa kami dapatkan dari tempat lain ini adalah sesuatu yang sangat saya syukuri.

Keikutsertaan dalam program pertukaran mahasiswa ini telah membuka mata saya tentang seberapa besar pengaruhnya bagi saya secara pribadi. Saya dapat merasakan tempat dan budaya baru, berteman dengan orang dari seluruh dunia, dan mendapatkan perspektif global.

Seluruh pengalaman ini akan bertahan dalam hati dan pikiran saya selamanya.

Saya tidak percaya bahwa saya berada dalam posisi di mana saya telah menyelesaikan ujian akhir dan tugas akhir saya. Sekarang saya magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok dan saya ditempatkan di Fungsi Ekonomi.

Last but not least - sedikit kutipan. Ucapan selamat tinggal mungkin terasa selamanya. Kata perpisahan seolah akhir segalanya. Tapi di hatiku ada kenangan dan kamu akan selalu ada. (mgfrn-trnslt-fdhl)

 

Magfirani: A Glimpse of Becoming an Exchange Student

Magfirani, a student of Management Study Program tells her story during her student exchange program in Thailand:

The time passes by so fast. I can still remember how awkward I was on my first day of class, and now I am preparing to leave this country.

Studying at Kasetsart University in Thailand and getting the opportunity to major in my expertise is the most exciting part of this study exchange. I can learn more about marketing. I can understand the locals well because most of my friends are Thai citizens. I can improve my English skills, whether speaking, listening, or writing. I can also get out of my comfort zone.

Here, I am enrolled in three different classes; tourism marketing, integrated marketing communication, and digital marketing. Each of these classes provides a unique way of studying. However, before we jump into the details of each class, I would like to inform you about how we called our professor in Thailand. So, in Thailand, two words are used for the English word "teacher"; they are "Kru" and "Ajarn" in Thai. They both mean teachers, but we usually call our professor "Ajarn". Now, let's dig more into what my class looks like.

In Tourism Marketing, our professor is more likely to direct us to work in a group, and there is a small quiz before entering midterm and final exam weeks. While in Integrated Marketing Communication (IMC), our professor emphasizes group work to encourage students to think critically when creating creative marketing campaigns. Lastly, in digital marketing, Professor Matthew gives us a chance to choose whether to work by group or by individual. He usually gives us a weekly task and even gives us a free book written by him.

Apart from class, I also joined a club. It is the Kasetsart University (KU) Muslim Club. In this club, I can share my religious experiences with my Thai Muslim friends; we discuss current issues and how to combat them as a youth representative; and so much more. I was also able to meet other Thai Muslim students outside my university; to be precise, they are from Thammasat University and Chulalongkorn University.

When people asked me, "Do you only have Thai friends there?" The answer is no. Thanks to my dormitory, many international students from Japan, France, Russia, the Czech Republic, India, Cambodia, Myanmar, and more are living at our dormitory. This multicultural experience that we get nowhere else is something that I am grateful for.

Being involved in this student exchange has opened my eyes to how much of an impact it has had on me. I can experience new places and cultures, make friends from other parts of the world, and gain a global perspective.

This whole experience would last in my heart and mind forever.

I can’t believe that I am in a position where I have already finished my final exam and final project. At the moment, I am doing my internship at the Embassy of The Republic of Indonesia in Bangkok and positioned in Fungsi Ekonomi.

Last but not least - a little quote. Goodbye may seem forever. Farewell is like the end. But in my heart is the memory, and there you will always be.

Delivering Green Marketing, Tony Wijaya is A New Professor in FEB UNY

Tony Wijaya, a lecturer in the Department of Management, was inaugurated as a Professor in the Field of Marketing Management at the Faculty of Economics and Business (FEB) UNY at a ceremony at the UNY Rectorate, last Saturday (6/5). Tony delivered a speech entitled "Green Marketing Orientation in Creating a Sustainable Business".

Lately, the theme of "back to nature" seems to be echoing a lot. The negative effects of using non-natural materials are increasingly being felt by humans and the environment. This is supported by scientific data from researchers and environmentalists that damage to nature and health occurs all over the world and is followed by other phenomena such as global warming, production waste, pollution, and others.

This environmental issue also turns out to be undeniably touching and endangering the business world. Today, society views companies that are unable to manage the environment as not viable businesses and will be abandoned by the market. Companies are considered to have a social responsibility towards the environment as has been done in the corporate social responsibility (CSR) scheme. The industrial world is socially responsible for maintaining the environment proportionally.

Therefore, green marketing appears as a solution to efforts to maintain the sustainable existence of a business cycle. Environmentally-oriented marketing or green marketing aims to make the business approach sustainable and go hand in hand with the interactional balance of consumers with nature.

Green marketing trends have also received attention from researchers. The number of publications and research citations on green marketing, especially in the period 1977 to. 2020 as quoted from Saleem et al. (2021) shows improvement.

According to Tony, several factors cause companies to implement green marketing. First, the factor of corporate social responsibility is an important industry issue. Second, many governments in the world have now established rules to save the environment from industrial impacts. Third, green marketing orientation is a competitive advantage for businesses, and companies that implement it tend to gain public sympathy. Fourth, green marketing provides opportunities for companies to be more efficient in production and at the same time reach environmentally conscious consumers. (fdhl)

Angkat Tren Pemasaran Hijau, Tony Guru Besar Manajemen Pemasaran UNY

Tony Wijaya dosen Departemen Manajemen dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY pada upacara di Rektorat UNY, Sabtu (6/5) lalu. Tony menyampaikan pidato berjudul "Orientasi Pemasaran Hijau dalam Mewujudkan Bisnis yang Berkelanjutan". 

Akhir-akhir ini, tema "kembali ke alam" atau "back to nature" seolah ramai digaungkan. Efek negatif dari penggunaan bahan-bahan non alami makin dirasakan oleh manusia dan lingkungan. Hal ini didukung dengan data-data ilmiah para peneliti dan pemerhati lingkungan bahwa kerusakan alam dan kesehatan terjadi di seluruh penjuru dunia dan diikuti fenomena lain seperti pemanasan global, limbah produksi, tingkat polusi yang meningkat tajam, dan lainnya.

Isu lingkungan ini juga ternyata tidak bisa dipungkiri menyentuh dan membahayakan dunia bisnis. Dewasa ini, masyarakat memandang perusahaan yang tidak mampu mengelola lingkungan bukanlah bisnis yang layak dan akan ditinggalkan oleh pasar. Perusahaan dinilai harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan seperti yang sudah dilakukan dalam sekma corporate social responsibility (CSR). Dunia industri bertanggung jawab secara sosial untuk memelihara lingkungan secara proporsional.

Oleh karena itu, pemasaran hijau muncul sebagai solusi terhadap upaya penjagaan eksistensi berkelanjutan sebuah siklus bisnis. Pemasaran berwawasan lingkungan atau pemasaran hijau ini bertujuan agar pendekatan bisnis menjadi berkelanjutan dan berjalan seiring dan keseimbangan interaksional konsumen dengan alam.

Tren pemasaran hijau juga mendapat perhatian dari para peneliti. Jumlah publikasi dan sitasi penelitian mengenai pemasaran hijau terutama pada kuru 1977 s.d. 2020 sebagaimana dikutip dari Saleem et al. (2021) menunjukkan peningkatan.

Menurut Tony, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan menerapkan pemasaran hijau. Yang pertama, faktor tanggung jawab sosial perusahaan adalah isu penting industri. Kedua, kini telah banyak pemerintah di dunia yang menetapkan aturan untuk menyelamatkan lingkungan dari dampak industri. Ketiga, orientasi pemasaran hijau menjadi keunggulan daya saing bisnis dan perusahaan yang menerapkan cenderung mendapatkan simpati masyarakat. Keempat, pemasaran hijau memberikan peluang bagi perusahaan untuk lebih efisien dalam produksi dan sekaligus menjangkau konsumen yang sadar lingkungan. (fdhl)

FEB UNY Study Programs Gain International Accreditation

Twenty-five participants took part in the March 2023 graduation ceremony, last Monday (3/4) at the Auditorium of the Faculty of Economics and Business (FEB) UNY. The best graduate with the highest grade point average (GPA) of 3.85 was Arina Hibatal Maula from the Bachelor of Accounting Education Study Program. The graduation ceremony was attended by Heads of Departments, Study Program Coordinators, and faculty leaders.

In his remarks, the Dean of FEB UNY, Dr. Siswanto, M.Pd., congratulated the graduates. “You have all officially become alumni. Therefore, preserve the reputation and tradition of the faculty as stated in our Prasetya Alumni (Alumni Oath). GPA and degree only bring you to the administrative desk. The rest is how you show your soft skills to your colleagues," he explained.Surat Keputusan Akreditasi dan Sertifikasi dari FIBAA

Apart from that, Siswanto also reported that FEB UNY had just received international accreditation. Following the decision of the FIBAA Accreditation and Certification Committee (Foundation for International Business Administration Accreditation) issued on March 22, 2023, five study programs received FIBAA accreditation. Field Assessment by the FIBAA Accreditation and Certification Committee was carried out online in November 2022.

FIBAA is an international accreditation body based in Bonn, Germany, and was founded in 1994. The focus of this non-profit organization is to guarantee and develop the quality of higher education. In the assessment process, FIBAA takes Objectives criteria; Admissions; Contents, Structure, Didactical concept, Employability; Academic Environment and Framework Conditions; and Quality Assurance and Documentation. FIBAA has been recognized as an international accreditation body by the Indonesian government with the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 83/P/2020.

“This certainly should be a motivation for us to be more productive and of good quality. In addition, we also need to thank various parties, one of which is the alumni. Therefore, it is your duty in the future to continue the good performance of the alumni. The good performance of the alumni which is conveyed through tracer studies can be a good input for the faculty," said Siswanto. (fdhl)

 

Tim FEB UNY Raih Juara 3 Lomba Bulu Tangkis Dies ke-59 UNY

Tim Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) meraih prestasi di ajang Lomba Bulu Tangkis antar fakultas yang diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-59 UNY, Selasa-Rabu (2-3/5) lalu. Dalam ajang tahunan ini, tim Putra FEB UNY yang berlaga di grup B meraih posisi akhir sebagai Juara 3. Sementara itu, tim Putri FEB UNY mengakhiri perjalanan sebagai Juara 3 Grup A.

Tim Putra FEB UNY yang diperkuat di antaranya oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Sumber Daya Dr. Ali Muhson dan sejumlah dosen serta tendik ini mengawali kiprah di hari pertama dengan baik di mana mereka memenangi partai pertama melawan Fakultas Vokasi (FV) dengan skor akhir 3-2. Namun hal tersebut tidak mampu diulangi saat menghadapi FMIPA dan harus mengakui kekalahan dengan skor 1-4. 

Pada hari kedua, tim Putra FEB UNY berhasil mengatasi tim Sekolah Pascasarjana (SPs) dengan skor 3-2 setelah sebelumnya harus menelan kekalahan dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) 2-3. Hasil ini menempatkan tim Putra FEB UNY pada peringkat ketiga grup B di bawah FIPP dan FMIPA.

Di kategori putri, Tim Putri FEB UNY yang berlaga di grup A berhasil menang atas FMIPA 2-1 pada partai perdana. Di partai kedua melawan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, FEB kalah tipis 1-2. Di hari kedua, Tim Putri FEB UNY meraih kemenangan tipis 2-1 atas Rektorat. Raihan ini mengantarkan Tim Putri FEB UNY di peringkat ketiga di bawah unggulan FIKK dan tuan rumah FMIPA pada grup A.

Hal yang menjadi catatan tersendiri adalah setiap pertandingan FEB UNY selalu ramai karena para pemain dan ofisial tim selalu memadati lapangan tempat di mana tim sedang bermain. Teriakan dan yel-yel sering terdengar menggema di GOR UNY tersebut sehingga suasana menjadi meriah. 

Sementara pada cabang olahraga dies lainnya, tenaga kependidikan FEB UNY Roni Septianto, S.Pd.SD. berhasil menjadi juara 1 lomba lari Dies Natalis ke-59 UNY pada nomor 5,9 km di kategori usia 35 tahun ke atas, Minggu (7/5) lalu. Bahkan jika digabungkan dengan seluruh kategori, Roni menempati posisi umum kedua di bawah pemenang pertama yang berlaga di kategori usia lebih muda. (fdhl)

Lima Program Studi FEB UNY Terakreditasi Secara Internasional

Sebanyak 25 peserta mengikuti upacara yudisium periode Maret 2023, Senin (3/4) lalu di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY. Peserta dengan Indeks Prestasi Tertinggi sebesar 3,85 yaitu Arina Hibatal Maula dari Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi angkatan 2019. Yudisium menjadi acara resmi di mana para mahasiswa dianggap lulus secara akademik dan berhak menyandang gelar sesuai keilmuan masing-masing. Upacara yudisium dihadiri oleh para Ketua Departemen, Koordinator Program Studi, serta para pimpinan fakultas.

Dalam sambutannya, Dekan FEB UNY, Dr. Siswanto, M.Pd., menyampaikan ucapan selamat kepada para lulusan. “Anda telah resmi menjadi alumni. Oleh karena itu, jagalah nama baik fakultas sebagaimana Prasetya Alumni yang telah diucapkan tadi. IPK dan gelar hanya mengantarkan Anda sampai meja administrasi saja. Selebihnya adalah bagaimana Anda menunjukkan softskill Anda kepada kolega kerja Anda,” terangnya.Surat Keputusan Akreditasi dan Sertifikasi dari FIBAA

Selain itu, Siswanto juga mengabarkan bahwa FEB UNY juga baru saja mendapatkan akreditasi internasional. Sesuai dengan keputusan Komite Akreditasi dan Sertifikasi FIBAA (Foundation for Internasional Business Administration Accreditation) yang terbit pada 22 Maret 2023, lima program studi mendapatkan akreditasi FIBAA. Asesmen Lapangan oleh Komite Akreditasi dan Sertifikasi FIBAA telah dilaksanakan pada November 2022 lalu secara daring.

FIBAA adalah lembaga akreditasi internasional yang berpusat di Bonn, Jerman dan didirikan sejak tahun 1994. Fokus lembaga nirlaba ini adalah dalam rangka penjaminan dan pengembangan kualitas pendidikan tinggi. Dalam proses asesmen, FIBAA mengambil kriteria Objectives; Admission; Contents, Structure, Didactical concept, Employability; Academic Environment and Framework Conditions; dan Quality Assurance and Documentation. FIBAA telah diakui sebagai lembaga akreditasi internasional oleh pemerintah Indonesia dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 83/P/2020.

“Hal ini tentu patut menjadi motivasi bagi kita untuk lebih produktif dan berkualitas. Selain itu, kita juga perlu berterima kasih kepada berbagai pihak, salah satunya adalah para alumni. Oleh karena itu, tugas Anda di masa depan untuk melanjutkan kinerja yang baik dari para alumni. Kinerja yang baik dari para alumni yang disampaikan melalui tracer study dapat menjadi bahan masukan yang baik bagi fakultas,” lanjut Siswanto. (fdhl)

 

Michigan State University Visit FEB UNY

The Faculty of Economic and Business (FEB) UNY had a visit from the delegations of Michigan State University (MSU) United States of America last Friday (24/3). This visit is part of partnership explorations between UNY and MSU. Four lecturers from MSU, namely Samantha Caughlan, Ph.D., Dr. Nancy Romig, Dr. Gail Richmond, and Dr. Alyssa Morley, visited four faculties at UNY. During her visit to FEB, Samanta Caughlan was received by the Deputy Dean for Academic, Student, and Alumni Affairs, the Deputy Dean for Research, Cooperation, Information Systems, and Business, and the Heads of Departments and lecturer representatives at FEB UNY. In addition, the event was also attended by five students who were taking Educational Practices.

At FEB UNY, Caughlan visited several Educational Practice classes. In these classes, Caughlan observed the teaching and learning activities. Sometimes, Caughlan asked the accompanying lecturer, Budi Tiara Novitasari, M.Sc., and Arum Darmawati, M.M., about something she didn’t know.

In addition to the observation session, MSU held discussions with the Educational Practice students. Caughlan shared ideas with lecturers and students involved in Educational Practice activities. "It's interesting to know how UNY prepares its students to become good teachers. Besides that, I also want to know how students are guided during the teaching practice process at school," she said.

The head of the Accounting Education program, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D., stated that students are well prepared. “Before teaching in school, students are given pedagogic materials and educational ethics. On the other hand, they have to take the micro-teaching course with classmates in small groups,” said Ani.

In line with that, students also conveyed that the campus provided the facilities and materials to prepare them to become teachers. They also received lecturers’ guidance several times while practicing at school and the guidance of the supervising teacher.

The MSU delegates were officially welcomed at the rectorate building by UNY leaders. The Rector and Chairman of the Board of Trustees (Majelis Wali Amanat) of UNY also gave their welcoming speech. Chairman of the UNY MWA, Prof. Suyanto, Ph.D., is a familiar figure for MSU. This FEB UNY professor is also an MSU alumnus and one of the recipients of the MSU Best Alumni Award (Distinguished International Alumni Award) in 2019. (fdhl-tr:lia&ekki)

Pages